.... cups of coffee...
... my favourite songs listed on I-Tunes ...
...aaaahhhhh.....
perfect things for me to end this week with ^_^
Saya udah nyaaampeeee.... Setelah selama tiga bulan ber unproductively busy di tanah kelahiran tercinta, kemaren saya pun akhirnya kembali menjadi salah satu dari North Roader yang manis-manis.
Perjalanan kembali ke Melbourne coret alias daerah Clayton sini sebenernya udah mulai sejak tanggal 15 Februari kemaren. Terus, kenapa saya baru nyampe disini tanggal 20 Feb? Karena jalannya muter dan pake acara nyangkut segala. Tanggal 15 Feb berangkat dari Banjarmasin ke Jakarta, terus sampe Cengkareng naik Primajasa sampe Bandung. Lapor dan pamit diri dulu sama keluarga di Bandung, baru ke Jakarta lagi dan naek Garuda untuk bisa nyampe sini lagi.
Rute pesawatnya kan gini, dari Cengkareng ke Denpasar dulu, ganti pesawat tapi masih Garuda juga, baru deh nyampe di Melben. SEHARUSNYA... saya naik pesawat yang jam 19.10 dari Cengkareng. But sometimes things just happen. Pesawat saya dicancel karena ada technical problem. Tapi tetep berangkat, cuma kita ditransfer ke next flight to Denpasar, yang baru berangkat jam 21.15an gituh. Well, ya mau gimana lagi? Maka, dengan wajah memelas, saya pun langsung ngomong ke Mbak Petugas:
Saya: Ya udah deh Mbak... Saya tunggu aja jadinya. Tapi Mbak, bisa minta tolong ga Mbak?
Para Petugas: Oh, silakan Mbak. Selama masih bisa kami bantu akan kami usahakan.
Saya : Gini Mbak, orang tua saya kan masih di luar tuh... Boleh ga saya pinjem handphone Mbak nya buat ngirim SMS ke mereka? Satu SMS ajaaaa.... Ke nomer Telkomsel kok, Mbak
Sungguh, ekspresi dari para petugas itu tidak bisa saya pahami. Tapi at least, dengan cepat salah seorang mas petugas langusng mengangsurkan handphone Samsungnya kepada saya sambil dengan ramahnya ngomong: "Silakan Mbak...". Saya dengan takjub memandangi handphone itu, dan berkata: "Waduh, handphonenya terlalu canggih Mas kalo yang ini. Saya susah makenya...". Para petugas itu kembali saling berpandangan... Begitu melihat adegan bertukar pandangan itu, saya pun langsung menahan diri untuk ga ngomong kalimat lanjutan yang tadinya sudah saya rencanakan: "Yang Sony ericsson aja deh Mas, saya biasanya pake itu..". Well, singkat kata, saya berhasil mengabari keterlambatan keberangkatan saya.
Jam 21.15, boarding dan menuju Denpasar... Saya ga akan ngomong it was a nice flight, karena, ENGGAK! Duh, goyaaaang banget. Biasanya, selama ini begitu naik ke pesawat saya akan nyari tempat duduk saya, naruh tas di bawah kursi di depan saya (karena tinggi badan saya yang ga kompatibel untuk menyimpan bawaan ke bagasi kabin yang di atas kepala itu), duduk manis dan mengencangkan ikat pinggang, baca do'a, dan tidur. Bahkan sebelum pesawatnya bergerak, saya udah melayang duluan ke alam bawah sadar... Biasanya pula, saya akan terbangun waktu sang pilot ngomong : "flight attendants, landing position...". Nah, jadi ini sungguh sesuatu yang tak sering dan sangat tak biasa terjadi, bahwa sepanjang sejam lebih perjalanan Jakarta-Denpasar saya ga bisa tidur. Serius. Untunglah Denpasar-Melbourne tidak parah-parah amat, walaupun tetep aja selama 5 jam perjalanan, saya cuma bisa tidur selama sekitar satu jam. Kenapa sodara-sodara? Saya dengan cerdasnya menumpahkan 2/3 isi botol Aqua yang dibagikan pramugari ke tempat duduk saya. Jadilah bantal-bantal yang disediakan di kursi pesawat itu dengan daruratnya saya jadikan lap penyerap air dadakan. Masih untung bangku di sebelah saya kosong, jadi saya bisa duduk disitu...
Dan akhirnyaaaa... Jum'at, 20 Februari yang cerah ceria itu, saya muncul kembali di Melbeeen... Alhamdulillah, di Ngurah Rai ketemu sama M'Alia yang pulang dengan suaminya. Jadi aja saya ikut nebeng mobil sewaan mereka untuk pulang ke rumah. Di rumah, Iin dengan bahagianya menyambut kedatangan saya. Sebelum saya GR, sepertinya kebahagiaan dia tidak hanya karena kedatangan saya, tapi lebih karena paginya secara ajaib koneksi interet di rumah yang sebelumnya udah ngadat selama 3 bulan tiba-tiba aja berfungsi kembali! Saking bahagianya Iin, saya sampai dimasakin omelet untuk makan malam... Hehehehe... Tararengkyu ya Neng Iin...
And, here I am... Back in bussiness in Melbourne... Which means, back to those academic reading and writing.... Anyway, feels glad to be here again. Ayoooo.. Semangaaaaattt.. Kuliah lagiii... *sigh...*
Alhamdulillah...
Terima kasih Ya Allah...
Duapuluh
Hidup yang penuh warna…
Wuiiihhh… Ga bisa euy, tadinya mau bikin posting yang puitis gimanaaaa gitu lho untuk soal ulang tahun ini. Tetep aja ga bisa, lha memang bukan jiwa penyair. Lagian ulang tahunnya udah seminggu yang lalu iniiii....
Anyway, Alhamdulillah… Walalupun saya suka bandel, kadang-kadang jalannya suka ga lurus, Allah masih sayaaang banget sama saya sehingga mengizinkan saya masih ikut mengisi dunia ini hingga usia saya yang keduapuluh
Semakin kesini, semakin berasa betapa banyaknya warna-warni yang pernah mengisi hidup saya. Dan semua orang yang pernah mengisi hidup saya, sedikit banyak telah menggoreskan warna mereka masing-masing, ikut menjadi bagian dari cerita hidup saya, entah dalam tawa, air mata, canda, curiga, nasehat, amarah, kebingungan, bahagia, duka… Semua rasa yang ada tercipta karena hadirnya mereka. Orang tua yang tetap tabah menghadapi anak sulungnya yang kadang-kadang suka ga jelas ini. Seorang adik yang begitu berbeda dari saya, but at the same time, a person comes in the most compatible type of person for me. Sahabat-sahabat yang mendampingi saya, tidak hanya untuk bersenang-senang semata, tetapi juga ikut menopang saya ketika saya goyah dan jatuh di lubang terdalam hidup saya. Setiap guru, pendidik dan pengajar, yang telah membentuk saya hingga saya bisa ada ditempat saya berada sekarang. Teman-teman yang pernah menyapa saya dan membiarkan saya untuk ikut muncul dalam kehidupan mereka, yang tak berkeberatan agar saya sempat ikut menjadi bagian dari “kami” dan “kita” nya mereka.
Karena tahun baru kemaren males bikin resolusi, maka saya bikin resolusi perbaikan diri sekarang aja deh…
Jadi mari berdoa….
AAAAMIIIIIIIINNNN…
Saya udah nyaaampeeee.... Setelah selama tiga bulan ber unproductively busy di tanah kelahiran tercinta, kemaren saya pun akhirnya kembali menjadi salah satu dari North Roader yang manis-manis.
Perjalanan kembali ke Melbourne coret alias daerah Clayton sini sebenernya udah mulai sejak tanggal 15 Februari kemaren. Terus, kenapa saya baru nyampe disini tanggal 20 Feb? Karena jalannya muter dan pake acara nyangkut segala. Tanggal 15 Feb berangkat dari Banjarmasin ke Jakarta, terus sampe Cengkareng naik Primajasa sampe Bandung. Lapor dan pamit diri dulu sama keluarga di Bandung, baru ke Jakarta lagi dan naek Garuda untuk bisa nyampe sini lagi.
Rute pesawatnya kan gini, dari Cengkareng ke Denpasar dulu, ganti pesawat tapi masih Garuda juga, baru deh nyampe di Melben. SEHARUSNYA... saya naik pesawat yang jam 19.10 dari Cengkareng. But sometimes things just happen. Pesawat saya dicancel karena ada technical problem. Tapi tetep berangkat, cuma kita ditransfer ke next flight to Denpasar, yang baru berangkat jam 21.15an gituh. Well, ya mau gimana lagi? Maka, dengan wajah memelas, saya pun langsung ngomong ke Mbak Petugas:
Saya: Ya udah deh Mbak... Saya tunggu aja jadinya. Tapi Mbak, bisa minta tolong ga Mbak?
Para Petugas: Oh, silakan Mbak. Selama masih bisa kami bantu akan kami usahakan.
Saya : Gini Mbak, orang tua saya kan masih di luar tuh... Boleh ga saya pinjem handphone Mbak nya buat ngirim SMS ke mereka? Satu SMS ajaaaa.... Ke nomer Telkomsel kok, Mbak
Sungguh, ekspresi dari para petugas itu tidak bisa saya pahami. Tapi at least, dengan cepat salah seorang mas petugas langusng mengangsurkan handphone Samsungnya kepada saya sambil dengan ramahnya ngomong: "Silakan Mbak...". Saya dengan takjub memandangi handphone itu, dan berkata: "Waduh, handphonenya terlalu canggih Mas kalo yang ini. Saya susah makenya...". Para petugas itu kembali saling berpandangan... Begitu melihat adegan bertukar pandangan itu, saya pun langsung menahan diri untuk ga ngomong kalimat lanjutan yang tadinya sudah saya rencanakan: "Yang Sony ericsson aja deh Mas, saya biasanya pake itu..". Well, singkat kata, saya berhasil mengabari keterlambatan keberangkatan saya.
Jam 21.15, boarding dan menuju Denpasar... Saya ga akan ngomong it was a nice flight, karena, ENGGAK! Duh, goyaaaang banget. Biasanya, selama ini begitu naik ke pesawat saya akan nyari tempat duduk saya, naruh tas di bawah kursi di depan saya (karena tinggi badan saya yang ga kompatibel untuk menyimpan bawaan ke bagasi kabin yang di atas kepala itu), duduk manis dan mengencangkan ikat pinggang, baca do'a, dan tidur. Bahkan sebelum pesawatnya bergerak, saya udah melayang duluan ke alam bawah sadar... Biasanya pula, saya akan terbangun waktu sang pilot ngomong : "flight attendants, landing position...". Nah, jadi ini sungguh sesuatu yang tak sering dan sangat tak biasa terjadi, bahwa sepanjang sejam lebih perjalanan Jakarta-Denpasar saya ga bisa tidur. Serius. Untunglah Denpasar-Melbourne tidak parah-parah amat, walaupun tetep aja selama 5 jam perjalanan, saya cuma bisa tidur selama sekitar satu jam. Kenapa sodara-sodara? Saya dengan cerdasnya menumpahkan 2/3 isi botol Aqua yang dibagikan pramugari ke tempat duduk saya. Jadilah bantal-bantal yang disediakan di kursi pesawat itu dengan daruratnya saya jadikan lap penyerap air dadakan. Masih untung bangku di sebelah saya kosong, jadi saya bisa duduk disitu...
Dan akhirnyaaaa... Jum'at, 20 Februari yang cerah ceria itu, saya muncul kembali di Melbeeen... Alhamdulillah, di Ngurah Rai ketemu sama M'Alia yang pulang dengan suaminya. Jadi aja saya ikut nebeng mobil sewaan mereka untuk pulang ke rumah. Di rumah, Iin dengan bahagianya menyambut kedatangan saya. Sebelum saya GR, sepertinya kebahagiaan dia tidak hanya karena kedatangan saya, tapi lebih karena paginya secara ajaib koneksi interet di rumah yang sebelumnya udah ngadat selama 3 bulan tiba-tiba aja berfungsi kembali! Saking bahagianya Iin, saya sampai dimasakin omelet untuk makan malam... Hehehehe... Tararengkyu ya Neng Iin...
And, here I am... Back in bussiness in Melbourne... Which means, back to those academic reading and writing.... Anyway, feels glad to be here again. Ayoooo.. Semangaaaaattt.. Kuliah lagiii... *sigh...*
Alhamdulillah...
Terima kasih Ya Allah...
Duapuluh
Hidup yang penuh warna…
Wuiiihhh… Ga bisa euy, tadinya mau bikin posting yang puitis gimanaaaa gitu lho untuk soal ulang tahun ini. Tetep aja ga bisa, lha memang bukan jiwa penyair. Lagian ulang tahunnya udah seminggu yang lalu iniiii....
Anyway, Alhamdulillah… Walalupun saya suka bandel, kadang-kadang jalannya suka ga lurus, Allah masih sayaaang banget sama saya sehingga mengizinkan saya masih ikut mengisi dunia ini hingga usia saya yang keduapuluh
Semakin kesini, semakin berasa betapa banyaknya warna-warni yang pernah mengisi hidup saya. Dan semua orang yang pernah mengisi hidup saya, sedikit banyak telah menggoreskan warna mereka masing-masing, ikut menjadi bagian dari cerita hidup saya, entah dalam tawa, air mata, canda, curiga, nasehat, amarah, kebingungan, bahagia, duka… Semua rasa yang ada tercipta karena hadirnya mereka. Orang tua yang tetap tabah menghadapi anak sulungnya yang kadang-kadang suka ga jelas ini. Seorang adik yang begitu berbeda dari saya, but at the same time, a person comes in the most compatible type of person for me. Sahabat-sahabat yang mendampingi saya, tidak hanya untuk bersenang-senang semata, tetapi juga ikut menopang saya ketika saya goyah dan jatuh di lubang terdalam hidup saya. Setiap guru, pendidik dan pengajar, yang telah membentuk saya hingga saya bisa ada ditempat saya berada sekarang. Teman-teman yang pernah menyapa saya dan membiarkan saya untuk ikut muncul dalam kehidupan mereka, yang tak berkeberatan agar saya sempat ikut menjadi bagian dari “kami” dan “kita” nya mereka.
Karena tahun baru kemaren males bikin resolusi, maka saya bikin resolusi perbaikan diri sekarang aja deh…
Jadi mari berdoa….
AAAAMIIIIIIIINNNN…