Senin, 23 Januari 2012

Drive Safely, and You'll Stay Alive


Long wiken, dan Indonesia malah denger berita duka tentang kecelakaan lalu lintas. Hari Minggu tanggal 22 Januari barusan, sebuah Xenia menabrak pejalan kaki. Delapan tewas di tempat, satu meninggal setelah beberapa jam dirawat intensif di rumah sakit, dan empat lain luka parah. 
Pertama kali denger soal musibah ini, I was shocked. I mean, 13 victims? Cuma karena satu buah mobil? I can’t help wondering what was on the driver’s mind at that time. Dugaan saya waktu itu, si pengemudi betul=-betul teramat sangat sedang stress dan berusaha bunuh diri dengan cara yang teramat sangat konyol sekali.

The truth was, the driver, a female at her late 20s, baru saja mengkonsumsi narkoba dan alkohol beberapa jam sebelumnya. 
Oh, and as if it wa not bad enough, the driver did NOT have a driving license.

Habis make obat, minum, dan gak punya SIM.
Betapa ya?

Banyak sekali yang lalu menghujat si pengemudi ini lewat social media. Apalagi katanya si AS ini keliatannya kayak yang gak merasa berdosa gitu.

Well, saya berusaha sedapat mungkin gak ikut-ikutan menghujat. Apalagi saya sempat membaca twit Adhitya Mulya: Nyumpahin orang atas perbuatannya, meski emg salah, brings us closer to kualat akan kesalahan yang sama. (Kpd mrk yg belum puas numpahin).

Yaaa… Menurut saya sih, gak bisa juga saya nge-judge bahwa si AS tidak merasa bersalah. Man, in just a few seconds, 8 lives gone because of her! Gak mungkin kalo dia tidak merasa terguncang. Tapi kan setiap orang punya cara berbeda-beda untuk mengekspresikan rasa terguncang dan penyesalannya. Adayang langsung nangis sesenggukan. Ada yang cuma bisa diam. Who knows, siapa tahu AS ini bengong karena masih berusaha sadar atas apa yang menimpanya?

But still, saya gak habis pikir. Tidak ada yang ingin celaka. Kecuali orang-orang bodoh yang lupa bahwa suicide is a permanent solution to an unpermanent problem. And really, people with common sense should be wiser than have a person who consumed drugs and alcohol, and not having a driving license, to drive a car.



Drive safely is one thing that you can do to stay alive.

Still, it remains as if only. Seandainya saja yang mengemudi bukan AS. Seandainya saja AS sadar bahwa dia akan mengemudi, dan memilih untuk tidak ikut-ikutan minum dan make drugs *at least at that particular day*. Sebenernya, okelah…orang-orang yang menghujat si AS itu punya alasan kenapa mereka menyalahkan AS: dia mengemudi di bawah pengaruh obat dan alkohol. But really, ada satu hal lagi yang bisa juga jadi penyebab kecelakaan.


Yup, doing things with your cellphone while you drive. Gini deh, saya aja kalo lagi di dalam angkot suka gak fokus kalo nerima telfon atau baca SMS. Lha, ini?

Asli, saya berasa pengen nendang orang yang dengan nekatnya masih nelfon sambil nyetir kendaraannya. Sebel banget ngeliat orang yang bela-belain menyelipkan ponsel di helmnya supaya bisa tetap ngobrol di telfon sambil mengemudi sepeda motor. Apa susahnya sih ke pinggir dan berhenti sebentar kalau memang telfon itu bener-bener penting? It takes less than 5 minutes to do it, and it’s totally worth the life that you might have saved by doing it.

Is there anything worse than having a phone call while you’re riding a motorcycle? Yes. Texting while you ride.

Euh. Mata kemana, pikiran kemana, fokus kemana. Yang ada, you’ll end up at the hospital. Even worse, orang lain ikut celaka gara-gara anda.



Udah gitu, worth it gak sih kalo isi SMS-annya cuma: “Sudah makan, Yang?”. Sudah. Sudah makan aspal.

Jalan raya bukan cuma punya anda. Respect other drivers and riders. Respect pedestrians. Talking about driving safely, saya sendiri pengguna jalan. But I don’t drive. Jangankan mobil, naik sepeda motor aja saya gak bisa. Tapi yang pasti, salah satu alasan saya kenapa saya gak nyetir sendiri adalah, saya orangnya panikan. Kedua, saya paling gak kuat nahan kantuk kalo di jalan. So instead of risking my life (and others too), lebih baik saya jadi penumpang angkot yang cukup bahagia untuk bisa tidur sepanjang jalan.

Lima menit untuk berhenti di pinggir jalan dan menerima telfon atau membalas SMS seems like a simple thing to do. But it's one simple thing that can save lives.

Jumat, 20 Januari 2012

My Corner


Regular days bagi saya adalah menghabiskan 1,5 jam di jalan untuk sampai ke kampus, yang lalu disusul beberapa jam bekerja (sambil diselingingi bengong, minum kopi, ngetwit dan hal-hal tidak penting lainnya) di ruangan.

Kalo diitung-itung, semenjak aktif kembali di kampus (which is, in August 2009), saya sudah 4 kali pindah meja dan berganti “room mate”. Halah.

Jadi gini, ruang dosen di prodi saya itu disekat-sekat menjadi beberapa bilik. Satu bilik diisi satu atau dua meja untuk dosen gitu. Jadi model-model kayak kubikel gitu kali yak? Kecil kok, satu bilik gitu paling cuma 2x2 meter untuk diisi dua dosen. 

Pertama kali datang, saya satu bilik dengan Kamil. Tapi karena perbedaan visi dan misi, dimana Kamil adalah dosen teladan yang rajin dan kredibilitasnya tidak diragukan, sementara saya adalah dosen khilaf, saya dengan sadar diri pindah bilik. Kasian Kamil, setres sendiri dia ngeliat kelakuan saya :’). Tadinya satu bilik sendiri, tapi lalu cuti hamilnya Bu Maria habis. Jadilah saya satu bilik dengan Bu Maria. Tapi karena memang bilik yang kami tempati berdua itu ukurannya kecil banget, saya pindah lagi. Kebetulan Dewi berangkat sekolah, jadi aja saya pindah menempati meja Dewi, satu bilik dengan Dahlena. Kami sebetulnya pasangan sebilik yang serasi. Dahlena dengan kepolosan dan keluguannya, dan saya dengan ketidakberesan saya. Tapi toh, kebersamaan kami yang harmonis ini tidak berlangsung lama. Januari 2011, saya dipercaya jadi Sekretaris PS. Jeng jeng. Pindahlah saya ke ruang yang ditempati bersama oleh KaPS dan Sekretaris PS. Jadi naik pangkat dari bilik ukuran super duper mini itu ke satu ruangan sekitar 3x4 meter gitu, berdua dengan Pak Budi sang KaPS. 

Baru seminggu satu ruangan dengan Pak Budi, kami memutuskan supaya dinding pemisah antara ruang KaPS dan ruang dosen dijebol. Jadi ada kayak pintu tembusan gituuu… Hahaha… Bukannya apa-apa sih, alasan saya waktu ke KaPS apa coba? “Pak, atuh Bapak mah gak rame kalo diajakin ngegosip. Dijebol aja ya dindingnya, jadi masih bisa menjalin jalur komunikasi pergosipan sama ruang dosen.” Pak Budi manggut-manggut.

Nah, pada dasarnya, saya orangnya suka rapi dan teratur. Senengnya. Pengennya. Saya tipe orang yang gak bisa liat kertas yang menurut saya gak penting, langsung saya maen lempar aja ke bak sampah. 

So, this is how my desk look like.
*meja saya dan meja Ketua Prodi*

*meja saya SEBELUM saya mulai sibuk sendiri*


Itu tampilan meja saya di pagi hari sih. Sebelum saya mulai kerja. Dua jam setelah saya nyampe di kampus, tampilan meja saya udah gak ada rapi-rapinya. Soalnya kadang-kadang… oke, seringnya sih… kalo kerja juga saya ujung-ujungnya berantakan. I mean, everytime I work, I end up having my things scattered all around me. Kerjaan jadi Sekretaris PS aja udah cukup membuat tumpukan kerjaan saya mulai meninggi. Belum lagi ditambah materi kuliah. Makanya saya suka maleees banget ngasih tugas, selain males ngoreksi, saya juga suka setres aja kalo liat ada tambahan tumpukan kerjaan. Ditambah lagi dengan naskah proposal penelitian maupun skripsi mahasiswa bimbingan saya yang menanti untuk dikoreksi. Plus naskah yang saya jadi pengujinya. Dan sekarang, saya juga merangkap jadi panitia skripsi. Itu form pendaftaran sidang dan seminar, berita acara perbaikan, berita acara sidang dan seminar tambah bikin tumpukan itu berasa memandang saya dengan tatapan mengancam. Nyiahahahaha *ketawa miris*

*kondisi meja menjelang mulai siang. matriks jadwal, naskah skripsi mahasiswa, de el el*


*walopun meja udah gak jelas bentuknya, masih sempet onlen. Gah*

Posisi saya juga sebenernya gak cuma stuck di balik meja saya sih. Seharian biasanya saya bolak-balik dari meja tersebut ke komputer PS, ke ruang dosen, ke gedung Fakultas, dan terutama…ke koperasi Fakultas yang posisinya pas banget di sebelah ruangan saya. Ngapain coba? Beli minum. Gah. Posisi koperasi yang deket banget gini memang bikin boros. Udah gitu kan bayarnya bisa nanti, jadi sama si Mas Ardi, mas yang jaga koperasi, biasanya belanjaan saya (yang gak pernah jauh-jauh dari Nescafe kotakan dan Buavita) dicatet dulu. Pas akhir minggu baru saya sambil cengar-cengir bakal bawa-bawa dompet ke meja Mas Ardi dan dengan polosnya ngomong: “Mas, mau bayar utang…”. Ya ampun, itu Pak Dekan seandainya tau kebiasaan saya mungkin ngenes kali ya ngeliat stafnya yang satu ini. Udah kurus, ngebon mulu pula di koperasi.

Prodi kami kebetulan punya usaha koperasi simpan pinjam gitu. Dan SHUnya lumayaaan... Dari SHU itu, kami bisa punya seragam, bahkan beberapa bulan kemaren kami memutuskan menggunakan SHU itu untuk… beli tipiiii :D. 

Tadinya sih si TV ditaruh di ruangan saya, tapi lalu dipindah ke ruang dosen, tapi posisinya diatur rada tinggi, supaya saya tetep bisa liat acara TV dari meja saya meskipun harus pake acara memanjangkan otot leher.

*rada mendongak dikit, keliatan deh tipi-nya dari kursi saya :D*

Kalo lagi di ruangan dan sendirian (biasanya pas pagi saya baru dateng dan siang menjelang sore pas yang lain udah pulang), saya bakal nyolokin speaker ke I-Pod saya. Jadi aja ruangan saya full-music ;p. 

*I-Pod + speaker. temen setia kalo ruangan udah sepi*

Anyway, why don’t you pay me a visit to my corner at the office?

Selasa, 10 Januari 2012

What I Have Read in 2011


Baiklah. Tahun lalu sudah bikin posting semacam ini. Nanggung kalo gak dijadiin kebiasaan *sungguh alasan yang absurd memang*.


So, in 2011, I managed to read 105 books. Itu belum termasuk beberapa buku yang saya re-read. At first, target saya adalah membaca 60 buku. Begitu di bulan September target itu terlewati, ya sudah, saya iseng tambahin targetnya jadi 80 buku. Eh, ternyata malah nyampe 100 lebih.
Anyway, here’s the list of the book that I have read in 2011. Some of them are linked to the review that I made on my Goodreads account.


1. 100 Cupboards: Portal Petualangan – N.D. Wilson (2/5)
2. 9 Summers 10 Autumns – Iwan Setyawan (2/5)
3. A Tale Dark and Grimm – Adam Gidwitz (4/5)
4. A Wrinkle in Time – Madeleine L’Engle (3/5)
5. American Gods – Neil Gaiman (4/5)
6. Angin Timur, Angin Barat – Pearl S. Buck (3/5)
7. Animal Farm – George Orwell (4/5)
8. Artemis Fowl #7: The Atlantis Complex – Eoin Colfer (3/5)
9. Bedeviled #1: Daddy’s Little Angel – Shani Petroff (3/5)
10. Bedeviled #2: The Good, The Bad, and The Ugly Dress – Shani Petroff (2/5)
11. Bedeviled #4: Lovestruck – Shani Petroff (2/5)
12. Benteng Digital – Dan Brown (2/5)
13. Beranjak 30 – Mike Gayle (2/5)
14. Biro Jodoh Khusus Kaum Elite – Farahad Zama (4/5)
15. Bule Juga Manusia – Petualangan Turis Gila di Indonesia - Richard Miles (3/5)
16. Catatan Mahasiswa Gila – Adhitya Mulya (3/5)
17. Club Camilan – Bella Widjaja (3/5)
18. Diary of a Wimpy Vampire: Because The Undead Have Feelings Too – Tim Collins (3/5)
19. Discworld #2: The Light Fantastic – Terry Prattchett (3/5)
20. Discworld #3: Equal Rites – Terry Prattchett (3/5)
21. Discworld #30: Pria Cilik Merdeka – Terry Pratchett (4/5)
22. Discworld #32: Topi Selebar Langit – Terry Pratchett (4/5)
23. Dreamcatcher Series #2: Pudar (Fade) – Lisa McMann (3/5)
24. Dreamcatcher Series #3: Pudar – Liza McMann (3/5)
25. Esperanza Rising – Pam Munoz Ryan (3/5)
26. Fragile Things – Neil Gaiman (4/5)
27. Gadis Pendongeng – L.M. Montgomery (4/5)
28. Gajah Sang Penyihir – Kate DiCamillo (5/5)
29. Gallagher Girls #1: Aku Mau Saja Bilang Cinta Tapi Setelah Itu Aku Harus Membunuhmu – Ally Carter (4/5)
30. Gallagher Girls #2: Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata – Ally Carter (4/5)
31. Gallagher Girls #3: Jangan Menilai Cewek dari Penyamarannya – Alyy Carter (3/5)
32. Gallagher Girls #4: Cuma yang Lihai yang Bisa Jadi Mata-Mata – Ally Carter (4/5)
33. Ghostgirl #2: Homecoming – Tonya Hurley (2/5)
34. Halo, Aku Dalam Novel – Nuril Basri (3/5)
35. Heroes of Olympus #1: The Lost Hero – Rick Riordan (4,5/5)
36. Hiccup Horrendous Haddock III #2: How to Be a Pirate – Cressida Cowell (3/5)
37. Hunger Games #1: The Hunger Games – Suzanne Collins (4/5)
38. Hunger Games #2: Tersulut Api – Suzanne Collins (4/5)
39. Ingat Aku? – Sophie Kinsella (3/5)
40. Jackdaw Summer – David Almond (2/5)
41. Jennifer Johnson is Sick of Being Single - McElhatton, Heather (3/5)
42. Jonathan Strange & Mr. Norrell #3 – Suzanne Clark (4/5)
43. Just Patty – Jean Webster (4/5)
44. Katalis – Laurie Halse Anderson (2/5)
45. Kota Para Pencuri – David Benioff (4/5)
46. Let the Right One In – John Ajvide Lindqvist (4/5)
47. Lolongan Malam – Patricia Briggs (2/5)
48. Magic Thief #1: Lost – Sarah Prineas (4/5)
49. Magickeepers Series#1: Jam Pasir Keabadian – Erica Kirov (3/5)
50. Mawar yang Hilang – Serdar Ozkan (2/5)
51. Mini Shophaholic – Sophie Kinsella (2/5)
52. Monster High #1 – Sekolah Monster Gaul – Lisi Harrison (3/5)
53. My Naughty Little Sister #1: Adikku yang Nakal – Dorothy Edwards (4/5)
54. My Naughty Little Sisters: Adikku yang Nakal dan Harry Bengal – Dorothy Edwards (3/5)
55. My Naughty Little Sisters: Ketika Adikku yang Nakal Bersikap Baik – Dorothy Edwards (4/5)
56. My Naughty Little Sisters: Kumpulan Cerita Adikku yang Nakal – Dorothy Edwards (3/5)
57. My Naughty Little Sisters: Teman-teman Adikku yang Nakal – Dorothy Edwards (4/5)
58. My Stupid Boss #1 – chaos@work (2/5)
59. Name of the Game – Fidriwida (2/5)
60. Neverwhere – Neil Gaiman (4/5)
61. Nguping Jakarta – Kuping Kanan & Kuping Kiri (4/5)
62. Oh.My.Gods #1: Oh. My. Gods – Tera Lynn Childs (3/5)
63. Panduan Meraih Popularitas – Meg Cabot (2/5)
64. Pembalasan yang Manis – Jo Barrett (4/5)
65. Pura-pura Lupa – Caprice Cane (3/5)
66. Sang Pahlawan – Jonathan Stroud (4/5)
67. Sang Penerjemah - Leila Aboulela (2/5)
68. Satu Hari, Ketika Aku Mati – Fannie Flagg (4/5)
69. School of Fear – Gitty Daneshvari (3/5)
70. Scones and Sensibility – Lindsay Eland (2/5)
71. Semua Setan Punya Masanya – Cara Lockwood (2/5)
72. SMA Avalon – Meg Cabot (2/5)
73. Stupid and Contagious – Caprice Crane (2/5)
74. Sweet Valley High #1: Cinta Segitiga – Francine Pascal (2/5)
75. Sweet Valley High #2: Rahasia – Francine Pascal (2/5)
76. Sweet Valley High #3: Bermain Api – Francine Pascal (2/5)
77. Sweet Valley High #4: Permainan Kekuasaan – Francine Pascal (2/5)
78. Sweet Valley High #5: Pesta Sepanjang Malam – Francine Pascal (2/5)
79. Sweet Valley High #6: Cinta yang Berbahaya – Francine Pascal (3/5)
80. The Blonde Lady – Maurice LeBlanc (2/5)
81. The Book with No Name – Anonymous (2/5)
82. The Earthsea Cycle #3: The Farthest Shore – Ursula K. Le Guin (3/5)
83. The Earthsea Cycle#2: The Tombs of Atuan – Ursula K. Le Guin (3/5)
84. The Gatecrasher – Madeleine Wickham (3/5)
85. The Girl Who Could Fly – Victoria Forester (4/5)
86. The Golden Road: Hari-hari Bahagia – L.M. Montgomery (4/5)
87. The Graveyard Book – Neil Gaiman (5/5)
88. The Kane Chronicles #1: The Red Pyramid – Rick Riordan (4/5)
89. The Magic Thief #3: Found – Sarah Prineas (4/5)
90. The Magicians – Lev Grossman (1.5/5) 
91. The Mysterious Benedict Society #2: The Perilous Journey – Trenton Lee Stewart (4/5)
92. The Mysterious Benedict Society #3: The Prisoner's Dilemma – Trenton Lee Stewart (3/5)
93. The Queen’s Thief #1: Sang Pencuri dari Eddis – Megan Whalen Turner (2/5)
94. The Ring of Solomon: A Bartimaeus Novel – Jonathan Stroud (5/5)
95. The Sandman: Book of Dreams – Neil Gaiman (editor) (3/5)
96. The Secret Series #1: The Name of This Book is Secret – Pseudonymous Bosch (2/5)
97. The Secret Series #2: If You’re Reading This, It’s Too Late – Pseudonymous Bosch (3/5)
98. The Secret Series #3: This Book is Not Good for You – Pseudonymous Bosch (4/5)
99. The Waiting Game – Bernice Rubens (3/5)
100. The Wardstone Chronicles #4: The Spook’s Battle – Joseph Delaney (4/5)
101. The Wedding Girl – Madeleine Wickham (4/5)
102. Trik Kuno untuk Si Setan Tua – Cara Lockwood (3/5)
103. Tuck Everlasting – Natalie Babbitt (3/5)
104. Wicked Lovely #2: Jalinan yang Memikat – Melissa Marr
105. Wizards: Kumpulan Kisahkisah Magis dari Pakar-pakar Fantasi Modern – Jack Dann (editor) (3/5)


As usual, didominasi oleh genre fantasi. Ahahaha… ya gimana dong? Saya pada dasarnya gak suka baca yang roman-roman gituuuu… Suka geli sendiriii. Maap ya, saya ini romantis karbitan deh kayaknya. Sungguh tidak sesuai dengan tanggal lahir saya yang pas hari palentin itu.


Of course,  the book that I find awesome is The Ring of Solomon. Our djinnie, the one and only Bartimaeus is back! Si jin yang songong tapi somehow ngangenin ini bener-bener unforgettable character banget deh.


Without any surprise, tentu saja saya suka banget sama Heroes of Olympus dan The Kane Chronichles dari Rick Riordan. I adore Riordan since the first book of Percy Jackson and The Olympians. Jadilah The Lost Hero dan The Red Pyramid ikut masuk juga dalam jajaran buku favorit saya di tahun ini.

*Favorit saya di tahun ini*

Tahun lalu saya suka banget sama petualangannya Tom Ward dan Gregory the Spook di the Wardstone Chronichles. Tahun ini saya baca buku keempatnya: The Spook’s Battle. As usual, buku ini sukses banget bikin saya ketakutan. *tapi tetep aja betah bacanya*.
Kemudian tahun lalu kan saya menobatkan The Good Omens sebagai buku terbaik yang saya baca di tahun ini. Oleh karena itu, tahun ini saya baca beberapa buku dari Neil Gaiman, dan Terry Pratchett. Man, they are GOOD. 


I also read some classics this year. Gadis Pendongeng (The Story Girl), dan The Golden Road, bener-bener membuat saya inget zaman masa kecil dulu :’). 
Kalau buku yang paling saya suka di tahun ini adalah genre fantasi, yang paling saya sebel pas bacanya juga justru dari genre fantasi juga. The Magicians by Lev Grossman bener-bener bikin saya kecewa. Apalagi dari segi kualitas terjemahannya. Soooo many typhos. Sepertinya sih, penerbit yang satu ini memang agak lemah di soal typo-typoan gini deh. 
Yang bukan dari genre fantasi… apa ya? Ahahaha… Well, I read some chick-lits, bahkan ada beberapa teenlit yang saya baca. So so. Eh, tapi suka banget sama Chicklit yang Pembalasan yang Manis. Buat saya, novel yang satu ini beda banget dari tipikal chicklit biasanya.
Kemudian, teenlit yang saya baca pun sebenernya agak bernuansa fantasi juga, Oh.My.Gods dari Tera Lynn kan bernuansa mitologi Yunani. Lalu serial Bedeviled juga ada sihir-sihirnya gituuu.
Satu lagi serial yang saya suka: The Gallagher Girls! Kemana saja saya selama ini sampai saya baru saja membaca serial iniiii??? Saat ini baru terbit sampai buku keempat. Buku kelima katanya akan terbit pas April 2012 gitu.


Terlepas dari genre fantasi-fantasian gitu, salah satu buku yang akan saya rekomendasikan untuk dibaca adalaaaahh..

Yup. Nguping Jakarta. Dari dulu saya pengikut setia blog Nguping Jakarta. Jadi aja saya excited banget waktu bukunya terbit. Percaya deh, baca buku ini capek. Bawaannya ketawa teruuus. Bukan buku yang cocok untuk dibaca di angkot.

Secara nih ya, kayaknya salah satu trend dari penulis sekarang adalah menerbitkan buku secara berseri-seri, to read list-nya saya rata-rata adalah buku kelanjutan dari yang sudah saya baca ditahun 2011 kemaren.

Of course, The Mark of Athena akan menjadi buku yang berada di urutan nomor satu wish-listnya saya (come on Riordan… write faster…faster!). Masih nungguin Mockingjay terbit juga. Dan saya bertanya-tanya, Apakah Abarat #3 akan terbit tahun iniiii???
*some of my to-read books =)*
Target tahun ini, membaca 50 buku. Jadi hitungannya rata-rata satu minggu menamatkan satu buku. Saat ini, baru menamatkan Son of Neptune. Peeeercyyyyyy…. *histeris*. Dulu ya, waktu serial Harry Potter, saya gak sebegitunya head over heels gitu ke salah satu tokoh tertentu. Tapi di Percy Jackson, I’m soooo in love with Percy Jackson *astaga, inget umuuuur Miii -_-*. Well, gak cuma soal si Percy yang oh-so-adorable ini sih. Tapi semua unsur yang saya suka dari suatu buku ada disini. Gak cuma soal sihir dan mitos, tapi humor di buku ini juga pas banget di saya. Some lines are just hilarious.

What about you? Plan to read something in particular this year?
Okay, ready..get set… READ =D!!

Sabtu, 07 Januari 2012

2012: Things I'm Going to Do

First week of 2012. Awal tahun ini lumayan cepet bisa menyesuaikan, dalam artian kalo menulis tanggal saya udah terbiasa untuk menulis 2012 instead of 2011.

Seorang temen pernah nanya, memangnya apa gunanya sih bikin resolusi dan segala macam pas Tahun Baru? Toh bukankah sebenarnya pergantian tahun ya sama saja dengan pergantian hari?
Well, in one way and another, she’s right. But me personally, saya merasa karena semua orang perlu momentum. Sama aja dengan nanya, kenapa minta maaf cuma pas Lebaran aja? Bukankah kalo kita punya salah seharusnya kita langsung minta maaf? Kenapa memperingati Hari Pahlawan diperingati pas 10 November, padahal perjuangan kita gak cuma di hari itu saja? Dan seterusnya…dan seterusnya….
Ya itulah, karena kita perlu momentum, untuk mengingatkan kita akan pentingnya sesuatu. Dan awal tahun, seperti membuka lembaran baru. Paling tidak, kita harus membuka kalender baru.

Lots of people say (including me), say that their wish is to have a better year than the previous one. And one of the things that people do is making new year resolutions. Sure. Such a nice thing to do. But how do you make sure that those resolutions are reasonable, and even further, whether those resolutions help you to be better than the previous year.

Saya pernah baca di blog seseorang (was it Isman? Or Adhitya Mulya? Can’t remember for sure), membuat resolusi itu seharusnya sesuatu yang masuk akal, dan terukur. Resolusi seharusnya ada untuk dilakukan. Thus, make a resolution which is reasonable for us, things that we are willing and capable of doing. Kemudian, when we look back after some time, kita mesti bisa melihat, sampai sejauh mana resolusi itu sudah berhasil kita lakukan. I really think that’s a good idea about resolution. And that’s what I’m going to do this year.

After giving it some thoughts, I plan to be a better person in 2012. And here are the things that I will do.

1. Be a better moslem
Sholat (kecuali dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan, misalnya dalam perjalanan or something) jangan sampai lewat satu jam dari azan. Ngaji. Gak boleh males bayar hutang puasa. Paling tidak sebluan sebelum Ramadhan, hutang puasa tahun lalu mesti beres.

2. Do better in my job
Persiapkan materi kuliah. Jangan seperti dosen lain yang slide mata kuliah tidak pernah berubah selama 5 tahun. Science develops, so must myself. Tulis artikel untuk jurnal ilmiah, paling tidak satu untuk jurnal terakreditasi, satu untuk jurnal lokal di PS. Jangan malas mengarsipkan surat. Setiap bulan, arsip TA mahasiswa harus dibenahi dan dicek ulang. Ikut seminar nasional paling tidak 2 kali dalam tahun ini. Ajukan proposal untuk hibah penelitian, syukur-syukur bisa dapet yang international grant. Be more organized, setiap pagi, I will spare some time (about 10 minutes) to make a list of things that I will have to do for the day and write it down.

3. Travelling
Me and my sister plan to make 2012 as the year of travel. At least I have to save money to travel to one of the countries in South East Asia. Travelling is a learning process through experiencing new things.

4. Writing
Update blog minimal 2 minggu sekali. Bikin review di Goodreads untuk minimal 75% dari buku yang dibaca. Bikin 2 cerpen dalam tahun ini, terserah mau dipublish dimana. Selesaikan naskah cerbung yang semenjak September tahun lalu tidak tersentuh lagi (padahal sudah 40 halaman single space =[).

5. Save some money
At the end of this year, paling tidak saldo tabungan sudah harus bertambah sebanyak 2 kali gaji bulanan. Kalau akhirnya tunjangan serdos cair, paling tidak ada saldo mengendap dari tunjangan tersebut sebesar 15% dari total tunjangan tersebut selama satu tahun.

6. Read books
Di Goodreads, I make a challenge to myself to read at least 50 books for this year. That means at least I have to read (and finish) one book every week. However, try not to spend most of my money on books. Anggaran per bulan untuk beli buku maksimal 200 ribu. Bikin review buku tersebut di Goodreads. Oh, and surely, my to-read list will obvioulsy include The Mark of Athena, The Kane Chronicles #2 and #3.

7. Scholarship hunting.
Contact the professors. Write to Christian for another recommendation letter. Write a research proposal for the scholarship. Apply for at least three scholarships this year. Perbaharui nilai TOEFL, paling tidak skor ITP harus di atas 550. Kalau ada kesempatan, ambil iBT.

I think that 7 things are enough. Ambitious? No, not really. I just try to push my self to do better. I believe I can. Dan saya yakin, kalau memang niatnya baik, Alloh akan memudahkan jalan bagi kita. Orang bilang, jalani aja, go with the flow aja. Tapi bagi saya, berjalanpun harus punya arah kan? And I set up my directions.

Work hard, pray hard, and laugh hard. I want to live my life to the fullest.

Setelah 6 bulan, saya akan kembali mengecek, sejauh mana target-target ini sudah saya laksanakan. And may God be with me and shines His light on me =).

How about you? Have you set your goals for 2012?

Senin, 23 Januari 2012

Drive Safely, and You'll Stay Alive


Long wiken, dan Indonesia malah denger berita duka tentang kecelakaan lalu lintas. Hari Minggu tanggal 22 Januari barusan, sebuah Xenia menabrak pejalan kaki. Delapan tewas di tempat, satu meninggal setelah beberapa jam dirawat intensif di rumah sakit, dan empat lain luka parah. 
Pertama kali denger soal musibah ini, I was shocked. I mean, 13 victims? Cuma karena satu buah mobil? I can’t help wondering what was on the driver’s mind at that time. Dugaan saya waktu itu, si pengemudi betul=-betul teramat sangat sedang stress dan berusaha bunuh diri dengan cara yang teramat sangat konyol sekali.

The truth was, the driver, a female at her late 20s, baru saja mengkonsumsi narkoba dan alkohol beberapa jam sebelumnya. 
Oh, and as if it wa not bad enough, the driver did NOT have a driving license.

Habis make obat, minum, dan gak punya SIM.
Betapa ya?

Banyak sekali yang lalu menghujat si pengemudi ini lewat social media. Apalagi katanya si AS ini keliatannya kayak yang gak merasa berdosa gitu.

Well, saya berusaha sedapat mungkin gak ikut-ikutan menghujat. Apalagi saya sempat membaca twit Adhitya Mulya: Nyumpahin orang atas perbuatannya, meski emg salah, brings us closer to kualat akan kesalahan yang sama. (Kpd mrk yg belum puas numpahin).

Yaaa… Menurut saya sih, gak bisa juga saya nge-judge bahwa si AS tidak merasa bersalah. Man, in just a few seconds, 8 lives gone because of her! Gak mungkin kalo dia tidak merasa terguncang. Tapi kan setiap orang punya cara berbeda-beda untuk mengekspresikan rasa terguncang dan penyesalannya. Adayang langsung nangis sesenggukan. Ada yang cuma bisa diam. Who knows, siapa tahu AS ini bengong karena masih berusaha sadar atas apa yang menimpanya?

But still, saya gak habis pikir. Tidak ada yang ingin celaka. Kecuali orang-orang bodoh yang lupa bahwa suicide is a permanent solution to an unpermanent problem. And really, people with common sense should be wiser than have a person who consumed drugs and alcohol, and not having a driving license, to drive a car.



Drive safely is one thing that you can do to stay alive.

Still, it remains as if only. Seandainya saja yang mengemudi bukan AS. Seandainya saja AS sadar bahwa dia akan mengemudi, dan memilih untuk tidak ikut-ikutan minum dan make drugs *at least at that particular day*. Sebenernya, okelah…orang-orang yang menghujat si AS itu punya alasan kenapa mereka menyalahkan AS: dia mengemudi di bawah pengaruh obat dan alkohol. But really, ada satu hal lagi yang bisa juga jadi penyebab kecelakaan.


Yup, doing things with your cellphone while you drive. Gini deh, saya aja kalo lagi di dalam angkot suka gak fokus kalo nerima telfon atau baca SMS. Lha, ini?

Asli, saya berasa pengen nendang orang yang dengan nekatnya masih nelfon sambil nyetir kendaraannya. Sebel banget ngeliat orang yang bela-belain menyelipkan ponsel di helmnya supaya bisa tetap ngobrol di telfon sambil mengemudi sepeda motor. Apa susahnya sih ke pinggir dan berhenti sebentar kalau memang telfon itu bener-bener penting? It takes less than 5 minutes to do it, and it’s totally worth the life that you might have saved by doing it.

Is there anything worse than having a phone call while you’re riding a motorcycle? Yes. Texting while you ride.

Euh. Mata kemana, pikiran kemana, fokus kemana. Yang ada, you’ll end up at the hospital. Even worse, orang lain ikut celaka gara-gara anda.



Udah gitu, worth it gak sih kalo isi SMS-annya cuma: “Sudah makan, Yang?”. Sudah. Sudah makan aspal.

Jalan raya bukan cuma punya anda. Respect other drivers and riders. Respect pedestrians. Talking about driving safely, saya sendiri pengguna jalan. But I don’t drive. Jangankan mobil, naik sepeda motor aja saya gak bisa. Tapi yang pasti, salah satu alasan saya kenapa saya gak nyetir sendiri adalah, saya orangnya panikan. Kedua, saya paling gak kuat nahan kantuk kalo di jalan. So instead of risking my life (and others too), lebih baik saya jadi penumpang angkot yang cukup bahagia untuk bisa tidur sepanjang jalan.

Lima menit untuk berhenti di pinggir jalan dan menerima telfon atau membalas SMS seems like a simple thing to do. But it's one simple thing that can save lives.

Jumat, 20 Januari 2012

My Corner


Regular days bagi saya adalah menghabiskan 1,5 jam di jalan untuk sampai ke kampus, yang lalu disusul beberapa jam bekerja (sambil diselingingi bengong, minum kopi, ngetwit dan hal-hal tidak penting lainnya) di ruangan.

Kalo diitung-itung, semenjak aktif kembali di kampus (which is, in August 2009), saya sudah 4 kali pindah meja dan berganti “room mate”. Halah.

Jadi gini, ruang dosen di prodi saya itu disekat-sekat menjadi beberapa bilik. Satu bilik diisi satu atau dua meja untuk dosen gitu. Jadi model-model kayak kubikel gitu kali yak? Kecil kok, satu bilik gitu paling cuma 2x2 meter untuk diisi dua dosen. 

Pertama kali datang, saya satu bilik dengan Kamil. Tapi karena perbedaan visi dan misi, dimana Kamil adalah dosen teladan yang rajin dan kredibilitasnya tidak diragukan, sementara saya adalah dosen khilaf, saya dengan sadar diri pindah bilik. Kasian Kamil, setres sendiri dia ngeliat kelakuan saya :’). Tadinya satu bilik sendiri, tapi lalu cuti hamilnya Bu Maria habis. Jadilah saya satu bilik dengan Bu Maria. Tapi karena memang bilik yang kami tempati berdua itu ukurannya kecil banget, saya pindah lagi. Kebetulan Dewi berangkat sekolah, jadi aja saya pindah menempati meja Dewi, satu bilik dengan Dahlena. Kami sebetulnya pasangan sebilik yang serasi. Dahlena dengan kepolosan dan keluguannya, dan saya dengan ketidakberesan saya. Tapi toh, kebersamaan kami yang harmonis ini tidak berlangsung lama. Januari 2011, saya dipercaya jadi Sekretaris PS. Jeng jeng. Pindahlah saya ke ruang yang ditempati bersama oleh KaPS dan Sekretaris PS. Jadi naik pangkat dari bilik ukuran super duper mini itu ke satu ruangan sekitar 3x4 meter gitu, berdua dengan Pak Budi sang KaPS. 

Baru seminggu satu ruangan dengan Pak Budi, kami memutuskan supaya dinding pemisah antara ruang KaPS dan ruang dosen dijebol. Jadi ada kayak pintu tembusan gituuu… Hahaha… Bukannya apa-apa sih, alasan saya waktu ke KaPS apa coba? “Pak, atuh Bapak mah gak rame kalo diajakin ngegosip. Dijebol aja ya dindingnya, jadi masih bisa menjalin jalur komunikasi pergosipan sama ruang dosen.” Pak Budi manggut-manggut.

Nah, pada dasarnya, saya orangnya suka rapi dan teratur. Senengnya. Pengennya. Saya tipe orang yang gak bisa liat kertas yang menurut saya gak penting, langsung saya maen lempar aja ke bak sampah. 

So, this is how my desk look like.
*meja saya dan meja Ketua Prodi*

*meja saya SEBELUM saya mulai sibuk sendiri*


Itu tampilan meja saya di pagi hari sih. Sebelum saya mulai kerja. Dua jam setelah saya nyampe di kampus, tampilan meja saya udah gak ada rapi-rapinya. Soalnya kadang-kadang… oke, seringnya sih… kalo kerja juga saya ujung-ujungnya berantakan. I mean, everytime I work, I end up having my things scattered all around me. Kerjaan jadi Sekretaris PS aja udah cukup membuat tumpukan kerjaan saya mulai meninggi. Belum lagi ditambah materi kuliah. Makanya saya suka maleees banget ngasih tugas, selain males ngoreksi, saya juga suka setres aja kalo liat ada tambahan tumpukan kerjaan. Ditambah lagi dengan naskah proposal penelitian maupun skripsi mahasiswa bimbingan saya yang menanti untuk dikoreksi. Plus naskah yang saya jadi pengujinya. Dan sekarang, saya juga merangkap jadi panitia skripsi. Itu form pendaftaran sidang dan seminar, berita acara perbaikan, berita acara sidang dan seminar tambah bikin tumpukan itu berasa memandang saya dengan tatapan mengancam. Nyiahahahaha *ketawa miris*

*kondisi meja menjelang mulai siang. matriks jadwal, naskah skripsi mahasiswa, de el el*


*walopun meja udah gak jelas bentuknya, masih sempet onlen. Gah*

Posisi saya juga sebenernya gak cuma stuck di balik meja saya sih. Seharian biasanya saya bolak-balik dari meja tersebut ke komputer PS, ke ruang dosen, ke gedung Fakultas, dan terutama…ke koperasi Fakultas yang posisinya pas banget di sebelah ruangan saya. Ngapain coba? Beli minum. Gah. Posisi koperasi yang deket banget gini memang bikin boros. Udah gitu kan bayarnya bisa nanti, jadi sama si Mas Ardi, mas yang jaga koperasi, biasanya belanjaan saya (yang gak pernah jauh-jauh dari Nescafe kotakan dan Buavita) dicatet dulu. Pas akhir minggu baru saya sambil cengar-cengir bakal bawa-bawa dompet ke meja Mas Ardi dan dengan polosnya ngomong: “Mas, mau bayar utang…”. Ya ampun, itu Pak Dekan seandainya tau kebiasaan saya mungkin ngenes kali ya ngeliat stafnya yang satu ini. Udah kurus, ngebon mulu pula di koperasi.

Prodi kami kebetulan punya usaha koperasi simpan pinjam gitu. Dan SHUnya lumayaaan... Dari SHU itu, kami bisa punya seragam, bahkan beberapa bulan kemaren kami memutuskan menggunakan SHU itu untuk… beli tipiiii :D. 

Tadinya sih si TV ditaruh di ruangan saya, tapi lalu dipindah ke ruang dosen, tapi posisinya diatur rada tinggi, supaya saya tetep bisa liat acara TV dari meja saya meskipun harus pake acara memanjangkan otot leher.

*rada mendongak dikit, keliatan deh tipi-nya dari kursi saya :D*

Kalo lagi di ruangan dan sendirian (biasanya pas pagi saya baru dateng dan siang menjelang sore pas yang lain udah pulang), saya bakal nyolokin speaker ke I-Pod saya. Jadi aja ruangan saya full-music ;p. 

*I-Pod + speaker. temen setia kalo ruangan udah sepi*

Anyway, why don’t you pay me a visit to my corner at the office?

Selasa, 10 Januari 2012

What I Have Read in 2011


Baiklah. Tahun lalu sudah bikin posting semacam ini. Nanggung kalo gak dijadiin kebiasaan *sungguh alasan yang absurd memang*.


So, in 2011, I managed to read 105 books. Itu belum termasuk beberapa buku yang saya re-read. At first, target saya adalah membaca 60 buku. Begitu di bulan September target itu terlewati, ya sudah, saya iseng tambahin targetnya jadi 80 buku. Eh, ternyata malah nyampe 100 lebih.
Anyway, here’s the list of the book that I have read in 2011. Some of them are linked to the review that I made on my Goodreads account.


1. 100 Cupboards: Portal Petualangan – N.D. Wilson (2/5)
2. 9 Summers 10 Autumns – Iwan Setyawan (2/5)
3. A Tale Dark and Grimm – Adam Gidwitz (4/5)
4. A Wrinkle in Time – Madeleine L’Engle (3/5)
5. American Gods – Neil Gaiman (4/5)
6. Angin Timur, Angin Barat – Pearl S. Buck (3/5)
7. Animal Farm – George Orwell (4/5)
8. Artemis Fowl #7: The Atlantis Complex – Eoin Colfer (3/5)
9. Bedeviled #1: Daddy’s Little Angel – Shani Petroff (3/5)
10. Bedeviled #2: The Good, The Bad, and The Ugly Dress – Shani Petroff (2/5)
11. Bedeviled #4: Lovestruck – Shani Petroff (2/5)
12. Benteng Digital – Dan Brown (2/5)
13. Beranjak 30 – Mike Gayle (2/5)
14. Biro Jodoh Khusus Kaum Elite – Farahad Zama (4/5)
15. Bule Juga Manusia – Petualangan Turis Gila di Indonesia - Richard Miles (3/5)
16. Catatan Mahasiswa Gila – Adhitya Mulya (3/5)
17. Club Camilan – Bella Widjaja (3/5)
18. Diary of a Wimpy Vampire: Because The Undead Have Feelings Too – Tim Collins (3/5)
19. Discworld #2: The Light Fantastic – Terry Prattchett (3/5)
20. Discworld #3: Equal Rites – Terry Prattchett (3/5)
21. Discworld #30: Pria Cilik Merdeka – Terry Pratchett (4/5)
22. Discworld #32: Topi Selebar Langit – Terry Pratchett (4/5)
23. Dreamcatcher Series #2: Pudar (Fade) – Lisa McMann (3/5)
24. Dreamcatcher Series #3: Pudar – Liza McMann (3/5)
25. Esperanza Rising – Pam Munoz Ryan (3/5)
26. Fragile Things – Neil Gaiman (4/5)
27. Gadis Pendongeng – L.M. Montgomery (4/5)
28. Gajah Sang Penyihir – Kate DiCamillo (5/5)
29. Gallagher Girls #1: Aku Mau Saja Bilang Cinta Tapi Setelah Itu Aku Harus Membunuhmu – Ally Carter (4/5)
30. Gallagher Girls #2: Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-Mata – Ally Carter (4/5)
31. Gallagher Girls #3: Jangan Menilai Cewek dari Penyamarannya – Alyy Carter (3/5)
32. Gallagher Girls #4: Cuma yang Lihai yang Bisa Jadi Mata-Mata – Ally Carter (4/5)
33. Ghostgirl #2: Homecoming – Tonya Hurley (2/5)
34. Halo, Aku Dalam Novel – Nuril Basri (3/5)
35. Heroes of Olympus #1: The Lost Hero – Rick Riordan (4,5/5)
36. Hiccup Horrendous Haddock III #2: How to Be a Pirate – Cressida Cowell (3/5)
37. Hunger Games #1: The Hunger Games – Suzanne Collins (4/5)
38. Hunger Games #2: Tersulut Api – Suzanne Collins (4/5)
39. Ingat Aku? – Sophie Kinsella (3/5)
40. Jackdaw Summer – David Almond (2/5)
41. Jennifer Johnson is Sick of Being Single - McElhatton, Heather (3/5)
42. Jonathan Strange & Mr. Norrell #3 – Suzanne Clark (4/5)
43. Just Patty – Jean Webster (4/5)
44. Katalis – Laurie Halse Anderson (2/5)
45. Kota Para Pencuri – David Benioff (4/5)
46. Let the Right One In – John Ajvide Lindqvist (4/5)
47. Lolongan Malam – Patricia Briggs (2/5)
48. Magic Thief #1: Lost – Sarah Prineas (4/5)
49. Magickeepers Series#1: Jam Pasir Keabadian – Erica Kirov (3/5)
50. Mawar yang Hilang – Serdar Ozkan (2/5)
51. Mini Shophaholic – Sophie Kinsella (2/5)
52. Monster High #1 – Sekolah Monster Gaul – Lisi Harrison (3/5)
53. My Naughty Little Sister #1: Adikku yang Nakal – Dorothy Edwards (4/5)
54. My Naughty Little Sisters: Adikku yang Nakal dan Harry Bengal – Dorothy Edwards (3/5)
55. My Naughty Little Sisters: Ketika Adikku yang Nakal Bersikap Baik – Dorothy Edwards (4/5)
56. My Naughty Little Sisters: Kumpulan Cerita Adikku yang Nakal – Dorothy Edwards (3/5)
57. My Naughty Little Sisters: Teman-teman Adikku yang Nakal – Dorothy Edwards (4/5)
58. My Stupid Boss #1 – chaos@work (2/5)
59. Name of the Game – Fidriwida (2/5)
60. Neverwhere – Neil Gaiman (4/5)
61. Nguping Jakarta – Kuping Kanan & Kuping Kiri (4/5)
62. Oh.My.Gods #1: Oh. My. Gods – Tera Lynn Childs (3/5)
63. Panduan Meraih Popularitas – Meg Cabot (2/5)
64. Pembalasan yang Manis – Jo Barrett (4/5)
65. Pura-pura Lupa – Caprice Cane (3/5)
66. Sang Pahlawan – Jonathan Stroud (4/5)
67. Sang Penerjemah - Leila Aboulela (2/5)
68. Satu Hari, Ketika Aku Mati – Fannie Flagg (4/5)
69. School of Fear – Gitty Daneshvari (3/5)
70. Scones and Sensibility – Lindsay Eland (2/5)
71. Semua Setan Punya Masanya – Cara Lockwood (2/5)
72. SMA Avalon – Meg Cabot (2/5)
73. Stupid and Contagious – Caprice Crane (2/5)
74. Sweet Valley High #1: Cinta Segitiga – Francine Pascal (2/5)
75. Sweet Valley High #2: Rahasia – Francine Pascal (2/5)
76. Sweet Valley High #3: Bermain Api – Francine Pascal (2/5)
77. Sweet Valley High #4: Permainan Kekuasaan – Francine Pascal (2/5)
78. Sweet Valley High #5: Pesta Sepanjang Malam – Francine Pascal (2/5)
79. Sweet Valley High #6: Cinta yang Berbahaya – Francine Pascal (3/5)
80. The Blonde Lady – Maurice LeBlanc (2/5)
81. The Book with No Name – Anonymous (2/5)
82. The Earthsea Cycle #3: The Farthest Shore – Ursula K. Le Guin (3/5)
83. The Earthsea Cycle#2: The Tombs of Atuan – Ursula K. Le Guin (3/5)
84. The Gatecrasher – Madeleine Wickham (3/5)
85. The Girl Who Could Fly – Victoria Forester (4/5)
86. The Golden Road: Hari-hari Bahagia – L.M. Montgomery (4/5)
87. The Graveyard Book – Neil Gaiman (5/5)
88. The Kane Chronicles #1: The Red Pyramid – Rick Riordan (4/5)
89. The Magic Thief #3: Found – Sarah Prineas (4/5)
90. The Magicians – Lev Grossman (1.5/5) 
91. The Mysterious Benedict Society #2: The Perilous Journey – Trenton Lee Stewart (4/5)
92. The Mysterious Benedict Society #3: The Prisoner's Dilemma – Trenton Lee Stewart (3/5)
93. The Queen’s Thief #1: Sang Pencuri dari Eddis – Megan Whalen Turner (2/5)
94. The Ring of Solomon: A Bartimaeus Novel – Jonathan Stroud (5/5)
95. The Sandman: Book of Dreams – Neil Gaiman (editor) (3/5)
96. The Secret Series #1: The Name of This Book is Secret – Pseudonymous Bosch (2/5)
97. The Secret Series #2: If You’re Reading This, It’s Too Late – Pseudonymous Bosch (3/5)
98. The Secret Series #3: This Book is Not Good for You – Pseudonymous Bosch (4/5)
99. The Waiting Game – Bernice Rubens (3/5)
100. The Wardstone Chronicles #4: The Spook’s Battle – Joseph Delaney (4/5)
101. The Wedding Girl – Madeleine Wickham (4/5)
102. Trik Kuno untuk Si Setan Tua – Cara Lockwood (3/5)
103. Tuck Everlasting – Natalie Babbitt (3/5)
104. Wicked Lovely #2: Jalinan yang Memikat – Melissa Marr
105. Wizards: Kumpulan Kisahkisah Magis dari Pakar-pakar Fantasi Modern – Jack Dann (editor) (3/5)


As usual, didominasi oleh genre fantasi. Ahahaha… ya gimana dong? Saya pada dasarnya gak suka baca yang roman-roman gituuuu… Suka geli sendiriii. Maap ya, saya ini romantis karbitan deh kayaknya. Sungguh tidak sesuai dengan tanggal lahir saya yang pas hari palentin itu.


Of course,  the book that I find awesome is The Ring of Solomon. Our djinnie, the one and only Bartimaeus is back! Si jin yang songong tapi somehow ngangenin ini bener-bener unforgettable character banget deh.


Without any surprise, tentu saja saya suka banget sama Heroes of Olympus dan The Kane Chronichles dari Rick Riordan. I adore Riordan since the first book of Percy Jackson and The Olympians. Jadilah The Lost Hero dan The Red Pyramid ikut masuk juga dalam jajaran buku favorit saya di tahun ini.

*Favorit saya di tahun ini*

Tahun lalu saya suka banget sama petualangannya Tom Ward dan Gregory the Spook di the Wardstone Chronichles. Tahun ini saya baca buku keempatnya: The Spook’s Battle. As usual, buku ini sukses banget bikin saya ketakutan. *tapi tetep aja betah bacanya*.
Kemudian tahun lalu kan saya menobatkan The Good Omens sebagai buku terbaik yang saya baca di tahun ini. Oleh karena itu, tahun ini saya baca beberapa buku dari Neil Gaiman, dan Terry Pratchett. Man, they are GOOD. 


I also read some classics this year. Gadis Pendongeng (The Story Girl), dan The Golden Road, bener-bener membuat saya inget zaman masa kecil dulu :’). 
Kalau buku yang paling saya suka di tahun ini adalah genre fantasi, yang paling saya sebel pas bacanya juga justru dari genre fantasi juga. The Magicians by Lev Grossman bener-bener bikin saya kecewa. Apalagi dari segi kualitas terjemahannya. Soooo many typhos. Sepertinya sih, penerbit yang satu ini memang agak lemah di soal typo-typoan gini deh. 
Yang bukan dari genre fantasi… apa ya? Ahahaha… Well, I read some chick-lits, bahkan ada beberapa teenlit yang saya baca. So so. Eh, tapi suka banget sama Chicklit yang Pembalasan yang Manis. Buat saya, novel yang satu ini beda banget dari tipikal chicklit biasanya.
Kemudian, teenlit yang saya baca pun sebenernya agak bernuansa fantasi juga, Oh.My.Gods dari Tera Lynn kan bernuansa mitologi Yunani. Lalu serial Bedeviled juga ada sihir-sihirnya gituuu.
Satu lagi serial yang saya suka: The Gallagher Girls! Kemana saja saya selama ini sampai saya baru saja membaca serial iniiii??? Saat ini baru terbit sampai buku keempat. Buku kelima katanya akan terbit pas April 2012 gitu.


Terlepas dari genre fantasi-fantasian gitu, salah satu buku yang akan saya rekomendasikan untuk dibaca adalaaaahh..

Yup. Nguping Jakarta. Dari dulu saya pengikut setia blog Nguping Jakarta. Jadi aja saya excited banget waktu bukunya terbit. Percaya deh, baca buku ini capek. Bawaannya ketawa teruuus. Bukan buku yang cocok untuk dibaca di angkot.

Secara nih ya, kayaknya salah satu trend dari penulis sekarang adalah menerbitkan buku secara berseri-seri, to read list-nya saya rata-rata adalah buku kelanjutan dari yang sudah saya baca ditahun 2011 kemaren.

Of course, The Mark of Athena akan menjadi buku yang berada di urutan nomor satu wish-listnya saya (come on Riordan… write faster…faster!). Masih nungguin Mockingjay terbit juga. Dan saya bertanya-tanya, Apakah Abarat #3 akan terbit tahun iniiii???
*some of my to-read books =)*
Target tahun ini, membaca 50 buku. Jadi hitungannya rata-rata satu minggu menamatkan satu buku. Saat ini, baru menamatkan Son of Neptune. Peeeercyyyyyy…. *histeris*. Dulu ya, waktu serial Harry Potter, saya gak sebegitunya head over heels gitu ke salah satu tokoh tertentu. Tapi di Percy Jackson, I’m soooo in love with Percy Jackson *astaga, inget umuuuur Miii -_-*. Well, gak cuma soal si Percy yang oh-so-adorable ini sih. Tapi semua unsur yang saya suka dari suatu buku ada disini. Gak cuma soal sihir dan mitos, tapi humor di buku ini juga pas banget di saya. Some lines are just hilarious.

What about you? Plan to read something in particular this year?
Okay, ready..get set… READ =D!!

Sabtu, 07 Januari 2012

2012: Things I'm Going to Do

First week of 2012. Awal tahun ini lumayan cepet bisa menyesuaikan, dalam artian kalo menulis tanggal saya udah terbiasa untuk menulis 2012 instead of 2011.

Seorang temen pernah nanya, memangnya apa gunanya sih bikin resolusi dan segala macam pas Tahun Baru? Toh bukankah sebenarnya pergantian tahun ya sama saja dengan pergantian hari?
Well, in one way and another, she’s right. But me personally, saya merasa karena semua orang perlu momentum. Sama aja dengan nanya, kenapa minta maaf cuma pas Lebaran aja? Bukankah kalo kita punya salah seharusnya kita langsung minta maaf? Kenapa memperingati Hari Pahlawan diperingati pas 10 November, padahal perjuangan kita gak cuma di hari itu saja? Dan seterusnya…dan seterusnya….
Ya itulah, karena kita perlu momentum, untuk mengingatkan kita akan pentingnya sesuatu. Dan awal tahun, seperti membuka lembaran baru. Paling tidak, kita harus membuka kalender baru.

Lots of people say (including me), say that their wish is to have a better year than the previous one. And one of the things that people do is making new year resolutions. Sure. Such a nice thing to do. But how do you make sure that those resolutions are reasonable, and even further, whether those resolutions help you to be better than the previous year.

Saya pernah baca di blog seseorang (was it Isman? Or Adhitya Mulya? Can’t remember for sure), membuat resolusi itu seharusnya sesuatu yang masuk akal, dan terukur. Resolusi seharusnya ada untuk dilakukan. Thus, make a resolution which is reasonable for us, things that we are willing and capable of doing. Kemudian, when we look back after some time, kita mesti bisa melihat, sampai sejauh mana resolusi itu sudah berhasil kita lakukan. I really think that’s a good idea about resolution. And that’s what I’m going to do this year.

After giving it some thoughts, I plan to be a better person in 2012. And here are the things that I will do.

1. Be a better moslem
Sholat (kecuali dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan, misalnya dalam perjalanan or something) jangan sampai lewat satu jam dari azan. Ngaji. Gak boleh males bayar hutang puasa. Paling tidak sebluan sebelum Ramadhan, hutang puasa tahun lalu mesti beres.

2. Do better in my job
Persiapkan materi kuliah. Jangan seperti dosen lain yang slide mata kuliah tidak pernah berubah selama 5 tahun. Science develops, so must myself. Tulis artikel untuk jurnal ilmiah, paling tidak satu untuk jurnal terakreditasi, satu untuk jurnal lokal di PS. Jangan malas mengarsipkan surat. Setiap bulan, arsip TA mahasiswa harus dibenahi dan dicek ulang. Ikut seminar nasional paling tidak 2 kali dalam tahun ini. Ajukan proposal untuk hibah penelitian, syukur-syukur bisa dapet yang international grant. Be more organized, setiap pagi, I will spare some time (about 10 minutes) to make a list of things that I will have to do for the day and write it down.

3. Travelling
Me and my sister plan to make 2012 as the year of travel. At least I have to save money to travel to one of the countries in South East Asia. Travelling is a learning process through experiencing new things.

4. Writing
Update blog minimal 2 minggu sekali. Bikin review di Goodreads untuk minimal 75% dari buku yang dibaca. Bikin 2 cerpen dalam tahun ini, terserah mau dipublish dimana. Selesaikan naskah cerbung yang semenjak September tahun lalu tidak tersentuh lagi (padahal sudah 40 halaman single space =[).

5. Save some money
At the end of this year, paling tidak saldo tabungan sudah harus bertambah sebanyak 2 kali gaji bulanan. Kalau akhirnya tunjangan serdos cair, paling tidak ada saldo mengendap dari tunjangan tersebut sebesar 15% dari total tunjangan tersebut selama satu tahun.

6. Read books
Di Goodreads, I make a challenge to myself to read at least 50 books for this year. That means at least I have to read (and finish) one book every week. However, try not to spend most of my money on books. Anggaran per bulan untuk beli buku maksimal 200 ribu. Bikin review buku tersebut di Goodreads. Oh, and surely, my to-read list will obvioulsy include The Mark of Athena, The Kane Chronicles #2 and #3.

7. Scholarship hunting.
Contact the professors. Write to Christian for another recommendation letter. Write a research proposal for the scholarship. Apply for at least three scholarships this year. Perbaharui nilai TOEFL, paling tidak skor ITP harus di atas 550. Kalau ada kesempatan, ambil iBT.

I think that 7 things are enough. Ambitious? No, not really. I just try to push my self to do better. I believe I can. Dan saya yakin, kalau memang niatnya baik, Alloh akan memudahkan jalan bagi kita. Orang bilang, jalani aja, go with the flow aja. Tapi bagi saya, berjalanpun harus punya arah kan? And I set up my directions.

Work hard, pray hard, and laugh hard. I want to live my life to the fullest.

Setelah 6 bulan, saya akan kembali mengecek, sejauh mana target-target ini sudah saya laksanakan. And may God be with me and shines His light on me =).

How about you? Have you set your goals for 2012?