Senin, 30 Juni 2008

Coffee. Should I Give it Up?




You are a Black Coffee



At your best, you are: low maintenance, friendly, and adaptable



At your worst, you are: cheap and angsty



You drink coffee when: you can get your hands on it



Your caffeine addiction level: high






Mocha Frappuccino



Hyper and driven, you'll take your caffeine any way you can get it. Frappuccinos are good, but you'd probably chew coffee beans in a crunch!


it's just sooooo me... Walaupun udah banyak yang protes dengan kebiasaanku menggantungkan hidup pada kopi, teteup, I just can't let it go. Well, at least kan aku ga minum kopi yang serius. Maksudku, aku kan minumnya kopi instan doaaangg... Nescafe sama Indocafe Coffeemix gitu kan hitungannya bukan kopi serius kaan??

Disini pun, kalo pas kemanaaaa gitu dengan Flinders Street sebagai persinggahan sementara, sebelum keluar stasiun aku bakal belok dulu ke HQ, dan dengan manisnya selalu ngomong: "Can I have a regular cappuccino please? With three sugar".

Tapi sepertinya, Tuhan sudah mulai memberikan pertanda bahwa aku harus mulai menguranginya. Dimulai dari dua (apa tiga? apa empat?) hari yang lalu. Dengan pesanan biasa di HQ, I sat down and sip the coffee... Oh My God. They put NO sugar in the coffee! It's spoiled the taste for me!! Aku udah mulai cemberut..

Dan hari ini, waktu kita ke maze-dimana-itu-yang-pake-naik-bis-jauh-banget, begitu ngeliat ada kafe disana, jelaaaass...walopun M'Devi udah melotot, aku tetep dengan manisnya nongol di counter.

Aku: Can I have a cappuccino, please?

Mbak Waitress: Sure

Aku : I’ll have it for a take away

Mbak Waitress: Okay

…dan si Mbak pun mengeluarkan cangkir kertas, dan aku mengedarkan pandangan ke kafe yang nyaman itu…tindakan yang salah. I should have watched how she prepared my order.

Mbak Waitress: Do you want any sugar?

Aku: Make it three.

Mbak waitress: Pardon?

Aku: Um. Three spoons of sugar, please.

Mbak waitress: Okay

… Si mbak memasukkan gula, dan aku ikut menghitung dalam hati. Satu, dua, tiga. Good. Excellent. Two will not be nice, four will make the coffeee lost its taste...

Mbak waitress: Do you want to take out the bag from the cup?

Aku: Huh? Of course! *SEHARUSNYA aku sudah mulai curiga disini!! What kind of question is that??*

Mbak waitress: Here you go *sambil menyerahkan secangkir minuman panas yang udah pake tutup*

Aku: Thank you

Daaaan… Dengan penuh rasa bahagia karena akhirnya menemukan soulmate sehari-hariku, aku meneguk minuman panas itu, berharap menemukan kembali inspirasi dan semangat untuk hari ini. TAAAAPIIIII… Apa coba? I GOT A CUP OF TEA INSTEAD OF A CUP OF SWEET WARM AND NICE CAPPUCCINO!! Aku bengong. Menyesapnya sekali lagi. Iya. Rasa teh. Aku langsung duduk dan membuka lid cangkirnya. There it was. A cup of TEA. Ugh.

Huh. Males banget protes ke mbak waitress. Lagian, kita diburu-buru oleh jadwal bus yang dengan sombongnya sangat terbatas itu. Kalau menurut Masnop sih, mungkin karena tempat ini di dusun yang jauuuhhh banget, cappuccino mereka ya bentuknya teh. Penjelasan yang aneh.

I just want a warm regular cup of cappuccino with three sugar. It’s not that much that I want, is it?

Well, anyway, it’s been a great day of travelling!! I’ll upload the photos as soon as I feel I want to *Halah. Kayak yang ga niat*

Minggu, 29 Juni 2008

Berakhirnya Euforia Tanpa Assignment

Gyahahahaha… SATU MINGGU tanpa mengupdate apapun di MP selain meninggalkan komentar disana-sini..Kemana ajaaaa saya selama itu?? Heuu… Jadi begindang ni ya… Inet di kost kuotanya lagi ga beres. Umm..bukan ga beres sih, kita yang make aja kali ya yang pada ga beres. Jadi seringkali kita cuma bisa onlen di jam-jam ajaib. Dan jam segitu inspirasinya aku ga pernah jauh-jauh dari maen Tumblebugs, secara Zuma udah cerita lalu bangeeett…

Anyway, selama seminggu kemaren yang namanya berjalan-jalan, ya teteuuuuppp… Kemana saja? Well, masih di seputaran Melbourne dan beberapa daerah deket sini. Kapan-kapan liputan dan fotonya aku aplot, dengan catatan inet di kost dalam kondisi prima, yang berarti mesti nunggu awal bulan dulu. And next week, we’re going to a trip! Ha! Tell you about it later on after the trip…

Main point dari posting kali ini adalah apdetan soal kuliah: Euforia liburan dan kebebasan dari assignment udah berakhir. Nilai pun mulai bermunculan… Gyahahaha… Dimulai dari e-mail Kale, bahwa essay kami udah bisa diambil. Hasilnya adalah…jeng jeeengg… I got a credit for my final essay!! Dan aku langsung tertawa bahagia di depan Kale. Secara aku cuma berharap dapet Pass… Not so bad, I guess, dan lihatlah komentar Kale soal essay ini:

Yah, daripada anda juling-juling berusaha membacanya, saya ketik kembali berikut ini ya:

"Utami, you have surveyed a very extensive body of literature and comprehended a range of aspects of the importance of biodiversity. Despite your initial difficulties with phylogenetic ideas, you seem to have understood the relevance of its insights to biodiversity quite well. Your English expression is not yet at the same level as your understanding and needs improvement"

Jadi, intinya adalah, grammatical mistakes.. Hehehe… Ya wajarlah, this is the only essay yang ga pernah aku bawa untuk proof reading…

Setelah aku bolak-balik lagi, jadi nyengir sendiri. Kasian sekali si Kale ya, membetulkan begitu banyak kesalahan tata bahasa si anak malang yang sedang jadi mahasiswa perantauan dan harus mengerjakan tugas dalam bahasa yang bukan bahasa nenek moyangnya…

Begitu penuh coretan!

Si final essay ini bobotnya 50% dari nilai, 40% lagi dari field trip report, dan nilaiku juga ga jauh-jauh amatnasibnya, I got a C+ for the report. Jadi dengan mengasumsikan bahwa 10% dari class participation won’t help much (dan lagipula aku juga ag pede dengan nilaiku di bidang ini, secara ekspresiku di kelas lebih banyak berupa ekpresi hopeless), kalo diitung-itung, my final grade for this subject would be a Credit. Heuu… Not bad. In fact, this is my first semester!!

Next one, setelah menguatkan hati menerima apapun yang akan terjadi, aku mengimel Gerry… menanyakan dalam bahasa yang penuh tata krama, apakah aku sudah bisa tau berapa nilaiku untuk final essay Governance (yang bobotnya adalah 40%). Satu jam kemudian… balesan Gerry udah muncul di inboxku. Sambil merem-merem ga jelas, agak-agak memicingkan mata karena takut liat hasilnya… Isinya pendek banget. Cuma 3 baris:

Utami,

I gave you an 80 HD for the essay so well done

Gerry

GYAHAHAHAHA… Gimana gua ga berjumping around the room!!! Mengingat inilah essay yang aku betul-betul habis-habisan mengerjakannya. Dengan penuh pengabdian, pengharapan, pendedikasian dan segala macam peng-an lainnya. It took me about 9 weeks to do this essay!! Drafting sampe 7 kali, dan hasil akhirnya adalah essay sepanjang 2730 kata dengan 42 referensi. Kayaknya, kalo sampai aku baca satu aja lagi artikel tentang desentralisasi di Indonesia, aku bakal kejang-kejang. Apalagi 35% dari nilai untuk mata kuliah ini, sebelumnya aku cuma dapet 68… Mulailah aku menghitung-hitung. Tutorial paper, 35%; dapet 68. Tutorial presentation, 15%: dapet 72. Final essay, 40%: dapet 80. Tinggal 10% lagi dari class participation, semoga saja aku dengan kenekatanku untuk ngomong di kelas bisa dapet 70… Heuu…Insya Allah bisa dapet Distinction deh… Lumayannnn.. And what makes me really happy is, this is my favourite subject!!

Daaaann… final essay Perspective juga dibagiii!! Dapet 28/40, yang kalo diitung-itung setara 70. Lumayan lah, mepet banget di Distinction. Tapi rada nyeselnya adalah, I started the essay very well. Bahkan sama Ed ditulis, “Nice intro, very good”. Di bagian penjelasan mengenai Sustainability Principlesnya juga dikasih komen: “You linked and connected the principles in a very clear and sophisticated manner. Well done”. Tapi mulai di tengah-tengah, coretan dari Ed mulai berganti arah dan nada, sampai di salah satu bagian yang langsung dia lingkari, plus komen: “This is confusing. What are you actually trying to say???”. Gyahahaha… Maaph Ed, maklum, last assignment. Jadi aja memang kesannya udah buru-buru pengen selesai… Well, anyway... Syukurnya I did quite well for the first assignment dan group work. Jadi moga-moga nilai akhir mata kuliah ini bisa menutup nilai Ekologi…

Waduh, tinggal satu mata kuliah lagi niiihhh…. Environmental Analysis, yang mana untuk group work we only got 63!! Hasil resminya bakal keluar tanggal 11 Juli nanti. Doakan aku ya teman-temaaaannn…. Semoga bisa lolos dari mata kuliah ini, secara ini mata kuliah wajiiiib. Tambahan pula, dosennya adalah Course Coordinatornya aku, yang otomatis hapal ajah sama anak manis yang satu ini.

Jadi, mari menghitung hari sebelum libur semester ini betul-betul berakhir….

Senin, 23 Juni 2008

Should I Stay, or Should I Go?

Aduh, pemerintah kota Melbourne, maaf yaaa….udah mendompleng kalimat slogan anda tantang pembatasan jam masuk ke club di Melbourne. Tapi itulah yang kayaknya cukup mewakili soal yang satu ini. Beberapa waktu terakhir ini, aku jadi sering memikirkan soal imigrasi. Apalagi semenjak ke Immigration Museum kemaren. Dari dulu memang berasa gimanaaaa gitu lho, kalo baca tabloid Indonesia yang diterbitkan di Melbourne, kayaknya iklannya banyaaaak banget soal agen-agen imigrasi gitu, yang mengklaim bisa membantu proses aplikasi untuk menjadi PR alias Permanent Residence disini. Anyway, itu memang pilihan sih. And it is such a tempting option. Menggoda sekaliiii… Bandingkan saja KOPAJA P20 di Jakarta dengan Smart Bus 703 jurusan Middle Brighton via Clayton. Atau DAMRI Banjarmasin-Banjarbaru dengan shuttle bus Clayton-Caulfield campus. Itu baru soal transportasi. Belum lagi fasilitas yang menyenangkan. Standar hidup yang bikin kita berasa hidup seperti tokoh sinetron. Berbagai kemudahan. Sampai di sampul belakang buku promosi tentang Melbourne pun slogannya adalah: “Love Melbourne? Why not live here?”. Iya ya… Kenapa enggak... Dan udah banyak kok yang melakukannya. Banyak orang Indonesia yang udah bertahun-tahun jadi PR disini. Ada aja penerima beasiswa yang akhirnya ikhlas merelakan sebagian gajinya dipotong tiap bulan untuk membayar kembali AusAid karena memilih untuk tetap tinggal disini. Jadi, do I love Melbourne? Yes, I do. Why not live here? No, thank you. I don’t want to.

Saya tetap pengen balik ke Indonesia. Ke negara yang lagi morat marit. Ke negara yang rakyatnya berteriak tentang tekanan hidup yang semakin menghimpit. Ke negara yang kaya, tetapi melarat. Ke negara yang beritanya lebih banyak membuat saya meneteskan air mata.. Ada yang bilang, kalo there are too many things happen in Indonesia. Bad things. Iya. Tapi tetap, Indonesia itu negara saya. Yang membentuk pribadi saya. Yang menjadikan saya seperti ini. Saya tahu, saya tidak punya kuasa untuk mengubah Indonesia dalam sedetik menjadi lebih baik. Oh, please… SBY aja tertatih-tatih selama 5 tahun terakhir ini untuk memperbaiki apa yang telah ditinggalkan para pendahulunya. Dan saya, apa sih yang bisa saya lakukan? Ada. Saya masih punya pilihan untuk dilakukan. Saya bisa memilih untuk lari dari kesulitan itu. Atau, saya tetap menjalaninya. Bertahan. Dan terus berusaha. Orang selalu ribut dengan prinsip, think globally, act locally. Ya udah, kalau udah diributkan, kenapa tidak dilakukan? Saya pikir, membaktikan diri pada Indonesia tidak terbatas hanya dengan melakukan hal-hal besar, membuat Undang-Undang, mengusut kasus korupsi para Pejabat Negara. Kenapa ga mulai dari yang deket dulu aja sih? Mengusahakan supaya anak tukang cuci di rumah kita bisa sekolah lagi, misalnya. Saat ini, saya tidak mampu berbuat banyak. Tapi tidakmampu berbuat banyak tidak lantas berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa kan? Saya hanya tidak ingin lari. Dari negeri yang sudah membesarkan saya. Banyak yang bilang, untuk apa? Toh tidak ada yang menghargai. Hmm…terus kenapa? Apa kita harus melakukan sesuatu hanya karena ingin dihargai?

Terlepas dari apa saja yang sudah terjadi di Indonesia, saya merasa, Indonesia lah yang membuat saya bisa bertahan. Dan saya justru merasa, bahwa para rakyat kecil di Indonesia, they are the real survivor. Mungkin karena mereka tidak punya pilihan. Tapi justru, ketiadaan pilihan itulah yang membuat mereka tetap bertahan. Saya setuju dengan tulisan ini, yang menyatakan bahwa mungkin malah rakyat Indonesia sebenarnya lebih pemberani, karena tetap bertahan dengan segala kesulitan hidup itu.

Saya ada disinipun hanya untuk sementara. Saya pasti akan kembali. Ke Indonesia. Satu-satunya negeri yang akan tetap saya sebut tanah airku. Hingga akhir menutup mata.

Ahh… saya sudah bisa membayangkan, betapa bahagianya bila saya kembali. Saya pasti akan merindukan Melbourne, dengan segala kenikmatan dan kenyamanannya yang begitu menggoda. Tapi bagi saya, bisa membaktikan diri saya bagi Indonesia, jauh lebih bernilai. Saat ini, semangat yang membuat saya terus berusaha bertahan adalah untuk membagikan ilmu yang saya dapat disini, untuk para siswa saya. Untuk para sahabat saya. Untuk tanah air saya. Untuk INDONESIA. Selalu...

*Gambar benderanya pinjem dari sini

Selasa, 17 Juni 2008

From Museum to Museum (II): Immigration Museum

Masih sambungan dari posting saya sebelumnya mengenai tour de museums. Setelah Sabtu saya ke Scienceworks, maka hari Minggunya, saya ke museum lagi...tapi sekali ini museum yang betul-betul bermakna historis. Halah. Oke, jadi ceritanya saya memutuskan untuk ke Immigration Museum. kalo yang ini sih deket, pas di pusat kota Melbourne. Jalan dikit, sekitar 10-15 menit dari Flinders Street Stations. Tapi dengan langkah kaki saya lho yaaa... (FYI, temen-temen saya udah banyak yang mengklaim kalo langkah saya sekarang udah masuk Aussie's style. Dan saya menolak. Dari dulu saya jalannya kayak gini kok).

Immigration Museum ini mungkin sangat erat kaitannya dengan keberadaan Australia sebagai salah satu negara yang paling banyak jadi tujuan orang untuk berimigrasi. Bahkan Melbourne punya target Melbourne 2030, dan pertumbuhan penduduk disana disebutkan memang sebagian besar berasal dari imigrasi. Museum ini buka tiap hari. Sekali lagi, bawalah Student ID supaya bisa masuk dengan gratis. Kalo lupa bawa student ID, masuknya ga mahal-mahal amat kok. Cuma 6 AUD.

Kesan pertama saya pas masuk? berasa kayak masuk hotel...hehehe... Habisnya, meja tempat beli tiketnya kayak meja resepsionis hotel, ruang depannya juga kayak di lobby hotel gitu.

Anyway, mari kita mulai perjalanan di museum ini dari lantai pertama. Lantai pertama adalah mengenai sejarah mengenai bagaimana Australia pada umumnya dan Melbourne pada khususnya (kok berasa kayak teks skripsi sih?) bisa menjadi spot yang sangaaat multikultural. Salah satu papan gede pertama tulisannya langsung to the point: Leaving Home.

Dari papan ini, kita dibawa masuk ke ruangan gelap yang suram (jiyyee... Ami dengan bakat mendramatisirnya). Enggak ding. Di ruangan ini adalah deksripsi (atau narasi? atau argumentasi? apapunlah...) mengenai alasan-alasan mengapa orang ber-imigrasi. Macem-macem, perang, bencana alam, kelaparan, konflik politik, sampai keluarga. Ada satu layar besar yang menampilkan cerita-cerita mengenai para imigran dan alasan mereka for leaving (their) home. Persis kayak tulisan di papan sebelumnya. Aduuhh... yang udah kenal saya, pasti bisa menebak, betapa saya terduduk selama 15 menitan di depan layar itu sambil berurai air mata... Ami teaaaa.....

Terus, setelah part of the reasons, the next part is The Long Room. Kalo diliat dari segi sejarahnya sih, the Long Room ini dulu memang dipakai para imigran untuk melaporkan kedatangan mereka. Jadi yang ada disini adalah miniatur kapal. Jaman dulu mah, ga ada kali maskapai penerbangan yang berlomba-lomba menawarkan paket murah untuk ke Australia. Di dalam miniatur kapal itu ada replika mengenai bagaimana kondisi di kapal. Mulai dari kabin untuk upper social class, sampai bagian kabin untuk yang dari kasta sosial yang lebih rendah.

Beda jauh euy... Liat aja fasilitas sanitasinya yang bedaaaa banget.

Terus, kan ceritanya jaman dulu tuh belum ada yang namanya TV kabel, DVD, Play Station dan semacamnya. Jadi kebayang nggak sih selama perjalanan yang jelaaaassss lebih jauh daripada cuma sekedar Banjarmasin-Banjarbaru atau Jogja-Klaten, kita mesti ngapain aja? Ada kabin khusus hiburan, yang dilengkapi dengan...papan catur dan papan halma. Haduh. Oh iya, ada juga sih list mengenai berbagai hiburan yang ditampilkan pihak kapal. Yah, rata-rata nyanyi-nyanyi tunggal gitu sih. saya jadi bersyukuuuur banget hidup di zaman dimana IPod, Portable DVD dan computer games udah diciptakan. Gila aja, mati gaya banget terombang-ambing di laut selama berbulan-bulan dan hanya bisa main halma???

Next, "Getting In". Di bagian ini adalah penggambaran mengenai proses masuk ke Australia. Mulai dari lapor kedatangan, pengurusan izin tinggal dan semacamnya. Mulai dari tahun 1840an sampai sekarang. Ada juga box khusus dimana kita bisa melakukan semacam simulasi untuk wawancara dengan pihak berwenang kalo mau ngajuin PR alias Permanent Residence. Terus juga beberapa cerita imigran mengenai hal ihwal mereka akhirnya jadi PR di Australia. Different people, different reasons, different pathways. Interesting. I mean, bukankah selalu menarik untuk mendengar dan tahu berbagai macam kisah?

Anyway, kalo suka sejarah, atau tidak suka sejarah pun, cukup bisa menikmati museum ini. Bagi saya, beberapa bagian bahkan cukup menyentuh. because we can see, that people are somehow struggling for their life. And for some of them, one way of struggling is immigration.

From Museum to Museum (I): Scienceworks

Setelah wiken sebelumnya saya maen ke Melbourne Museum, wiken barusan saya kembali ke museum. Heuuu... People might think that it's such a strange option for weekend. But I like it indeed. Saya suka museum kok. Sama seperti saya suka blogwalking dan melihat bagaimana tiap hal ternyata bisa punya arti yang berbeda, di museum saya suka melihat bahwa banyak hal ternyata punya cerita masing-masing. Hari Sabtu kemaren, saya memutuskan ke Scienceworks. Rada jauh euy, jadi naik kereta sampai Southern Cross, terus naik kereta lagi sampai Spotswood, terus jalan kaki lagi sekitar 10 menit. Scienceworks ini sebetulnya targetnya adalah anak usia sekolah. Liat aja bendera-benderanya. Saya sih, dengan cueknya melangkah masuk, minta tiket (kalo bawa student ID dapet concession alias gratis! ah, betapa menyenangkannya jadi student disini...), tapi tiket untuk Planetarium tetep mesti bayar sih. Oh iya, tiket masuk Scienceworks kalo umum 6AUD, pelajar dan anak usia dibawah 12 tahun gratis. Kalo mau lihat Planetarium Show, umum nambah 5 AUD. Kalo concession, jadinya cuma 4AUD. Anak kecil lebih murah lagi, cuma 3,5 AUD.

Apa aja yang bisa diliat disini? Hmm..seperti yang udah disebutkan di atas (ayo di-scroll lagi...), ini sebetulnya buat anak-anak. Jadi intinya adalah ngasih penjelasan (dengan cara yang sangat menyenangkan) kepada para anak-anak itu, bahwa segala sesuatu itu ada penjelasan ilmiahnya. Salah satu stand utama itu House Secrets. Lucuuuu deeehhh... Jadi kayak rumah gede gitu, dan tiap ruangan yang biasa ada di rumah ditampilkan dengan segala pernak-perniknya. Sampai hal-hal yang kita ga kepikir. Misalnya nih ya, panci itu dari kapan coba dipake oleh manusia? Berapa jauh beda banyaknya air yangdiapke kalo kita mandi selama 10 menit? 15 menit? 20 menit? Kenapa tidak semua makanan boleh dipanaskan di microwave? Bentuknya interaktif. Lucu-lucu, tapi rada tengsin karena untuk mencobanya, saya mesti bersaing dengan beberapa anak usia 7 tahun (atau kurang deh kayaknya...). Beberapa hal bikin saya nyaris ketawa, karena kita sendiri mungkin ga kepikir. Misalnya, ada barang apa saja di loteng? Bahkan ada satu bagian yang bikin saya senyum, inget zaman saya kecil dulu: apa saja yang tersembunyi di bawah sofa?? Hahaha...kurang tuh, mestinya ditambah, apa saja yang tersembunyi di bawah tempat tidur? secara saya pernah menemukan hard disk portable saya yang sudah sempet diikhlaskan di bawah tempat tidur saya di Banjarmasin. Di daerah kamar tidur, ada juga penjelasan mengenai 'bedtime stories', lengkap dengan beberapa diorama mengenai dongeng terkenal.

Selain "House Secrets", ada juga Sportsworks. Nah, yang ini lumayan untuk semua umur. Tentang berbagai macam aktivitas olahraga, dan yang paling seru adalah ajang interaktif untuk mengukur kebugaran kita (Halah, berasa acara senam di TV). Mulai dari yang biasa, ngukur tinggi dan berat badan. Disini saya tersenyum lebar, karena berat badan saya ternyata udah naik lagi sodara-sodara!! I'm officially 38 kg!! Ha! Lumayan, nambah 2 kilo. Ada juga buat ngukur gerak refleks (I was categorized into very fast), koordinasi mata, gerakan dan refleks (sekali lagi, si mungil ini berada di bagian very good. ha!). Lucuuu... tapi saking asyiknya ngantri dan mencoba-coba (sekali lagi, saingan saya rata-rata adalah anak-anak SD), jadi lupa foto-foto.

Anyway, yang paliiiiiingggg bagus adalah Planetarium Show. Saya masuk di pertunjukan yang jam 2 siang. Shownya judulnya "The Search for Life". Basically, isinya adalah mengenai bagaimana para ilmuwan berusaha menemukan tanda-tanda kehidupan selain di bumi. Waduh, maafkan saya yang norak ini. Tapi selama hidup saya yang udah sedikiiit di atas seperempat abad, baru sekali itu saya masuk planetarium (iya, yang di Boscha belum pernah...hiks...). Saya bengong aja ngeliat layar yang berupa langit-langit berbentuk kubah (haduh...dekripsi yang membingungkan). Dan sepanjang show, woooow... Aduh, seandainya ada yang liat, tampang saya udah kaya orang bego ajah. Rasanya sepanjang pertunjukan saya mangap aja. Pas kita dibawa dari dasar laut sampai menembus atmosfir bumi...wheeewww... Saya sampai miring-miring di kursi, takut nabraaakk!! Heuu...berasa nonton 3D gitu deh. Dan dekripsi mengenai tata surya, galaksi, alam semesta. Saya bengong terus. Wow. Betapa Maha Kuasanya Tuhan itu. Betapa kecilnya manusia. Subhanallah... saya semakin berasa kecil... Narasi di bagian akhir juga bagi sanya ngena banget. "Just imagine, maybe faraway out there, someone, or is it something? Is also staring to the their sky, wondering, is there any other kind of life out there ?".

Well, overall, it's an interesting place to go, apalagi kalo seneng dengan mekanisme and such kind of things. Tapi kalo ga gitu suka, mendingan datengnya rame-rame. Biar ga garing dan mati gaya. Saya sendiri disana jadi inget dan kangeeeen banget sama si Didut ponakan saya. I really think that she'll enjoy it very much....

Senin, 16 Juni 2008

NO!!!

Oke, call me a coward, loser, pengecut, apapun deh. Tapiii... I'm really going to DROP that freaky subject! Arrrggghhh... Semester 2 baru akan resmi dimulai tanggal 14 Juli nanti. Artinya apa? Artinya aku masih punya waktu EMPAT minggu. DUAPULUH DELAPAN hari untuk TIDAK memikirkan kuliah. Dan barusan tadi aku ngecek my.monash portal. Niatnya buka Blackboard cuma pengen donlod foto waktu fieldtrip ke Cranbourne doang. Tapiii...... Udah ada course content untuk mata kuliah GE4890: Earth System Interactions: from Biogeochemical Cycles to Global Changes. What the... KULIAHNYA MASIH EMPAT MINGGU LAGI!!! Dengan perasaan gugup, kepala pening dan berasa migren, mata berkunang-kunang, and bees on my stomach (kalo orang jatuh cinta mah butterfly in the stomach), aku mengecek isinya. Udah lengkap. Silabus, jadwal perkuliahan, assessment criteria, reading list, research plan, seminar plan and assessment...apa maksudnya mengintimidasi seorang mahasiswa perantauan malang yang sedang menikmati liburannya dengan semua ancaman yang belum waktunya iniiiiii???... Oke. Niatku mulai bulat membentuk lingkaran yang udah 7/8 lengkap. Dan begitu di assessment criteria ada tulisan bahwa 35% adalah dari EXAMINATION, lingkaran itu menutup dengan mantap, mengkonvergen pada satu kesimpulan: I WILL DROP THIS SUBJECT.

The next question is, diganti sama apa yaaa...??*lagi so totalo desperado frustato membuka-buka handbook, mencari mata kuliah yang lebih berperikemanusiaan dan tidak mencantumkan examination sebagai assessment*

Kamis, 12 Juni 2008

Another Night's Out

Jalan-jalan lagiii... sekali ini ga sendirian, ga ramai-ramai, tapi bersama calon mantan tetanggaku, si Linda. Jadilah dua mahasiswa Arts Faculty ini mengunjungi Melbourne City dengan tujuan utama ke Eureka Skydeck Tower. Si Eureka Tower ini adalah gedung tertinggi di Melbourne, dan aku udah ngiler banget pengen kesana. Apalgi sejak liat fotonya di FSnya Johan. Pengen pengen pengeeeeen... Well, berangkat sore menjelang senja berganti malam ke City. Aku dengan polosnya sempet salah naek bus, salah zone euy, validate machinenya protes. Heu... untung Shuttle Bus yang mau ke Caulfield pas banget mau berangkat. Jadilah aku dan Linda dua penumpang terakhir di shuttle bus itu.

Eureka Tower ini deket kok dari Flinders Street. Jadi dari Flinders, jalan kaki ke kanan ke arah St.Kilda Road, melintasi Princess Bridge, belok kanan, jalan lagi sekitar 200 meter, belok kiri lagi. Well, anyway, you can't miss it. Secara itu gedung paling tinggi gitu lhooo.... Buat masuk, bayar 16AUD. Tapi kalo bawa student ID, dapet concession, jadi cuma 11AUD. Ga tau apa student ID dari negara lain berlaku apa nggak. Aku tidak cukup nekat memperlihatkan KTM UGM ku yang dengan penuh rasa sentimentilnya masih kubawa-bawa, walopun udah ada stempel "TELAH WISUDA" berwarna merah disitu.

Sebelum nyampe di lift, ada touch screen seukuran 2 meja bilyar (kayaknya, soalnya cuma itu yang terpikir olehku saat itu). Bagus deh. Jadi si meja itu permukaannya adalah semacam layar LCD (atau apapunlah) dengan gambar yang seperti mengapung-ngapung. Kalo disentuh, si gambar akan berubah jadi deskripsi mengenai beberapa landmarknya kota Melbourne. Cool.

Liftnya supeeeeer cepet. naik ke lantai 88 dalam waktu 38 detik. Linda sempet pucet, dan aku dengan noraknya memotret bagian dalam lift. Sempet lhoooo...dalam jangka waktu 38 detik.

Begitu keluar lift... Aduh, itu kan sepanjang dinding itu jendela kacaaaaa semua. Melbourne City yang bermandikan cahaya terlihat cantiiiik sekali. Di kejauhan kayaknya pantai St. Kilda. Gedung-gedung yang dari luar kelihatannya tinggi, dari sini kelihatan kecil. Not to mention the cars, yang terlihat cuma seperti paper clip warna-warni. Pheww... it's just soooo amazing. Aku dengan niatnya masuk ke The Edge. The Edge ini kubus kaca yang bisa disorongkan menjorok keluar dari gedung utama. Kubus KACA. Dinding, langit-langit dan lantainya kaca. Kebayang ga sih, ngeliat mobil-mobil itu lewat di bawah kaki kita? Oh iya, masuk The Edge ini bayar lagi 10 AUD. But I think it's really worth it. Asalkan TIDAK fobia ketinggian dan ruang tertutup. Sebelum masuk, sepatunya harus dialasi dulu pake semacam sarung gitu. Kata si Masnya sih supaya lantai kacanya ga kegores-gores. Dan, sayangnya, ga boleh bawa kamera kesini. Kita bakal difoto sih, tapi kalo mau nebus fotonya mesti nebus 15 AUD lagi. Jadi mendingan kalo mau rame-rame, nebus fotonya bisa patungan. Sempet ngopi-ngopi gitu sama Linda sambil ngeliatin Melbourne di malam hari. si Linda membayangkan suaminya, and I really miss my sista'. She's definetly going to love this one.

Well, setelah puas di SkyDeck, aku sama Linda balik ke Flinders. Tapiiii...dua manusia yang terobsesi menjadi objek kamera ini menganggap Yarra River di malam hari terlalu indah untuk tidak diabadikan. Walopun kamera si Linda dengan tidak sopannya tiba-tiba aja lowbatt. Gimana Linda ga ngomel-ngomel....

Heuuu...anyway, I really enjoy seeing Melbourne's light at night...

I would definetely merekomendasikan Eureka Skydeck ini sebagai salah satu places to go in Melbourne. Ga rugi. Dan yang pasti, Mas-mas dan Mbak-mbak yang jaga semuanya ramah-ramaaaaaaah banget. One thing for sure, Melbourne at night is amazing. Trust me.

Oh iyaa...beberapa foto lainnya aku posting di bagian foto... Have a look, ditanggung pasti jadi pengen ke sana juga...

Senin, 09 Juni 2008

An Afternoon Out

Setelah dua hari sebelumnya beramai-ramai menikmati euforia liburan, Minggu yang agak hangat kemaren aku jalan. Sendirian. Heuuu.... Pada dasarnya, I often enjoy my time to walk alone. Tujuan kali ini adalah... Melbourne Museum! Well, sebenrnya sih udah pernah kesana waktu IAP kemaren, tapi kok aku masih berasa ga puas yaaaa... Jadi aja aku kesana sendirian. Rada siangan, habis Dzuhur gitu.. Naik kereta api..tuuut..tuut.tuu...eh, salah. Naik kereta api dari huntingdale, turun di Parliament Station, jalan melintasi Carlton Garden. Sudah masuk Winter, sehingga dedaunan di pohon terlihat menguning...cantik sekali...

Di museum, kayaknya aku doang yang sendirian. Yang lain datang sama keluarga, jadi banyak anak kecil gituuu...I spent about two hours there. Terkagum-kagum melihat penjabaran di Mind and Body Gallery, tapi cuma sebentar aja di galeri yang memamerkan berbagai macam serangga. Yikes. I never really like animals, anyway. Sayangnya sebagian besar galeri tidak memperbolehkan acara potret memotret...

Habis dari museum, biasalah, ke daerah seputaran Swanston Street dan sekitarnya. I bought something for my self as a treat for surviving the semester. Dan, rada ironis. Di museum tadi, GA ADA satu pun orang Indonesia. Tapi...di jalan-jalan pertokoan itu...beeeuuuuhh.... Nyaris tiap setengah jam sekali aku denger percakapan yang pake "elo-gue-elo-gue". Well, sad to say, kayaknya museum memang bukan jadi tujuan yang menarik bagi orang Indonesia disini. Kenapa ya? Padahal seru koookkk....

By the way, i post some of the pictures on my trip on the photo section.

Goodbye...

Something hit me right in my heart tonight. This is it. I really have to let him go now. It's the time. As I have to move on with my life, he has to do it too. As he has his life to live, his own life, just like me, who have my own life to live...

So, I guess...this is it. Goodbye, for good. And I was wrong. I thought I'm not going to cry. But yes. I cry. Because it hurts. It. Really. Hurts.

Tuhan, tolong jagakan dia untukku...

Goodbye...As you are walking away from me, I'll try to find my light. My own light. But this time, it's without you...

Goodbye...

Something hit me right in my heart to night. This is it. I really have to let him go now. It's the time. As I have to move on with my life, he has to do it too. As he has his life to live, his own life, just like I who have my own life to live...

So, I guess...this is it. Goodbye, for good. And I was wrong. I thought I'm not going to cry. But yes. I cry. Because it hurts. It. Really. Hurts.

Tuhan, tolong jagakan dia untukku...

Goodbye...As you are walking away from me, I'll try to find my light. My own light. But this time, it's without you...

A Night's Out!

Seperti yang sebelumnya sudah direncanakan, akhirnya kami berlima, yaitu aku (si manis), Xue Ting (Singapur), Jamie (Filipina), Lu (Cina) dan Michael (Hong Kong) hari Jum'at kemaren maen ke City. Paginya ke agen rumah dulu di Clayton, tanda tangan kontrak rumah. Oh iyaaa....bulan depan aku pindah...but that's another story. Siangnya, I was the only one who was punctual enough untuk menunggu di depan perpus jam 12.30. Xue Ting dan Jamie rada telat 15 menit gitu, dan Michael baru muncul jam 1 kurang dikit. Lu bakal nyusul kami di City nanti. Naik mobil Xue Ting, kita pun berangkaaaattt... Tadinya sih mau makan siang di The Crowne. Tapi karena kita muterin beberapa jalan kecil dalam rangka nyari penginapan buat kakaknya Xue Ting, we kinda missed it. Tepi dengan wajah nelangsa, aku berhasil memaksa mereka untuk makan siang (meskipun sangat terlambat).

Kemanakah kami? Kami ..ehm... ke pameran saudarta-saudara! Pameran Green Products! Ha... Michael, Jamie dan Lu sangat tertarik karena mereka memang adalah mahasiswa environmental yang sangaat berdedikasi tinggi, Xue Ting pengen survey soal green companies yang mungkin bisa dijadikan studi kasus untuk assignments di semester depan (Oh, pleaseee...), dan aku?? Ah, aku mah pengen jalan-jalan doang... Well, pamerannya sendiri gitu-gitu aja (dan BAYAR pula!!). Beberapa yang dipamerkan memang green products bangeeet... recycled things, biofuel cars, solar panels..tapi, aku dan Xue Ting masih tidak mengerti, kenapa ada spa jacuzzi yang dipajang sebagai salah satu green products juga??? Dimana greennya cobaaa??? Anyway, setelah mengumpulkan beberapa merchandise gratisan (salah satu hal yang menyenangkan dari pameran), maka wisata pameran kami dinyatakan resmi berakhir.

TAAAAPIIIII... Ternyataaaa....anak-anak itu masih punya rencana lain. Tanpa setahuku, atau mungkin mereka sudah membicarakannya bersama-sama aku juga tapi aku ga nyadar, atau aku sebenernya sudah sadar but intentionally forget about it... mereka berencana untuk...KARAOKE BERSAMA!! Aku langsung mengajukan mosi tidak setuju, dan hanya perlu waktu dua kedipan mata bagi mereka untuk langsung menolak mosi itu. Aduh, tolong yaaa....aku GA PERNAH yang namanya karaoke. Kenapa? I don't really like the idea of talking in fornt of the public. And SINGING in front of others? Ha. Forget about it. Oh, come ooooonnnnn.... Aku buta nada. Parah. BANGET. Teman-temanku di zaman dulu sudah sangat mengenalku sehingga dengan bijaksana tidak pernah memintaku untuk menyanyi. Tapi, kalo soal mengomentari orang menyanyi, you can count on me. Setelah sadar bahwa tidak ada gunanya menyeret mereka ke hiburan menurutku lebih manusiawi (naik komidi putar, misalnya), aku dengan wajah sangat tidak jelas cuma bisa ngomong: "Okay. I'll go with you. But I tell you what, I'M NOT GOING TO SING! You guys do the singing, I'll only do the commentary things...".

Setelah berhasil menemukan tempat karaoke (di Lt. Bourke Street) yang lumayan murah (15 AUD untuk waktu bernyanyi sepuasnya, at least sampai tempat itu tutup jam 4 pagi, dan udah termasuk satu porsi minuman), masuklah rombongan kami yang bertambah satu orang lagi, temannya Jamie yang aku lupa namanya siapa.

Yang paling semangat sih si Michael dan Lu. walaupun tentu saja mereka nyanyi lagu-lagu dengan bahasa mereka sendiri yang sungguh tidak akan pernah kumengerti sepanjang masa. Untunglah si tempat karaoke itu punya koleksi lagu-lagu berbahasa Inggris juga.

Well, akhirnya aku ikut nyanyi juga. Aaaarrrrggghhh... setelah Xue Ting dan Lu menarik-narik diriku untuk berdiri dan Jamie melotot sambil ngomong: "YOU MUST SING!", akhirnya kami berempat pun bernyanyi bersama. Ha...dan suaraku sungguh tidak jelas ke arah mana. Well, lha nada yang bisa keluar dari aku itu cuma do - sol - do - sol doang kok! Aaaanywaaay... empat mahasiswa environment ini menyanyikan 4 lagu dari...um... Britney Spears. YIKESSS!!! Mulai dari I Love Rock and Roll, Sometimes, You Drive Me Crazy, sampai I Was Born to Make You Happy. Ugh. I can't believe my self that I really SANG those songs. Dan puncaknya adalah waktu kita bernyanyi, eh, ralat, meneriakkan lagunya Chumbawamba, yang Tubthumping. "I get knocked down. But I get up again. You ain't never gonna kick me down...I GET KNOCKED DOWN!!!". It was hilarious, actually. We were jumping around, laughing at ourselves...

Anyway, setelah puas bernyanyi selama EMPAT jam...pulanglah kami. Dan salah satu alasan yang akhirnya berhasil menyeret mereka pulang adalah.."Come on. Let's go home. Ami hasn't done her prayer for to night... And she still has to wake up so early to do her prayer again next morning...". Huhuhu...jadi terharu....

Well, it was really fun... anyway, hanging out with friends is always fun, rite?

Kamis, 05 Juni 2008

Beneran SELESAI!

Hayyaaaahhh.. Akhirnyaaa.... Semester ini BETUL-BETUL BERAKHIR! Iya siihhh...minggu terakhir kuliah itu minggu kemaren, tapi minggu ini masih diisi dengan mengerjakan dua final assignments. Yang satu due datenya tanggal 2 kemaren, satunya lagi baruuu aja aku submit sekitar...6 jam yang lalu. Dan, rasanya LEGA banget begitu memasukkan tugas itu ke kotaknya Sharron...

Iya sih, kemaren dan paginya sempet agak-sedikit bete karena beberapa hal kecil... Tapi yaaa... Setelah submit tugas, oh indahnya duniaaaa.....

Jadi, aku, Xue Ting, Lu, Michael, sama Jamie ceritanya ngumpul bareng sore tadi, merayakan berakhirnya semester ini. Catat ya... merayakan BERAKHIRNYA semester ini, bukan merayakan HASIL yang kami peroleh. That would be another thing, and I don't think my result deserves any celebration... Hiks... Tadinya cuma ber-4, karena Xue Ting masih harus membetulkan beberapa hal soal assignment dia dan dengan betenya dia menyalahkan Vista. But it was quite fun... Apalagi dalam keadaan udah lega gini... "Now I can finally clean my room and see the floor" kata Jamie. Kita ngobrol kesana-kemari, mulai dari betapa cerdasnya Gerry dan betapa menariknya mata kuliah yang dia bawakan, betapa lucunya Kale (dan kita menyempatkan diri menggosip mengenai Kale dan yang kemaren dia gandeng), betapa membingungkannya mata kuliah Ed, dan betapa membosankannya kelas Environmental Analysis. Ngomongin beberapa teman sekelas kami, mengeluhkan kenapa Gerry tidak mengajar mata kuliah apapun di semester depan tapi malah dosen lain yang membosankan masih akan mengajar mata kuliah WAJIB di semester depan, membanding-bandingkan mata kuliah yang akan kami ambil semester depan. Jamie sempet penasaran waktu aku, Lu dan Xue Ting agak sedikit menyinggung soal prince charming nya aku..."Hey, who's this charming one you're talking about... I am interested..." kata Jamie...dan dia langsung ngakak begitu liat telingaku tiba-tiba saja memerah... Well, sebenernya sih aku ga begitu peduli apa yang kami obrolin, I'm just enjoying the fact that we don't need to worry anymore about assignments.. Dan besok...kita berencana maen bareng ke City.. Ihiiikk.... SENANGGG!!

Setelah merasa tidak enak kepada para penjaga cafe yang mulai mengepel lantai, akhirnya kita pun bubar...dan sebelum pulang, aku kemana dulu coba? Ke Perpus!! Hohoho... Akhirnya aku ga perlu lagi ke lantai 3 ke deretan rak dengan Call Number 333. sekian-sekian sampai dengan 366 sekian-sekian yang semuaaaaa tentang environment. Kemanakah diriku??? Ke lantai bawah, koleksi Asian Studies, dan aku meminjam NOVEL-NOVEL INDONESIA!! Ha! Ini adalah bacaan aku selama 3 hari terakhir:

Silakan dilihat bedanya dengan yang akan aku baca selama 3 hari ke depan...

Dan seakan kebahagiaanku belum cukup, petugas loan counter yang melayani aku adalah si cuek yang sebenernya manis ituuu..... Heuuu....

So, i'm outta here! Got some readings to do...but this time, not for assignments purpose...

Senin, 02 Juni 2008

NOT a good one

Jam 5.30 PM. Di depan assignmet box. Biasanya, setelah ngumpul tugas, my feeling always kind of mix up. Deg-degan, lega, segala macam. But not today. Kosong. Dan begitu 12 halaman bersteples rapi di ujung kiri itu menghilang dari pandangan... entah kenapa...kosong.

Kenapa? I feel like some people lied to me. Umm...technically, maybe not lie. Not telling the truth. Saat seharusnya ada yang dikatakan. Just to make 'fair' means something more than just a simple word to say.

Jadi aja setelah mengumpul tugas, aku, tanpa alasan yang jelas, duduk di kursi panjang di depan Manton Rooms. Doing nothing but thinking. Tentang yang dulu ada. Tentang yang telah berlalu. Tentang yang kuharapkan hadir. Tentang yang sekarang tersisa. Apa?

Dan tetap saja...there are some unknown reasons remain to be untold. Dan pertanyaan 'mengapa?' itu tak akan pernah terjawab. Karena aku tak akan menyampaikannya.

Dan saat berjalan, aku hanya ingin menyelam di antara bintang. Bersandar sejenak pada bulan. Mengatupkan kedua mataku, mendengarkan desah nafas langit yang ikut lelah bersamaku.

Itu saja.

Karena aku lelah. Dan lelah itu memuncak saat ada yang nyata, bahwa ada beberapa yang tidak mengucapkan yang seharusnya diucapkan.

Gambar pinjem dari sini

Minggu, 01 Juni 2008

Lagi-lagi Soal (Dosen) Ekologi

Kenapa ya, sepertinya dosenku yang satu ini yang paling banyak jadi sumber ceritanya aku disini? Iyaa….Kale, si dosen Ekologi aku itu… Sekarang ini topik postingnya lagi-lagi tentang diaa… Well, sebenernya sih, kalo boleh jujur, dari range 1-10, Kale bakal aku kasih skor…8,5.. Karena dia…ehm…lumayan ganteng… Lucu dengan berbagai analoginya yang suka asal…dan pinter. Well, he finished his undergraduate in 1999, dan tahun 2007 udah bergelar Ph.D, it really takes more than luck to be like that, ya kan?

Jadi gini…Dua mingguan yang lalu, dalam keadaan udah mau loncat dari lantai 11 Menzies Building karena kepentok masiiiihhh aja di soal filogenetik ituu…aku menyerah. Dan meminta waktu konsultasi khusus dengan Kale. Jadilah kita berjanji akan bersua di ruangan dia hari Jum’at jam 11.00 pagi. Jam 11.00 paaas…aku ngetok pintu ruangannya. Kok sepi ya? Kok ga ada jawaban ya? Yasud… Turunlah daku ke Campus Centre, beli Teh Kotak, dan jam 11.15 balik mengetok pintu ruangannya lagi… Lhaa…kok masih ga disaut ya??? Jam 11.30 waktu aku balik ke ruangannya, udah rada khawatir. Secara ruangan dia masih tertutup tup tup…. Ya bener…ga dibukain pintu. Yasud…turunlah daku dan duduk dengan manisnya di depan Manton Rooms sambil cemberut .

Jam 11.43, pas aku nengok ke sisi kananku untuk ngeliatin jam..apa coba yang kuliat?? Kale. Baru dateng. LAGI GANDENGAN TANGAN!! Iyaaa…Kale jalan memasuki Menzies sambil gandengan sama Tara, mahasiswa Ph.D yang kemaren ikut field tripnya kamiii…. Gyaaa…. Aku langsung nunduk, dan berusahaaaa banget supaya ga ngakak… Akahahaha… Pas aku mengangkat wajahku lagi, apa coba adegan selanjutnya yang aku liat? Tara lagi menarik-narik Kale dengan manjanya untuk beli kopi di Coffeeshop… Sekali ini aku betul-betul harus menggigit bibir supaya ga ketawa ngakak… Nyeseel banget rasanya cuma duduk sendirian disana… Di saat-saat seperti itu, aku betul-betul perlu temen untuk cekikikan bareng… Beberapa saat kemudian, aku denger suara Kale: “Utami? Am I late?”. Aku mengangkat wajahku (yang entah kenapa, aku yakin banget terlihat sangat aneh…secara aku berusaha supaya ga ngakak), nyengir ajaib, dan mengangguk. Aku ga berani ngomong. Secara aku yakin pasti bakalan kelepasan ketawa kalo sampe ngomong… “So sorry!!… How long have you waited for me?” kata Kale dengan wajah bersalah. “umm…45 minutes??” kataku dengan cengiran yang semakin tidak jelas. “Damn… I thought I can make it to be here at 11.00..” kata Kale sambil melayangkan padangan ke arah Coffeeshop.. Sampai disini aku nunduk lagi, pengen ngikik…secara aku tau, Kale pasti ngeliatin Tara….Akahahahaha… Setelah berjanji bahwa dia akan siap 5 menit lagi, dia langsung naik ke lantai 1 ke ruangannya dia. Dan aku…mengumpulkan tumpukan bukuku sambil senyum-senyum sendiri… Aduuuhhh….ini nafsu pengen melakukan reportase infotainment nyaris tak tertahankan lagiii….

Tapi teteup…sekilas liputan langsung infotainment itu tidak menghapus kenyataan bahwa aku masih saja ga bisa mengerti pohon filogenetik. Dengan susah payah aku berusaha mengikuti penjelasan Kale… dan masiiihhh saja aku tidak paham pohon filogenetik yang bagiku lebih mirip garpu-garpu tidak jelas itu. Akhirnya…aku dengan wajah so totalo desperado frustato ngomong ke Kale: “See??? Now I hope you can understand why I am sooo desperate with this topic.”. kataku, lengkap dengan ekspresi menderita sepeti tokoh-tokoh sinetron…

Kale melipat tangannya, memandangku dengan serius, dan nanya: “Well.. Do you need an extension for this one?”. Hohoho… betapa menggodanyaa….. Secara itu sudah hari Jum’at, dan essay itu udah harus dikumpul hari Senin jam 5 sore. Setelah menghitung-hitung, bahwa aku masih harus memoles essay Governanceku, mengerjakan essay Perspective dan menyelesaikan tugas Environmental Analysis… aku sampai pada kesimpulan, bahwa extension cuma akan membuatku menderita semakin lama. Akhirnya aku menggeleng, sambil ngomong: “Well…I don’t know why, but I kind of have a feeling that any extension won’t help much..umm.. No. I don’t want any extension.” Kataku..walaupun dengan nada yah-saya-sendiri-sebenernya-ga-begitu-pasti-sih…

Kale manggut-manggut, dan bales ngomong: “Good. Because I don’t want to give you any extension, anyway.”. Aku bengong selama dua detik…MAKSUD LOOO??? Ngapain juga pake acara nawarin, coba? “So what’s your point of asking me that question???” kataku sambil cemberut… Kale nyengir, “Nothing. Just want to see your reaction…”, katanya. Aku speechless… “Now, off you go. Don’t forget. Monday, May 27. 5 PM. My pigeon hole. Okay?”, sambung Kale lagi sambil tersenyum jail….

Arrrggghhh….

Hari Selasa, waktu kuliah terakhir, topik i-don’t-want-to-give-you-any-extension-anyway itupun muncul lagi. Secara yang masuk kuliah cuma 6 dari 11 orang yang ngambil. “I can see that the ones coming here are those who have handed in the essay on time without any extension. I guess the others are still struggling with their essays..” kata Kale sambil manggut-manggut.

Aku dengan wajah cemberut ngomong: “Of course I hand it in on time without any extension. Besides, you DON’T want to give me any extension. Remember???”. Kale ketawa. Dan ngomong: “I don’t want to. You really need to have a good excuse to get any extension”.

“Like what??”, kataku. Masih dengan wajah cemberut.

“Well..say, you’re falling of from the plane when you’re on a flight, maybe? That’s a good reason to have an extension” jawab Kale. Dengan wajah serius.

Aku speechless .

Anyway, I’m going to miss him. Kale dengan analogi dan contoh-contoh ngaconya. Kelas Ekologi yang isinya cuma 11 orang. Field trip. I really learn a lot of things from this class….

This Is It!

Whuaaaaa!!!! Setelah sekian lama, tadi pagi aku bangun dengan perasaan legaaa…Kenapa coba? Semester pertamaku disini berakhir lah sudaaahh… Well. Belum berakhir-berakhir amat sih. Tanggal 2 nanti masih harus ngumpul Final Essay Perspective, trus tanggal 5 nanti due date untuk Environmental Analysis. Tapi paling enggak essay Perspectiveku udah jadi. Udah sempet proof-reading sih…tapi ga sama Matthew…huhuhu… Bisa ga ya Senin nanti masih ke Matthew lagi?

Call me a freak or something, tapi ga tau kenapa..pas minum kopi pagi tadi, aku ngerasa ada yang aneh. Aku akan merindukan semester ini. Sebenernya bukan cuma tadi pagi sih. Semenjak Senin. Waktu kuliah Governance terakhir, aku ngeliatin Gerry, temen-temen sekelas, dan mikir, aku akan sangat merindukan mata kuliah ini. Dan pas Gerry ngomong: “Thank you for this semester guys.. I don’t know how is it with you, but I really enjoy the class this semester…”. Aku yakin: I’m really going to miss his class… Besoknya waktu kuliah Ecological System & Management juga gitu. Waktu Kale dengan senyum usilnya yang khas menatap kami dan ngomong: “I just hope that you finish this class and bring something along with you..be a more generous person, maybe? Perhaps by not giving YOUR student any essay as assignment?” kata Kale sambil mengedipkan mata ke aku… Aku langsung nyengir…Gee.. I’m going to miss him too… Kelas terakhir Perspective? Hahahaha... Kesempatan terakhir memandangi my prince charming, si-bule-ganteng-berkacamata itu. Udah gitu, secara ternyata ini semester terakhir dia...bener-bener kesempatan terakhir deh menyegarkan pandangan dengan memandangi dirinyaa… Well, sepanjang kuliah, aku dan Xue Ting malah ngobrol, mendiskusikan siapa yang kira-kira bisa menggantikan si prince charming, “otherwise we will not survive through a boring class” kata Xue Ting. Sementara ini, kami menjatuhkan pilihan sementara pada salah satu temen sejurusan aku. Aku udah bilang sih ke Xue Ting, “I have a feeling that he doesn’t have any comb. His hair always look so messy”. Tapi kata Xue Ting, “But that’s what makes him look good”. Dan kita berdua dengan seriusnya memandangi anak itu, yang duduk dua deret di depan kami… Hahaha…dasar centil-centil yaaa….

Kuliah terakhir Environmental Analysis, hasil tugas kelompok kami dibagi. Dapet 63 alias Credit. Hahahaa…. Ya udah. Aku sih terima aja. Lha, waktu ngerjain itu memang kami ga fokus kok, masih mikir tugas-tugas yang lain. Tapi aku ngeliatin ke penilaian untuk presentasinya. Dapet 75!! Yippiee… Commentnya: “A well-organized presentasion. Delivered in a clear, enthusiastic, and professional way”. Alhamdulillah….Hehehe..ga nyangka, padahal aku kalo urusan presentasi biasanya berasa mau terjun bebas dari monas melulu saking nervousnya. Oh iya…satu lagi yang membuat aku tersenyum pada kuliah terakhir ini. Lu, temenku, juga bilang, bahwa: “Last weeek, he was keep looking at you! Even after you’ve done the presentation..He stil kept on looking at you…”. Tau dooonggg.. “he” yang dimaksud Lu refers to whom? Akahahaha…. Gyaaa… GR mode: ON!!!

Dan sekarang, semester ini pun berakhirlah sudah. Semester pertamaku di negeri orang… And I really mean it when I say that I enjoy it very much. Banyaaaak banget yang aku dapet. Ilmu, pengetahuan, wawasan, teman-teman, pengalaman… Semua yang terasa baru dan menarik..

Alhamdulillah ya Allah….terima kasih banyak sudah memberikan karunia ini kepadaku…

Senin, 30 Juni 2008

Coffee. Should I Give it Up?




You are a Black Coffee



At your best, you are: low maintenance, friendly, and adaptable



At your worst, you are: cheap and angsty



You drink coffee when: you can get your hands on it



Your caffeine addiction level: high






Mocha Frappuccino



Hyper and driven, you'll take your caffeine any way you can get it. Frappuccinos are good, but you'd probably chew coffee beans in a crunch!


it's just sooooo me... Walaupun udah banyak yang protes dengan kebiasaanku menggantungkan hidup pada kopi, teteup, I just can't let it go. Well, at least kan aku ga minum kopi yang serius. Maksudku, aku kan minumnya kopi instan doaaangg... Nescafe sama Indocafe Coffeemix gitu kan hitungannya bukan kopi serius kaan??

Disini pun, kalo pas kemanaaaa gitu dengan Flinders Street sebagai persinggahan sementara, sebelum keluar stasiun aku bakal belok dulu ke HQ, dan dengan manisnya selalu ngomong: "Can I have a regular cappuccino please? With three sugar".

Tapi sepertinya, Tuhan sudah mulai memberikan pertanda bahwa aku harus mulai menguranginya. Dimulai dari dua (apa tiga? apa empat?) hari yang lalu. Dengan pesanan biasa di HQ, I sat down and sip the coffee... Oh My God. They put NO sugar in the coffee! It's spoiled the taste for me!! Aku udah mulai cemberut..

Dan hari ini, waktu kita ke maze-dimana-itu-yang-pake-naik-bis-jauh-banget, begitu ngeliat ada kafe disana, jelaaaass...walopun M'Devi udah melotot, aku tetep dengan manisnya nongol di counter.

Aku: Can I have a cappuccino, please?

Mbak Waitress: Sure

Aku : I’ll have it for a take away

Mbak Waitress: Okay

…dan si Mbak pun mengeluarkan cangkir kertas, dan aku mengedarkan pandangan ke kafe yang nyaman itu…tindakan yang salah. I should have watched how she prepared my order.

Mbak Waitress: Do you want any sugar?

Aku: Make it three.

Mbak waitress: Pardon?

Aku: Um. Three spoons of sugar, please.

Mbak waitress: Okay

… Si mbak memasukkan gula, dan aku ikut menghitung dalam hati. Satu, dua, tiga. Good. Excellent. Two will not be nice, four will make the coffeee lost its taste...

Mbak waitress: Do you want to take out the bag from the cup?

Aku: Huh? Of course! *SEHARUSNYA aku sudah mulai curiga disini!! What kind of question is that??*

Mbak waitress: Here you go *sambil menyerahkan secangkir minuman panas yang udah pake tutup*

Aku: Thank you

Daaaan… Dengan penuh rasa bahagia karena akhirnya menemukan soulmate sehari-hariku, aku meneguk minuman panas itu, berharap menemukan kembali inspirasi dan semangat untuk hari ini. TAAAAPIIIII… Apa coba? I GOT A CUP OF TEA INSTEAD OF A CUP OF SWEET WARM AND NICE CAPPUCCINO!! Aku bengong. Menyesapnya sekali lagi. Iya. Rasa teh. Aku langsung duduk dan membuka lid cangkirnya. There it was. A cup of TEA. Ugh.

Huh. Males banget protes ke mbak waitress. Lagian, kita diburu-buru oleh jadwal bus yang dengan sombongnya sangat terbatas itu. Kalau menurut Masnop sih, mungkin karena tempat ini di dusun yang jauuuhhh banget, cappuccino mereka ya bentuknya teh. Penjelasan yang aneh.

I just want a warm regular cup of cappuccino with three sugar. It’s not that much that I want, is it?

Well, anyway, it’s been a great day of travelling!! I’ll upload the photos as soon as I feel I want to *Halah. Kayak yang ga niat*

Minggu, 29 Juni 2008

Berakhirnya Euforia Tanpa Assignment

Gyahahahaha… SATU MINGGU tanpa mengupdate apapun di MP selain meninggalkan komentar disana-sini..Kemana ajaaaa saya selama itu?? Heuu… Jadi begindang ni ya… Inet di kost kuotanya lagi ga beres. Umm..bukan ga beres sih, kita yang make aja kali ya yang pada ga beres. Jadi seringkali kita cuma bisa onlen di jam-jam ajaib. Dan jam segitu inspirasinya aku ga pernah jauh-jauh dari maen Tumblebugs, secara Zuma udah cerita lalu bangeeett…

Anyway, selama seminggu kemaren yang namanya berjalan-jalan, ya teteuuuuppp… Kemana saja? Well, masih di seputaran Melbourne dan beberapa daerah deket sini. Kapan-kapan liputan dan fotonya aku aplot, dengan catatan inet di kost dalam kondisi prima, yang berarti mesti nunggu awal bulan dulu. And next week, we’re going to a trip! Ha! Tell you about it later on after the trip…

Main point dari posting kali ini adalah apdetan soal kuliah: Euforia liburan dan kebebasan dari assignment udah berakhir. Nilai pun mulai bermunculan… Gyahahaha… Dimulai dari e-mail Kale, bahwa essay kami udah bisa diambil. Hasilnya adalah…jeng jeeengg… I got a credit for my final essay!! Dan aku langsung tertawa bahagia di depan Kale. Secara aku cuma berharap dapet Pass… Not so bad, I guess, dan lihatlah komentar Kale soal essay ini:

Yah, daripada anda juling-juling berusaha membacanya, saya ketik kembali berikut ini ya:

"Utami, you have surveyed a very extensive body of literature and comprehended a range of aspects of the importance of biodiversity. Despite your initial difficulties with phylogenetic ideas, you seem to have understood the relevance of its insights to biodiversity quite well. Your English expression is not yet at the same level as your understanding and needs improvement"

Jadi, intinya adalah, grammatical mistakes.. Hehehe… Ya wajarlah, this is the only essay yang ga pernah aku bawa untuk proof reading…

Setelah aku bolak-balik lagi, jadi nyengir sendiri. Kasian sekali si Kale ya, membetulkan begitu banyak kesalahan tata bahasa si anak malang yang sedang jadi mahasiswa perantauan dan harus mengerjakan tugas dalam bahasa yang bukan bahasa nenek moyangnya…

Begitu penuh coretan!

Si final essay ini bobotnya 50% dari nilai, 40% lagi dari field trip report, dan nilaiku juga ga jauh-jauh amatnasibnya, I got a C+ for the report. Jadi dengan mengasumsikan bahwa 10% dari class participation won’t help much (dan lagipula aku juga ag pede dengan nilaiku di bidang ini, secara ekspresiku di kelas lebih banyak berupa ekpresi hopeless), kalo diitung-itung, my final grade for this subject would be a Credit. Heuu… Not bad. In fact, this is my first semester!!

Next one, setelah menguatkan hati menerima apapun yang akan terjadi, aku mengimel Gerry… menanyakan dalam bahasa yang penuh tata krama, apakah aku sudah bisa tau berapa nilaiku untuk final essay Governance (yang bobotnya adalah 40%). Satu jam kemudian… balesan Gerry udah muncul di inboxku. Sambil merem-merem ga jelas, agak-agak memicingkan mata karena takut liat hasilnya… Isinya pendek banget. Cuma 3 baris:

Utami,

I gave you an 80 HD for the essay so well done

Gerry

GYAHAHAHAHA… Gimana gua ga berjumping around the room!!! Mengingat inilah essay yang aku betul-betul habis-habisan mengerjakannya. Dengan penuh pengabdian, pengharapan, pendedikasian dan segala macam peng-an lainnya. It took me about 9 weeks to do this essay!! Drafting sampe 7 kali, dan hasil akhirnya adalah essay sepanjang 2730 kata dengan 42 referensi. Kayaknya, kalo sampai aku baca satu aja lagi artikel tentang desentralisasi di Indonesia, aku bakal kejang-kejang. Apalagi 35% dari nilai untuk mata kuliah ini, sebelumnya aku cuma dapet 68… Mulailah aku menghitung-hitung. Tutorial paper, 35%; dapet 68. Tutorial presentation, 15%: dapet 72. Final essay, 40%: dapet 80. Tinggal 10% lagi dari class participation, semoga saja aku dengan kenekatanku untuk ngomong di kelas bisa dapet 70… Heuu…Insya Allah bisa dapet Distinction deh… Lumayannnn.. And what makes me really happy is, this is my favourite subject!!

Daaaann… final essay Perspective juga dibagiii!! Dapet 28/40, yang kalo diitung-itung setara 70. Lumayan lah, mepet banget di Distinction. Tapi rada nyeselnya adalah, I started the essay very well. Bahkan sama Ed ditulis, “Nice intro, very good”. Di bagian penjelasan mengenai Sustainability Principlesnya juga dikasih komen: “You linked and connected the principles in a very clear and sophisticated manner. Well done”. Tapi mulai di tengah-tengah, coretan dari Ed mulai berganti arah dan nada, sampai di salah satu bagian yang langsung dia lingkari, plus komen: “This is confusing. What are you actually trying to say???”. Gyahahaha… Maaph Ed, maklum, last assignment. Jadi aja memang kesannya udah buru-buru pengen selesai… Well, anyway... Syukurnya I did quite well for the first assignment dan group work. Jadi moga-moga nilai akhir mata kuliah ini bisa menutup nilai Ekologi…

Waduh, tinggal satu mata kuliah lagi niiihhh…. Environmental Analysis, yang mana untuk group work we only got 63!! Hasil resminya bakal keluar tanggal 11 Juli nanti. Doakan aku ya teman-temaaaannn…. Semoga bisa lolos dari mata kuliah ini, secara ini mata kuliah wajiiiib. Tambahan pula, dosennya adalah Course Coordinatornya aku, yang otomatis hapal ajah sama anak manis yang satu ini.

Jadi, mari menghitung hari sebelum libur semester ini betul-betul berakhir….

Senin, 23 Juni 2008

Should I Stay, or Should I Go?

Aduh, pemerintah kota Melbourne, maaf yaaa….udah mendompleng kalimat slogan anda tantang pembatasan jam masuk ke club di Melbourne. Tapi itulah yang kayaknya cukup mewakili soal yang satu ini. Beberapa waktu terakhir ini, aku jadi sering memikirkan soal imigrasi. Apalagi semenjak ke Immigration Museum kemaren. Dari dulu memang berasa gimanaaaa gitu lho, kalo baca tabloid Indonesia yang diterbitkan di Melbourne, kayaknya iklannya banyaaaak banget soal agen-agen imigrasi gitu, yang mengklaim bisa membantu proses aplikasi untuk menjadi PR alias Permanent Residence disini. Anyway, itu memang pilihan sih. And it is such a tempting option. Menggoda sekaliiii… Bandingkan saja KOPAJA P20 di Jakarta dengan Smart Bus 703 jurusan Middle Brighton via Clayton. Atau DAMRI Banjarmasin-Banjarbaru dengan shuttle bus Clayton-Caulfield campus. Itu baru soal transportasi. Belum lagi fasilitas yang menyenangkan. Standar hidup yang bikin kita berasa hidup seperti tokoh sinetron. Berbagai kemudahan. Sampai di sampul belakang buku promosi tentang Melbourne pun slogannya adalah: “Love Melbourne? Why not live here?”. Iya ya… Kenapa enggak... Dan udah banyak kok yang melakukannya. Banyak orang Indonesia yang udah bertahun-tahun jadi PR disini. Ada aja penerima beasiswa yang akhirnya ikhlas merelakan sebagian gajinya dipotong tiap bulan untuk membayar kembali AusAid karena memilih untuk tetap tinggal disini. Jadi, do I love Melbourne? Yes, I do. Why not live here? No, thank you. I don’t want to.

Saya tetap pengen balik ke Indonesia. Ke negara yang lagi morat marit. Ke negara yang rakyatnya berteriak tentang tekanan hidup yang semakin menghimpit. Ke negara yang kaya, tetapi melarat. Ke negara yang beritanya lebih banyak membuat saya meneteskan air mata.. Ada yang bilang, kalo there are too many things happen in Indonesia. Bad things. Iya. Tapi tetap, Indonesia itu negara saya. Yang membentuk pribadi saya. Yang menjadikan saya seperti ini. Saya tahu, saya tidak punya kuasa untuk mengubah Indonesia dalam sedetik menjadi lebih baik. Oh, please… SBY aja tertatih-tatih selama 5 tahun terakhir ini untuk memperbaiki apa yang telah ditinggalkan para pendahulunya. Dan saya, apa sih yang bisa saya lakukan? Ada. Saya masih punya pilihan untuk dilakukan. Saya bisa memilih untuk lari dari kesulitan itu. Atau, saya tetap menjalaninya. Bertahan. Dan terus berusaha. Orang selalu ribut dengan prinsip, think globally, act locally. Ya udah, kalau udah diributkan, kenapa tidak dilakukan? Saya pikir, membaktikan diri pada Indonesia tidak terbatas hanya dengan melakukan hal-hal besar, membuat Undang-Undang, mengusut kasus korupsi para Pejabat Negara. Kenapa ga mulai dari yang deket dulu aja sih? Mengusahakan supaya anak tukang cuci di rumah kita bisa sekolah lagi, misalnya. Saat ini, saya tidak mampu berbuat banyak. Tapi tidakmampu berbuat banyak tidak lantas berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa kan? Saya hanya tidak ingin lari. Dari negeri yang sudah membesarkan saya. Banyak yang bilang, untuk apa? Toh tidak ada yang menghargai. Hmm…terus kenapa? Apa kita harus melakukan sesuatu hanya karena ingin dihargai?

Terlepas dari apa saja yang sudah terjadi di Indonesia, saya merasa, Indonesia lah yang membuat saya bisa bertahan. Dan saya justru merasa, bahwa para rakyat kecil di Indonesia, they are the real survivor. Mungkin karena mereka tidak punya pilihan. Tapi justru, ketiadaan pilihan itulah yang membuat mereka tetap bertahan. Saya setuju dengan tulisan ini, yang menyatakan bahwa mungkin malah rakyat Indonesia sebenarnya lebih pemberani, karena tetap bertahan dengan segala kesulitan hidup itu.

Saya ada disinipun hanya untuk sementara. Saya pasti akan kembali. Ke Indonesia. Satu-satunya negeri yang akan tetap saya sebut tanah airku. Hingga akhir menutup mata.

Ahh… saya sudah bisa membayangkan, betapa bahagianya bila saya kembali. Saya pasti akan merindukan Melbourne, dengan segala kenikmatan dan kenyamanannya yang begitu menggoda. Tapi bagi saya, bisa membaktikan diri saya bagi Indonesia, jauh lebih bernilai. Saat ini, semangat yang membuat saya terus berusaha bertahan adalah untuk membagikan ilmu yang saya dapat disini, untuk para siswa saya. Untuk para sahabat saya. Untuk tanah air saya. Untuk INDONESIA. Selalu...

*Gambar benderanya pinjem dari sini

Selasa, 17 Juni 2008

From Museum to Museum (II): Immigration Museum

Masih sambungan dari posting saya sebelumnya mengenai tour de museums. Setelah Sabtu saya ke Scienceworks, maka hari Minggunya, saya ke museum lagi...tapi sekali ini museum yang betul-betul bermakna historis. Halah. Oke, jadi ceritanya saya memutuskan untuk ke Immigration Museum. kalo yang ini sih deket, pas di pusat kota Melbourne. Jalan dikit, sekitar 10-15 menit dari Flinders Street Stations. Tapi dengan langkah kaki saya lho yaaa... (FYI, temen-temen saya udah banyak yang mengklaim kalo langkah saya sekarang udah masuk Aussie's style. Dan saya menolak. Dari dulu saya jalannya kayak gini kok).

Immigration Museum ini mungkin sangat erat kaitannya dengan keberadaan Australia sebagai salah satu negara yang paling banyak jadi tujuan orang untuk berimigrasi. Bahkan Melbourne punya target Melbourne 2030, dan pertumbuhan penduduk disana disebutkan memang sebagian besar berasal dari imigrasi. Museum ini buka tiap hari. Sekali lagi, bawalah Student ID supaya bisa masuk dengan gratis. Kalo lupa bawa student ID, masuknya ga mahal-mahal amat kok. Cuma 6 AUD.

Kesan pertama saya pas masuk? berasa kayak masuk hotel...hehehe... Habisnya, meja tempat beli tiketnya kayak meja resepsionis hotel, ruang depannya juga kayak di lobby hotel gitu.

Anyway, mari kita mulai perjalanan di museum ini dari lantai pertama. Lantai pertama adalah mengenai sejarah mengenai bagaimana Australia pada umumnya dan Melbourne pada khususnya (kok berasa kayak teks skripsi sih?) bisa menjadi spot yang sangaaat multikultural. Salah satu papan gede pertama tulisannya langsung to the point: Leaving Home.

Dari papan ini, kita dibawa masuk ke ruangan gelap yang suram (jiyyee... Ami dengan bakat mendramatisirnya). Enggak ding. Di ruangan ini adalah deksripsi (atau narasi? atau argumentasi? apapunlah...) mengenai alasan-alasan mengapa orang ber-imigrasi. Macem-macem, perang, bencana alam, kelaparan, konflik politik, sampai keluarga. Ada satu layar besar yang menampilkan cerita-cerita mengenai para imigran dan alasan mereka for leaving (their) home. Persis kayak tulisan di papan sebelumnya. Aduuhh... yang udah kenal saya, pasti bisa menebak, betapa saya terduduk selama 15 menitan di depan layar itu sambil berurai air mata... Ami teaaaa.....

Terus, setelah part of the reasons, the next part is The Long Room. Kalo diliat dari segi sejarahnya sih, the Long Room ini dulu memang dipakai para imigran untuk melaporkan kedatangan mereka. Jadi yang ada disini adalah miniatur kapal. Jaman dulu mah, ga ada kali maskapai penerbangan yang berlomba-lomba menawarkan paket murah untuk ke Australia. Di dalam miniatur kapal itu ada replika mengenai bagaimana kondisi di kapal. Mulai dari kabin untuk upper social class, sampai bagian kabin untuk yang dari kasta sosial yang lebih rendah.

Beda jauh euy... Liat aja fasilitas sanitasinya yang bedaaaa banget.

Terus, kan ceritanya jaman dulu tuh belum ada yang namanya TV kabel, DVD, Play Station dan semacamnya. Jadi kebayang nggak sih selama perjalanan yang jelaaaassss lebih jauh daripada cuma sekedar Banjarmasin-Banjarbaru atau Jogja-Klaten, kita mesti ngapain aja? Ada kabin khusus hiburan, yang dilengkapi dengan...papan catur dan papan halma. Haduh. Oh iya, ada juga sih list mengenai berbagai hiburan yang ditampilkan pihak kapal. Yah, rata-rata nyanyi-nyanyi tunggal gitu sih. saya jadi bersyukuuuur banget hidup di zaman dimana IPod, Portable DVD dan computer games udah diciptakan. Gila aja, mati gaya banget terombang-ambing di laut selama berbulan-bulan dan hanya bisa main halma???

Next, "Getting In". Di bagian ini adalah penggambaran mengenai proses masuk ke Australia. Mulai dari lapor kedatangan, pengurusan izin tinggal dan semacamnya. Mulai dari tahun 1840an sampai sekarang. Ada juga box khusus dimana kita bisa melakukan semacam simulasi untuk wawancara dengan pihak berwenang kalo mau ngajuin PR alias Permanent Residence. Terus juga beberapa cerita imigran mengenai hal ihwal mereka akhirnya jadi PR di Australia. Different people, different reasons, different pathways. Interesting. I mean, bukankah selalu menarik untuk mendengar dan tahu berbagai macam kisah?

Anyway, kalo suka sejarah, atau tidak suka sejarah pun, cukup bisa menikmati museum ini. Bagi saya, beberapa bagian bahkan cukup menyentuh. because we can see, that people are somehow struggling for their life. And for some of them, one way of struggling is immigration.

From Museum to Museum (I): Scienceworks

Setelah wiken sebelumnya saya maen ke Melbourne Museum, wiken barusan saya kembali ke museum. Heuuu... People might think that it's such a strange option for weekend. But I like it indeed. Saya suka museum kok. Sama seperti saya suka blogwalking dan melihat bagaimana tiap hal ternyata bisa punya arti yang berbeda, di museum saya suka melihat bahwa banyak hal ternyata punya cerita masing-masing. Hari Sabtu kemaren, saya memutuskan ke Scienceworks. Rada jauh euy, jadi naik kereta sampai Southern Cross, terus naik kereta lagi sampai Spotswood, terus jalan kaki lagi sekitar 10 menit. Scienceworks ini sebetulnya targetnya adalah anak usia sekolah. Liat aja bendera-benderanya. Saya sih, dengan cueknya melangkah masuk, minta tiket (kalo bawa student ID dapet concession alias gratis! ah, betapa menyenangkannya jadi student disini...), tapi tiket untuk Planetarium tetep mesti bayar sih. Oh iya, tiket masuk Scienceworks kalo umum 6AUD, pelajar dan anak usia dibawah 12 tahun gratis. Kalo mau lihat Planetarium Show, umum nambah 5 AUD. Kalo concession, jadinya cuma 4AUD. Anak kecil lebih murah lagi, cuma 3,5 AUD.

Apa aja yang bisa diliat disini? Hmm..seperti yang udah disebutkan di atas (ayo di-scroll lagi...), ini sebetulnya buat anak-anak. Jadi intinya adalah ngasih penjelasan (dengan cara yang sangat menyenangkan) kepada para anak-anak itu, bahwa segala sesuatu itu ada penjelasan ilmiahnya. Salah satu stand utama itu House Secrets. Lucuuuu deeehhh... Jadi kayak rumah gede gitu, dan tiap ruangan yang biasa ada di rumah ditampilkan dengan segala pernak-perniknya. Sampai hal-hal yang kita ga kepikir. Misalnya nih ya, panci itu dari kapan coba dipake oleh manusia? Berapa jauh beda banyaknya air yangdiapke kalo kita mandi selama 10 menit? 15 menit? 20 menit? Kenapa tidak semua makanan boleh dipanaskan di microwave? Bentuknya interaktif. Lucu-lucu, tapi rada tengsin karena untuk mencobanya, saya mesti bersaing dengan beberapa anak usia 7 tahun (atau kurang deh kayaknya...). Beberapa hal bikin saya nyaris ketawa, karena kita sendiri mungkin ga kepikir. Misalnya, ada barang apa saja di loteng? Bahkan ada satu bagian yang bikin saya senyum, inget zaman saya kecil dulu: apa saja yang tersembunyi di bawah sofa?? Hahaha...kurang tuh, mestinya ditambah, apa saja yang tersembunyi di bawah tempat tidur? secara saya pernah menemukan hard disk portable saya yang sudah sempet diikhlaskan di bawah tempat tidur saya di Banjarmasin. Di daerah kamar tidur, ada juga penjelasan mengenai 'bedtime stories', lengkap dengan beberapa diorama mengenai dongeng terkenal.

Selain "House Secrets", ada juga Sportsworks. Nah, yang ini lumayan untuk semua umur. Tentang berbagai macam aktivitas olahraga, dan yang paling seru adalah ajang interaktif untuk mengukur kebugaran kita (Halah, berasa acara senam di TV). Mulai dari yang biasa, ngukur tinggi dan berat badan. Disini saya tersenyum lebar, karena berat badan saya ternyata udah naik lagi sodara-sodara!! I'm officially 38 kg!! Ha! Lumayan, nambah 2 kilo. Ada juga buat ngukur gerak refleks (I was categorized into very fast), koordinasi mata, gerakan dan refleks (sekali lagi, si mungil ini berada di bagian very good. ha!). Lucuuu... tapi saking asyiknya ngantri dan mencoba-coba (sekali lagi, saingan saya rata-rata adalah anak-anak SD), jadi lupa foto-foto.

Anyway, yang paliiiiiingggg bagus adalah Planetarium Show. Saya masuk di pertunjukan yang jam 2 siang. Shownya judulnya "The Search for Life". Basically, isinya adalah mengenai bagaimana para ilmuwan berusaha menemukan tanda-tanda kehidupan selain di bumi. Waduh, maafkan saya yang norak ini. Tapi selama hidup saya yang udah sedikiiit di atas seperempat abad, baru sekali itu saya masuk planetarium (iya, yang di Boscha belum pernah...hiks...). Saya bengong aja ngeliat layar yang berupa langit-langit berbentuk kubah (haduh...dekripsi yang membingungkan). Dan sepanjang show, woooow... Aduh, seandainya ada yang liat, tampang saya udah kaya orang bego ajah. Rasanya sepanjang pertunjukan saya mangap aja. Pas kita dibawa dari dasar laut sampai menembus atmosfir bumi...wheeewww... Saya sampai miring-miring di kursi, takut nabraaakk!! Heuu...berasa nonton 3D gitu deh. Dan dekripsi mengenai tata surya, galaksi, alam semesta. Saya bengong terus. Wow. Betapa Maha Kuasanya Tuhan itu. Betapa kecilnya manusia. Subhanallah... saya semakin berasa kecil... Narasi di bagian akhir juga bagi sanya ngena banget. "Just imagine, maybe faraway out there, someone, or is it something? Is also staring to the their sky, wondering, is there any other kind of life out there ?".

Well, overall, it's an interesting place to go, apalagi kalo seneng dengan mekanisme and such kind of things. Tapi kalo ga gitu suka, mendingan datengnya rame-rame. Biar ga garing dan mati gaya. Saya sendiri disana jadi inget dan kangeeeen banget sama si Didut ponakan saya. I really think that she'll enjoy it very much....

Senin, 16 Juni 2008

NO!!!

Oke, call me a coward, loser, pengecut, apapun deh. Tapiii... I'm really going to DROP that freaky subject! Arrrggghhh... Semester 2 baru akan resmi dimulai tanggal 14 Juli nanti. Artinya apa? Artinya aku masih punya waktu EMPAT minggu. DUAPULUH DELAPAN hari untuk TIDAK memikirkan kuliah. Dan barusan tadi aku ngecek my.monash portal. Niatnya buka Blackboard cuma pengen donlod foto waktu fieldtrip ke Cranbourne doang. Tapiii...... Udah ada course content untuk mata kuliah GE4890: Earth System Interactions: from Biogeochemical Cycles to Global Changes. What the... KULIAHNYA MASIH EMPAT MINGGU LAGI!!! Dengan perasaan gugup, kepala pening dan berasa migren, mata berkunang-kunang, and bees on my stomach (kalo orang jatuh cinta mah butterfly in the stomach), aku mengecek isinya. Udah lengkap. Silabus, jadwal perkuliahan, assessment criteria, reading list, research plan, seminar plan and assessment...apa maksudnya mengintimidasi seorang mahasiswa perantauan malang yang sedang menikmati liburannya dengan semua ancaman yang belum waktunya iniiiiii???... Oke. Niatku mulai bulat membentuk lingkaran yang udah 7/8 lengkap. Dan begitu di assessment criteria ada tulisan bahwa 35% adalah dari EXAMINATION, lingkaran itu menutup dengan mantap, mengkonvergen pada satu kesimpulan: I WILL DROP THIS SUBJECT.

The next question is, diganti sama apa yaaa...??*lagi so totalo desperado frustato membuka-buka handbook, mencari mata kuliah yang lebih berperikemanusiaan dan tidak mencantumkan examination sebagai assessment*

Kamis, 12 Juni 2008

Another Night's Out

Jalan-jalan lagiii... sekali ini ga sendirian, ga ramai-ramai, tapi bersama calon mantan tetanggaku, si Linda. Jadilah dua mahasiswa Arts Faculty ini mengunjungi Melbourne City dengan tujuan utama ke Eureka Skydeck Tower. Si Eureka Tower ini adalah gedung tertinggi di Melbourne, dan aku udah ngiler banget pengen kesana. Apalgi sejak liat fotonya di FSnya Johan. Pengen pengen pengeeeeen... Well, berangkat sore menjelang senja berganti malam ke City. Aku dengan polosnya sempet salah naek bus, salah zone euy, validate machinenya protes. Heu... untung Shuttle Bus yang mau ke Caulfield pas banget mau berangkat. Jadilah aku dan Linda dua penumpang terakhir di shuttle bus itu.

Eureka Tower ini deket kok dari Flinders Street. Jadi dari Flinders, jalan kaki ke kanan ke arah St.Kilda Road, melintasi Princess Bridge, belok kanan, jalan lagi sekitar 200 meter, belok kiri lagi. Well, anyway, you can't miss it. Secara itu gedung paling tinggi gitu lhooo.... Buat masuk, bayar 16AUD. Tapi kalo bawa student ID, dapet concession, jadi cuma 11AUD. Ga tau apa student ID dari negara lain berlaku apa nggak. Aku tidak cukup nekat memperlihatkan KTM UGM ku yang dengan penuh rasa sentimentilnya masih kubawa-bawa, walopun udah ada stempel "TELAH WISUDA" berwarna merah disitu.

Sebelum nyampe di lift, ada touch screen seukuran 2 meja bilyar (kayaknya, soalnya cuma itu yang terpikir olehku saat itu). Bagus deh. Jadi si meja itu permukaannya adalah semacam layar LCD (atau apapunlah) dengan gambar yang seperti mengapung-ngapung. Kalo disentuh, si gambar akan berubah jadi deskripsi mengenai beberapa landmarknya kota Melbourne. Cool.

Liftnya supeeeeer cepet. naik ke lantai 88 dalam waktu 38 detik. Linda sempet pucet, dan aku dengan noraknya memotret bagian dalam lift. Sempet lhoooo...dalam jangka waktu 38 detik.

Begitu keluar lift... Aduh, itu kan sepanjang dinding itu jendela kacaaaaa semua. Melbourne City yang bermandikan cahaya terlihat cantiiiik sekali. Di kejauhan kayaknya pantai St. Kilda. Gedung-gedung yang dari luar kelihatannya tinggi, dari sini kelihatan kecil. Not to mention the cars, yang terlihat cuma seperti paper clip warna-warni. Pheww... it's just soooo amazing. Aku dengan niatnya masuk ke The Edge. The Edge ini kubus kaca yang bisa disorongkan menjorok keluar dari gedung utama. Kubus KACA. Dinding, langit-langit dan lantainya kaca. Kebayang ga sih, ngeliat mobil-mobil itu lewat di bawah kaki kita? Oh iya, masuk The Edge ini bayar lagi 10 AUD. But I think it's really worth it. Asalkan TIDAK fobia ketinggian dan ruang tertutup. Sebelum masuk, sepatunya harus dialasi dulu pake semacam sarung gitu. Kata si Masnya sih supaya lantai kacanya ga kegores-gores. Dan, sayangnya, ga boleh bawa kamera kesini. Kita bakal difoto sih, tapi kalo mau nebus fotonya mesti nebus 15 AUD lagi. Jadi mendingan kalo mau rame-rame, nebus fotonya bisa patungan. Sempet ngopi-ngopi gitu sama Linda sambil ngeliatin Melbourne di malam hari. si Linda membayangkan suaminya, and I really miss my sista'. She's definetly going to love this one.

Well, setelah puas di SkyDeck, aku sama Linda balik ke Flinders. Tapiiii...dua manusia yang terobsesi menjadi objek kamera ini menganggap Yarra River di malam hari terlalu indah untuk tidak diabadikan. Walopun kamera si Linda dengan tidak sopannya tiba-tiba aja lowbatt. Gimana Linda ga ngomel-ngomel....

Heuuu...anyway, I really enjoy seeing Melbourne's light at night...

I would definetely merekomendasikan Eureka Skydeck ini sebagai salah satu places to go in Melbourne. Ga rugi. Dan yang pasti, Mas-mas dan Mbak-mbak yang jaga semuanya ramah-ramaaaaaaah banget. One thing for sure, Melbourne at night is amazing. Trust me.

Oh iyaa...beberapa foto lainnya aku posting di bagian foto... Have a look, ditanggung pasti jadi pengen ke sana juga...

Senin, 09 Juni 2008

An Afternoon Out

Setelah dua hari sebelumnya beramai-ramai menikmati euforia liburan, Minggu yang agak hangat kemaren aku jalan. Sendirian. Heuuu.... Pada dasarnya, I often enjoy my time to walk alone. Tujuan kali ini adalah... Melbourne Museum! Well, sebenrnya sih udah pernah kesana waktu IAP kemaren, tapi kok aku masih berasa ga puas yaaaa... Jadi aja aku kesana sendirian. Rada siangan, habis Dzuhur gitu.. Naik kereta api..tuuut..tuut.tuu...eh, salah. Naik kereta api dari huntingdale, turun di Parliament Station, jalan melintasi Carlton Garden. Sudah masuk Winter, sehingga dedaunan di pohon terlihat menguning...cantik sekali...

Di museum, kayaknya aku doang yang sendirian. Yang lain datang sama keluarga, jadi banyak anak kecil gituuu...I spent about two hours there. Terkagum-kagum melihat penjabaran di Mind and Body Gallery, tapi cuma sebentar aja di galeri yang memamerkan berbagai macam serangga. Yikes. I never really like animals, anyway. Sayangnya sebagian besar galeri tidak memperbolehkan acara potret memotret...

Habis dari museum, biasalah, ke daerah seputaran Swanston Street dan sekitarnya. I bought something for my self as a treat for surviving the semester. Dan, rada ironis. Di museum tadi, GA ADA satu pun orang Indonesia. Tapi...di jalan-jalan pertokoan itu...beeeuuuuhh.... Nyaris tiap setengah jam sekali aku denger percakapan yang pake "elo-gue-elo-gue". Well, sad to say, kayaknya museum memang bukan jadi tujuan yang menarik bagi orang Indonesia disini. Kenapa ya? Padahal seru koookkk....

By the way, i post some of the pictures on my trip on the photo section.

Goodbye...

Something hit me right in my heart tonight. This is it. I really have to let him go now. It's the time. As I have to move on with my life, he has to do it too. As he has his life to live, his own life, just like me, who have my own life to live...

So, I guess...this is it. Goodbye, for good. And I was wrong. I thought I'm not going to cry. But yes. I cry. Because it hurts. It. Really. Hurts.

Tuhan, tolong jagakan dia untukku...

Goodbye...As you are walking away from me, I'll try to find my light. My own light. But this time, it's without you...

Goodbye...

Something hit me right in my heart to night. This is it. I really have to let him go now. It's the time. As I have to move on with my life, he has to do it too. As he has his life to live, his own life, just like I who have my own life to live...

So, I guess...this is it. Goodbye, for good. And I was wrong. I thought I'm not going to cry. But yes. I cry. Because it hurts. It. Really. Hurts.

Tuhan, tolong jagakan dia untukku...

Goodbye...As you are walking away from me, I'll try to find my light. My own light. But this time, it's without you...

A Night's Out!

Seperti yang sebelumnya sudah direncanakan, akhirnya kami berlima, yaitu aku (si manis), Xue Ting (Singapur), Jamie (Filipina), Lu (Cina) dan Michael (Hong Kong) hari Jum'at kemaren maen ke City. Paginya ke agen rumah dulu di Clayton, tanda tangan kontrak rumah. Oh iyaaa....bulan depan aku pindah...but that's another story. Siangnya, I was the only one who was punctual enough untuk menunggu di depan perpus jam 12.30. Xue Ting dan Jamie rada telat 15 menit gitu, dan Michael baru muncul jam 1 kurang dikit. Lu bakal nyusul kami di City nanti. Naik mobil Xue Ting, kita pun berangkaaaattt... Tadinya sih mau makan siang di The Crowne. Tapi karena kita muterin beberapa jalan kecil dalam rangka nyari penginapan buat kakaknya Xue Ting, we kinda missed it. Tepi dengan wajah nelangsa, aku berhasil memaksa mereka untuk makan siang (meskipun sangat terlambat).

Kemanakah kami? Kami ..ehm... ke pameran saudarta-saudara! Pameran Green Products! Ha... Michael, Jamie dan Lu sangat tertarik karena mereka memang adalah mahasiswa environmental yang sangaat berdedikasi tinggi, Xue Ting pengen survey soal green companies yang mungkin bisa dijadikan studi kasus untuk assignments di semester depan (Oh, pleaseee...), dan aku?? Ah, aku mah pengen jalan-jalan doang... Well, pamerannya sendiri gitu-gitu aja (dan BAYAR pula!!). Beberapa yang dipamerkan memang green products bangeeet... recycled things, biofuel cars, solar panels..tapi, aku dan Xue Ting masih tidak mengerti, kenapa ada spa jacuzzi yang dipajang sebagai salah satu green products juga??? Dimana greennya cobaaa??? Anyway, setelah mengumpulkan beberapa merchandise gratisan (salah satu hal yang menyenangkan dari pameran), maka wisata pameran kami dinyatakan resmi berakhir.

TAAAAPIIIII... Ternyataaaa....anak-anak itu masih punya rencana lain. Tanpa setahuku, atau mungkin mereka sudah membicarakannya bersama-sama aku juga tapi aku ga nyadar, atau aku sebenernya sudah sadar but intentionally forget about it... mereka berencana untuk...KARAOKE BERSAMA!! Aku langsung mengajukan mosi tidak setuju, dan hanya perlu waktu dua kedipan mata bagi mereka untuk langsung menolak mosi itu. Aduh, tolong yaaa....aku GA PERNAH yang namanya karaoke. Kenapa? I don't really like the idea of talking in fornt of the public. And SINGING in front of others? Ha. Forget about it. Oh, come ooooonnnnn.... Aku buta nada. Parah. BANGET. Teman-temanku di zaman dulu sudah sangat mengenalku sehingga dengan bijaksana tidak pernah memintaku untuk menyanyi. Tapi, kalo soal mengomentari orang menyanyi, you can count on me. Setelah sadar bahwa tidak ada gunanya menyeret mereka ke hiburan menurutku lebih manusiawi (naik komidi putar, misalnya), aku dengan wajah sangat tidak jelas cuma bisa ngomong: "Okay. I'll go with you. But I tell you what, I'M NOT GOING TO SING! You guys do the singing, I'll only do the commentary things...".

Setelah berhasil menemukan tempat karaoke (di Lt. Bourke Street) yang lumayan murah (15 AUD untuk waktu bernyanyi sepuasnya, at least sampai tempat itu tutup jam 4 pagi, dan udah termasuk satu porsi minuman), masuklah rombongan kami yang bertambah satu orang lagi, temannya Jamie yang aku lupa namanya siapa.

Yang paling semangat sih si Michael dan Lu. walaupun tentu saja mereka nyanyi lagu-lagu dengan bahasa mereka sendiri yang sungguh tidak akan pernah kumengerti sepanjang masa. Untunglah si tempat karaoke itu punya koleksi lagu-lagu berbahasa Inggris juga.

Well, akhirnya aku ikut nyanyi juga. Aaaarrrrggghhh... setelah Xue Ting dan Lu menarik-narik diriku untuk berdiri dan Jamie melotot sambil ngomong: "YOU MUST SING!", akhirnya kami berempat pun bernyanyi bersama. Ha...dan suaraku sungguh tidak jelas ke arah mana. Well, lha nada yang bisa keluar dari aku itu cuma do - sol - do - sol doang kok! Aaaanywaaay... empat mahasiswa environment ini menyanyikan 4 lagu dari...um... Britney Spears. YIKESSS!!! Mulai dari I Love Rock and Roll, Sometimes, You Drive Me Crazy, sampai I Was Born to Make You Happy. Ugh. I can't believe my self that I really SANG those songs. Dan puncaknya adalah waktu kita bernyanyi, eh, ralat, meneriakkan lagunya Chumbawamba, yang Tubthumping. "I get knocked down. But I get up again. You ain't never gonna kick me down...I GET KNOCKED DOWN!!!". It was hilarious, actually. We were jumping around, laughing at ourselves...

Anyway, setelah puas bernyanyi selama EMPAT jam...pulanglah kami. Dan salah satu alasan yang akhirnya berhasil menyeret mereka pulang adalah.."Come on. Let's go home. Ami hasn't done her prayer for to night... And she still has to wake up so early to do her prayer again next morning...". Huhuhu...jadi terharu....

Well, it was really fun... anyway, hanging out with friends is always fun, rite?

Kamis, 05 Juni 2008

Beneran SELESAI!

Hayyaaaahhh.. Akhirnyaaa.... Semester ini BETUL-BETUL BERAKHIR! Iya siihhh...minggu terakhir kuliah itu minggu kemaren, tapi minggu ini masih diisi dengan mengerjakan dua final assignments. Yang satu due datenya tanggal 2 kemaren, satunya lagi baruuu aja aku submit sekitar...6 jam yang lalu. Dan, rasanya LEGA banget begitu memasukkan tugas itu ke kotaknya Sharron...

Iya sih, kemaren dan paginya sempet agak-sedikit bete karena beberapa hal kecil... Tapi yaaa... Setelah submit tugas, oh indahnya duniaaaa.....

Jadi, aku, Xue Ting, Lu, Michael, sama Jamie ceritanya ngumpul bareng sore tadi, merayakan berakhirnya semester ini. Catat ya... merayakan BERAKHIRNYA semester ini, bukan merayakan HASIL yang kami peroleh. That would be another thing, and I don't think my result deserves any celebration... Hiks... Tadinya cuma ber-4, karena Xue Ting masih harus membetulkan beberapa hal soal assignment dia dan dengan betenya dia menyalahkan Vista. But it was quite fun... Apalagi dalam keadaan udah lega gini... "Now I can finally clean my room and see the floor" kata Jamie. Kita ngobrol kesana-kemari, mulai dari betapa cerdasnya Gerry dan betapa menariknya mata kuliah yang dia bawakan, betapa lucunya Kale (dan kita menyempatkan diri menggosip mengenai Kale dan yang kemaren dia gandeng), betapa membingungkannya mata kuliah Ed, dan betapa membosankannya kelas Environmental Analysis. Ngomongin beberapa teman sekelas kami, mengeluhkan kenapa Gerry tidak mengajar mata kuliah apapun di semester depan tapi malah dosen lain yang membosankan masih akan mengajar mata kuliah WAJIB di semester depan, membanding-bandingkan mata kuliah yang akan kami ambil semester depan. Jamie sempet penasaran waktu aku, Lu dan Xue Ting agak sedikit menyinggung soal prince charming nya aku..."Hey, who's this charming one you're talking about... I am interested..." kata Jamie...dan dia langsung ngakak begitu liat telingaku tiba-tiba saja memerah... Well, sebenernya sih aku ga begitu peduli apa yang kami obrolin, I'm just enjoying the fact that we don't need to worry anymore about assignments.. Dan besok...kita berencana maen bareng ke City.. Ihiiikk.... SENANGGG!!

Setelah merasa tidak enak kepada para penjaga cafe yang mulai mengepel lantai, akhirnya kita pun bubar...dan sebelum pulang, aku kemana dulu coba? Ke Perpus!! Hohoho... Akhirnya aku ga perlu lagi ke lantai 3 ke deretan rak dengan Call Number 333. sekian-sekian sampai dengan 366 sekian-sekian yang semuaaaaa tentang environment. Kemanakah diriku??? Ke lantai bawah, koleksi Asian Studies, dan aku meminjam NOVEL-NOVEL INDONESIA!! Ha! Ini adalah bacaan aku selama 3 hari terakhir:

Silakan dilihat bedanya dengan yang akan aku baca selama 3 hari ke depan...

Dan seakan kebahagiaanku belum cukup, petugas loan counter yang melayani aku adalah si cuek yang sebenernya manis ituuu..... Heuuu....

So, i'm outta here! Got some readings to do...but this time, not for assignments purpose...

Senin, 02 Juni 2008

NOT a good one

Jam 5.30 PM. Di depan assignmet box. Biasanya, setelah ngumpul tugas, my feeling always kind of mix up. Deg-degan, lega, segala macam. But not today. Kosong. Dan begitu 12 halaman bersteples rapi di ujung kiri itu menghilang dari pandangan... entah kenapa...kosong.

Kenapa? I feel like some people lied to me. Umm...technically, maybe not lie. Not telling the truth. Saat seharusnya ada yang dikatakan. Just to make 'fair' means something more than just a simple word to say.

Jadi aja setelah mengumpul tugas, aku, tanpa alasan yang jelas, duduk di kursi panjang di depan Manton Rooms. Doing nothing but thinking. Tentang yang dulu ada. Tentang yang telah berlalu. Tentang yang kuharapkan hadir. Tentang yang sekarang tersisa. Apa?

Dan tetap saja...there are some unknown reasons remain to be untold. Dan pertanyaan 'mengapa?' itu tak akan pernah terjawab. Karena aku tak akan menyampaikannya.

Dan saat berjalan, aku hanya ingin menyelam di antara bintang. Bersandar sejenak pada bulan. Mengatupkan kedua mataku, mendengarkan desah nafas langit yang ikut lelah bersamaku.

Itu saja.

Karena aku lelah. Dan lelah itu memuncak saat ada yang nyata, bahwa ada beberapa yang tidak mengucapkan yang seharusnya diucapkan.

Gambar pinjem dari sini

Minggu, 01 Juni 2008

Lagi-lagi Soal (Dosen) Ekologi

Kenapa ya, sepertinya dosenku yang satu ini yang paling banyak jadi sumber ceritanya aku disini? Iyaa….Kale, si dosen Ekologi aku itu… Sekarang ini topik postingnya lagi-lagi tentang diaa… Well, sebenernya sih, kalo boleh jujur, dari range 1-10, Kale bakal aku kasih skor…8,5.. Karena dia…ehm…lumayan ganteng… Lucu dengan berbagai analoginya yang suka asal…dan pinter. Well, he finished his undergraduate in 1999, dan tahun 2007 udah bergelar Ph.D, it really takes more than luck to be like that, ya kan?

Jadi gini…Dua mingguan yang lalu, dalam keadaan udah mau loncat dari lantai 11 Menzies Building karena kepentok masiiiihhh aja di soal filogenetik ituu…aku menyerah. Dan meminta waktu konsultasi khusus dengan Kale. Jadilah kita berjanji akan bersua di ruangan dia hari Jum’at jam 11.00 pagi. Jam 11.00 paaas…aku ngetok pintu ruangannya. Kok sepi ya? Kok ga ada jawaban ya? Yasud… Turunlah daku ke Campus Centre, beli Teh Kotak, dan jam 11.15 balik mengetok pintu ruangannya lagi… Lhaa…kok masih ga disaut ya??? Jam 11.30 waktu aku balik ke ruangannya, udah rada khawatir. Secara ruangan dia masih tertutup tup tup…. Ya bener…ga dibukain pintu. Yasud…turunlah daku dan duduk dengan manisnya di depan Manton Rooms sambil cemberut .

Jam 11.43, pas aku nengok ke sisi kananku untuk ngeliatin jam..apa coba yang kuliat?? Kale. Baru dateng. LAGI GANDENGAN TANGAN!! Iyaaa…Kale jalan memasuki Menzies sambil gandengan sama Tara, mahasiswa Ph.D yang kemaren ikut field tripnya kamiii…. Gyaaa…. Aku langsung nunduk, dan berusahaaaa banget supaya ga ngakak… Akahahaha… Pas aku mengangkat wajahku lagi, apa coba adegan selanjutnya yang aku liat? Tara lagi menarik-narik Kale dengan manjanya untuk beli kopi di Coffeeshop… Sekali ini aku betul-betul harus menggigit bibir supaya ga ketawa ngakak… Nyeseel banget rasanya cuma duduk sendirian disana… Di saat-saat seperti itu, aku betul-betul perlu temen untuk cekikikan bareng… Beberapa saat kemudian, aku denger suara Kale: “Utami? Am I late?”. Aku mengangkat wajahku (yang entah kenapa, aku yakin banget terlihat sangat aneh…secara aku berusaha supaya ga ngakak), nyengir ajaib, dan mengangguk. Aku ga berani ngomong. Secara aku yakin pasti bakalan kelepasan ketawa kalo sampe ngomong… “So sorry!!… How long have you waited for me?” kata Kale dengan wajah bersalah. “umm…45 minutes??” kataku dengan cengiran yang semakin tidak jelas. “Damn… I thought I can make it to be here at 11.00..” kata Kale sambil melayangkan padangan ke arah Coffeeshop.. Sampai disini aku nunduk lagi, pengen ngikik…secara aku tau, Kale pasti ngeliatin Tara….Akahahahaha… Setelah berjanji bahwa dia akan siap 5 menit lagi, dia langsung naik ke lantai 1 ke ruangannya dia. Dan aku…mengumpulkan tumpukan bukuku sambil senyum-senyum sendiri… Aduuuhhh….ini nafsu pengen melakukan reportase infotainment nyaris tak tertahankan lagiii….

Tapi teteup…sekilas liputan langsung infotainment itu tidak menghapus kenyataan bahwa aku masih saja ga bisa mengerti pohon filogenetik. Dengan susah payah aku berusaha mengikuti penjelasan Kale… dan masiiihhh saja aku tidak paham pohon filogenetik yang bagiku lebih mirip garpu-garpu tidak jelas itu. Akhirnya…aku dengan wajah so totalo desperado frustato ngomong ke Kale: “See??? Now I hope you can understand why I am sooo desperate with this topic.”. kataku, lengkap dengan ekspresi menderita sepeti tokoh-tokoh sinetron…

Kale melipat tangannya, memandangku dengan serius, dan nanya: “Well.. Do you need an extension for this one?”. Hohoho… betapa menggodanyaa….. Secara itu sudah hari Jum’at, dan essay itu udah harus dikumpul hari Senin jam 5 sore. Setelah menghitung-hitung, bahwa aku masih harus memoles essay Governanceku, mengerjakan essay Perspective dan menyelesaikan tugas Environmental Analysis… aku sampai pada kesimpulan, bahwa extension cuma akan membuatku menderita semakin lama. Akhirnya aku menggeleng, sambil ngomong: “Well…I don’t know why, but I kind of have a feeling that any extension won’t help much..umm.. No. I don’t want any extension.” Kataku..walaupun dengan nada yah-saya-sendiri-sebenernya-ga-begitu-pasti-sih…

Kale manggut-manggut, dan bales ngomong: “Good. Because I don’t want to give you any extension, anyway.”. Aku bengong selama dua detik…MAKSUD LOOO??? Ngapain juga pake acara nawarin, coba? “So what’s your point of asking me that question???” kataku sambil cemberut… Kale nyengir, “Nothing. Just want to see your reaction…”, katanya. Aku speechless… “Now, off you go. Don’t forget. Monday, May 27. 5 PM. My pigeon hole. Okay?”, sambung Kale lagi sambil tersenyum jail….

Arrrggghhh….

Hari Selasa, waktu kuliah terakhir, topik i-don’t-want-to-give-you-any-extension-anyway itupun muncul lagi. Secara yang masuk kuliah cuma 6 dari 11 orang yang ngambil. “I can see that the ones coming here are those who have handed in the essay on time without any extension. I guess the others are still struggling with their essays..” kata Kale sambil manggut-manggut.

Aku dengan wajah cemberut ngomong: “Of course I hand it in on time without any extension. Besides, you DON’T want to give me any extension. Remember???”. Kale ketawa. Dan ngomong: “I don’t want to. You really need to have a good excuse to get any extension”.

“Like what??”, kataku. Masih dengan wajah cemberut.

“Well..say, you’re falling of from the plane when you’re on a flight, maybe? That’s a good reason to have an extension” jawab Kale. Dengan wajah serius.

Aku speechless .

Anyway, I’m going to miss him. Kale dengan analogi dan contoh-contoh ngaconya. Kelas Ekologi yang isinya cuma 11 orang. Field trip. I really learn a lot of things from this class….

This Is It!

Whuaaaaa!!!! Setelah sekian lama, tadi pagi aku bangun dengan perasaan legaaa…Kenapa coba? Semester pertamaku disini berakhir lah sudaaahh… Well. Belum berakhir-berakhir amat sih. Tanggal 2 nanti masih harus ngumpul Final Essay Perspective, trus tanggal 5 nanti due date untuk Environmental Analysis. Tapi paling enggak essay Perspectiveku udah jadi. Udah sempet proof-reading sih…tapi ga sama Matthew…huhuhu… Bisa ga ya Senin nanti masih ke Matthew lagi?

Call me a freak or something, tapi ga tau kenapa..pas minum kopi pagi tadi, aku ngerasa ada yang aneh. Aku akan merindukan semester ini. Sebenernya bukan cuma tadi pagi sih. Semenjak Senin. Waktu kuliah Governance terakhir, aku ngeliatin Gerry, temen-temen sekelas, dan mikir, aku akan sangat merindukan mata kuliah ini. Dan pas Gerry ngomong: “Thank you for this semester guys.. I don’t know how is it with you, but I really enjoy the class this semester…”. Aku yakin: I’m really going to miss his class… Besoknya waktu kuliah Ecological System & Management juga gitu. Waktu Kale dengan senyum usilnya yang khas menatap kami dan ngomong: “I just hope that you finish this class and bring something along with you..be a more generous person, maybe? Perhaps by not giving YOUR student any essay as assignment?” kata Kale sambil mengedipkan mata ke aku… Aku langsung nyengir…Gee.. I’m going to miss him too… Kelas terakhir Perspective? Hahahaha... Kesempatan terakhir memandangi my prince charming, si-bule-ganteng-berkacamata itu. Udah gitu, secara ternyata ini semester terakhir dia...bener-bener kesempatan terakhir deh menyegarkan pandangan dengan memandangi dirinyaa… Well, sepanjang kuliah, aku dan Xue Ting malah ngobrol, mendiskusikan siapa yang kira-kira bisa menggantikan si prince charming, “otherwise we will not survive through a boring class” kata Xue Ting. Sementara ini, kami menjatuhkan pilihan sementara pada salah satu temen sejurusan aku. Aku udah bilang sih ke Xue Ting, “I have a feeling that he doesn’t have any comb. His hair always look so messy”. Tapi kata Xue Ting, “But that’s what makes him look good”. Dan kita berdua dengan seriusnya memandangi anak itu, yang duduk dua deret di depan kami… Hahaha…dasar centil-centil yaaa….

Kuliah terakhir Environmental Analysis, hasil tugas kelompok kami dibagi. Dapet 63 alias Credit. Hahahaa…. Ya udah. Aku sih terima aja. Lha, waktu ngerjain itu memang kami ga fokus kok, masih mikir tugas-tugas yang lain. Tapi aku ngeliatin ke penilaian untuk presentasinya. Dapet 75!! Yippiee… Commentnya: “A well-organized presentasion. Delivered in a clear, enthusiastic, and professional way”. Alhamdulillah….Hehehe..ga nyangka, padahal aku kalo urusan presentasi biasanya berasa mau terjun bebas dari monas melulu saking nervousnya. Oh iya…satu lagi yang membuat aku tersenyum pada kuliah terakhir ini. Lu, temenku, juga bilang, bahwa: “Last weeek, he was keep looking at you! Even after you’ve done the presentation..He stil kept on looking at you…”. Tau dooonggg.. “he” yang dimaksud Lu refers to whom? Akahahaha…. Gyaaa… GR mode: ON!!!

Dan sekarang, semester ini pun berakhirlah sudah. Semester pertamaku di negeri orang… And I really mean it when I say that I enjoy it very much. Banyaaaak banget yang aku dapet. Ilmu, pengetahuan, wawasan, teman-teman, pengalaman… Semua yang terasa baru dan menarik..

Alhamdulillah ya Allah….terima kasih banyak sudah memberikan karunia ini kepadaku…