Kata orang,
kita seringkali melakukan sesuatu karena terdesak situasi dan kondisi. And in
this case, sekolah lagi di negeri antah berantah ini membuat saya jadi
(semacam) seneng memasak.
masakan pertama saya yang levelnya lebih tinggi daripada indomie |
Waktu S1
dulu, karena kuliah di Jogja, saya tetep aja gak bisa masak (malah mantan pacar
saya waktu itu lebih jago masak daripada saya.). Secara ya, di Jogja kayaknya
lebih murah dan praktis beli makan daripada harus repot-repot masak sendiri. Warung
makan yang murah meriah dan enak banyaaaak, yang jualan keliling juga banyak.
Waktu
kuliah di Melbourne, mulai deh jadi rajin masak, secara selisih antara beli
makan di luar dan kalo masak sendiri itu lumayan deh ya. Dan gak ada tukang bakso ataupun abang nasi
goreng keliling kayak di Indo. Yah, waktu itu sih sebagian besar masih sangat
mengandalkan bumbu instan. Toh toko Asia yang jual bumbu-bumbu Indo deket aja
sama rumah kami waktu itu.
Balik ke
Indo, males masak lagi. Pertama, Mama jago masak. Saya terlalu bahagia
dimanjakan dengan masakan mama. Kedua, di Indo gitu lho. Jajanan murah yang
menggoda iman ada dimana-mana, dan harganya gak bikin jatuh miskin.
Dan
sekarang, sekolah lagi. Di sini, di West Lafayette yang literally mau
kemana-mana jauh. Jadilah saya harus super kreatif. Dan entah kenapa, tiba-tiba
saja, I sort of find my sanctuary when I cook.
Prestasi
pertama saya, bikin nasi uduk dan bistik ayam. Sukses bikin itu rasanya super
bahagia.
Lalu
mulailah saya nyoba bikin bubur ayam, sama bakso ayam. Eh, itu yang bikin bakso
ayam saya empat jam sendiri, dan sukses membuat dapur berantakan abis.
Tapi yang
paling drama mungkin waktu saya bikin makaroni panggang. Jadi ceritanya, waktu
numis bawang bombay dan bumbunya, entah apa salah dan dosa say
Dan
tiba-tiba saja, bereksperimen di dapur dengan ajaib jadi sarana prokrastinasi
saya. Entah kenapa, ngiris-ngiris bawang atau motong-motong kentang berasa jadi
sesuatu yang 27 kali lebih menarik daripada ngerjain PR. Buat makan sehari-hari
sih, biasanya ya yang simpel aja. Gak jauh lah dari sop, mashed potato, pasta
dan semacamnya. Atau apapun yang tersisa di
kulkas.
masakan harian |
penampakan: kue lumpur; rasa: wadai bingka |
Dan barusan, gegara
Spanyol kalah dengan menyakitkan di world Cup (lolos ke 16 besar aja nggak),
jadilah saya berusaha menghibur diri dengan bikin apple and bread pudding.
apple and bread pudding |
So yeah. I
guess, one of the good thing of being a student abroad, I realize that maybe I
am not bad in cooking ;).
Ulalaaa, postingan ente berhasil ngebuat perut ane dangdutan gak karuan gan! Nice banget nih ^^
BalasHapus