Selasa, 28 Oktober 2008
What A Day
Kamis, 23 Oktober 2008
Field Trip : Wonthaggi
Wonthaggi ini sebetulnya adalah salah satu tujuan wisata juga di Victoria, letaknya di South Gippsland, menuju ke Phillips Island. Sering disebut-sebut sebagai tempat dengan pemandangan pantai yang menakjubkan, dan memang benar...sepanjang jalan saya bengoooong aja.. Subhanallah... baguuus banget deh. Well, sayangnya field trip kami bukanlah ke pantai itu.
Tujuan utama dari field trip ini adalah meninjau lokasi yang direncanakan sebagai tempat untuk deslainatipn plant nya Victoria. Desalination plant? Apa itu? Intinya sih, desal plant itu adalah unit penyulingan air laut hingga layak untuk dikonsumsi. Kenapa kami meninjau tempat ini, adalah karena rencana pendirian desal plant ini sendiri sebenernya banyak menimbulkan kontroversi. Dari pihak penduduk lokal, mereka sendiri menolak pendirian desal plant ini. Mungkin bukan menolak sih ya, mereka merasa proses pendirian desal plant ini tidak transparan. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja pemerintah sudah mengumumkan bahwa desal plant itu akan didirikan disana. Sementara pemerintah sendiri berkeras bahwa pendirian desalplant ini memang krusial, mengingat ketersediaan air di Australia yang diperhitungkan akan semakin kritis dan tidak bisa mengimbangi kebutuhan. Yang menarik adalah, salah satu materi dalam field trip itu adalah sesi presentasi. Untuk sesi pertama, yang presentasi wakil dari komunitas lokal. Jadi dalam rangka menolak pendirian desal plant itu, mereka mendirikan semacam organisasi lokal, "Your Water Your Say". Jadi mereka menjelaskan kepada kami alasan mengapa mereka menolak pendirian desal plant itu, dan kronologis kejadian mulai dari mereka pertama kali mendengar berita tentang pendirian desal plant itu, dan perjuangan mereka untuk meminta kejelasan tentang hal tersebut. Sesi kedua, yang presentasi adalah orang dari Departement of Sustainability and Environment Victoria, yaitu instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pendirian desalplant tersebut. Mereka menjelaskan pentingnya pendirian desal plant bagi Australia dan mengapa Wonthaggi yang dijadikan lokasi. Bagus juga, jadi kita bisa tahu dua sisi yang berbeda dari satu masalah *dan bukankah seharusnya memang begitu? :p*
Selain presentasi itu, kami juga melihat lokasi yang disebut sebagai Wonthaggi Windfarm. Jadi kan ceritanya salah satu yang dipermasalahkan, desal plant itu tentunya akan intens dalam hal penggunaan energi, yang ujung-ujungnya adalah emisi gas rumah kaca. Nah, katanya solusinya adalah menggunakan energi alternatif. Karena di daerah tersebut sangaaat berangin, jadilah wind energy disebut-sebut sebagai sumber energi yang akan digunakan. Walaupun jujur saja, kami sangaaat meragukan hal itu. It's called a windfarm, but there are only 6 windmill there! Bahkan salah satunya sepertinya rusak, karena tidak berputar sama sekali. Well, anyway, si desalination plant sendiri sampai sekarang belum dibangun, masih dalam tahap persiapan dan perencanaan. Kabarnya, desalination plant yang direncanakan ini akan menjadi the biggest desalplant in the Southern hemisphere. Oh really?? We'll just wait and see then...
Rencana DSE Victoria mengenai Wonthaggi desalination plant bisa dilihat disini, sementara informasi mengenai Wonthaggi wind farm bisa dilihat disini.
Royal Botanical Gardens Melbourne + Shrine of Remembrance
Rute perjalanan, dari Flinders Street Station, carilah trem no. 3, 5, 8, 16, 64 atau 67. Jangan naik Kopaja 66, itu ke Blok M. Turun di stop No. 20, jalan lurus ke arah keramaian, maka anda akan sampai di Royal Botanical Gardens nya Melbourne.
Dilihat dari namanya, jelas saja atraksi utama *kalau memang bisa disebut atraksi* adalah taman. Taman-taman, mungkin lebih tepatnya. Royal Botanical Gardens Melbourne ini (atau RBG aja deh, pegel ngetik nama lengkapnya) adalah salah satu taman tertua di kota Melbourne. Sebenernya salah satu tujuan utama taman ini didirikan waktu itu adalah untuk "menyamakan" Melbourne dengan kota-kota di Inggris. Ya maklumlah, waktu awal mulai berdiri kan para pendatang banyak yang dari Inggris, dan mereka merindukan taman-taman di tanah air mereka sendiri. Jadilah taman ini dibangun... Well, anyway, kembali ke kenapa saya menyebut bahwa ini adalah kumpulan taman-taman. Karena di area yang luas banget itu (yang pasti saya dan Iin berasa jalan kami udah nyaris menyaingi suster ngesot gara-gara mengelilingi sebagian kecil taman ini) ada beberapa taman dengan tema sendiri-sendiri. Camelia Gardens, Australian forest, Rose Collection, African Garden, dan banyak lagi... Buat yang mau bikin foto pre-wedding, monggo...banyak banget spot yang bagus disini untuk beradegan mesra ala film India. Yang lagi pengen arisan keluarga dengan suasana alami, taman ini juga bisa jadi pilihan. Dan oh, bagi para mahasiswa yang jatah bulanan mulai menipis, tetap bisa berpiknik ria disini, karena free entrance!
Di sebelah RBG Melbourne, ada spot yang juga menarik untuk didatangi: Shrine of Remembrance. Ini adalah bangunan untuk menghormati jasa para prajurit Australia dan New Zealand yang tergabung dalam ANZAC, alias Australian-New Zealand Army Corps. Jadi mungkin semacam Taman Makam Pahlawan gitu kali ya, tapi tanpa makam. Hmm..atau mungkin Tugu Pahlawan? Well, anyway... Bentuk gedung ini yang paling menarik bagi saya, seperti kuil. Saya sepertinya nyaris ga bakalan kaget kalo tiba-tiba ada Hercules tiba-tiba nongol keluar dari gedung ini. Free entrance juga, dan salah satu hal yang akan kita lihat begitu masuk adalah deretan medali penghargaan. Banyaaaaak banget. Masuk ke dalam, ada The Crypt, ruangan dengan bendera-bendera kehormatan dan patung perunggu yang menampilkan sosok pejuang mereka.
Naik ke bagian atas, kita bisa keluar menuju balkon, dan melihat Melbourne dari ketinggian. Such a beautiful view. Sayangnya waktu kita kesana, langit sedang berhiaskan awan tebaaal.... However, it's worth it...walaupun perjuangan naik ke balkon itu cukup membuat kaki saya minta ditempeli salonpas *dan inget, kami baru saja berkeliling ria di RBG*.
Liputan versi Iin bisa dibaca disini dan disini, dan foto-foto lainnya sudah saya pajang disini
Minggu, 19 Oktober 2008
Sinetron Episode 3 - Lanjutan Kejadian Bodoh
Sabtu, 18 Oktober 2008
Ada Di Mana Ya?
Skripsiku sendiri sekarang ada dimana ya???
Jadi gini, skripsiku dulu disusun berdasarkan hasil penelitian dimana aku terjebak selama 2 semester alias setahun di dalam lab gara-gara prosedur yang selalu berubah sesuai mood pembimbingku. Penelitianku dulu soal kitosan dan asam humat, masih yang simpel sih, soal adsorpsi. Kata dosenku dulu, karena modifikasi yang kami lakukan waktu itu masih relatif sangaaat baru, jadi aplikasinya untuk adsorpsi logam dulu.
Nah, begitu aku mulai ngedosen di Unlam (yang adalah singkatan dari Universitas Lambung Mangkurat, bukan Universitas Lampung!), masih belum ada yang spesifik mengembangkan kitosan, padahal menurutku prospeknya bagus banget untuk dikembangkan di Kalsel. Mulailah aku merintis pengembangan penelitian di bidang kitosan, mulai dari PKM, Penelitian DM. Dan Alhamdulillah, ada beberapa dosen yang juga tertarik dan ikut mengembangkannya.
Lalu apa hubungannya dengan skripsiku? Hmm...para mahasiswa yang terlibat penelitian yang terkait dengan kitosan lalu pada ngantri pinjem skripsinya aku. Dengan alasan supaya punya dasar ilmu tentang kitosan dan modifikasinya. Selain itu, mereka juga biasanya nyari contoh aplikasi Persamaan Isoterm Adsorpsi Langmuir (tsaaaahhh...berasa karen dah gua nulisnya) dari skripsiku itu.
Dan sekarang, aku sudah tidak bisa melacak lagi...dimanakah skripsiku itu sekarang beradaaa??? Aku nanya sama si X, dia bilang si Y yang sekarang megang, kata si Y, udah dia kesihkan sama Z dari kapan, Z lalu bilang, kalo kayaknya terkahir yang pinjem si A... Pokoknya mah riweh! Duhai mahasiswaku..balikin..oh.oh..balikiiiiin....!!!
Kamis, 16 Oktober 2008
Penting: Ingatlah yang Dilakukan di Pagi Hari...
[PAGI HARI]
Bangun, cuci muka + gosok gigi, masukin cucian ke mesin cuci, terus sarapan sambil minum kopi. Karena harus menyelesaikan tugas, saya memutuskan HARUS ke perpustakaan, kalo di rumah aja ngerjainnya, yang ada saya ngelingker di tempat tidur. Jadi, setelah adegan menjemur-jemur dilewati dengan sukses, langsung mandi, dan siap berangkat. Nah, tiba-tiba saya lagi pengen mempraktekkan precautionary principle, jadi laptop saya tinggal di kamar, tapi saya sembunyikan. Biasanya sih masuk lemari, tapi karena udah rada telat, saya ambil langkah praktis aja, laptopnya saya sembunyikan di bawah quilt alias selimut tebal yang terlipat rapi dengan manisnya di ujung tempat tidur saya. Beres. Nobody will know that it's there (but if you happen to know anyone who wants to setal my lovely lappy, please don't tell them!)
[SORE HARI]
Pulang dari kampus, langsung berleyeh-leyeh di tempat tidur. Karena jendela kamar saya menghadap ke barat dan hari sudah menjelang sore, terjadilah efek local warming di kamar saya. Apalagi tempat tidur saya paaas banget di sebelah jendela. Jadi, dengan pikiran yang mulai bermeditasi untuk merenungkan mimpi (?), tangan yang meraih I-Pod untuk disetel, kaki saya menendang selimut tebal yang terlipat dengan manisnya di ujung tempat tidur saya.
GEDUBRAK!!!
Saya berpikir, sungguh suara yang tidak biasa untuk selimut tebal yang jatuh ke lantai karpet. Setengah menit kemudian, baru otak saya merewind kembali adegan pagi tadi, waktu saya menyelipkan laptop saya di bawah selimut tebal saya. Oh, oke... Pantesan aja bunyinya gedubrak ya...wong isinya laptop. Hmm...sebentar...ada yang salah...WHAT?? HUAAAA!!! Laptop guaaa.....Saya langsung melompat dari tempat tidur, langsung menuju laptop saya yang tergeletak setelah ditendang jatuh dari peraduannya...
Moral of the story: ingatlah selalu apa saja yang kau lakukan di pagi hari...
And Another One Goes By (Catatan di Ujung Semester)
Selasa, 07 Oktober 2008
Sinetron Episode Kedua
Senin, 06 Oktober 2008
ordinary day for a drama queen...
Kamis, 02 Oktober 2008
...mencari, melupakan, meninggalkan...tak semudah itu
Seribu tanya
Satu jawaban
Tiada kepastian
Yang sederhana
Mengapa harus berliku?
Seperti katamu:
“terkadang memang jiwa terlalu letih untuk bisa memahami”
Ah, seandainya saja…
hati tak serumit ini untuk diuraikan
perasaan tak sekabur ini untuk dituntaskan
dan kenangan tak semenyakitkan ini untuk dilupakan…
*seraya menekuri sebuah pesan pendek di layar ponsel*
Antara Lebaran dan General Inspection
Haloooo semuaaa…. Gimana Lebarannya niihh? Heuuuu… Yang mudik, betapa irinya saya pada anda-anda.. secara Lebaran sekaraaaaang…ku hanya titip salaaam… karena, ku tak mampu pulang, ke kampung halamaaan..
Well, anyway, mari bercerita tentang Lebaran pertama saya jauuuuh dariorang tua dan keluarga. Persiapan Lebaran tahun ini terasa begitu berbeda bagi saya, bukan hanya soal jauh dari keluarga, tapi oh tapi…tiba-tiba saja agen rumah yang meng-ageni rumah kami ini (what a waste of words…) tiba-tiba saja dengan isengnya pengen melakukan general inspection pada tanggal 2 Oktober barusan, alias hari kedua Lebaran! Haduh… Paniklah kita-kita… Sungguh bukan acara yang bersuasana Lebaran. Sebenernya kami dengan teganya sudah menuduh, bahwa sebenernya gara-gara para tetangga yang tinggal di unit 1 (pas berseberangan dengan unit kami) yang menginspirasi agen untuk melakukan inspeksi. Lha, mereka itu super berantakan!!! Halaman jatah mereka yang boro-boro diisi bunga-bunga yang bersemi, yang ada malah sampah bertebaran disana-sini. Bukannya saya yang sok iseng ngintip-ngintip, tapi dari celah pagar
Hmm… Mungkin yang membuat kami agak sedikit deg-degan adalah karena kontrak untuk unit ini adalah untuk ditinggali 2 orang, tapi berdasarkan warisan dari para penghuni sebelumnya, lounge room disulap menjadi satu kamar tidur tambahan yang sekarang ditempati M’Erni. Maka berbekalkan informasi dari temen-temen di milis plus sedikit spekulasi, kita memutuskan untuk menyandarkan tempat tidur ke dinding dalam posisi berdiri dan menggeser lemari, plus M’Erni mengungsi barang 2 jam. Apakah masalah kamar tidur itu satu-satunya yang mewarnai persiapan Lebaran kami? Hoho.. Masih ada lagi dooong… Semenjak H-3 Lebaran, kami, The Northroaders yang terdiri dari 2 gadis dan satu M’Erni, menjelma menjadi… TUKANG RUMPUT! Dengan gagah perkasa kami membabat rumput-rumput dan tanaman merambat yang ditakdirkan mengakhiri hidupnya di ujung gunting rumput kami (yang masih baru lhoooo...).
*jauh-jauh kuliah ke luar negri untuk menjadi tukang rumput*
Malamnya kami semua mengalami sindrom yang sama: kejang tangan! Besok dan lusanya, alias H-2 dan H-1, persiapan Lebaran masih dalam episode merumput. Apalagi di H-1, episode merumput kami sepertinya semakin tragis, karena kami membabat rumput di bagian belakang yang bersatu padu menjalin akar kesana kemari. Kali ini, tidak hanya kejang tangan, tapi juga encok pinggang… Selesai menuntaskan hidup para rumput sialan liar tersebut, saya dan Iin masih punya misi Lebaran, yaitu…jeng jeeeengg… Berburu Kue Lebaran ke City! Yah, lumayanlah… Saya beli setoples putri salju dan kue coklat, Iin memboyong setoples nastar dan setoples kue lainnya.
Buka puasa terakhir, dan perasaan saya campur aduk. Bahagia karena bisa menyongsong Idul Fitri, juga sedih karena..yah, Ramadhan udah lewat lagi… hiks… dan terutamaaa.. KANGEN RUMAAAAHHHHH… Sempet berurai air mata pas sholat Maghrib, karena inget Abah, Mama dan Ita. Huhuhu…mana ga ada takbiran keliling pula… Yah, paling tidak ada suara takbir dari laptopnya Iin yang mengisi rumah ini dengan sentuhan warna khas Idul Fitri…
Habis sholat Maghrib… saya memasak sodara-sodaraa!! Dengan disaksikan Iin *lengkap dengan segala supportnya yang seringkali menjatuhkan semangat (lho??)* dan M’Erni, saya bereksperimen tidak jelas berkarya di dapur.
*menjadi chef terbuang*
Saya bukan satu-satunya yang berusaha mewujudkan suasana kuliner ala Lebaran di rumah mungil ini. M’Erni sudah dari siang mempersiapkan lontong sayur, opor dan rendang. Iin bikin gulai daging dan merebus ketupat instan. Bagaimana dengan saya? Opor ayam karya saya tidak akan saya ceritakan panjang lebar, karena cuma bermodalkan sekotak bumbu instan. Tapi selain opor ayam, dalam episode Lebaran tahun ini, setelah menginterogasi bertanya pada Mama, saya meneguhkan diri untuk mencoba membuat kue lapis daging. Kalau orang Banjar sih bilangnya wadai Ipau. Sempat frustasi karena saya boseeeen banget harus memotong-motong wortel sekecil-kecil kuaci.
*kepingan wortel yang malang*
Iin sempet mencela terpesona dengan kreativitas saya menggunakan 4 lembar daun seledri dari SEIKAT penuh seledri yang saya beli di Asian Groceries Store. Anyway, setelah berakrobat berkutat di dapur selama 3 jam, berhasil juga saya membuat si lapis daging. Berapa lapis? Ratusaaan… Enggak ding, cuma 7 lapis doang…
*lapis daging aka wadai Ipau*
Kelar mengobrak-abrik memasak di dapur, acara selanjutnya, apalagi kalo bukan tiduuur. Eh, saya ga langsung tidur sih sebenernya, browsing-browsing ga jelas dulu, tapi malah menemukan sesuatuuuu… Gyahahahaha..…
Daaannn akhirnyaaa… LEBARAAAAANNN…
Kita ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, dan Alhamdulillah MIIS mengkoordinir transportasi kesana. Kami bertiga berangkat dari rumah menuju bus loop di kampus sebagai pick-up point. Dalam perjalanan ke bus loop, M’Erni sempat menjadi bukti nyata that sometimes wishes do come true… Heueeheheu…
Cukup banyak yang ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, mulai dari student berikut para dependantsnya, para Permanent Residents berikut anak-anaknya yang ngomong Inggrisnya jauuuh lebih jago daripada saya, sampai para bule juga ada. Selesai Sholat Ied, pada salam-salaman… Heuuu… kalo sudah berstatus perantauan mah, memang seharusnya semua berasa saudara.
Malamnya kami isi dengan menggeser lemari… Iyaaa…masih dalam rangka General Inspection sang perusak suasana Lebaran! Daaaan….tahukan Anda sodara-sodaraaa… akhirnya datanglah hari yang membuat H-3 sampai H-1 Lebaran kami diisi dengan kegiatan-kegiatan perkasa. General Inspection! Agennya datang (seorang wanita cantik dengan sunglasses berlabelkan Dolce-Gabbana) jam 11.05, dan pulang....pada JAM 11.10!! CUMA
Anyway, Selamat Lebaran semuanyaaaa…
Selasa, 28 Oktober 2008
What A Day
Kamis, 23 Oktober 2008
Field Trip : Wonthaggi
Wonthaggi ini sebetulnya adalah salah satu tujuan wisata juga di Victoria, letaknya di South Gippsland, menuju ke Phillips Island. Sering disebut-sebut sebagai tempat dengan pemandangan pantai yang menakjubkan, dan memang benar...sepanjang jalan saya bengoooong aja.. Subhanallah... baguuus banget deh. Well, sayangnya field trip kami bukanlah ke pantai itu.
Tujuan utama dari field trip ini adalah meninjau lokasi yang direncanakan sebagai tempat untuk deslainatipn plant nya Victoria. Desalination plant? Apa itu? Intinya sih, desal plant itu adalah unit penyulingan air laut hingga layak untuk dikonsumsi. Kenapa kami meninjau tempat ini, adalah karena rencana pendirian desal plant ini sendiri sebenernya banyak menimbulkan kontroversi. Dari pihak penduduk lokal, mereka sendiri menolak pendirian desal plant ini. Mungkin bukan menolak sih ya, mereka merasa proses pendirian desal plant ini tidak transparan. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja pemerintah sudah mengumumkan bahwa desal plant itu akan didirikan disana. Sementara pemerintah sendiri berkeras bahwa pendirian desalplant ini memang krusial, mengingat ketersediaan air di Australia yang diperhitungkan akan semakin kritis dan tidak bisa mengimbangi kebutuhan. Yang menarik adalah, salah satu materi dalam field trip itu adalah sesi presentasi. Untuk sesi pertama, yang presentasi wakil dari komunitas lokal. Jadi dalam rangka menolak pendirian desal plant itu, mereka mendirikan semacam organisasi lokal, "Your Water Your Say". Jadi mereka menjelaskan kepada kami alasan mengapa mereka menolak pendirian desal plant itu, dan kronologis kejadian mulai dari mereka pertama kali mendengar berita tentang pendirian desal plant itu, dan perjuangan mereka untuk meminta kejelasan tentang hal tersebut. Sesi kedua, yang presentasi adalah orang dari Departement of Sustainability and Environment Victoria, yaitu instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pendirian desalplant tersebut. Mereka menjelaskan pentingnya pendirian desal plant bagi Australia dan mengapa Wonthaggi yang dijadikan lokasi. Bagus juga, jadi kita bisa tahu dua sisi yang berbeda dari satu masalah *dan bukankah seharusnya memang begitu? :p*
Selain presentasi itu, kami juga melihat lokasi yang disebut sebagai Wonthaggi Windfarm. Jadi kan ceritanya salah satu yang dipermasalahkan, desal plant itu tentunya akan intens dalam hal penggunaan energi, yang ujung-ujungnya adalah emisi gas rumah kaca. Nah, katanya solusinya adalah menggunakan energi alternatif. Karena di daerah tersebut sangaaat berangin, jadilah wind energy disebut-sebut sebagai sumber energi yang akan digunakan. Walaupun jujur saja, kami sangaaat meragukan hal itu. It's called a windfarm, but there are only 6 windmill there! Bahkan salah satunya sepertinya rusak, karena tidak berputar sama sekali. Well, anyway, si desalination plant sendiri sampai sekarang belum dibangun, masih dalam tahap persiapan dan perencanaan. Kabarnya, desalination plant yang direncanakan ini akan menjadi the biggest desalplant in the Southern hemisphere. Oh really?? We'll just wait and see then...
Rencana DSE Victoria mengenai Wonthaggi desalination plant bisa dilihat disini, sementara informasi mengenai Wonthaggi wind farm bisa dilihat disini.
Royal Botanical Gardens Melbourne + Shrine of Remembrance
Rute perjalanan, dari Flinders Street Station, carilah trem no. 3, 5, 8, 16, 64 atau 67. Jangan naik Kopaja 66, itu ke Blok M. Turun di stop No. 20, jalan lurus ke arah keramaian, maka anda akan sampai di Royal Botanical Gardens nya Melbourne.
Dilihat dari namanya, jelas saja atraksi utama *kalau memang bisa disebut atraksi* adalah taman. Taman-taman, mungkin lebih tepatnya. Royal Botanical Gardens Melbourne ini (atau RBG aja deh, pegel ngetik nama lengkapnya) adalah salah satu taman tertua di kota Melbourne. Sebenernya salah satu tujuan utama taman ini didirikan waktu itu adalah untuk "menyamakan" Melbourne dengan kota-kota di Inggris. Ya maklumlah, waktu awal mulai berdiri kan para pendatang banyak yang dari Inggris, dan mereka merindukan taman-taman di tanah air mereka sendiri. Jadilah taman ini dibangun... Well, anyway, kembali ke kenapa saya menyebut bahwa ini adalah kumpulan taman-taman. Karena di area yang luas banget itu (yang pasti saya dan Iin berasa jalan kami udah nyaris menyaingi suster ngesot gara-gara mengelilingi sebagian kecil taman ini) ada beberapa taman dengan tema sendiri-sendiri. Camelia Gardens, Australian forest, Rose Collection, African Garden, dan banyak lagi... Buat yang mau bikin foto pre-wedding, monggo...banyak banget spot yang bagus disini untuk beradegan mesra ala film India. Yang lagi pengen arisan keluarga dengan suasana alami, taman ini juga bisa jadi pilihan. Dan oh, bagi para mahasiswa yang jatah bulanan mulai menipis, tetap bisa berpiknik ria disini, karena free entrance!
Di sebelah RBG Melbourne, ada spot yang juga menarik untuk didatangi: Shrine of Remembrance. Ini adalah bangunan untuk menghormati jasa para prajurit Australia dan New Zealand yang tergabung dalam ANZAC, alias Australian-New Zealand Army Corps. Jadi mungkin semacam Taman Makam Pahlawan gitu kali ya, tapi tanpa makam. Hmm..atau mungkin Tugu Pahlawan? Well, anyway... Bentuk gedung ini yang paling menarik bagi saya, seperti kuil. Saya sepertinya nyaris ga bakalan kaget kalo tiba-tiba ada Hercules tiba-tiba nongol keluar dari gedung ini. Free entrance juga, dan salah satu hal yang akan kita lihat begitu masuk adalah deretan medali penghargaan. Banyaaaaak banget. Masuk ke dalam, ada The Crypt, ruangan dengan bendera-bendera kehormatan dan patung perunggu yang menampilkan sosok pejuang mereka.
Naik ke bagian atas, kita bisa keluar menuju balkon, dan melihat Melbourne dari ketinggian. Such a beautiful view. Sayangnya waktu kita kesana, langit sedang berhiaskan awan tebaaal.... However, it's worth it...walaupun perjuangan naik ke balkon itu cukup membuat kaki saya minta ditempeli salonpas *dan inget, kami baru saja berkeliling ria di RBG*.
Liputan versi Iin bisa dibaca disini dan disini, dan foto-foto lainnya sudah saya pajang disini
Minggu, 19 Oktober 2008
Sinetron Episode 3 - Lanjutan Kejadian Bodoh
Sabtu, 18 Oktober 2008
Ada Di Mana Ya?
Skripsiku sendiri sekarang ada dimana ya???
Jadi gini, skripsiku dulu disusun berdasarkan hasil penelitian dimana aku terjebak selama 2 semester alias setahun di dalam lab gara-gara prosedur yang selalu berubah sesuai mood pembimbingku. Penelitianku dulu soal kitosan dan asam humat, masih yang simpel sih, soal adsorpsi. Kata dosenku dulu, karena modifikasi yang kami lakukan waktu itu masih relatif sangaaat baru, jadi aplikasinya untuk adsorpsi logam dulu.
Nah, begitu aku mulai ngedosen di Unlam (yang adalah singkatan dari Universitas Lambung Mangkurat, bukan Universitas Lampung!), masih belum ada yang spesifik mengembangkan kitosan, padahal menurutku prospeknya bagus banget untuk dikembangkan di Kalsel. Mulailah aku merintis pengembangan penelitian di bidang kitosan, mulai dari PKM, Penelitian DM. Dan Alhamdulillah, ada beberapa dosen yang juga tertarik dan ikut mengembangkannya.
Lalu apa hubungannya dengan skripsiku? Hmm...para mahasiswa yang terlibat penelitian yang terkait dengan kitosan lalu pada ngantri pinjem skripsinya aku. Dengan alasan supaya punya dasar ilmu tentang kitosan dan modifikasinya. Selain itu, mereka juga biasanya nyari contoh aplikasi Persamaan Isoterm Adsorpsi Langmuir (tsaaaahhh...berasa karen dah gua nulisnya) dari skripsiku itu.
Dan sekarang, aku sudah tidak bisa melacak lagi...dimanakah skripsiku itu sekarang beradaaa??? Aku nanya sama si X, dia bilang si Y yang sekarang megang, kata si Y, udah dia kesihkan sama Z dari kapan, Z lalu bilang, kalo kayaknya terkahir yang pinjem si A... Pokoknya mah riweh! Duhai mahasiswaku..balikin..oh.oh..balikiiiiin....!!!
Kamis, 16 Oktober 2008
Penting: Ingatlah yang Dilakukan di Pagi Hari...
[PAGI HARI]
Bangun, cuci muka + gosok gigi, masukin cucian ke mesin cuci, terus sarapan sambil minum kopi. Karena harus menyelesaikan tugas, saya memutuskan HARUS ke perpustakaan, kalo di rumah aja ngerjainnya, yang ada saya ngelingker di tempat tidur. Jadi, setelah adegan menjemur-jemur dilewati dengan sukses, langsung mandi, dan siap berangkat. Nah, tiba-tiba saya lagi pengen mempraktekkan precautionary principle, jadi laptop saya tinggal di kamar, tapi saya sembunyikan. Biasanya sih masuk lemari, tapi karena udah rada telat, saya ambil langkah praktis aja, laptopnya saya sembunyikan di bawah quilt alias selimut tebal yang terlipat rapi dengan manisnya di ujung tempat tidur saya. Beres. Nobody will know that it's there (but if you happen to know anyone who wants to setal my lovely lappy, please don't tell them!)
[SORE HARI]
Pulang dari kampus, langsung berleyeh-leyeh di tempat tidur. Karena jendela kamar saya menghadap ke barat dan hari sudah menjelang sore, terjadilah efek local warming di kamar saya. Apalagi tempat tidur saya paaas banget di sebelah jendela. Jadi, dengan pikiran yang mulai bermeditasi untuk merenungkan mimpi (?), tangan yang meraih I-Pod untuk disetel, kaki saya menendang selimut tebal yang terlipat dengan manisnya di ujung tempat tidur saya.
GEDUBRAK!!!
Saya berpikir, sungguh suara yang tidak biasa untuk selimut tebal yang jatuh ke lantai karpet. Setengah menit kemudian, baru otak saya merewind kembali adegan pagi tadi, waktu saya menyelipkan laptop saya di bawah selimut tebal saya. Oh, oke... Pantesan aja bunyinya gedubrak ya...wong isinya laptop. Hmm...sebentar...ada yang salah...WHAT?? HUAAAA!!! Laptop guaaa.....Saya langsung melompat dari tempat tidur, langsung menuju laptop saya yang tergeletak setelah ditendang jatuh dari peraduannya...
Moral of the story: ingatlah selalu apa saja yang kau lakukan di pagi hari...
And Another One Goes By (Catatan di Ujung Semester)
Selasa, 07 Oktober 2008
Sinetron Episode Kedua
Senin, 06 Oktober 2008
ordinary day for a drama queen...
Kamis, 02 Oktober 2008
...mencari, melupakan, meninggalkan...tak semudah itu
Seribu tanya
Satu jawaban
Tiada kepastian
Yang sederhana
Mengapa harus berliku?
Seperti katamu:
“terkadang memang jiwa terlalu letih untuk bisa memahami”
Ah, seandainya saja…
hati tak serumit ini untuk diuraikan
perasaan tak sekabur ini untuk dituntaskan
dan kenangan tak semenyakitkan ini untuk dilupakan…
*seraya menekuri sebuah pesan pendek di layar ponsel*
Antara Lebaran dan General Inspection
Haloooo semuaaa…. Gimana Lebarannya niihh? Heuuuu… Yang mudik, betapa irinya saya pada anda-anda.. secara Lebaran sekaraaaaang…ku hanya titip salaaam… karena, ku tak mampu pulang, ke kampung halamaaan..
Well, anyway, mari bercerita tentang Lebaran pertama saya jauuuuh dariorang tua dan keluarga. Persiapan Lebaran tahun ini terasa begitu berbeda bagi saya, bukan hanya soal jauh dari keluarga, tapi oh tapi…tiba-tiba saja agen rumah yang meng-ageni rumah kami ini (what a waste of words…) tiba-tiba saja dengan isengnya pengen melakukan general inspection pada tanggal 2 Oktober barusan, alias hari kedua Lebaran! Haduh… Paniklah kita-kita… Sungguh bukan acara yang bersuasana Lebaran. Sebenernya kami dengan teganya sudah menuduh, bahwa sebenernya gara-gara para tetangga yang tinggal di unit 1 (pas berseberangan dengan unit kami) yang menginspirasi agen untuk melakukan inspeksi. Lha, mereka itu super berantakan!!! Halaman jatah mereka yang boro-boro diisi bunga-bunga yang bersemi, yang ada malah sampah bertebaran disana-sini. Bukannya saya yang sok iseng ngintip-ngintip, tapi dari celah pagar
Hmm… Mungkin yang membuat kami agak sedikit deg-degan adalah karena kontrak untuk unit ini adalah untuk ditinggali 2 orang, tapi berdasarkan warisan dari para penghuni sebelumnya, lounge room disulap menjadi satu kamar tidur tambahan yang sekarang ditempati M’Erni. Maka berbekalkan informasi dari temen-temen di milis plus sedikit spekulasi, kita memutuskan untuk menyandarkan tempat tidur ke dinding dalam posisi berdiri dan menggeser lemari, plus M’Erni mengungsi barang 2 jam. Apakah masalah kamar tidur itu satu-satunya yang mewarnai persiapan Lebaran kami? Hoho.. Masih ada lagi dooong… Semenjak H-3 Lebaran, kami, The Northroaders yang terdiri dari 2 gadis dan satu M’Erni, menjelma menjadi… TUKANG RUMPUT! Dengan gagah perkasa kami membabat rumput-rumput dan tanaman merambat yang ditakdirkan mengakhiri hidupnya di ujung gunting rumput kami (yang masih baru lhoooo...).
*jauh-jauh kuliah ke luar negri untuk menjadi tukang rumput*
Malamnya kami semua mengalami sindrom yang sama: kejang tangan! Besok dan lusanya, alias H-2 dan H-1, persiapan Lebaran masih dalam episode merumput. Apalagi di H-1, episode merumput kami sepertinya semakin tragis, karena kami membabat rumput di bagian belakang yang bersatu padu menjalin akar kesana kemari. Kali ini, tidak hanya kejang tangan, tapi juga encok pinggang… Selesai menuntaskan hidup para rumput sialan liar tersebut, saya dan Iin masih punya misi Lebaran, yaitu…jeng jeeeengg… Berburu Kue Lebaran ke City! Yah, lumayanlah… Saya beli setoples putri salju dan kue coklat, Iin memboyong setoples nastar dan setoples kue lainnya.
Buka puasa terakhir, dan perasaan saya campur aduk. Bahagia karena bisa menyongsong Idul Fitri, juga sedih karena..yah, Ramadhan udah lewat lagi… hiks… dan terutamaaa.. KANGEN RUMAAAAHHHHH… Sempet berurai air mata pas sholat Maghrib, karena inget Abah, Mama dan Ita. Huhuhu…mana ga ada takbiran keliling pula… Yah, paling tidak ada suara takbir dari laptopnya Iin yang mengisi rumah ini dengan sentuhan warna khas Idul Fitri…
Habis sholat Maghrib… saya memasak sodara-sodaraa!! Dengan disaksikan Iin *lengkap dengan segala supportnya yang seringkali menjatuhkan semangat (lho??)* dan M’Erni, saya bereksperimen tidak jelas berkarya di dapur.
*menjadi chef terbuang*
Saya bukan satu-satunya yang berusaha mewujudkan suasana kuliner ala Lebaran di rumah mungil ini. M’Erni sudah dari siang mempersiapkan lontong sayur, opor dan rendang. Iin bikin gulai daging dan merebus ketupat instan. Bagaimana dengan saya? Opor ayam karya saya tidak akan saya ceritakan panjang lebar, karena cuma bermodalkan sekotak bumbu instan. Tapi selain opor ayam, dalam episode Lebaran tahun ini, setelah menginterogasi bertanya pada Mama, saya meneguhkan diri untuk mencoba membuat kue lapis daging. Kalau orang Banjar sih bilangnya wadai Ipau. Sempat frustasi karena saya boseeeen banget harus memotong-motong wortel sekecil-kecil kuaci.
*kepingan wortel yang malang*
Iin sempet mencela terpesona dengan kreativitas saya menggunakan 4 lembar daun seledri dari SEIKAT penuh seledri yang saya beli di Asian Groceries Store. Anyway, setelah berakrobat berkutat di dapur selama 3 jam, berhasil juga saya membuat si lapis daging. Berapa lapis? Ratusaaan… Enggak ding, cuma 7 lapis doang…
*lapis daging aka wadai Ipau*
Kelar mengobrak-abrik memasak di dapur, acara selanjutnya, apalagi kalo bukan tiduuur. Eh, saya ga langsung tidur sih sebenernya, browsing-browsing ga jelas dulu, tapi malah menemukan sesuatuuuu… Gyahahahaha..…
Daaannn akhirnyaaa… LEBARAAAAANNN…
Kita ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, dan Alhamdulillah MIIS mengkoordinir transportasi kesana. Kami bertiga berangkat dari rumah menuju bus loop di kampus sebagai pick-up point. Dalam perjalanan ke bus loop, M’Erni sempat menjadi bukti nyata that sometimes wishes do come true… Heueeheheu…
Cukup banyak yang ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, mulai dari student berikut para dependantsnya, para Permanent Residents berikut anak-anaknya yang ngomong Inggrisnya jauuuh lebih jago daripada saya, sampai para bule juga ada. Selesai Sholat Ied, pada salam-salaman… Heuuu… kalo sudah berstatus perantauan mah, memang seharusnya semua berasa saudara.
Malamnya kami isi dengan menggeser lemari… Iyaaa…masih dalam rangka General Inspection sang perusak suasana Lebaran! Daaaan….tahukan Anda sodara-sodaraaa… akhirnya datanglah hari yang membuat H-3 sampai H-1 Lebaran kami diisi dengan kegiatan-kegiatan perkasa. General Inspection! Agennya datang (seorang wanita cantik dengan sunglasses berlabelkan Dolce-Gabbana) jam 11.05, dan pulang....pada JAM 11.10!! CUMA
Anyway, Selamat Lebaran semuanyaaaa…