Selasa, 01 Oktober 2013

The Pre Academic Story: Part 3

Nyahahahaha…belum basi kan ya kalo saya masih cerita soal Pre-Academic ini? Sebenernya sih udah pengen nulis soal ini dari kapan gitu, tapi the life of a graduate student memisahkan saya dengan blog ini. Halah. Padahal banyak juga yang mau saya ceritain disini, soal gimana naik turun jatuh bangun timbul tenggelam jadi mahasiswa lagi disini. Yeah, me being a drama queen.

Aaaanyway….

Jadi ya, walopun itu di foto-foto di postingan saya sebelumnya keliatannya kami cuma jalan-jalan saja, we actually did something quite academic in the program :p. Yang pasti sih, ada 3 subjects: Academic Reading and Writing, Oral Fluency, dan Intercultural Communications.

Academic Reading and Writing, tentu saja kelas yang paling serius. Instructornya, Angela, sudah tua, tapi baik dan sabar. Tapi dengan sangat menyesal, karena kelas ini mulai jam 1 sampe jam 3, dan saat Pre Academic, saya lagi puasa, saya selalu ketiduran di kelas ini. Aduh. Maap ya Miss Angelaaaa…
di kelas Angela. iya. saya salah posisi. di sebelah Roman, saya jadi kayak liliput
with miss Angela
Oral Fluency ini kelas yang paling saya suka. Apalagi, pada dasarnya saya memang selalu merasa minder jaya kalo harus ngomong di depan umum. So yeah, this class helps me a lot. Apalagi instructornya, Audrey, super baiiiikkk.
with Audrey, one of the best instructor I ever had
Kalo Intercultural Communication, instructornya yang paling gaul nih. Namanya Ramon. And he has been traveled a lot. Oh, waktu Pre Acad dia ulang tahuuuunnn :D.

Dan iniiii….

Ini program coordinatornya yang…ihik…super ganteng.
Namanya George. As he is the Program coordinator, jadilah dia yang ngurusin segala sesuatu terkait kesejahteraan kita. Tapi sebenernya mungkin dia agak kesel ya sama saya, secara saya dalam waktu 3 hari sudah: menghilangkan kartu IT-information, menghilangkan dining card, dan menghilangkan my student ID card.
Maaf ya Geoooorgeeee… *sungkem*.

Selain belajar di kelas, tiap akhir minggu ada program khusus. Pas wiken pertama, kita dapet host family. Saya kebagian dapet host family who is very nice, and she took us to the Jelly Belly candy factory!
Thomas, Jeannie, me, Mbak Dian and Victoria, and Chau. Jeannie was our host family, with her children, Thomas and Victoria
Pas wiken kedua, kita ikut charity. Boleh milih, mau volunteer untuk lomba sepeda, atau mau untuk Habitat for Humanity. Karena males liat orang banyak, jadilah saya memilih ikut Habitat for Humanity. Kegiatannya sih membangun rumah murah untuk kalangan menengah ke bawah. Tapi tolong ya, standar rumah murah sederhana disini tuh jauh banget sama di Indo ._. . Anyway, it was fun :D.



Tentu sajaaaa…. Wiken yang paling dinantikan adalah wiken di saat kami trip ke San Fransico!!! Eh, Golden Gate itu mah ternyata sebelas dua belas aja sama jembatan di Indonesia. Halah. Overrated.


Nah, setelah tiga minggu, kami haruuusss…presentasi. Setdah. Jadi kan selama masa Pre Academic, di kelas Academic Writing itu kita dapet tugas nulis essay. Nah, terus pas akhir Pre Academic, kita harus mempresentasikan essay kita itu di Global Forum. Nyahahahahahhaa. Saya yang suka gelagapan sendiri ini tentu saja panik tralala karena harus presentasi. But yeah, it went quite well anyway :).
me and my slides for the presentation
One of the most unforgettable moment adalah Graduation Night. Pas hari dimana kami presentasi itu, malemnya Graduation Night. Jadi penyerahan seryifikat daaaa….nilai akhir. Cieeee…terima rapot nih ceritanya. Nah, sekitar seminggu sebelum Graduation Night itu, George ngirim imel ke kami semua, menawarkan siapa tau ada yang mau ngasih speech untuk Graduation Night.Dan saya, saya lho… I replied to him. I said, yes, I would like to do so.
Nyeh.
I had no idea what was on my mind when I wrote it. Bahkan saya sampe mau meralat imel saya itu begitu saya mengklik tombol Send. Setdah, ngasih pidato dalam bahasa Indonesia aja saya gak bener, ngapain mau ngasih graduation speech segala pake bahasa Londo?
Saking gugupnya, saya minta waktu untuk latihan sama Audrey. Dan saya bahkan sempet nangis segala lho.
Bahkan pas nyampe di tempat acara, saya sempet mau ngedatengin George untuk bilang, “George, I think I change my mind. I don’t feel like doing the graduation speech.”
Apalagi pas saya liat, ternyata dari 28 peserta, cuma 3 yang mau ngasih pidato (termasuk saya).
Okesip. And I got the first turn.
lihatlah betapa wajah saya telihat begitu nelangsa..ahahaha...
The unexpected thing was, apparently, people liked my speech. Wetsaaahhh…
Nyahahahahaha… They said that it was touching and sincere and almost made them cry. Saya sampe terharu lho waktu Juan manggil saya, dan bilang, “Ami, we would like to have a toast on your wonderful speech. Thank you very much for that beautiful speech…”.
the girls at the graduation night. Diana did a dance from Costa Rica with that beautiful dress :)
Eventually, everything comes to an end. After that 3-weeks of wonderful times, akhirnya kami mesti pisah, dan menuju kampus masing-masing. Sedih deh waktu harus pisah :( . But hey, who knows that we might see each other again :D ? It has been an amazing experience.
Dan salah satu hal yang saya syukuri dari Pre Acad ini adalah, saya gak sendirian ke Purdue. Nyahahahahaha… Waktu di Indo sudah nerves abis karena mikirnya bakal sendirian banget di Purdue (which is literally, in the middle of corn-field). Tapi di Pre Acad ini, jadi ketemu sama Edgardo dan Agustin  yang sama-sama mau ke Purdue juga.
So yeah. The program itself was only for 3 and a half week. But the memory will stay forever. And most importantly, the friendship will last :).



Selasa, 01 Oktober 2013

The Pre Academic Story: Part 3

Nyahahahaha…belum basi kan ya kalo saya masih cerita soal Pre-Academic ini? Sebenernya sih udah pengen nulis soal ini dari kapan gitu, tapi the life of a graduate student memisahkan saya dengan blog ini. Halah. Padahal banyak juga yang mau saya ceritain disini, soal gimana naik turun jatuh bangun timbul tenggelam jadi mahasiswa lagi disini. Yeah, me being a drama queen.

Aaaanyway….

Jadi ya, walopun itu di foto-foto di postingan saya sebelumnya keliatannya kami cuma jalan-jalan saja, we actually did something quite academic in the program :p. Yang pasti sih, ada 3 subjects: Academic Reading and Writing, Oral Fluency, dan Intercultural Communications.

Academic Reading and Writing, tentu saja kelas yang paling serius. Instructornya, Angela, sudah tua, tapi baik dan sabar. Tapi dengan sangat menyesal, karena kelas ini mulai jam 1 sampe jam 3, dan saat Pre Academic, saya lagi puasa, saya selalu ketiduran di kelas ini. Aduh. Maap ya Miss Angelaaaa…
di kelas Angela. iya. saya salah posisi. di sebelah Roman, saya jadi kayak liliput
with miss Angela
Oral Fluency ini kelas yang paling saya suka. Apalagi, pada dasarnya saya memang selalu merasa minder jaya kalo harus ngomong di depan umum. So yeah, this class helps me a lot. Apalagi instructornya, Audrey, super baiiiikkk.
with Audrey, one of the best instructor I ever had
Kalo Intercultural Communication, instructornya yang paling gaul nih. Namanya Ramon. And he has been traveled a lot. Oh, waktu Pre Acad dia ulang tahuuuunnn :D.

Dan iniiii….

Ini program coordinatornya yang…ihik…super ganteng.
Namanya George. As he is the Program coordinator, jadilah dia yang ngurusin segala sesuatu terkait kesejahteraan kita. Tapi sebenernya mungkin dia agak kesel ya sama saya, secara saya dalam waktu 3 hari sudah: menghilangkan kartu IT-information, menghilangkan dining card, dan menghilangkan my student ID card.
Maaf ya Geoooorgeeee… *sungkem*.

Selain belajar di kelas, tiap akhir minggu ada program khusus. Pas wiken pertama, kita dapet host family. Saya kebagian dapet host family who is very nice, and she took us to the Jelly Belly candy factory!
Thomas, Jeannie, me, Mbak Dian and Victoria, and Chau. Jeannie was our host family, with her children, Thomas and Victoria
Pas wiken kedua, kita ikut charity. Boleh milih, mau volunteer untuk lomba sepeda, atau mau untuk Habitat for Humanity. Karena males liat orang banyak, jadilah saya memilih ikut Habitat for Humanity. Kegiatannya sih membangun rumah murah untuk kalangan menengah ke bawah. Tapi tolong ya, standar rumah murah sederhana disini tuh jauh banget sama di Indo ._. . Anyway, it was fun :D.



Tentu sajaaaa…. Wiken yang paling dinantikan adalah wiken di saat kami trip ke San Fransico!!! Eh, Golden Gate itu mah ternyata sebelas dua belas aja sama jembatan di Indonesia. Halah. Overrated.


Nah, setelah tiga minggu, kami haruuusss…presentasi. Setdah. Jadi kan selama masa Pre Academic, di kelas Academic Writing itu kita dapet tugas nulis essay. Nah, terus pas akhir Pre Academic, kita harus mempresentasikan essay kita itu di Global Forum. Nyahahahahahhaa. Saya yang suka gelagapan sendiri ini tentu saja panik tralala karena harus presentasi. But yeah, it went quite well anyway :).
me and my slides for the presentation
One of the most unforgettable moment adalah Graduation Night. Pas hari dimana kami presentasi itu, malemnya Graduation Night. Jadi penyerahan seryifikat daaaa….nilai akhir. Cieeee…terima rapot nih ceritanya. Nah, sekitar seminggu sebelum Graduation Night itu, George ngirim imel ke kami semua, menawarkan siapa tau ada yang mau ngasih speech untuk Graduation Night.Dan saya, saya lho… I replied to him. I said, yes, I would like to do so.
Nyeh.
I had no idea what was on my mind when I wrote it. Bahkan saya sampe mau meralat imel saya itu begitu saya mengklik tombol Send. Setdah, ngasih pidato dalam bahasa Indonesia aja saya gak bener, ngapain mau ngasih graduation speech segala pake bahasa Londo?
Saking gugupnya, saya minta waktu untuk latihan sama Audrey. Dan saya bahkan sempet nangis segala lho.
Bahkan pas nyampe di tempat acara, saya sempet mau ngedatengin George untuk bilang, “George, I think I change my mind. I don’t feel like doing the graduation speech.”
Apalagi pas saya liat, ternyata dari 28 peserta, cuma 3 yang mau ngasih pidato (termasuk saya).
Okesip. And I got the first turn.
lihatlah betapa wajah saya telihat begitu nelangsa..ahahaha...
The unexpected thing was, apparently, people liked my speech. Wetsaaahhh…
Nyahahahahaha… They said that it was touching and sincere and almost made them cry. Saya sampe terharu lho waktu Juan manggil saya, dan bilang, “Ami, we would like to have a toast on your wonderful speech. Thank you very much for that beautiful speech…”.
the girls at the graduation night. Diana did a dance from Costa Rica with that beautiful dress :)
Eventually, everything comes to an end. After that 3-weeks of wonderful times, akhirnya kami mesti pisah, dan menuju kampus masing-masing. Sedih deh waktu harus pisah :( . But hey, who knows that we might see each other again :D ? It has been an amazing experience.
Dan salah satu hal yang saya syukuri dari Pre Acad ini adalah, saya gak sendirian ke Purdue. Nyahahahahaha… Waktu di Indo sudah nerves abis karena mikirnya bakal sendirian banget di Purdue (which is literally, in the middle of corn-field). Tapi di Pre Acad ini, jadi ketemu sama Edgardo dan Agustin  yang sama-sama mau ke Purdue juga.
So yeah. The program itself was only for 3 and a half week. But the memory will stay forever. And most importantly, the friendship will last :).