Day 13 - Three confessions of your choice
Minggu, 10 Maret 2013
30 Day Challenge | Day 13
Minggu, 10 Maret 2013
30 Day Challenge | Day 13
Day 13 - Three confessions of your choice
2 komentar:
diriku juga gak suka bahasa Indonesia. heran diriku dengan pelajaran ini, sangat membosankan.
BalasHapus
sampai SMP kelas 3 (dirimu dulu SMP 2 gak?), dimana seorang bermultitalenta yang pekerjaannya sebenarnya adalah guru olahraga SMP, tetapi kalau pelajaran lain kosong, dia suka disuruh ngisi. Dan dia begitu hebat dan cerdas, sehingga bisa mengajar apa saja yang dia mau, tanpa buku. Tapi paling sering dia memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Dan cara mengajarnya adalah menyuruh dua orang-dua orang (biasanya laki-laki dan perempuan), untuk mengerjakan soal (matematika atau bahasa Indonesia) yang dia karang di luar kepala! Gila kan! Kita mengerjakannya/menulis jawabannya di papan tulis, jadi semacam berkompetisi antar dua orang yang dia tunjuk secara random dari daftar absen gitu. Kami sangat senang dengan tipe ngajar begini, karena jadi macam menang-menangan gitu antara cowok dan cewek, dan yang gak disuruh maju suka ribut mencoba mencari jawabannya, karena kalau yang di depan gak bisa, yang lain akan ditunjuk secara random. Khusus bahasa Indonesia, ni guru sangat suka sastra Indonesia klasik dan modern. Itu adalah jaman dimana kami semua bisa mengarang pantun nasihat, pantun jenaka, pantun agama, dsb, mau rima abab, abba, begitu saja di depan papan tulis.
Kalau karya sastra Indonesia jaman Nur St Iskandar sampe sastra modern dia hapal semua isi buku sastra itu, dan pertanyaannya biasanya berupa siapa tokoh utama di buku berjudul ini, tentang apa, apa makna yang dibawa cerita (misalnya pada masa pendudukan Jepang, ceritanya biasanya kan sebenarnya karya nasionalis menyindir Jepang, tapi berselubung analogi). Oh, I really love sastra Indonesia lama gara-gara dia. Bagaimana kabar beliau sekarang ya?BalasanEh, siapa ya Ka? Aku dulu SMP 2 kok, tapi rasanya gak ada tuh guru yang kayak gitu. Yang aku suka banget itu dulu guru sejarah waktu kelas 3.
Hapus
Sebenernya aku juga heran deh kenapa gak suka bahasa Indonesia. Secara kan suka membaca, tapi ya karena terlalu terpaku buku teks kali ya makanya jatuhnya jadi bose. Gosh, aku bahkan gak suka kalo disuruh mengarang-_-.
diriku juga gak suka bahasa Indonesia. heran diriku dengan pelajaran ini, sangat membosankan.
BalasHapussampai SMP kelas 3 (dirimu dulu SMP 2 gak?), dimana seorang bermultitalenta yang pekerjaannya sebenarnya adalah guru olahraga SMP, tetapi kalau pelajaran lain kosong, dia suka disuruh ngisi. Dan dia begitu hebat dan cerdas, sehingga bisa mengajar apa saja yang dia mau, tanpa buku. Tapi paling sering dia memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Dan cara mengajarnya adalah menyuruh dua orang-dua orang (biasanya laki-laki dan perempuan), untuk mengerjakan soal (matematika atau bahasa Indonesia) yang dia karang di luar kepala! Gila kan! Kita mengerjakannya/menulis jawabannya di papan tulis, jadi semacam berkompetisi antar dua orang yang dia tunjuk secara random dari daftar absen gitu. Kami sangat senang dengan tipe ngajar begini, karena jadi macam menang-menangan gitu antara cowok dan cewek, dan yang gak disuruh maju suka ribut mencoba mencari jawabannya, karena kalau yang di depan gak bisa, yang lain akan ditunjuk secara random. Khusus bahasa Indonesia, ni guru sangat suka sastra Indonesia klasik dan modern. Itu adalah jaman dimana kami semua bisa mengarang pantun nasihat, pantun jenaka, pantun agama, dsb, mau rima abab, abba, begitu saja di depan papan tulis.
Kalau karya sastra Indonesia jaman Nur St Iskandar sampe sastra modern dia hapal semua isi buku sastra itu, dan pertanyaannya biasanya berupa siapa tokoh utama di buku berjudul ini, tentang apa, apa makna yang dibawa cerita (misalnya pada masa pendudukan Jepang, ceritanya biasanya kan sebenarnya karya nasionalis menyindir Jepang, tapi berselubung analogi). Oh, I really love sastra Indonesia lama gara-gara dia. Bagaimana kabar beliau sekarang ya?
Eh, siapa ya Ka? Aku dulu SMP 2 kok, tapi rasanya gak ada tuh guru yang kayak gitu. Yang aku suka banget itu dulu guru sejarah waktu kelas 3.
HapusSebenernya aku juga heran deh kenapa gak suka bahasa Indonesia. Secara kan suka membaca, tapi ya karena terlalu terpaku buku teks kali ya makanya jatuhnya jadi bose. Gosh, aku bahkan gak suka kalo disuruh mengarang-_-.