Rabu, 27 Oktober 2010

Pray for Indonesia

Condolences for Mentawai,
Prayers for Merapi and surroundings area


Dear God,

I faithfully believe that whatever language that we're using to talk to You, to whisper our prayers.
Whatever name that we use to call You.
I strongly believe that You hear each and every prayers from us.

So I will keep on praying.
Ya Alloh...
My Almighty God,
please bless Indonesia.
Please protect us, our family, and the people that we love.

Amin.


Kamis, 14 Oktober 2010

Alih Jenjang oh Alih Jenjaaaaangg...

Semester ganjil selalu jadi cobaan bagi kami para staf dosen PS Kimia. Kenapa oh mengapa? Karena entah apa yang ada di pikiran kami waktu menyusun kurikulum, di semester ganjil ini beban mengajar kami selalu bikin istigfar saking full-nya. Sebenernya mungkin bukan cuma masalah ngajar di PS sendiri sih. Yang pasti, ada yang harus ngajar Kimia Dasar untuk 6 PS di FMIPA. Dan tentu saja, selalu ada permintaan untuk mengajar mata kuliah Kimia Dasar dari Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian. Untuk jatah ngajar di FT tuh biasanya yang kami suka lempar-lemparan. Secara ya, udah mahasiswanya banyak, kadang-kadang beban emosi ngajar di fakultas lain itu lebih berat dibandingkan ngajar di fakultas sendiri.

Mulai tahun akademik ini, beban ngajar kami juga bertambah secara signifikan. Karena FMIPA mulai membuka program alih jenjang untuk PS Kimia. Alih jenjang itu ya kayak kelas ekstensi gitu. Jadi ditujukan untuk para lulusan D3 yang ingin melanjutkan hingga dapet gelar S1. Nah, karena rata-rata peminat alih jenjang ini adalah yang sudah bekerja, tentu aja susah banget kalo jadwal kuliah mereka harus mengikuti mahasiswa program reguler. Jadi mau gak mau, mereka digabung dalam satu kelas khusus tersendiri.

Frankly speaking, sebagian besar staf dosen sempet agak pesimis dengan program ini. Karena saat ini, ada 4 orang dosen yang lagi studi lanjut. Pak Taufiq dan Pak Abdullah ngelanjutin S3, sementara Dewi dan Kamil ngambil S2. Jadi, kalo diitung, staf dosen yang stand by dan siap diberdayagunakan di PS Kimia tinggal SEMBILAN orang.

Yak. Betul. Sembilan orang untuk sekitar 300 mahasiswa. Go figure.

But the show must go on. Jadilah pas rapat pembagian mata kuliah, adegan lempar melempar dan hindar menghindar dari lemparan tugas mengajar mata kuliah berlangsung dengan gegap gempita dan penuh huru hara.
Dan saya kebagian mengajar TIGA mata kuliah untuk kelas alih jenjang.

Kenapa ini jadi agak big deal untuk saya?

Karenaaaa… para mahasiswa alih jenjang itu SEMUANYA lebih tua daripada saya.
Di satu sisi, saya salut dengan semangat mereka untuk kuliah lagi. Terharu deh membayangkan mereka yang paginya masih harus kerja di instansi masing-masing, dan sorenya kuliah. Belum lagi ngerjain tugas dari dosen.
Di sisi lain, kebayang gak sih betapa rikuhnya saya harus mengajar mahasiswa yang seharusnya saya panggil Bapak dan Ibu?

Pas pertama kali masuk untuk ngajar Kimia Unsur tuh, para mahasiswanya juga duduk dengan santai aja di koridor waktu saya jalan dari ruang PS ke ruang kuliah. Saya juga mau manggil mereka untuk masuk ke kelas juga kan ga enaaaaakkk :-(. Untunglah salah satu mahasiswa adalah teknisi Lab Dasar yangd engan penuh semangat langsung menunjuk-nunjuk saya, dan memberi tahu temen-temennya: “Itu dosennya lhooo! Yuk masuk yuk!”.

Sampai sekarang saya masih keinget ekspresi bengong mereka begitu sadar si anak culun inilah yang bakal jadi dosen mereka.

So be it.
Si dosen adalah orang paling muda yang ada di ruangan kelas pada saat perkuliahan berlangsung.

Salah satu hal yang agak lucu ya karena beberapa mahasiswanya adalah pegawai di MIPA juga, termasuk trio teknisi Riza-Rina-K’Hasnah. Mungkin karena dari awal saya juga udah lumayan akrab sama mereka, yaa… lucu aja berdiri di hadapan mereka dengan posisi sebagai pengajar. Padahal lho kalo di lab kan saya suka nanya-nanya mereka soal teknik analisis.

Pernah ni sebelum masa perkuliahan, jadi masih masa KRS-an gitu, Riza ketemu saya dan dengan santainya ngomong gini: “Mi! Nanti kamu dosenku untuk Kimia Unsur sama Kimia Tanah kan? Ntar soal jadwal kita SMS-an aja yaa…
Pernah juga dia nelfon, ngomong gini: “Mi! Hari ini kuliah kan? Kita udah nungguin nih di ruangan!

Ngeeeekk…

Bu Radna dan Bu Maria langsung ngakak jaya begitu denger saya cerita.
Pernah juga waktu ke lab, saya malah ditodong sama mereka untuk bantuin mereka ngerjain tugas. Hahahaha… Saya sih fine-fine aja. Saya seneng kok :D. Sekalian sayanya belajar lagi…hehehehe.. Kan soal Kimia Kuantum saya udah banyak lupa.

Nah, yang juga bikin agak canggung adalah soal profesi mereka. Jadi karena mereka memang rata-rata lulusan D3 Kimia, mereka udah kerja sebagai teknisi dan analis di laboratorium departemen gitu.
Eh masa, ternyata ada 5 dari mereka yang ngambil mata kuliah Kimia Dasar berikut PRAKTIKUM nya???

Beuh.

Berasa menjelaskan bahaya merokok kepada seorang dokter spesialis paru-paru.

Asisten saya untuk Praktikum Kimia Dasar juga pada merasa jengah semua.
“Bu, bukannya yang alih jenjang itu malah lebih terampil dibanding kita Bu??? Gimana coba kita mau jadi asistennya mereka?”
Percaya deh, saya juga bingung mesti gimana.

Anyway, saya berusaha menikmati ini semua. Apalagi juga, justru para mahasiswa alih jenjang ini yang bis alebih ngerti kenapa saya cenderung bersifat tegas terhadap peraturan. Kalau mahasiswa reguler mungkin pada nganggep saya galak, killer dan semacamnya kalo saya udah mulai cerewet.

There’s always a bright side on everything, I’m sure about that :)

Udah ah, ni mau browsing buat nyari materi kuliah untuk ngajar Kimia Unsur di kelas alih jenjang besooook ^_^

Rabu, 27 Oktober 2010

Pray for Indonesia

Condolences for Mentawai,
Prayers for Merapi and surroundings area


Dear God,

I faithfully believe that whatever language that we're using to talk to You, to whisper our prayers.
Whatever name that we use to call You.
I strongly believe that You hear each and every prayers from us.

So I will keep on praying.
Ya Alloh...
My Almighty God,
please bless Indonesia.
Please protect us, our family, and the people that we love.

Amin.


Kamis, 14 Oktober 2010

Alih Jenjang oh Alih Jenjaaaaangg...

Semester ganjil selalu jadi cobaan bagi kami para staf dosen PS Kimia. Kenapa oh mengapa? Karena entah apa yang ada di pikiran kami waktu menyusun kurikulum, di semester ganjil ini beban mengajar kami selalu bikin istigfar saking full-nya. Sebenernya mungkin bukan cuma masalah ngajar di PS sendiri sih. Yang pasti, ada yang harus ngajar Kimia Dasar untuk 6 PS di FMIPA. Dan tentu saja, selalu ada permintaan untuk mengajar mata kuliah Kimia Dasar dari Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian. Untuk jatah ngajar di FT tuh biasanya yang kami suka lempar-lemparan. Secara ya, udah mahasiswanya banyak, kadang-kadang beban emosi ngajar di fakultas lain itu lebih berat dibandingkan ngajar di fakultas sendiri.

Mulai tahun akademik ini, beban ngajar kami juga bertambah secara signifikan. Karena FMIPA mulai membuka program alih jenjang untuk PS Kimia. Alih jenjang itu ya kayak kelas ekstensi gitu. Jadi ditujukan untuk para lulusan D3 yang ingin melanjutkan hingga dapet gelar S1. Nah, karena rata-rata peminat alih jenjang ini adalah yang sudah bekerja, tentu aja susah banget kalo jadwal kuliah mereka harus mengikuti mahasiswa program reguler. Jadi mau gak mau, mereka digabung dalam satu kelas khusus tersendiri.

Frankly speaking, sebagian besar staf dosen sempet agak pesimis dengan program ini. Karena saat ini, ada 4 orang dosen yang lagi studi lanjut. Pak Taufiq dan Pak Abdullah ngelanjutin S3, sementara Dewi dan Kamil ngambil S2. Jadi, kalo diitung, staf dosen yang stand by dan siap diberdayagunakan di PS Kimia tinggal SEMBILAN orang.

Yak. Betul. Sembilan orang untuk sekitar 300 mahasiswa. Go figure.

But the show must go on. Jadilah pas rapat pembagian mata kuliah, adegan lempar melempar dan hindar menghindar dari lemparan tugas mengajar mata kuliah berlangsung dengan gegap gempita dan penuh huru hara.
Dan saya kebagian mengajar TIGA mata kuliah untuk kelas alih jenjang.

Kenapa ini jadi agak big deal untuk saya?

Karenaaaa… para mahasiswa alih jenjang itu SEMUANYA lebih tua daripada saya.
Di satu sisi, saya salut dengan semangat mereka untuk kuliah lagi. Terharu deh membayangkan mereka yang paginya masih harus kerja di instansi masing-masing, dan sorenya kuliah. Belum lagi ngerjain tugas dari dosen.
Di sisi lain, kebayang gak sih betapa rikuhnya saya harus mengajar mahasiswa yang seharusnya saya panggil Bapak dan Ibu?

Pas pertama kali masuk untuk ngajar Kimia Unsur tuh, para mahasiswanya juga duduk dengan santai aja di koridor waktu saya jalan dari ruang PS ke ruang kuliah. Saya juga mau manggil mereka untuk masuk ke kelas juga kan ga enaaaaakkk :-(. Untunglah salah satu mahasiswa adalah teknisi Lab Dasar yangd engan penuh semangat langsung menunjuk-nunjuk saya, dan memberi tahu temen-temennya: “Itu dosennya lhooo! Yuk masuk yuk!”.

Sampai sekarang saya masih keinget ekspresi bengong mereka begitu sadar si anak culun inilah yang bakal jadi dosen mereka.

So be it.
Si dosen adalah orang paling muda yang ada di ruangan kelas pada saat perkuliahan berlangsung.

Salah satu hal yang agak lucu ya karena beberapa mahasiswanya adalah pegawai di MIPA juga, termasuk trio teknisi Riza-Rina-K’Hasnah. Mungkin karena dari awal saya juga udah lumayan akrab sama mereka, yaa… lucu aja berdiri di hadapan mereka dengan posisi sebagai pengajar. Padahal lho kalo di lab kan saya suka nanya-nanya mereka soal teknik analisis.

Pernah ni sebelum masa perkuliahan, jadi masih masa KRS-an gitu, Riza ketemu saya dan dengan santainya ngomong gini: “Mi! Nanti kamu dosenku untuk Kimia Unsur sama Kimia Tanah kan? Ntar soal jadwal kita SMS-an aja yaa…
Pernah juga dia nelfon, ngomong gini: “Mi! Hari ini kuliah kan? Kita udah nungguin nih di ruangan!

Ngeeeekk…

Bu Radna dan Bu Maria langsung ngakak jaya begitu denger saya cerita.
Pernah juga waktu ke lab, saya malah ditodong sama mereka untuk bantuin mereka ngerjain tugas. Hahahaha… Saya sih fine-fine aja. Saya seneng kok :D. Sekalian sayanya belajar lagi…hehehehe.. Kan soal Kimia Kuantum saya udah banyak lupa.

Nah, yang juga bikin agak canggung adalah soal profesi mereka. Jadi karena mereka memang rata-rata lulusan D3 Kimia, mereka udah kerja sebagai teknisi dan analis di laboratorium departemen gitu.
Eh masa, ternyata ada 5 dari mereka yang ngambil mata kuliah Kimia Dasar berikut PRAKTIKUM nya???

Beuh.

Berasa menjelaskan bahaya merokok kepada seorang dokter spesialis paru-paru.

Asisten saya untuk Praktikum Kimia Dasar juga pada merasa jengah semua.
“Bu, bukannya yang alih jenjang itu malah lebih terampil dibanding kita Bu??? Gimana coba kita mau jadi asistennya mereka?”
Percaya deh, saya juga bingung mesti gimana.

Anyway, saya berusaha menikmati ini semua. Apalagi juga, justru para mahasiswa alih jenjang ini yang bis alebih ngerti kenapa saya cenderung bersifat tegas terhadap peraturan. Kalau mahasiswa reguler mungkin pada nganggep saya galak, killer dan semacamnya kalo saya udah mulai cerewet.

There’s always a bright side on everything, I’m sure about that :)

Udah ah, ni mau browsing buat nyari materi kuliah untuk ngajar Kimia Unsur di kelas alih jenjang besooook ^_^