Jumat, 21 Oktober 2011

Currently Watching, Currently Listening


Akhir-akhir ini sepertinya frekuensi saya untuk memencet-mencet remote TV jadi lebih tinggi dibandingkan frekuensi memnadangi layar TV nya. Iya deh, secara acara TV sekarang oh-sungguh-begitu-amat sekali. Dari dulu sampai sekarang saya gak pernah suka nonton sinetron. Saya gak pernah habis pikir kenapa para tokoh baik polosnya kebangetan, dan yang jahat juga selalu mesti ngomong sendiri dengan suara keras kalau sedang memikirkan rencana jahatnya. Paling-paling acara TV yang saya tonton itu ya berita, kalo ada film yang bagus (dan ini amat sangat jarang sekali), pertandingan sepak bola, atau acara musik. Acara musik inipun biasanya saya jatuhnya lebih sering mengomentari penyanyinya. Ya bajunya lah saya bilang ribet, gayanya lah yang lebe jaya. Infotainment? Kadang-kadang. Kalo lagi penasaran sama kasus artis berantem. Tapi tetep aja infotainment lama kelamaan jadi nyebelin. Apalagi infotainment di stasiun TV ar-si-ti-ai. Kayaknya kok kalo di infotainmentnya mereka, artis di Indonesia tidak akan pernah jauh-jauh dari lingkaran KD dan suaminya yang pengusaha berwajah petinju itu, atau mantan suaminya KD yang sedang dimabuk asmara, atau kakaknya KD yang pacaran dengan Raffi Ahmad itu. Muternya di situ-situuuuu aja.

Anyway, beberapa minggu terakhir ini, saya jadi cerah ceria karena B-Channel mulai menyiarkan X Factor USA. Dari dulu saya memang suka talent show beginian sih. Apalagi… yang jadi jurinya, tentu saja, the one and only, Simon Cowell!



I always love his accent and his sarcasm. Sekarang sudah masuk di tahapan seleksi juri di rumah mereka masing-masing. Duh, itu rumahnya Simon di Paris pula. Kurang keren apa cobaaaa!!! Belum lagi, untuk yang mendampingi Nicole yang bakal jadi mentor untuk grup kontestan Over-30s, juri tamunya adalaaaahhh… Enrique Iglesias!!!




AAAAAA! *histeris dulu selama 15 menit*

Sejauh ini, jagoan saya si Drew. Waktu audisi, dia nyanyi Baby. You can check out her performance here. And I found her version was better than the original version by poni-lembar-boy. Waktu di rumah Simon juga, dia nyanyi It Must Have Been Love, and it was AWESOME!
Waktu audisi di rumah juri ini juga saya jadi suka sama Phillip Lomax, yang nyanyi Please Don’t Stop the Music. Jadinya rada nge-jazz gituuu… Liat aja disini. Keren lah pokoknya.

Selain The X Factor, acara TV penyelamat hidup saya juga di B-Channel: Junior MasterChef! Ahahaha… iya sih, yang tahun 2009. Bahkan adk saya dengan menyebalkannya udah ngasih tau siapa yang akhirnya jadi pemenang. Tapi teteup aja, saya suka terkagum-kagum melihat para anak kecil itu dengan jagoannya bikin berbagai macam hidangan. Kemaren waktu invention test disuruh bikin masakan dengan bahan dasar daging kambing, they came up with magnificent dishes. Saya terpana aja liatnya. Saya mah kambing cuma kepikir dibikin gule doang. Atau sate.

Another good show yang saya tunggu-tunggu setiap minggu: StandUp Show di Metro TV =D. Sungguh menyenangkan melihat acara komedi yang tidak mengandalkan kelucuan ala slapstick. Seriously, acara komedi dimana orang saling memukul dengan properti dari styrofoam itu gak ada lucu-lucunya sama sekali.

Oh, and I also like The Kitchen Musical yang sekarang juga diputer di Metro TV. Kemaren saya ketawa aja liat You Can’t Hurry Love dinyanyikan dengan nuansa India gitu, lengkap dengan acara nari rame-ramenya.

Anyway, selain acara TV yang saya omongin tadi, saya lagi pengen cerita soal playlist saya lagi didominasi beberapa lagu. Yaituuuu… lagu-lagunya Maroon 5 dari album mereka yang Hands All Over.
Semenjak mereka muncul pertama kali dengan single This Love, saya memang udah jatuh cinta sama band yang satu ini. Suara vokalisnya, Adam Levine, bener-bener khas. Dan lagu mereka semua keren-keren. Saking cintanya saya sama band ini, waktu mereka konser di Jakarta kemaren, saya jadi galau maksimal. Pengen banget nontoooooon!

Yang sekarang lagi sering saya putar, tentu saja, Moves Like Jagger, a song with a very uplifting beat. Cocok nih buat bikin semangat pagi-pagi.
Trus lagi sering muter Misery, mulai dari yang original version sama yang acoustic versionnya. Seneng sama lagu ini bukan cuma karena beatnya, tapi juga liriknya.

So scared of breaking it,
that you won't let it bend
And I wrote you hundred letters
I would never send
Why won’t you answer me?
This silence is slowly killing me..
It’s not that I didn’t care
It’s that I didn’t know
It’s not what I didn’t feel
It’s just I didn’t show

Strong lyrics sang by an intoxicating voice, wrapped in a great music. What more do you expect???

And lately, Just A Feeling sama Never Gonna Leave This Bed bener-bener terngiang terus di telinga saya. Apalagi lirik Just A Feeling itu.

And she cries
"This is more than good bye.
When I look into your eyes
You’re not even there"

To the jleb banget gak sih liriknyaaaa??? *galau mendadak*.

Anyway, acara-acara TV tadi paling tidak bisa bikin saya semangat. Sekarang hari Kamis aja saya udah seneng, karena inget bakal ada X Factor dan StandUp Show.
What about you, what show currently has become your favourite? What song that currently has been played over and over again?

Minggu, 09 Oktober 2011

Me and the Cooking Cup

To tell you the truth, cooking is not my thing. Yep, waktu sekolah dulu saya pernah memasak sendiri. Tapi begitu selesai sekolah dan pulang kembali ke tanah air, saya cuma tau makan aja. Jadi saya sendiri juga sebenernya nyaris tidakpercaya sama diri saya sendiri waktu saya ikut lomba memasak.
Silakan dibaca lagi kalimat di atas. Anda gak salah baca kok, saya ikut lomba memasak.

Jadi gini, dalam rangka Dekan Cup, salah satu lomba yang diadakan oleh BEM FMIPA *ye,p Fakultas MIPA, tempat saya mencari nafkah* adalah lomba memasak. Tadinya saya gak ada minat sama sekali untuk ikutan. Tapi akhirnya saya jadi tertarik karenaaa… satu, masaknya boleh di rumah, jadi di kampus udah tinggal nata-nata hidangannya aja. Kemudian, yang alasan selanjutnya yang membuat saya makin semangat untuk ikut adalaaah… Jurinya si Chef Agus! Iyaaa, yang jadi Runner Up Master Chef Indonesia ituuu! Eh, gini-gini saya penonton setia MCI lho, dan saya pendukung Chef Agus *selain karena dia jagoan, dia juga.. ganteng*.

Eeeniwei, tentu saja, sebagai seseorang yang menyadari kelemahan diri sendiri, langkah pertama yang saya lakukan adalah merayu Mama untuk membantu saya. Tadinya sih mama gak mau. Tapi setelah membaca selebaran tentang lomba itu yang saya bawakan, si Mama malah jadi semangat juga. Dia tau-tau udah mengajukan berbagai macam ide masakan, sementara saya cuma manggut-manggut aja. Lombanya hari Sabtu, dan Jum’at malem, begitu saya sampe rumah, si Mama udah selesai aja bikin semacam nugget gitu dari ikan haruan. Bentuknya lucu-lucu pula, dicetak Mama pake cetakan kue.


Sabtu paginya, sampe di kampus, seperti biasa saya pake acara panik dulu. Secara nih ya, saya agak-agak clueless membayangkan itu si nugget mau ditata seperti apa. Apalagi begitu melihat pserta lain yang oh-keren-sekali-masakannya. Peserta dari dosen totalnya ada lima orang. Kalo dari mahasiswa, akhirnya ada 11 apa 12 orang gitu. Saya dapet nomer peserta dua. Di sebelah saya, Bu Wati, staf bagian kepegawaian yang memang punya katering. Begitu melihat masakan dia yang ditata dengan begitu cantiknya di atas piring, serius saya pengen mundur aja. Apalagi melihat masakan punya Ipul, yang ditata ala chef profesional. Itu lhooo..yang sausnya dibentuk kayak garis abstrak gitu di atas piring. Untunglah para mahasiswa saya dengan baik hatinya ikut bantuin nata-nata si nugget itu.


*para mahasiswa yang bantuin ibu dosennya yang sedang panik*

Setelah berpikir selama…beberapa detik, akhirnya saya memutuskan untuk menamai nugget itu sebagai… Hau Good. Hau dari kata haruan, sementara Good karena mau nyaingin nugget So Good.


*tampilan si Hau Good*

Sekitar hampir jam 10an, Agus dateeeng. Ih ya ampun, dari deket dia ganteng bangeeeet. Senyumnya itu lho, mampu melumerkan es batu dalam segelas es teh manis.
Singkat cerita, dia mendatangi satu persatu meja peserta untuk mencicipi masakan yang dilombakan. Karena rasa gugup *biasalah, saya si drama queen harus selalu lebay* dan grogi karena berdekatan dengan si ganteng yang jago memasak, jadi aja saya mempresentasikan masakan saya dengan sungguh ala kadarnya.

Yang paling saya ingat dari komentar Agus nyicipin masakan saya? Waktu dia nyicipin sausnya: “Sausnya enak…” katanya sambil senyum.
“O ya? Alhamdulillah. Padahal itu mah cuma nyampurin semua yang tersisa di rak di dapur…” kata saya dengan polosnya. Lha wong kata Mama gitu kooook…

*saya sedang presentasi masakan di depan Agus. rasanya ngajar Kimia Unsur selama 2 x 50 menit jauh lebih gampang dibandingkan menjelaskan masakan ini selama lima menit*

Begitu Agus berpindah untuk mencicipi masakan Bu Wati, saya langsung mencicipi masakan saya sendiri. Eh, beneran, saya sendiri belum nyicipin lhoooo….

*cicipin dulu aaahh...*

Anyway, nugget HauGood saya tidak bertahan lama. Ada 12 potong yang saya bawa. Setengah potong dicicipin Agus (dan saya ngabisin yang sisa setengah potongnya ;p). Sebelum Agus selesai nyicipin semua masakan peserta, itu nugget udah tinggal setengahnya gara-gara dicicipin dosen dan mahasiswa. Trus, tau-tau, Agus belum selesai demo masak, semua nugget itu udah lenyap. Yang tersisa tinggal daun selada dan tomat yang jadi garnishnya aja.

Selesai melakukan penilaian, Agus lalu demo masak. Ih, canggih deh. Ternyata beneran ya dia kalo masak dengan gaya kalem gitu, tapi cepeeet banget. Rapi pula. Sempet sambil ngobrol pula. Canggih aja.

Dia bikin steak patin saus pandan, sama jus cempedak sasirangan. Wetsah! Keren yak?

*Chef Agus in action. Cuma satu jam, tau-tau udah jadi aja itu steak dan jus. Kereeen*

Akhirnya, pengumuman pemenaaang. Yang bacain Agus. Jujur, saya kalopun berharap menang, cuma ngincer juara III. Apalagi semua staf dan dosen di Fakultas memang sudah meramalkan bahwa yang bakal juara I itu Bu Wati. Waktu Agus membacakan kalo yang juara III itu Mbak Lina, dosen PS Fisika (nilainya 80), saya ikut tepuk tangan dengan gembira. Pas Juara II diumumkan, dengan nilai 81, saya sempet kaget. Lha, kok juara II nya… Bu Wati? Jadilah saya menduga juara I nya Pak Noer, Pembantu Dekan III kami yang juga ikut.

“Kemudian, untuk Juara I, dengan nilai 84,5…” kata Agus. Saya udah ngeliatin Ipul dan Pak Noer aja. Pilihannya kan tinggal mereka doang.

“Ya…kira-kira nomor peserta berapa yang jadi juara?” kata Agus.

Nggak tau mahasiswa, gak tau staf, ada yang teriak gini… “Nomer empaaat…”. Saya sih langsung keplok-keplok aja. Nomer empat itu nomer pesertanya Pak Noer.

Eh, si Agus manggut-manggut…

“Iya, nomer empat…” katanya. Saya senyum. Yah, paling nggak kan Pak Noer dosen Kimia juga.

Eh, tapi tau-tau Agus ngomong lagi. “Tapi empat kurang dua. Jadi juara I adalah nomer peserta dua, atas nama Utami Irawati.”

Saya bengong. Lalu tereak. “Whuaaa… Kimia menaaang!!”. Mahasiswa Kimia juga pada tepuk tangan dan tereak-tereak, sementara saya dengan noraknya loncat-loncat. Ahahaha… seneng bangeeeet.

Udah gitu, untuk kategori mahasiswa, Kimia dapet juara II! Weeeyyy… Keren banget kaaan =D!

Trus para pemenangnya disuruh maju untuk nerima piala. Eh, ternyata yang nyerahin pialanyaaaa… Bukan Agus -_-. Yang nyerahin piala Pembantu Rektor III. Mbak Lina udah bisik-bisik aja : “Yah, kok bukannya Agus aja ya?”. Saya langsung setuju. With all due respect ya Pak, ketemu sama PR III mah banyak kesempatannya. Tapi ketemu sama Agus?

*saya, Bu Wati yang Juara II, sama Mbak Lina yang Juara III*

Tapi tapi tapi… selesai foto bareng sama peserta…
...
...
...


*saya sama siapaaaa? Sama Aguuuus :D*

Iyaaa… saya foto sama Aguuuus! Ecieee... ini begitu dia ngerangkul saya gitu, saya langsung disorakin mahasiswa lho ;p.

Pas selesai pembagian hadiah, saya langsung ngabarin Abah-Mama. Mama tadinya sempet gak percaya, karena kata Mama bikin masakan itu tadi gampang banget. Tapi pas malemnya saya pulang dan ngasih liat pialanya, Mama baru percaya. Ahahaha…
Jadilah ini membuktikan, that I have the best Mom in the world. Masakan Mama memang adalah masakan paling enak seduniaaa.
I love you, Mom =*

*Chef paling jago di seluruh dunia :D*





Jumat, 21 Oktober 2011

Currently Watching, Currently Listening


Akhir-akhir ini sepertinya frekuensi saya untuk memencet-mencet remote TV jadi lebih tinggi dibandingkan frekuensi memnadangi layar TV nya. Iya deh, secara acara TV sekarang oh-sungguh-begitu-amat sekali. Dari dulu sampai sekarang saya gak pernah suka nonton sinetron. Saya gak pernah habis pikir kenapa para tokoh baik polosnya kebangetan, dan yang jahat juga selalu mesti ngomong sendiri dengan suara keras kalau sedang memikirkan rencana jahatnya. Paling-paling acara TV yang saya tonton itu ya berita, kalo ada film yang bagus (dan ini amat sangat jarang sekali), pertandingan sepak bola, atau acara musik. Acara musik inipun biasanya saya jatuhnya lebih sering mengomentari penyanyinya. Ya bajunya lah saya bilang ribet, gayanya lah yang lebe jaya. Infotainment? Kadang-kadang. Kalo lagi penasaran sama kasus artis berantem. Tapi tetep aja infotainment lama kelamaan jadi nyebelin. Apalagi infotainment di stasiun TV ar-si-ti-ai. Kayaknya kok kalo di infotainmentnya mereka, artis di Indonesia tidak akan pernah jauh-jauh dari lingkaran KD dan suaminya yang pengusaha berwajah petinju itu, atau mantan suaminya KD yang sedang dimabuk asmara, atau kakaknya KD yang pacaran dengan Raffi Ahmad itu. Muternya di situ-situuuuu aja.

Anyway, beberapa minggu terakhir ini, saya jadi cerah ceria karena B-Channel mulai menyiarkan X Factor USA. Dari dulu saya memang suka talent show beginian sih. Apalagi… yang jadi jurinya, tentu saja, the one and only, Simon Cowell!



I always love his accent and his sarcasm. Sekarang sudah masuk di tahapan seleksi juri di rumah mereka masing-masing. Duh, itu rumahnya Simon di Paris pula. Kurang keren apa cobaaaa!!! Belum lagi, untuk yang mendampingi Nicole yang bakal jadi mentor untuk grup kontestan Over-30s, juri tamunya adalaaaahhh… Enrique Iglesias!!!




AAAAAA! *histeris dulu selama 15 menit*

Sejauh ini, jagoan saya si Drew. Waktu audisi, dia nyanyi Baby. You can check out her performance here. And I found her version was better than the original version by poni-lembar-boy. Waktu di rumah Simon juga, dia nyanyi It Must Have Been Love, and it was AWESOME!
Waktu audisi di rumah juri ini juga saya jadi suka sama Phillip Lomax, yang nyanyi Please Don’t Stop the Music. Jadinya rada nge-jazz gituuu… Liat aja disini. Keren lah pokoknya.

Selain The X Factor, acara TV penyelamat hidup saya juga di B-Channel: Junior MasterChef! Ahahaha… iya sih, yang tahun 2009. Bahkan adk saya dengan menyebalkannya udah ngasih tau siapa yang akhirnya jadi pemenang. Tapi teteup aja, saya suka terkagum-kagum melihat para anak kecil itu dengan jagoannya bikin berbagai macam hidangan. Kemaren waktu invention test disuruh bikin masakan dengan bahan dasar daging kambing, they came up with magnificent dishes. Saya terpana aja liatnya. Saya mah kambing cuma kepikir dibikin gule doang. Atau sate.

Another good show yang saya tunggu-tunggu setiap minggu: StandUp Show di Metro TV =D. Sungguh menyenangkan melihat acara komedi yang tidak mengandalkan kelucuan ala slapstick. Seriously, acara komedi dimana orang saling memukul dengan properti dari styrofoam itu gak ada lucu-lucunya sama sekali.

Oh, and I also like The Kitchen Musical yang sekarang juga diputer di Metro TV. Kemaren saya ketawa aja liat You Can’t Hurry Love dinyanyikan dengan nuansa India gitu, lengkap dengan acara nari rame-ramenya.

Anyway, selain acara TV yang saya omongin tadi, saya lagi pengen cerita soal playlist saya lagi didominasi beberapa lagu. Yaituuuu… lagu-lagunya Maroon 5 dari album mereka yang Hands All Over.
Semenjak mereka muncul pertama kali dengan single This Love, saya memang udah jatuh cinta sama band yang satu ini. Suara vokalisnya, Adam Levine, bener-bener khas. Dan lagu mereka semua keren-keren. Saking cintanya saya sama band ini, waktu mereka konser di Jakarta kemaren, saya jadi galau maksimal. Pengen banget nontoooooon!

Yang sekarang lagi sering saya putar, tentu saja, Moves Like Jagger, a song with a very uplifting beat. Cocok nih buat bikin semangat pagi-pagi.
Trus lagi sering muter Misery, mulai dari yang original version sama yang acoustic versionnya. Seneng sama lagu ini bukan cuma karena beatnya, tapi juga liriknya.

So scared of breaking it,
that you won't let it bend
And I wrote you hundred letters
I would never send
Why won’t you answer me?
This silence is slowly killing me..
It’s not that I didn’t care
It’s that I didn’t know
It’s not what I didn’t feel
It’s just I didn’t show

Strong lyrics sang by an intoxicating voice, wrapped in a great music. What more do you expect???

And lately, Just A Feeling sama Never Gonna Leave This Bed bener-bener terngiang terus di telinga saya. Apalagi lirik Just A Feeling itu.

And she cries
"This is more than good bye.
When I look into your eyes
You’re not even there"

To the jleb banget gak sih liriknyaaaa??? *galau mendadak*.

Anyway, acara-acara TV tadi paling tidak bisa bikin saya semangat. Sekarang hari Kamis aja saya udah seneng, karena inget bakal ada X Factor dan StandUp Show.
What about you, what show currently has become your favourite? What song that currently has been played over and over again?

Minggu, 09 Oktober 2011

Me and the Cooking Cup

To tell you the truth, cooking is not my thing. Yep, waktu sekolah dulu saya pernah memasak sendiri. Tapi begitu selesai sekolah dan pulang kembali ke tanah air, saya cuma tau makan aja. Jadi saya sendiri juga sebenernya nyaris tidakpercaya sama diri saya sendiri waktu saya ikut lomba memasak.
Silakan dibaca lagi kalimat di atas. Anda gak salah baca kok, saya ikut lomba memasak.

Jadi gini, dalam rangka Dekan Cup, salah satu lomba yang diadakan oleh BEM FMIPA *ye,p Fakultas MIPA, tempat saya mencari nafkah* adalah lomba memasak. Tadinya saya gak ada minat sama sekali untuk ikutan. Tapi akhirnya saya jadi tertarik karenaaa… satu, masaknya boleh di rumah, jadi di kampus udah tinggal nata-nata hidangannya aja. Kemudian, yang alasan selanjutnya yang membuat saya makin semangat untuk ikut adalaaah… Jurinya si Chef Agus! Iyaaa, yang jadi Runner Up Master Chef Indonesia ituuu! Eh, gini-gini saya penonton setia MCI lho, dan saya pendukung Chef Agus *selain karena dia jagoan, dia juga.. ganteng*.

Eeeniwei, tentu saja, sebagai seseorang yang menyadari kelemahan diri sendiri, langkah pertama yang saya lakukan adalah merayu Mama untuk membantu saya. Tadinya sih mama gak mau. Tapi setelah membaca selebaran tentang lomba itu yang saya bawakan, si Mama malah jadi semangat juga. Dia tau-tau udah mengajukan berbagai macam ide masakan, sementara saya cuma manggut-manggut aja. Lombanya hari Sabtu, dan Jum’at malem, begitu saya sampe rumah, si Mama udah selesai aja bikin semacam nugget gitu dari ikan haruan. Bentuknya lucu-lucu pula, dicetak Mama pake cetakan kue.


Sabtu paginya, sampe di kampus, seperti biasa saya pake acara panik dulu. Secara nih ya, saya agak-agak clueless membayangkan itu si nugget mau ditata seperti apa. Apalagi begitu melihat pserta lain yang oh-keren-sekali-masakannya. Peserta dari dosen totalnya ada lima orang. Kalo dari mahasiswa, akhirnya ada 11 apa 12 orang gitu. Saya dapet nomer peserta dua. Di sebelah saya, Bu Wati, staf bagian kepegawaian yang memang punya katering. Begitu melihat masakan dia yang ditata dengan begitu cantiknya di atas piring, serius saya pengen mundur aja. Apalagi melihat masakan punya Ipul, yang ditata ala chef profesional. Itu lhooo..yang sausnya dibentuk kayak garis abstrak gitu di atas piring. Untunglah para mahasiswa saya dengan baik hatinya ikut bantuin nata-nata si nugget itu.


*para mahasiswa yang bantuin ibu dosennya yang sedang panik*

Setelah berpikir selama…beberapa detik, akhirnya saya memutuskan untuk menamai nugget itu sebagai… Hau Good. Hau dari kata haruan, sementara Good karena mau nyaingin nugget So Good.


*tampilan si Hau Good*

Sekitar hampir jam 10an, Agus dateeeng. Ih ya ampun, dari deket dia ganteng bangeeeet. Senyumnya itu lho, mampu melumerkan es batu dalam segelas es teh manis.
Singkat cerita, dia mendatangi satu persatu meja peserta untuk mencicipi masakan yang dilombakan. Karena rasa gugup *biasalah, saya si drama queen harus selalu lebay* dan grogi karena berdekatan dengan si ganteng yang jago memasak, jadi aja saya mempresentasikan masakan saya dengan sungguh ala kadarnya.

Yang paling saya ingat dari komentar Agus nyicipin masakan saya? Waktu dia nyicipin sausnya: “Sausnya enak…” katanya sambil senyum.
“O ya? Alhamdulillah. Padahal itu mah cuma nyampurin semua yang tersisa di rak di dapur…” kata saya dengan polosnya. Lha wong kata Mama gitu kooook…

*saya sedang presentasi masakan di depan Agus. rasanya ngajar Kimia Unsur selama 2 x 50 menit jauh lebih gampang dibandingkan menjelaskan masakan ini selama lima menit*

Begitu Agus berpindah untuk mencicipi masakan Bu Wati, saya langsung mencicipi masakan saya sendiri. Eh, beneran, saya sendiri belum nyicipin lhoooo….

*cicipin dulu aaahh...*

Anyway, nugget HauGood saya tidak bertahan lama. Ada 12 potong yang saya bawa. Setengah potong dicicipin Agus (dan saya ngabisin yang sisa setengah potongnya ;p). Sebelum Agus selesai nyicipin semua masakan peserta, itu nugget udah tinggal setengahnya gara-gara dicicipin dosen dan mahasiswa. Trus, tau-tau, Agus belum selesai demo masak, semua nugget itu udah lenyap. Yang tersisa tinggal daun selada dan tomat yang jadi garnishnya aja.

Selesai melakukan penilaian, Agus lalu demo masak. Ih, canggih deh. Ternyata beneran ya dia kalo masak dengan gaya kalem gitu, tapi cepeeet banget. Rapi pula. Sempet sambil ngobrol pula. Canggih aja.

Dia bikin steak patin saus pandan, sama jus cempedak sasirangan. Wetsah! Keren yak?

*Chef Agus in action. Cuma satu jam, tau-tau udah jadi aja itu steak dan jus. Kereeen*

Akhirnya, pengumuman pemenaaang. Yang bacain Agus. Jujur, saya kalopun berharap menang, cuma ngincer juara III. Apalagi semua staf dan dosen di Fakultas memang sudah meramalkan bahwa yang bakal juara I itu Bu Wati. Waktu Agus membacakan kalo yang juara III itu Mbak Lina, dosen PS Fisika (nilainya 80), saya ikut tepuk tangan dengan gembira. Pas Juara II diumumkan, dengan nilai 81, saya sempet kaget. Lha, kok juara II nya… Bu Wati? Jadilah saya menduga juara I nya Pak Noer, Pembantu Dekan III kami yang juga ikut.

“Kemudian, untuk Juara I, dengan nilai 84,5…” kata Agus. Saya udah ngeliatin Ipul dan Pak Noer aja. Pilihannya kan tinggal mereka doang.

“Ya…kira-kira nomor peserta berapa yang jadi juara?” kata Agus.

Nggak tau mahasiswa, gak tau staf, ada yang teriak gini… “Nomer empaaat…”. Saya sih langsung keplok-keplok aja. Nomer empat itu nomer pesertanya Pak Noer.

Eh, si Agus manggut-manggut…

“Iya, nomer empat…” katanya. Saya senyum. Yah, paling nggak kan Pak Noer dosen Kimia juga.

Eh, tapi tau-tau Agus ngomong lagi. “Tapi empat kurang dua. Jadi juara I adalah nomer peserta dua, atas nama Utami Irawati.”

Saya bengong. Lalu tereak. “Whuaaa… Kimia menaaang!!”. Mahasiswa Kimia juga pada tepuk tangan dan tereak-tereak, sementara saya dengan noraknya loncat-loncat. Ahahaha… seneng bangeeeet.

Udah gitu, untuk kategori mahasiswa, Kimia dapet juara II! Weeeyyy… Keren banget kaaan =D!

Trus para pemenangnya disuruh maju untuk nerima piala. Eh, ternyata yang nyerahin pialanyaaaa… Bukan Agus -_-. Yang nyerahin piala Pembantu Rektor III. Mbak Lina udah bisik-bisik aja : “Yah, kok bukannya Agus aja ya?”. Saya langsung setuju. With all due respect ya Pak, ketemu sama PR III mah banyak kesempatannya. Tapi ketemu sama Agus?

*saya, Bu Wati yang Juara II, sama Mbak Lina yang Juara III*

Tapi tapi tapi… selesai foto bareng sama peserta…
...
...
...


*saya sama siapaaaa? Sama Aguuuus :D*

Iyaaa… saya foto sama Aguuuus! Ecieee... ini begitu dia ngerangkul saya gitu, saya langsung disorakin mahasiswa lho ;p.

Pas selesai pembagian hadiah, saya langsung ngabarin Abah-Mama. Mama tadinya sempet gak percaya, karena kata Mama bikin masakan itu tadi gampang banget. Tapi pas malemnya saya pulang dan ngasih liat pialanya, Mama baru percaya. Ahahaha…
Jadilah ini membuktikan, that I have the best Mom in the world. Masakan Mama memang adalah masakan paling enak seduniaaa.
I love you, Mom =*

*Chef paling jago di seluruh dunia :D*