Selasa, 28 Oktober 2008

What A Day


Saya hari ini sebel sama:

mesin validate di bus 900 yang tidak berfungsi pada saat saya mau memvalidasi MetCard, tapi secara ajaib berfungsi waktu yang make petugas pemeriksa

petugas pemeriksa yang tidak mau percaya bahwa there's something wrong with the machine when I tried to validate it

sopir bus yang tidak berusaha menjelaskan duduk perkara sebenarnya

orang-orang ga ada kerjaan di Diknas yang memutuskan bahwa just to make my life easier, tidak hanya tunjangan fungsional yang dicabut, tapi juga 50% dari gaji pokok yang sudah sangat tidak seberapa itu

si norak yang selera berpakaiannya aneh dan secara langsung maupun tidak sudah under-estimate kemampuan saya

kembang kol yang bau langunya ga mau hilang

mahasiswa yang minta di-add di FS tapi nulis nama di profilnya pake karakter ajaib yang tambah bikin saya sakit kepala (??_L's_?¤ , atau ©Hå¥yü», atau ??Ca2+=4+5Y4??').

Demikian, sekian dan terima kasih....

Kamis, 23 Oktober 2008

Field Trip : Wonthaggi

Semester kemaren, saya field trip ekologi ke Mt. Donna Buang *dimana terjadi beberapa percakapan ajaib antara saya dan dosen saya* dan ke Cranbourne Botanical Garden *dimana saya sukses jadi stalker*. Semester ini, untuk mata kuliah Corporate Environmental Responsibility, field trip lagiii... ke Wonthaggi.

Wonthaggi ini sebetulnya adalah salah satu tujuan wisata juga di Victoria, letaknya di South Gippsland, menuju ke Phillips Island. Sering disebut-sebut sebagai tempat dengan pemandangan pantai yang menakjubkan, dan memang benar...sepanjang jalan saya bengoooong aja.. Subhanallah... baguuus banget deh. Well, sayangnya field trip kami bukanlah ke pantai itu.

Tujuan utama dari field trip ini adalah meninjau lokasi yang direncanakan sebagai tempat untuk deslainatipn plant nya Victoria. Desalination plant? Apa itu? Intinya sih, desal plant itu adalah unit penyulingan air laut hingga layak untuk dikonsumsi. Kenapa kami meninjau tempat ini, adalah karena rencana pendirian desal plant ini sendiri sebenernya banyak menimbulkan kontroversi. Dari pihak penduduk lokal, mereka sendiri menolak pendirian desal plant ini. Mungkin bukan menolak sih ya, mereka merasa proses pendirian desal plant ini tidak transparan. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja pemerintah sudah mengumumkan bahwa desal plant itu akan didirikan disana. Sementara pemerintah sendiri berkeras bahwa pendirian desalplant ini memang krusial, mengingat ketersediaan air di Australia yang diperhitungkan akan semakin kritis dan tidak bisa mengimbangi kebutuhan. Yang menarik adalah, salah satu materi dalam field trip itu adalah sesi presentasi. Untuk sesi pertama, yang presentasi wakil dari komunitas lokal. Jadi dalam rangka menolak pendirian desal plant itu, mereka mendirikan semacam organisasi lokal, "Your Water Your Say". Jadi mereka menjelaskan kepada kami alasan mengapa mereka menolak pendirian desal plant itu, dan kronologis kejadian mulai dari mereka pertama kali mendengar berita tentang pendirian desal plant itu, dan perjuangan mereka untuk meminta kejelasan tentang hal tersebut. Sesi kedua, yang presentasi adalah orang dari Departement of Sustainability and Environment Victoria, yaitu instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pendirian desalplant tersebut. Mereka menjelaskan pentingnya pendirian desal plant bagi Australia dan mengapa Wonthaggi yang dijadikan lokasi. Bagus juga, jadi kita bisa tahu dua sisi yang berbeda dari satu masalah *dan bukankah seharusnya memang begitu? :p*


Selain presentasi itu, kami juga melihat lokasi yang disebut sebagai Wonthaggi Windfarm. Jadi kan ceritanya salah satu yang dipermasalahkan, desal plant itu tentunya akan intens dalam hal penggunaan energi, yang ujung-ujungnya adalah emisi gas rumah kaca. Nah, katanya solusinya adalah menggunakan energi alternatif. Karena di daerah tersebut sangaaat berangin, jadilah wind energy disebut-sebut sebagai sumber energi yang akan digunakan. Walaupun jujur saja, kami sangaaat meragukan hal itu. It's called a windfarm, but there are only 6 windmill there! Bahkan salah satunya sepertinya rusak, karena tidak berputar sama sekali. Well, anyway, si desalination plant sendiri sampai sekarang belum dibangun, masih dalam tahap persiapan dan perencanaan. Kabarnya, desalination plant yang direncanakan ini akan menjadi the biggest desalplant in the Southern hemisphere. Oh really?? We'll just wait and see then...

Rencana DSE Victoria mengenai Wonthaggi desalination plant bisa dilihat disini, sementara informasi mengenai Wonthaggi wind farm bisa dilihat disini.

Royal Botanical Gardens Melbourne + Shrine of Remembrance

It was Sunday, and the based on the forecast, it supposed to be a "mostly-sunny" day. Jadilah para Northroader Girls alias saya dan Iin dengan seniat-niatnya mau piknik. Niat banget, sampai bangun pagi sebelum alarm bunyi untuk memasak bekal. Tujuannya adalah Royal Botanical Gardens Melbourne, yang menurut info di situs resmi mereka sedang mengadakan Spring Open Day.

Rute perjalanan, dari Flinders Street Station, carilah trem no. 3, 5, 8, 16, 64 atau 67. Jangan naik Kopaja 66, itu ke Blok M. Turun di stop No. 20, jalan lurus ke arah keramaian, maka anda akan sampai di Royal Botanical Gardens nya Melbourne.


Dilihat dari namanya, jelas saja atraksi utama *kalau memang bisa disebut atraksi* adalah taman. Taman-taman, mungkin lebih tepatnya. Royal Botanical Gardens Melbourne ini (atau RBG aja deh, pegel ngetik nama lengkapnya) adalah salah satu taman tertua di kota Melbourne. Sebenernya salah satu tujuan utama taman ini didirikan waktu itu adalah untuk "menyamakan" Melbourne dengan kota-kota di Inggris. Ya maklumlah, waktu awal mulai berdiri kan para pendatang banyak yang dari Inggris, dan mereka merindukan taman-taman di tanah air mereka sendiri. Jadilah taman ini dibangun... Well, anyway, kembali ke kenapa saya menyebut bahwa ini adalah kumpulan taman-taman. Karena di area yang luas banget itu (yang pasti saya dan Iin berasa jalan kami udah nyaris menyaingi suster ngesot gara-gara mengelilingi sebagian kecil taman ini) ada beberapa taman dengan tema sendiri-sendiri. Camelia Gardens, Australian forest, Rose Collection, African Garden, dan banyak lagi... Buat yang mau bikin foto pre-wedding, monggo...banyak banget spot yang bagus disini untuk beradegan mesra ala film India. Yang lagi pengen arisan keluarga dengan suasana alami, taman ini juga bisa jadi pilihan. Dan oh, bagi para mahasiswa yang jatah bulanan mulai menipis, tetap bisa berpiknik ria disini, karena free entrance!

Di sebelah RBG Melbourne, ada spot yang juga menarik untuk didatangi: Shrine of Remembrance. Ini adalah bangunan untuk menghormati jasa para prajurit Australia dan New Zealand yang tergabung dalam ANZAC, alias Australian-New Zealand Army Corps. Jadi mungkin semacam Taman Makam Pahlawan gitu kali ya, tapi tanpa makam. Hmm..atau mungkin Tugu Pahlawan? Well, anyway... Bentuk gedung ini yang paling menarik bagi saya, seperti kuil. Saya sepertinya nyaris ga bakalan kaget kalo tiba-tiba ada Hercules tiba-tiba nongol keluar dari gedung ini. Free entrance juga, dan salah satu hal yang akan kita lihat begitu masuk adalah deretan medali penghargaan. Banyaaaaak banget. Masuk ke dalam, ada The Crypt, ruangan dengan bendera-bendera kehormatan dan patung perunggu yang menampilkan sosok pejuang mereka.



Naik ke bagian atas, kita bisa keluar menuju balkon, dan melihat Melbourne dari ketinggian. Such a beautiful view. Sayangnya waktu kita kesana, langit sedang berhiaskan awan tebaaal.... However, it's worth it...walaupun perjuangan naik ke balkon itu cukup membuat kaki saya minta ditempeli salonpas *dan inget, kami baru saja berkeliling ria di RBG*.

Liputan versi Iin bisa dibaca disini dan disini, dan foto-foto lainnya sudah saya pajang disini





Minggu, 19 Oktober 2008

Sinetron Episode 3 - Lanjutan Kejadian Bodoh

Sebelumnya mohon maaph bagi yang tidak berkenan, tapi postingan berikut ini agak-agak berbau jorokisme... At least itulah yang diserukan Iin waktu saya melakukan laporan reportase mengenai kejadian ini...
Ehm, adegan awalnya adalah makan siang di Meeting Point, alias kantinnya Clayton Campus. Kebetulan, menu saya hari itu adalah chicken garlic (apa garlic chicken? lupa...). Alias potongan-potongan sayap ayam yang digoreng kering dengan bumbu bawang putih. Nah, tahukah anda, bahwa makan ayam itu kadang-kadang agak menyulitkan bagi susunan gigi? Dengan kata lain, nyeliplah sedikit potongan ayam itu di deretan atas gigi saya di bagian belakang sebelah kanan, sekitar geraham dan gigi bungsu.
Selesai makan, niatnya pengen sholat Dzuhur dulu sebelum balik ke perpus. Taaaapiii...tolong liat paragraf di atas. Ada potongan ayam yang menyelip di lokasi yang sudah saya jabarkan di atas tadi. Nah, jadi sambil berjalan ke arah Religious Centre, mula-mula saya berusaha melepaskan si ayam yang nyungsep itu pake lidah. Tidak berhasil. Eh, berhasil deng, dikiiiit. Untuk mempertinggi tingkat keberhasilan, secara REFLEKS dan TIDAK SENGAJA, saya teruskan usaha tersebut dengan telunjuk kanan saya (jangan protes...!!! Ga ada tusuk gigi dalam radius jarak ambil, oke??). Tepaaaat pada saat si telunjuk kanan ini baru mau beraksi....ehm...
"Hi..."... si cowok-agak-manis-teman-saya-yang-sempat-saya-gebet-tapi-sekarang-udah-ga-lagi itu tiba-tiba saja lewat persiiis di depan saya, tersenyum sambil menyapa diri sayaaaa...
Uhuk...
"Eh...hi...", kata saya, masih dengan posisi telunjuk kanan agak nyungsep di dalam mulut.... Sambil nyengir pula....
Ehmm..kira-kira, adakah sedikiiit kemungkinan bagi saya untuk terlihat manis dan imut dengan posisi telunjuk kanan lagi nangkring di dalam mulut? Toh waktu itu saya sambil berusaha untuk tersenyum kok... (yah, walaupun jadinya lebih mirip nyengir ga jelas)...


Sabtu, 18 Oktober 2008

Ada Di Mana Ya?

Lagi kangen sama mahasiswa, jadi iseng baca-baca komen di FS dari para mahasiswaku. Hemmm... mahasiswa..mahasiswa... Pas sampai di komen dari Alfi, bahwa namaku juga muncul di halaman persembahan skripsinya, jadi inget sesuatu...
Skripsiku sendiri sekarang ada dimana ya???
Jadi gini, skripsiku dulu disusun berdasarkan hasil penelitian dimana aku terjebak selama 2 semester alias setahun di dalam lab gara-gara prosedur yang selalu berubah sesuai mood pembimbingku. Penelitianku dulu soal kitosan dan asam humat, masih yang simpel sih, soal adsorpsi. Kata dosenku dulu, karena modifikasi yang kami lakukan waktu itu masih relatif sangaaat baru, jadi aplikasinya untuk adsorpsi logam dulu.
Nah, begitu aku mulai ngedosen di Unlam (yang adalah singkatan dari Universitas Lambung Mangkurat, bukan Universitas Lampung!), masih belum ada yang spesifik mengembangkan kitosan, padahal menurutku prospeknya bagus banget untuk dikembangkan di Kalsel. Mulailah aku merintis pengembangan penelitian di bidang kitosan, mulai dari PKM, Penelitian DM. Dan Alhamdulillah, ada beberapa dosen yang juga tertarik dan ikut mengembangkannya.
Lalu apa hubungannya dengan skripsiku? Hmm...para mahasiswa yang terlibat penelitian yang terkait dengan kitosan lalu pada ngantri pinjem skripsinya aku. Dengan alasan supaya punya dasar ilmu tentang kitosan dan modifikasinya. Selain itu, mereka juga biasanya nyari contoh aplikasi Persamaan Isoterm Adsorpsi Langmuir (tsaaaahhh...berasa karen dah gua nulisnya) dari skripsiku itu.
Dan sekarang, aku sudah tidak bisa melacak lagi...dimanakah skripsiku itu sekarang beradaaa??? Aku nanya sama si X, dia bilang si Y yang sekarang megang, kata si Y, udah dia kesihkan sama Z dari kapan, Z lalu bilang, kalo kayaknya terkahir yang pinjem si A... Pokoknya mah riweh! Duhai mahasiswaku..balikin..oh.oh..balikiiiiin....!!!

Kamis, 16 Oktober 2008

Penting: Ingatlah yang Dilakukan di Pagi Hari...

Apa yang kita lakukan di pagi hari, saat memulai hari, bisa sangaaaat berpengaruh pada kejadian-kejadian sesudahnya. That's what happen with me today.
[PAGI HARI]
Bangun, cuci muka + gosok gigi, masukin cucian ke mesin cuci, terus sarapan sambil minum kopi. Karena harus menyelesaikan tugas, saya memutuskan HARUS ke perpustakaan, kalo di rumah aja ngerjainnya, yang ada saya ngelingker di tempat tidur. Jadi, setelah adegan menjemur-jemur dilewati dengan sukses, langsung mandi, dan siap berangkat. Nah, tiba-tiba saya lagi pengen mempraktekkan precautionary principle, jadi laptop saya tinggal di kamar, tapi saya sembunyikan. Biasanya sih masuk lemari, tapi karena udah rada telat, saya ambil langkah praktis aja, laptopnya saya sembunyikan di bawah quilt alias selimut tebal yang terlipat rapi dengan manisnya di ujung tempat tidur saya. Beres. Nobody will know that it's there (but if you happen to know anyone who wants to setal my lovely lappy, please don't tell them!)
[SORE HARI]
Pulang dari kampus, langsung berleyeh-leyeh di tempat tidur. Karena jendela kamar saya menghadap ke barat dan hari sudah menjelang sore, terjadilah efek local warming di kamar saya. Apalagi tempat tidur saya paaas banget di sebelah jendela. Jadi, dengan pikiran yang mulai bermeditasi untuk merenungkan mimpi (?), tangan yang meraih I-Pod untuk disetel, kaki saya menendang selimut tebal yang terlipat dengan manisnya di ujung tempat tidur saya.
GEDUBRAK!!!
Saya berpikir, sungguh suara yang tidak biasa untuk selimut tebal yang jatuh ke lantai karpet. Setengah menit kemudian, baru otak saya merewind kembali adegan pagi tadi, waktu saya menyelipkan laptop saya di bawah selimut tebal saya. Oh, oke... Pantesan aja bunyinya gedubrak ya...wong isinya laptop. Hmm...sebentar...ada yang salah...WHAT?? HUAAAA!!! Laptop guaaa.....Saya langsung melompat dari tempat tidur, langsung menuju laptop saya yang tergeletak setelah ditendang jatuh dari peraduannya...
Moral of the story: ingatlah selalu apa saja yang kau lakukan di pagi hari...

And Another One Goes By (Catatan di Ujung Semester)

Kemaren, Rabu, hari terakhir saya kuliah di semester kedua saya disini. Whew… How time flies! Jadi inget, semester kemaren, pas di ujung semester, saya udah berasa kayak zombie saking abnormalnya hidup saya rasanya waktu itu. Semester ini, I don’t know.. Mungkin karena beban mata kuliah tersebar lebih merata sepanjang semester kali ya… Waktu semester kemaren, 4 mata kuliah bersaing satu sama lain dalam hal due-date final assignmentnya di ujung semester. Semester ini, assignment saya tinggal report 3,000 kata, plus take home exam. Well, masih ada examination sih, tapi itu juga masih nanti, tanggal 12 November. Tambahan pula, kuliah Frontiers kan sistemnya block mode, jadi berasa cuma ngambil 3 mata kuliah…
Hari Senin, Kuliah Sustainability Measurement untuk terakhir kalinya, only around one third of the students showed up for the class. Kayaknya pada struggling dengan group assignment yang 5,000 kata itu deh. Seperti biasa, ada applaus khusus for students doing their final semester, kali ini ada 3 orang.
Besoknya, kuliah Corporate Environmental Responsibility. Cuma sedikit presentasi dari masing-masing kelompok tentang simulasi Carbon Trading Scheme. To be honest, saya sebetulnya setuju dengan anak engineering yang bilang, kalo seharusnya ditambah satu minggu lagi untuk simulasi ini, jadi bisa satu kali lelang lagi. By the way, ini adalah salah satu tugas yang menurut saya paling menarik (selain instruksinya yang menurut kami misterius…). Jadi di kelas, kita melakukan simulasi tentang emission trading scheme, jadi jual beli jatah emisi karbon gitu. Kapan-kapan saya posting soal tugas ini aaahh… Terus kan ngebahas soal ujian tahun lalu. Wayne, dosennya, bilang kalo dia pengen ngadain kelas tambahan satu kalilagi, untuk memantapkan pemahaman kami tentang materi kuliah. Saya dan Xue langsung manggut-manggut penuh semangat. Tapi sedikit protes langsung muncul dari anak-anak Engineering waktu Wayne mengumumkan tanggalnya, maunya Wayne kan kelas tambahannya tanggal 3 November, jam 4 sore.
Enginerring students: we can't, all of the engineering students are having other exam on that date
Saya (ngomong pelan-pelan) : poor you
Xue (pelan-pelan juga) : yeah, too bad…
Wayne : what do you suggest then?
Engineering students : the following week, maybe? On 10 of November?
Wayne : I’m sorry, I can’t. I will be out of Melbourne by that date
Xue (pelan-pelan) : bad luck guys..
Saya (pelan-pelan) : we’re sorry for the engineering students…
Saya dan Xue langsung pada cekikikan…
Kemaren, Rabu. Kuliah terakhir Resource Evaluation and Management. Christian sudah ngomong di awal kuliah: “It’s gonna be a short lecture, we’re only summing up!”. It was a short one, only around 40 minutes, with a “take-home message”: “Resource evaluation and management is very complex and dynamic. Be fascinated by it, learn from it, and most of all, engage with it!”. Begitu Christian ngomong: “Well, that’s it! The lecture for today, and the whole semester!”, seluruh kelas langsung bertepuk tangan, ngasih applaus ke dia. Saya sempet denger beberapa anak undergraduate di belakang ngomong: “He is really good, he really teaches us things!”. Dan bagi saya sendiri, it’s one of the best subject I ever had. I really really really learned a lot of things from this subject. It’s not only the things that we learned, the way Christian delivers this subject is also fascinating.
Hmm…well, so, tanpa terasa, sudah satu semester lagi terlewati. Sekarang tinggal meneyelesaikan satu assignment, mengerjakan satu take-home examination, plus persiapan buat satu examination tanggal 12 November nanti… Semangaaattt...

Selasa, 07 Oktober 2008

Sinetron Episode Kedua

Ternyata sodara-sodara…saya memang tinggal menunggu ditemukan oleh seorang produser saja untuk menampilkan bakat dramatisasi saya di layar kaca… Heuuu.. Jadi, setelah kejadian kemarin dimana saya jadi artis sinetron untuk satu episode dalam kehidupan sehari-hari saya si ratu drama, hari ini entah kenapa…ternyata ada sekuelnya.
Ehm… mari mulai… tapi sebentar, saya mikir dulu, soundtracknya apa ya cocoknya?
Humm… Sebenernya, saya pengen pake lagu What A Wonderful World nya Louis Armstrong sebagi soundtrack episode kali ini, tapi apa daya…pagi ini Melbourne kembali mengukuhkan reputasinya sebagai kota dengan cuaca paling ga jelas. Well, intinya adalah, pagi ini is just soooooo gloomy. Saya si ratu drama berangkat ke kampus agak molor satu jam dari jadwal yang saya harapkan (which is normal for me…). Berusaha membangun mood di sepanjang jalan, jadilah saya mencari lagu-lagu riang untuk disetel di I-Pod selama perjalanan saya ke kampus. Yah, lumayan berhasil lah… Sampai di kampus, mendekati Menzies Building, saya mulai bersemangat untuk mengerjakan research untuk final report tugas Corporate Environmental Responsibility.
Daaann… saya terpikir, seandainyaaaaa aja ada pemandangan yang menyegarkan mata saya, mungkin saya bisa lebih ceria lagi. And just like yesterday, right after I thought about it, hoping that something (well, okay…someone!) good will come cross my way…
ADA KALE LAGI!!! Si pak dosen ganteng ituuuu!! Keluar dari pintu utama Menzies Building!!! Sekali ini sendirian!! Dengan switer abu-abunyaaaa… Uhuuuuuy… Dia sih ga liat saya, dia dengan langkah santai (tapi teteup ganteng..ihik…) menuju Science Buildings sambil membenahi buku-buku di tangannya…
Ow, he looked so smart, dengan kacamata dan setumpuk buku-buku tebal itu. Dan sementara dia melangkah menjauhi Menzies Building, saya terus berjalan sambil menatapnya…
Terus menatapnya…
Terus menatapnya…
…dan menabrak kaca pintu utama Menzies Building….
Seriuously. I literally bump into the glass door, because I was walking and amazedly watching him instead of paying attention to where I was walking.
Dan oh…just to make my life more dramatic, ada yang melihat saya menabrakkan diri ke pintu kaca itu, dan menyempatkan diri bertanya: “Are you okay?”.
Jadi begitulah sodara-sodara…sekuel dari sinetron saya di minggu ini….

Senin, 06 Oktober 2008

ordinary day for a drama queen...

Sebelumnya, saya ingin ngasih peringatan dulu, bahwa isi posting kali ini adalah ocehan tidak penting seorang mahasiswa perantauan biasa yang punya kecenderungan untuk mendramatisir segala sesuatu...
Hah? Masih dibaca? Wooohooo...does it mean that you are really bored or just trying to procrastinate by doing a senseless browsing? Well, anyway...
PAGI INI:
Bangun untuk mematikan alarm. Setengah jam kemudian, membuka sebelah mata, sementara jempol kaki kiri menyibak gorden. Oh, oke...it's so gloomy outside. Menarik kembali selimut yang tadinya cuma sampe idung sampe ke atas kepala, berharap bahwa presentasi sialan ini berlalu tanpa harus dijalani. FYI, saya mengerjakan report untuk presentasi ini hari Sabtu kemaren sampai jam 1.30 dini hari di Caulfield, dan malam Seninnya ngelembur lagi sampai jam 12 malam di rumah saya. So please don't blame me to hate this 5,000 words report. Masih untung ini group assignment. Kalo individual, mungkin saya udah terjun ke sumur... Kembali ke perpisahan antara saya dan tempat tidur, saya berhasil meneguhkan diri keluar dari selimut sekitar setengah jam kemudian. First thing to do, bikin kopi! Ke dapur, Iin lagi bikin indomie buat sarapan...hmm...saya agak khawatir, Iin gitu lhooo...emang cukup In cuma sarapan indomie doang? Heueheueheheu...
SIANG TADI:
Nyampe kampus jam 11.50an gitu deh..Tumben-tumbenan masih ada komputer kosong di PG Room. Ngutak-ngatik PPT buat presentasi jam 7 malem nantinya. Rada bete karena entah kenapa TransTV dan RCTI ga bisa dibuka di situsnya Binus. Jadi aja mengerjakan slide sambil mengikuti liputan di Metro TV tentang...Bulan Imunisasi Anak Sekolah! Gyahahahaha... Biasanya kan saya sambil nonton Insert tuhhh...Kelar dengan slide, memutuskan nyari buku yang sekiranya diperlukan untuk individual report mata kuliah Corporate Environmental Responsibility. Sigh... bukunya ada di Law Library semua. Seumur-umur, saya belum pernah masuk ke Law Library. Kalo ke Law Building sih, seminggu sekali, soalnya tutorial untuk Resource Evaluation kan disana. Termotivasi kenyataan bahwa ini mata kuliah yang saya sendiri tidak yakin yang dibahas sebenernya apa saja, jadilah saya meneguhkan diri ke gedung coklat butek itu... Sampai di Law Building, sempet agak bingung, masuk ke perpusnya lewat mana yak? Setelah terlihat seperti turis kehilangan rombongan, saya dengan penuh rasa syukur berhasil menemukan buku yang saya cari. Sempet agak pangling dengan suasana perpus ini yang...SEPIIII... Eh, seriuss... secara nih ya, Matheson, perpus tempat saya berkeliaran sehari-hari itu biasanya rame dengan celotehan para anak undergrad. Hargrave-Andrew, perpusnya Engineering & Science, juga lebih riuh lagi. Apalagi perpustakaan di Caulfield. Wuuuhhh...perpus di Caulfield itu mah berisik!! Jadi saya rada kagum dengan perpus ini, yang penuh orang, tapi sepiiii banget. Ih, tahan ya mereka belajar sebegitu seriusnya. Dan layar komputer di depan mereka juga tampilan serius dot com, bentuk-bentuk artikel pdf gitu deh, bukan kayak di Matheson yang suka ada aja yang fesbukan atau buka YouTube. Sungguh, ada perasaan kagum pada diri sendiri yang berasa keren banget menenteng buku berjudul: "Environmental Law and Enforcement in Asia-Pacific Rim", saya berasa semakin mirip aja dengan Ally McBeal... Sambil keluar dari Law Building, masih berasa keren menenteng buku-buku tebel itu *berasa mahasiswa beneran...*, saya menuju Campus Centre. Mencari buku di perpustakaan memang melelahkan dan bikin lapar...
Sambil masuk ke Campus Centre, saya sempet mikir, seandainyaaaa aja saya ke perpustakaan Hargrave-Andrew di Science sana, siapa tau saya bisa ketemu dosen ekologi saya yang ganteng itu. Barusaaaan banget saya mikir gitu, saya mengangkat kepala, dan jeng jeeeenggg… ada dirinya! Kale, si dosen ganteng ituuu… di arah jam 2, sekitar 5 meter dari saya!! Gyahahahaha… Saya langsung deg-degan, apalagi dengan rambutnya yang udah mulai gondrong lagi, kacamatanya yang membuatnya terlihat so smart (saya punya kelemahan yang spesifik di depan pria berkaca mata :p), dan senyum jahilnya yang manis itu… he looked great for me… Satu sepertiga detik kemudian saya baru nyadar, dia senyum karena sedang ngobrol dengan si-mahasiswi-Ph.D-yang-pernah-dia-gandeng. Saya langsung menepi ke dinding, dan bersembunyi di balik tiang. Dengan posisi memanjangkan leher, menempelkan badan ke tiang sambil berusaha supaya tetap tidak terlihat *dan oh, saya tidak lupa pula memegang tiang itu dengan kedua tangan saya, supaya lebih dramatis* saya diam-diam menatap Kale dan “temannya” itu… Huahahahaha… Sinetron banget ga sih? Kata Iin, masih untung saya ngeliatinnya ga sambil bawa kembang dan nyabutin kelopak kembang itu satu per satu…
Jadi ya itulah sodara-sodara… Sepotong kejadian di hari ini yang membuat saya berasa pengen jadi artis sinetron…

Kamis, 02 Oktober 2008

...mencari, melupakan, meninggalkan...tak semudah itu

Seribu tanya

Satu jawaban

Tiada kepastian

Yang sederhana

Mengapa harus berliku?

Seperti katamu:

“terkadang memang jiwa terlalu letih untuk bisa memahami”

Ah, seandainya saja…

hati tak serumit ini untuk diuraikan

perasaan tak sekabur ini untuk dituntaskan

dan kenangan tak semenyakitkan ini untuk dilupakan…

*seraya menekuri sebuah pesan pendek di layar ponsel*

Antara Lebaran dan General Inspection

Haloooo semuaaa…. Gimana Lebarannya niihh? Heuuuu… Yang mudik, betapa irinya saya pada anda-anda.. secara Lebaran sekaraaaaang…ku hanya titip salaaam… karena, ku tak mampu pulang, ke kampung halamaaan..

Well, anyway, mari bercerita tentang Lebaran pertama saya jauuuuh dariorang tua dan keluarga. Persiapan Lebaran tahun ini terasa begitu berbeda bagi saya, bukan hanya soal jauh dari keluarga, tapi oh tapi…tiba-tiba saja agen rumah yang meng-ageni rumah kami ini (what a waste of words…) tiba-tiba saja dengan isengnya pengen melakukan general inspection pada tanggal 2 Oktober barusan, alias hari kedua Lebaran! Haduh… Paniklah kita-kita… Sungguh bukan acara yang bersuasana Lebaran. Sebenernya kami dengan teganya sudah menuduh, bahwa sebenernya gara-gara para tetangga yang tinggal di unit 1 (pas berseberangan dengan unit kami) yang menginspirasi agen untuk melakukan inspeksi. Lha, mereka itu super berantakan!!! Halaman jatah mereka yang boro-boro diisi bunga-bunga yang bersemi, yang ada malah sampah bertebaran disana-sini. Bukannya saya yang sok iseng ngintip-ngintip, tapi dari celah pagar kan keliataaaan…

Hmm… Mungkin yang membuat kami agak sedikit deg-degan adalah karena kontrak untuk unit ini adalah untuk ditinggali 2 orang, tapi berdasarkan warisan dari para penghuni sebelumnya, lounge room disulap menjadi satu kamar tidur tambahan yang sekarang ditempati M’Erni. Maka berbekalkan informasi dari temen-temen di milis plus sedikit spekulasi, kita memutuskan untuk menyandarkan tempat tidur ke dinding dalam posisi berdiri dan menggeser lemari, plus M’Erni mengungsi barang 2 jam. Apakah masalah kamar tidur itu satu-satunya yang mewarnai persiapan Lebaran kami? Hoho.. Masih ada lagi dooong… Semenjak H-3 Lebaran, kami, The Northroaders yang terdiri dari 2 gadis dan satu M’Erni, menjelma menjadi… TUKANG RUMPUT! Dengan gagah perkasa kami membabat rumput-rumput dan tanaman merambat yang ditakdirkan mengakhiri hidupnya di ujung gunting rumput kami (yang masih baru lhoooo...).

*jauh-jauh kuliah ke luar negri untuk menjadi tukang rumput*

Malamnya kami semua mengalami sindrom yang sama: kejang tangan! Besok dan lusanya, alias H-2 dan H-1, persiapan Lebaran masih dalam episode merumput. Apalagi di H-1, episode merumput kami sepertinya semakin tragis, karena kami membabat rumput di bagian belakang yang bersatu padu menjalin akar kesana kemari. Kali ini, tidak hanya kejang tangan, tapi juga encok pinggang… Selesai menuntaskan hidup para rumput sialan liar tersebut, saya dan Iin masih punya misi Lebaran, yaitu…jeng jeeeengg… Berburu Kue Lebaran ke City! Yah, lumayanlah… Saya beli setoples putri salju dan kue coklat, Iin memboyong setoples nastar dan setoples kue lainnya.

Buka puasa terakhir, dan perasaan saya campur aduk. Bahagia karena bisa menyongsong Idul Fitri, juga sedih karena..yah, Ramadhan udah lewat lagi… hiks… dan terutamaaa.. KANGEN RUMAAAAHHHHH… Sempet berurai air mata pas sholat Maghrib, karena inget Abah, Mama dan Ita. Huhuhu…mana ga ada takbiran keliling pula… Yah, paling tidak ada suara takbir dari laptopnya Iin yang mengisi rumah ini dengan sentuhan warna khas Idul Fitri…

Habis sholat Maghrib… saya memasak sodara-sodaraa!! Dengan disaksikan Iin *lengkap dengan segala supportnya yang seringkali menjatuhkan semangat (lho??)* dan M’Erni, saya bereksperimen tidak jelas berkarya di dapur.

*menjadi chef terbuang*

Saya bukan satu-satunya yang berusaha mewujudkan suasana kuliner ala Lebaran di rumah mungil ini. M’Erni sudah dari siang mempersiapkan lontong sayur, opor dan rendang. Iin bikin gulai daging dan merebus ketupat instan. Bagaimana dengan saya? Opor ayam karya saya tidak akan saya ceritakan panjang lebar, karena cuma bermodalkan sekotak bumbu instan. Tapi selain opor ayam, dalam episode Lebaran tahun ini, setelah menginterogasi bertanya pada Mama, saya meneguhkan diri untuk mencoba membuat kue lapis daging. Kalau orang Banjar sih bilangnya wadai Ipau. Sempat frustasi karena saya boseeeen banget harus memotong-motong wortel sekecil-kecil kuaci.

*kepingan wortel yang malang*

Iin sempet mencela terpesona dengan kreativitas saya menggunakan 4 lembar daun seledri dari SEIKAT penuh seledri yang saya beli di Asian Groceries Store. Anyway, setelah berakrobat berkutat di dapur selama 3 jam, berhasil juga saya membuat si lapis daging. Berapa lapis? Ratusaaan… Enggak ding, cuma 7 lapis doang…

*lapis daging aka wadai Ipau*

Kelar mengobrak-abrik memasak di dapur, acara selanjutnya, apalagi kalo bukan tiduuur. Eh, saya ga langsung tidur sih sebenernya, browsing-browsing ga jelas dulu, tapi malah menemukan sesuatuuuu… Gyahahahaha..…

Daaannn akhirnyaaa… LEBARAAAAANNN…

Kita ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, dan Alhamdulillah MIIS mengkoordinir transportasi kesana. Kami bertiga berangkat dari rumah menuju bus loop di kampus sebagai pick-up point. Dalam perjalanan ke bus loop, M’Erni sempat menjadi bukti nyata that sometimes wishes do come true… Heueeheheu…

Cukup banyak yang ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, mulai dari student berikut para dependantsnya, para Permanent Residents berikut anak-anaknya yang ngomong Inggrisnya jauuuh lebih jago daripada saya, sampai para bule juga ada. Selesai Sholat Ied, pada salam-salaman… Heuuu… kalo sudah berstatus perantauan mah, memang seharusnya semua berasa saudara. Ada acara makan-makan juga di luar gedung. Pulang Sholat Ied, kita sempat bertandang ke rumah salah seorang teman yang mengadakan Open House. Alhamdulillah, bisa makan Cotto Makassar, blackforest yang sumpah enak banget, kaastengels yang sedap jaya (Iin ga kebagiaaaann…Iin ga kebagiaaan….), plus puding stroberi yang cantik di mata dan di lidah. Pulang ke rumah, nelfon keluarga, apa daya sungkem cuma bisa lewat telfon… hiks…

Malamnya kami isi dengan menggeser lemari… Iyaaa…masih dalam rangka General Inspection sang perusak suasana Lebaran! Daaaan….tahukan Anda sodara-sodaraaa… akhirnya datanglah hari yang membuat H-3 sampai H-1 Lebaran kami diisi dengan kegiatan-kegiatan perkasa. General Inspection! Agennya datang (seorang wanita cantik dengan sunglasses berlabelkan Dolce-Gabbana) jam 11.05, dan pulang....pada JAM 11.10!! CUMA LIMA MENIT!! Huh…. Padahal kami udah dengan mantapnya berdeg-degan ria menantikan dan mempersiapkan penyambutan General Inspection ini selama 3 hari...

Anyway, Selamat Lebaran semuanyaaaa…

Selasa, 28 Oktober 2008

What A Day


Saya hari ini sebel sama:

mesin validate di bus 900 yang tidak berfungsi pada saat saya mau memvalidasi MetCard, tapi secara ajaib berfungsi waktu yang make petugas pemeriksa

petugas pemeriksa yang tidak mau percaya bahwa there's something wrong with the machine when I tried to validate it

sopir bus yang tidak berusaha menjelaskan duduk perkara sebenarnya

orang-orang ga ada kerjaan di Diknas yang memutuskan bahwa just to make my life easier, tidak hanya tunjangan fungsional yang dicabut, tapi juga 50% dari gaji pokok yang sudah sangat tidak seberapa itu

si norak yang selera berpakaiannya aneh dan secara langsung maupun tidak sudah under-estimate kemampuan saya

kembang kol yang bau langunya ga mau hilang

mahasiswa yang minta di-add di FS tapi nulis nama di profilnya pake karakter ajaib yang tambah bikin saya sakit kepala (??_L's_?¤ , atau ©Hå¥yü», atau ??Ca2+=4+5Y4??').

Demikian, sekian dan terima kasih....

Kamis, 23 Oktober 2008

Field Trip : Wonthaggi

Semester kemaren, saya field trip ekologi ke Mt. Donna Buang *dimana terjadi beberapa percakapan ajaib antara saya dan dosen saya* dan ke Cranbourne Botanical Garden *dimana saya sukses jadi stalker*. Semester ini, untuk mata kuliah Corporate Environmental Responsibility, field trip lagiii... ke Wonthaggi.

Wonthaggi ini sebetulnya adalah salah satu tujuan wisata juga di Victoria, letaknya di South Gippsland, menuju ke Phillips Island. Sering disebut-sebut sebagai tempat dengan pemandangan pantai yang menakjubkan, dan memang benar...sepanjang jalan saya bengoooong aja.. Subhanallah... baguuus banget deh. Well, sayangnya field trip kami bukanlah ke pantai itu.

Tujuan utama dari field trip ini adalah meninjau lokasi yang direncanakan sebagai tempat untuk deslainatipn plant nya Victoria. Desalination plant? Apa itu? Intinya sih, desal plant itu adalah unit penyulingan air laut hingga layak untuk dikonsumsi. Kenapa kami meninjau tempat ini, adalah karena rencana pendirian desal plant ini sendiri sebenernya banyak menimbulkan kontroversi. Dari pihak penduduk lokal, mereka sendiri menolak pendirian desal plant ini. Mungkin bukan menolak sih ya, mereka merasa proses pendirian desal plant ini tidak transparan. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja pemerintah sudah mengumumkan bahwa desal plant itu akan didirikan disana. Sementara pemerintah sendiri berkeras bahwa pendirian desalplant ini memang krusial, mengingat ketersediaan air di Australia yang diperhitungkan akan semakin kritis dan tidak bisa mengimbangi kebutuhan. Yang menarik adalah, salah satu materi dalam field trip itu adalah sesi presentasi. Untuk sesi pertama, yang presentasi wakil dari komunitas lokal. Jadi dalam rangka menolak pendirian desal plant itu, mereka mendirikan semacam organisasi lokal, "Your Water Your Say". Jadi mereka menjelaskan kepada kami alasan mengapa mereka menolak pendirian desal plant itu, dan kronologis kejadian mulai dari mereka pertama kali mendengar berita tentang pendirian desal plant itu, dan perjuangan mereka untuk meminta kejelasan tentang hal tersebut. Sesi kedua, yang presentasi adalah orang dari Departement of Sustainability and Environment Victoria, yaitu instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pendirian desalplant tersebut. Mereka menjelaskan pentingnya pendirian desal plant bagi Australia dan mengapa Wonthaggi yang dijadikan lokasi. Bagus juga, jadi kita bisa tahu dua sisi yang berbeda dari satu masalah *dan bukankah seharusnya memang begitu? :p*


Selain presentasi itu, kami juga melihat lokasi yang disebut sebagai Wonthaggi Windfarm. Jadi kan ceritanya salah satu yang dipermasalahkan, desal plant itu tentunya akan intens dalam hal penggunaan energi, yang ujung-ujungnya adalah emisi gas rumah kaca. Nah, katanya solusinya adalah menggunakan energi alternatif. Karena di daerah tersebut sangaaat berangin, jadilah wind energy disebut-sebut sebagai sumber energi yang akan digunakan. Walaupun jujur saja, kami sangaaat meragukan hal itu. It's called a windfarm, but there are only 6 windmill there! Bahkan salah satunya sepertinya rusak, karena tidak berputar sama sekali. Well, anyway, si desalination plant sendiri sampai sekarang belum dibangun, masih dalam tahap persiapan dan perencanaan. Kabarnya, desalination plant yang direncanakan ini akan menjadi the biggest desalplant in the Southern hemisphere. Oh really?? We'll just wait and see then...

Rencana DSE Victoria mengenai Wonthaggi desalination plant bisa dilihat disini, sementara informasi mengenai Wonthaggi wind farm bisa dilihat disini.

Royal Botanical Gardens Melbourne + Shrine of Remembrance

It was Sunday, and the based on the forecast, it supposed to be a "mostly-sunny" day. Jadilah para Northroader Girls alias saya dan Iin dengan seniat-niatnya mau piknik. Niat banget, sampai bangun pagi sebelum alarm bunyi untuk memasak bekal. Tujuannya adalah Royal Botanical Gardens Melbourne, yang menurut info di situs resmi mereka sedang mengadakan Spring Open Day.

Rute perjalanan, dari Flinders Street Station, carilah trem no. 3, 5, 8, 16, 64 atau 67. Jangan naik Kopaja 66, itu ke Blok M. Turun di stop No. 20, jalan lurus ke arah keramaian, maka anda akan sampai di Royal Botanical Gardens nya Melbourne.


Dilihat dari namanya, jelas saja atraksi utama *kalau memang bisa disebut atraksi* adalah taman. Taman-taman, mungkin lebih tepatnya. Royal Botanical Gardens Melbourne ini (atau RBG aja deh, pegel ngetik nama lengkapnya) adalah salah satu taman tertua di kota Melbourne. Sebenernya salah satu tujuan utama taman ini didirikan waktu itu adalah untuk "menyamakan" Melbourne dengan kota-kota di Inggris. Ya maklumlah, waktu awal mulai berdiri kan para pendatang banyak yang dari Inggris, dan mereka merindukan taman-taman di tanah air mereka sendiri. Jadilah taman ini dibangun... Well, anyway, kembali ke kenapa saya menyebut bahwa ini adalah kumpulan taman-taman. Karena di area yang luas banget itu (yang pasti saya dan Iin berasa jalan kami udah nyaris menyaingi suster ngesot gara-gara mengelilingi sebagian kecil taman ini) ada beberapa taman dengan tema sendiri-sendiri. Camelia Gardens, Australian forest, Rose Collection, African Garden, dan banyak lagi... Buat yang mau bikin foto pre-wedding, monggo...banyak banget spot yang bagus disini untuk beradegan mesra ala film India. Yang lagi pengen arisan keluarga dengan suasana alami, taman ini juga bisa jadi pilihan. Dan oh, bagi para mahasiswa yang jatah bulanan mulai menipis, tetap bisa berpiknik ria disini, karena free entrance!

Di sebelah RBG Melbourne, ada spot yang juga menarik untuk didatangi: Shrine of Remembrance. Ini adalah bangunan untuk menghormati jasa para prajurit Australia dan New Zealand yang tergabung dalam ANZAC, alias Australian-New Zealand Army Corps. Jadi mungkin semacam Taman Makam Pahlawan gitu kali ya, tapi tanpa makam. Hmm..atau mungkin Tugu Pahlawan? Well, anyway... Bentuk gedung ini yang paling menarik bagi saya, seperti kuil. Saya sepertinya nyaris ga bakalan kaget kalo tiba-tiba ada Hercules tiba-tiba nongol keluar dari gedung ini. Free entrance juga, dan salah satu hal yang akan kita lihat begitu masuk adalah deretan medali penghargaan. Banyaaaaak banget. Masuk ke dalam, ada The Crypt, ruangan dengan bendera-bendera kehormatan dan patung perunggu yang menampilkan sosok pejuang mereka.



Naik ke bagian atas, kita bisa keluar menuju balkon, dan melihat Melbourne dari ketinggian. Such a beautiful view. Sayangnya waktu kita kesana, langit sedang berhiaskan awan tebaaal.... However, it's worth it...walaupun perjuangan naik ke balkon itu cukup membuat kaki saya minta ditempeli salonpas *dan inget, kami baru saja berkeliling ria di RBG*.

Liputan versi Iin bisa dibaca disini dan disini, dan foto-foto lainnya sudah saya pajang disini





Minggu, 19 Oktober 2008

Sinetron Episode 3 - Lanjutan Kejadian Bodoh

Sebelumnya mohon maaph bagi yang tidak berkenan, tapi postingan berikut ini agak-agak berbau jorokisme... At least itulah yang diserukan Iin waktu saya melakukan laporan reportase mengenai kejadian ini...
Ehm, adegan awalnya adalah makan siang di Meeting Point, alias kantinnya Clayton Campus. Kebetulan, menu saya hari itu adalah chicken garlic (apa garlic chicken? lupa...). Alias potongan-potongan sayap ayam yang digoreng kering dengan bumbu bawang putih. Nah, tahukah anda, bahwa makan ayam itu kadang-kadang agak menyulitkan bagi susunan gigi? Dengan kata lain, nyeliplah sedikit potongan ayam itu di deretan atas gigi saya di bagian belakang sebelah kanan, sekitar geraham dan gigi bungsu.
Selesai makan, niatnya pengen sholat Dzuhur dulu sebelum balik ke perpus. Taaaapiii...tolong liat paragraf di atas. Ada potongan ayam yang menyelip di lokasi yang sudah saya jabarkan di atas tadi. Nah, jadi sambil berjalan ke arah Religious Centre, mula-mula saya berusaha melepaskan si ayam yang nyungsep itu pake lidah. Tidak berhasil. Eh, berhasil deng, dikiiiit. Untuk mempertinggi tingkat keberhasilan, secara REFLEKS dan TIDAK SENGAJA, saya teruskan usaha tersebut dengan telunjuk kanan saya (jangan protes...!!! Ga ada tusuk gigi dalam radius jarak ambil, oke??). Tepaaaat pada saat si telunjuk kanan ini baru mau beraksi....ehm...
"Hi..."... si cowok-agak-manis-teman-saya-yang-sempat-saya-gebet-tapi-sekarang-udah-ga-lagi itu tiba-tiba saja lewat persiiis di depan saya, tersenyum sambil menyapa diri sayaaaa...
Uhuk...
"Eh...hi...", kata saya, masih dengan posisi telunjuk kanan agak nyungsep di dalam mulut.... Sambil nyengir pula....
Ehmm..kira-kira, adakah sedikiiit kemungkinan bagi saya untuk terlihat manis dan imut dengan posisi telunjuk kanan lagi nangkring di dalam mulut? Toh waktu itu saya sambil berusaha untuk tersenyum kok... (yah, walaupun jadinya lebih mirip nyengir ga jelas)...


Sabtu, 18 Oktober 2008

Ada Di Mana Ya?

Lagi kangen sama mahasiswa, jadi iseng baca-baca komen di FS dari para mahasiswaku. Hemmm... mahasiswa..mahasiswa... Pas sampai di komen dari Alfi, bahwa namaku juga muncul di halaman persembahan skripsinya, jadi inget sesuatu...
Skripsiku sendiri sekarang ada dimana ya???
Jadi gini, skripsiku dulu disusun berdasarkan hasil penelitian dimana aku terjebak selama 2 semester alias setahun di dalam lab gara-gara prosedur yang selalu berubah sesuai mood pembimbingku. Penelitianku dulu soal kitosan dan asam humat, masih yang simpel sih, soal adsorpsi. Kata dosenku dulu, karena modifikasi yang kami lakukan waktu itu masih relatif sangaaat baru, jadi aplikasinya untuk adsorpsi logam dulu.
Nah, begitu aku mulai ngedosen di Unlam (yang adalah singkatan dari Universitas Lambung Mangkurat, bukan Universitas Lampung!), masih belum ada yang spesifik mengembangkan kitosan, padahal menurutku prospeknya bagus banget untuk dikembangkan di Kalsel. Mulailah aku merintis pengembangan penelitian di bidang kitosan, mulai dari PKM, Penelitian DM. Dan Alhamdulillah, ada beberapa dosen yang juga tertarik dan ikut mengembangkannya.
Lalu apa hubungannya dengan skripsiku? Hmm...para mahasiswa yang terlibat penelitian yang terkait dengan kitosan lalu pada ngantri pinjem skripsinya aku. Dengan alasan supaya punya dasar ilmu tentang kitosan dan modifikasinya. Selain itu, mereka juga biasanya nyari contoh aplikasi Persamaan Isoterm Adsorpsi Langmuir (tsaaaahhh...berasa karen dah gua nulisnya) dari skripsiku itu.
Dan sekarang, aku sudah tidak bisa melacak lagi...dimanakah skripsiku itu sekarang beradaaa??? Aku nanya sama si X, dia bilang si Y yang sekarang megang, kata si Y, udah dia kesihkan sama Z dari kapan, Z lalu bilang, kalo kayaknya terkahir yang pinjem si A... Pokoknya mah riweh! Duhai mahasiswaku..balikin..oh.oh..balikiiiiin....!!!

Kamis, 16 Oktober 2008

Penting: Ingatlah yang Dilakukan di Pagi Hari...

Apa yang kita lakukan di pagi hari, saat memulai hari, bisa sangaaaat berpengaruh pada kejadian-kejadian sesudahnya. That's what happen with me today.
[PAGI HARI]
Bangun, cuci muka + gosok gigi, masukin cucian ke mesin cuci, terus sarapan sambil minum kopi. Karena harus menyelesaikan tugas, saya memutuskan HARUS ke perpustakaan, kalo di rumah aja ngerjainnya, yang ada saya ngelingker di tempat tidur. Jadi, setelah adegan menjemur-jemur dilewati dengan sukses, langsung mandi, dan siap berangkat. Nah, tiba-tiba saya lagi pengen mempraktekkan precautionary principle, jadi laptop saya tinggal di kamar, tapi saya sembunyikan. Biasanya sih masuk lemari, tapi karena udah rada telat, saya ambil langkah praktis aja, laptopnya saya sembunyikan di bawah quilt alias selimut tebal yang terlipat rapi dengan manisnya di ujung tempat tidur saya. Beres. Nobody will know that it's there (but if you happen to know anyone who wants to setal my lovely lappy, please don't tell them!)
[SORE HARI]
Pulang dari kampus, langsung berleyeh-leyeh di tempat tidur. Karena jendela kamar saya menghadap ke barat dan hari sudah menjelang sore, terjadilah efek local warming di kamar saya. Apalagi tempat tidur saya paaas banget di sebelah jendela. Jadi, dengan pikiran yang mulai bermeditasi untuk merenungkan mimpi (?), tangan yang meraih I-Pod untuk disetel, kaki saya menendang selimut tebal yang terlipat dengan manisnya di ujung tempat tidur saya.
GEDUBRAK!!!
Saya berpikir, sungguh suara yang tidak biasa untuk selimut tebal yang jatuh ke lantai karpet. Setengah menit kemudian, baru otak saya merewind kembali adegan pagi tadi, waktu saya menyelipkan laptop saya di bawah selimut tebal saya. Oh, oke... Pantesan aja bunyinya gedubrak ya...wong isinya laptop. Hmm...sebentar...ada yang salah...WHAT?? HUAAAA!!! Laptop guaaa.....Saya langsung melompat dari tempat tidur, langsung menuju laptop saya yang tergeletak setelah ditendang jatuh dari peraduannya...
Moral of the story: ingatlah selalu apa saja yang kau lakukan di pagi hari...

And Another One Goes By (Catatan di Ujung Semester)

Kemaren, Rabu, hari terakhir saya kuliah di semester kedua saya disini. Whew… How time flies! Jadi inget, semester kemaren, pas di ujung semester, saya udah berasa kayak zombie saking abnormalnya hidup saya rasanya waktu itu. Semester ini, I don’t know.. Mungkin karena beban mata kuliah tersebar lebih merata sepanjang semester kali ya… Waktu semester kemaren, 4 mata kuliah bersaing satu sama lain dalam hal due-date final assignmentnya di ujung semester. Semester ini, assignment saya tinggal report 3,000 kata, plus take home exam. Well, masih ada examination sih, tapi itu juga masih nanti, tanggal 12 November. Tambahan pula, kuliah Frontiers kan sistemnya block mode, jadi berasa cuma ngambil 3 mata kuliah…
Hari Senin, Kuliah Sustainability Measurement untuk terakhir kalinya, only around one third of the students showed up for the class. Kayaknya pada struggling dengan group assignment yang 5,000 kata itu deh. Seperti biasa, ada applaus khusus for students doing their final semester, kali ini ada 3 orang.
Besoknya, kuliah Corporate Environmental Responsibility. Cuma sedikit presentasi dari masing-masing kelompok tentang simulasi Carbon Trading Scheme. To be honest, saya sebetulnya setuju dengan anak engineering yang bilang, kalo seharusnya ditambah satu minggu lagi untuk simulasi ini, jadi bisa satu kali lelang lagi. By the way, ini adalah salah satu tugas yang menurut saya paling menarik (selain instruksinya yang menurut kami misterius…). Jadi di kelas, kita melakukan simulasi tentang emission trading scheme, jadi jual beli jatah emisi karbon gitu. Kapan-kapan saya posting soal tugas ini aaahh… Terus kan ngebahas soal ujian tahun lalu. Wayne, dosennya, bilang kalo dia pengen ngadain kelas tambahan satu kalilagi, untuk memantapkan pemahaman kami tentang materi kuliah. Saya dan Xue langsung manggut-manggut penuh semangat. Tapi sedikit protes langsung muncul dari anak-anak Engineering waktu Wayne mengumumkan tanggalnya, maunya Wayne kan kelas tambahannya tanggal 3 November, jam 4 sore.
Enginerring students: we can't, all of the engineering students are having other exam on that date
Saya (ngomong pelan-pelan) : poor you
Xue (pelan-pelan juga) : yeah, too bad…
Wayne : what do you suggest then?
Engineering students : the following week, maybe? On 10 of November?
Wayne : I’m sorry, I can’t. I will be out of Melbourne by that date
Xue (pelan-pelan) : bad luck guys..
Saya (pelan-pelan) : we’re sorry for the engineering students…
Saya dan Xue langsung pada cekikikan…
Kemaren, Rabu. Kuliah terakhir Resource Evaluation and Management. Christian sudah ngomong di awal kuliah: “It’s gonna be a short lecture, we’re only summing up!”. It was a short one, only around 40 minutes, with a “take-home message”: “Resource evaluation and management is very complex and dynamic. Be fascinated by it, learn from it, and most of all, engage with it!”. Begitu Christian ngomong: “Well, that’s it! The lecture for today, and the whole semester!”, seluruh kelas langsung bertepuk tangan, ngasih applaus ke dia. Saya sempet denger beberapa anak undergraduate di belakang ngomong: “He is really good, he really teaches us things!”. Dan bagi saya sendiri, it’s one of the best subject I ever had. I really really really learned a lot of things from this subject. It’s not only the things that we learned, the way Christian delivers this subject is also fascinating.
Hmm…well, so, tanpa terasa, sudah satu semester lagi terlewati. Sekarang tinggal meneyelesaikan satu assignment, mengerjakan satu take-home examination, plus persiapan buat satu examination tanggal 12 November nanti… Semangaaattt...

Selasa, 07 Oktober 2008

Sinetron Episode Kedua

Ternyata sodara-sodara…saya memang tinggal menunggu ditemukan oleh seorang produser saja untuk menampilkan bakat dramatisasi saya di layar kaca… Heuuu.. Jadi, setelah kejadian kemarin dimana saya jadi artis sinetron untuk satu episode dalam kehidupan sehari-hari saya si ratu drama, hari ini entah kenapa…ternyata ada sekuelnya.
Ehm… mari mulai… tapi sebentar, saya mikir dulu, soundtracknya apa ya cocoknya?
Humm… Sebenernya, saya pengen pake lagu What A Wonderful World nya Louis Armstrong sebagi soundtrack episode kali ini, tapi apa daya…pagi ini Melbourne kembali mengukuhkan reputasinya sebagai kota dengan cuaca paling ga jelas. Well, intinya adalah, pagi ini is just soooooo gloomy. Saya si ratu drama berangkat ke kampus agak molor satu jam dari jadwal yang saya harapkan (which is normal for me…). Berusaha membangun mood di sepanjang jalan, jadilah saya mencari lagu-lagu riang untuk disetel di I-Pod selama perjalanan saya ke kampus. Yah, lumayan berhasil lah… Sampai di kampus, mendekati Menzies Building, saya mulai bersemangat untuk mengerjakan research untuk final report tugas Corporate Environmental Responsibility.
Daaann… saya terpikir, seandainyaaaaa aja ada pemandangan yang menyegarkan mata saya, mungkin saya bisa lebih ceria lagi. And just like yesterday, right after I thought about it, hoping that something (well, okay…someone!) good will come cross my way…
ADA KALE LAGI!!! Si pak dosen ganteng ituuuu!! Keluar dari pintu utama Menzies Building!!! Sekali ini sendirian!! Dengan switer abu-abunyaaaa… Uhuuuuuy… Dia sih ga liat saya, dia dengan langkah santai (tapi teteup ganteng..ihik…) menuju Science Buildings sambil membenahi buku-buku di tangannya…
Ow, he looked so smart, dengan kacamata dan setumpuk buku-buku tebal itu. Dan sementara dia melangkah menjauhi Menzies Building, saya terus berjalan sambil menatapnya…
Terus menatapnya…
Terus menatapnya…
…dan menabrak kaca pintu utama Menzies Building….
Seriuously. I literally bump into the glass door, because I was walking and amazedly watching him instead of paying attention to where I was walking.
Dan oh…just to make my life more dramatic, ada yang melihat saya menabrakkan diri ke pintu kaca itu, dan menyempatkan diri bertanya: “Are you okay?”.
Jadi begitulah sodara-sodara…sekuel dari sinetron saya di minggu ini….

Senin, 06 Oktober 2008

ordinary day for a drama queen...

Sebelumnya, saya ingin ngasih peringatan dulu, bahwa isi posting kali ini adalah ocehan tidak penting seorang mahasiswa perantauan biasa yang punya kecenderungan untuk mendramatisir segala sesuatu...
Hah? Masih dibaca? Wooohooo...does it mean that you are really bored or just trying to procrastinate by doing a senseless browsing? Well, anyway...
PAGI INI:
Bangun untuk mematikan alarm. Setengah jam kemudian, membuka sebelah mata, sementara jempol kaki kiri menyibak gorden. Oh, oke...it's so gloomy outside. Menarik kembali selimut yang tadinya cuma sampe idung sampe ke atas kepala, berharap bahwa presentasi sialan ini berlalu tanpa harus dijalani. FYI, saya mengerjakan report untuk presentasi ini hari Sabtu kemaren sampai jam 1.30 dini hari di Caulfield, dan malam Seninnya ngelembur lagi sampai jam 12 malam di rumah saya. So please don't blame me to hate this 5,000 words report. Masih untung ini group assignment. Kalo individual, mungkin saya udah terjun ke sumur... Kembali ke perpisahan antara saya dan tempat tidur, saya berhasil meneguhkan diri keluar dari selimut sekitar setengah jam kemudian. First thing to do, bikin kopi! Ke dapur, Iin lagi bikin indomie buat sarapan...hmm...saya agak khawatir, Iin gitu lhooo...emang cukup In cuma sarapan indomie doang? Heueheueheheu...
SIANG TADI:
Nyampe kampus jam 11.50an gitu deh..Tumben-tumbenan masih ada komputer kosong di PG Room. Ngutak-ngatik PPT buat presentasi jam 7 malem nantinya. Rada bete karena entah kenapa TransTV dan RCTI ga bisa dibuka di situsnya Binus. Jadi aja mengerjakan slide sambil mengikuti liputan di Metro TV tentang...Bulan Imunisasi Anak Sekolah! Gyahahahaha... Biasanya kan saya sambil nonton Insert tuhhh...Kelar dengan slide, memutuskan nyari buku yang sekiranya diperlukan untuk individual report mata kuliah Corporate Environmental Responsibility. Sigh... bukunya ada di Law Library semua. Seumur-umur, saya belum pernah masuk ke Law Library. Kalo ke Law Building sih, seminggu sekali, soalnya tutorial untuk Resource Evaluation kan disana. Termotivasi kenyataan bahwa ini mata kuliah yang saya sendiri tidak yakin yang dibahas sebenernya apa saja, jadilah saya meneguhkan diri ke gedung coklat butek itu... Sampai di Law Building, sempet agak bingung, masuk ke perpusnya lewat mana yak? Setelah terlihat seperti turis kehilangan rombongan, saya dengan penuh rasa syukur berhasil menemukan buku yang saya cari. Sempet agak pangling dengan suasana perpus ini yang...SEPIIII... Eh, seriuss... secara nih ya, Matheson, perpus tempat saya berkeliaran sehari-hari itu biasanya rame dengan celotehan para anak undergrad. Hargrave-Andrew, perpusnya Engineering & Science, juga lebih riuh lagi. Apalagi perpustakaan di Caulfield. Wuuuhhh...perpus di Caulfield itu mah berisik!! Jadi saya rada kagum dengan perpus ini, yang penuh orang, tapi sepiiii banget. Ih, tahan ya mereka belajar sebegitu seriusnya. Dan layar komputer di depan mereka juga tampilan serius dot com, bentuk-bentuk artikel pdf gitu deh, bukan kayak di Matheson yang suka ada aja yang fesbukan atau buka YouTube. Sungguh, ada perasaan kagum pada diri sendiri yang berasa keren banget menenteng buku berjudul: "Environmental Law and Enforcement in Asia-Pacific Rim", saya berasa semakin mirip aja dengan Ally McBeal... Sambil keluar dari Law Building, masih berasa keren menenteng buku-buku tebel itu *berasa mahasiswa beneran...*, saya menuju Campus Centre. Mencari buku di perpustakaan memang melelahkan dan bikin lapar...
Sambil masuk ke Campus Centre, saya sempet mikir, seandainyaaaa aja saya ke perpustakaan Hargrave-Andrew di Science sana, siapa tau saya bisa ketemu dosen ekologi saya yang ganteng itu. Barusaaaan banget saya mikir gitu, saya mengangkat kepala, dan jeng jeeeenggg… ada dirinya! Kale, si dosen ganteng ituuu… di arah jam 2, sekitar 5 meter dari saya!! Gyahahahaha… Saya langsung deg-degan, apalagi dengan rambutnya yang udah mulai gondrong lagi, kacamatanya yang membuatnya terlihat so smart (saya punya kelemahan yang spesifik di depan pria berkaca mata :p), dan senyum jahilnya yang manis itu… he looked great for me… Satu sepertiga detik kemudian saya baru nyadar, dia senyum karena sedang ngobrol dengan si-mahasiswi-Ph.D-yang-pernah-dia-gandeng. Saya langsung menepi ke dinding, dan bersembunyi di balik tiang. Dengan posisi memanjangkan leher, menempelkan badan ke tiang sambil berusaha supaya tetap tidak terlihat *dan oh, saya tidak lupa pula memegang tiang itu dengan kedua tangan saya, supaya lebih dramatis* saya diam-diam menatap Kale dan “temannya” itu… Huahahahaha… Sinetron banget ga sih? Kata Iin, masih untung saya ngeliatinnya ga sambil bawa kembang dan nyabutin kelopak kembang itu satu per satu…
Jadi ya itulah sodara-sodara… Sepotong kejadian di hari ini yang membuat saya berasa pengen jadi artis sinetron…

Kamis, 02 Oktober 2008

...mencari, melupakan, meninggalkan...tak semudah itu

Seribu tanya

Satu jawaban

Tiada kepastian

Yang sederhana

Mengapa harus berliku?

Seperti katamu:

“terkadang memang jiwa terlalu letih untuk bisa memahami”

Ah, seandainya saja…

hati tak serumit ini untuk diuraikan

perasaan tak sekabur ini untuk dituntaskan

dan kenangan tak semenyakitkan ini untuk dilupakan…

*seraya menekuri sebuah pesan pendek di layar ponsel*

Antara Lebaran dan General Inspection

Haloooo semuaaa…. Gimana Lebarannya niihh? Heuuuu… Yang mudik, betapa irinya saya pada anda-anda.. secara Lebaran sekaraaaaang…ku hanya titip salaaam… karena, ku tak mampu pulang, ke kampung halamaaan..

Well, anyway, mari bercerita tentang Lebaran pertama saya jauuuuh dariorang tua dan keluarga. Persiapan Lebaran tahun ini terasa begitu berbeda bagi saya, bukan hanya soal jauh dari keluarga, tapi oh tapi…tiba-tiba saja agen rumah yang meng-ageni rumah kami ini (what a waste of words…) tiba-tiba saja dengan isengnya pengen melakukan general inspection pada tanggal 2 Oktober barusan, alias hari kedua Lebaran! Haduh… Paniklah kita-kita… Sungguh bukan acara yang bersuasana Lebaran. Sebenernya kami dengan teganya sudah menuduh, bahwa sebenernya gara-gara para tetangga yang tinggal di unit 1 (pas berseberangan dengan unit kami) yang menginspirasi agen untuk melakukan inspeksi. Lha, mereka itu super berantakan!!! Halaman jatah mereka yang boro-boro diisi bunga-bunga yang bersemi, yang ada malah sampah bertebaran disana-sini. Bukannya saya yang sok iseng ngintip-ngintip, tapi dari celah pagar kan keliataaaan…

Hmm… Mungkin yang membuat kami agak sedikit deg-degan adalah karena kontrak untuk unit ini adalah untuk ditinggali 2 orang, tapi berdasarkan warisan dari para penghuni sebelumnya, lounge room disulap menjadi satu kamar tidur tambahan yang sekarang ditempati M’Erni. Maka berbekalkan informasi dari temen-temen di milis plus sedikit spekulasi, kita memutuskan untuk menyandarkan tempat tidur ke dinding dalam posisi berdiri dan menggeser lemari, plus M’Erni mengungsi barang 2 jam. Apakah masalah kamar tidur itu satu-satunya yang mewarnai persiapan Lebaran kami? Hoho.. Masih ada lagi dooong… Semenjak H-3 Lebaran, kami, The Northroaders yang terdiri dari 2 gadis dan satu M’Erni, menjelma menjadi… TUKANG RUMPUT! Dengan gagah perkasa kami membabat rumput-rumput dan tanaman merambat yang ditakdirkan mengakhiri hidupnya di ujung gunting rumput kami (yang masih baru lhoooo...).

*jauh-jauh kuliah ke luar negri untuk menjadi tukang rumput*

Malamnya kami semua mengalami sindrom yang sama: kejang tangan! Besok dan lusanya, alias H-2 dan H-1, persiapan Lebaran masih dalam episode merumput. Apalagi di H-1, episode merumput kami sepertinya semakin tragis, karena kami membabat rumput di bagian belakang yang bersatu padu menjalin akar kesana kemari. Kali ini, tidak hanya kejang tangan, tapi juga encok pinggang… Selesai menuntaskan hidup para rumput sialan liar tersebut, saya dan Iin masih punya misi Lebaran, yaitu…jeng jeeeengg… Berburu Kue Lebaran ke City! Yah, lumayanlah… Saya beli setoples putri salju dan kue coklat, Iin memboyong setoples nastar dan setoples kue lainnya.

Buka puasa terakhir, dan perasaan saya campur aduk. Bahagia karena bisa menyongsong Idul Fitri, juga sedih karena..yah, Ramadhan udah lewat lagi… hiks… dan terutamaaa.. KANGEN RUMAAAAHHHHH… Sempet berurai air mata pas sholat Maghrib, karena inget Abah, Mama dan Ita. Huhuhu…mana ga ada takbiran keliling pula… Yah, paling tidak ada suara takbir dari laptopnya Iin yang mengisi rumah ini dengan sentuhan warna khas Idul Fitri…

Habis sholat Maghrib… saya memasak sodara-sodaraa!! Dengan disaksikan Iin *lengkap dengan segala supportnya yang seringkali menjatuhkan semangat (lho??)* dan M’Erni, saya bereksperimen tidak jelas berkarya di dapur.

*menjadi chef terbuang*

Saya bukan satu-satunya yang berusaha mewujudkan suasana kuliner ala Lebaran di rumah mungil ini. M’Erni sudah dari siang mempersiapkan lontong sayur, opor dan rendang. Iin bikin gulai daging dan merebus ketupat instan. Bagaimana dengan saya? Opor ayam karya saya tidak akan saya ceritakan panjang lebar, karena cuma bermodalkan sekotak bumbu instan. Tapi selain opor ayam, dalam episode Lebaran tahun ini, setelah menginterogasi bertanya pada Mama, saya meneguhkan diri untuk mencoba membuat kue lapis daging. Kalau orang Banjar sih bilangnya wadai Ipau. Sempat frustasi karena saya boseeeen banget harus memotong-motong wortel sekecil-kecil kuaci.

*kepingan wortel yang malang*

Iin sempet mencela terpesona dengan kreativitas saya menggunakan 4 lembar daun seledri dari SEIKAT penuh seledri yang saya beli di Asian Groceries Store. Anyway, setelah berakrobat berkutat di dapur selama 3 jam, berhasil juga saya membuat si lapis daging. Berapa lapis? Ratusaaan… Enggak ding, cuma 7 lapis doang…

*lapis daging aka wadai Ipau*

Kelar mengobrak-abrik memasak di dapur, acara selanjutnya, apalagi kalo bukan tiduuur. Eh, saya ga langsung tidur sih sebenernya, browsing-browsing ga jelas dulu, tapi malah menemukan sesuatuuuu… Gyahahahaha..…

Daaannn akhirnyaaa… LEBARAAAAANNN…

Kita ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, dan Alhamdulillah MIIS mengkoordinir transportasi kesana. Kami bertiga berangkat dari rumah menuju bus loop di kampus sebagai pick-up point. Dalam perjalanan ke bus loop, M’Erni sempat menjadi bukti nyata that sometimes wishes do come true… Heueeheheu…

Cukup banyak yang ikut Sholat Idul Fitri di Mulgrave, mulai dari student berikut para dependantsnya, para Permanent Residents berikut anak-anaknya yang ngomong Inggrisnya jauuuh lebih jago daripada saya, sampai para bule juga ada. Selesai Sholat Ied, pada salam-salaman… Heuuu… kalo sudah berstatus perantauan mah, memang seharusnya semua berasa saudara. Ada acara makan-makan juga di luar gedung. Pulang Sholat Ied, kita sempat bertandang ke rumah salah seorang teman yang mengadakan Open House. Alhamdulillah, bisa makan Cotto Makassar, blackforest yang sumpah enak banget, kaastengels yang sedap jaya (Iin ga kebagiaaaann…Iin ga kebagiaaan….), plus puding stroberi yang cantik di mata dan di lidah. Pulang ke rumah, nelfon keluarga, apa daya sungkem cuma bisa lewat telfon… hiks…

Malamnya kami isi dengan menggeser lemari… Iyaaa…masih dalam rangka General Inspection sang perusak suasana Lebaran! Daaaan….tahukan Anda sodara-sodaraaa… akhirnya datanglah hari yang membuat H-3 sampai H-1 Lebaran kami diisi dengan kegiatan-kegiatan perkasa. General Inspection! Agennya datang (seorang wanita cantik dengan sunglasses berlabelkan Dolce-Gabbana) jam 11.05, dan pulang....pada JAM 11.10!! CUMA LIMA MENIT!! Huh…. Padahal kami udah dengan mantapnya berdeg-degan ria menantikan dan mempersiapkan penyambutan General Inspection ini selama 3 hari...

Anyway, Selamat Lebaran semuanyaaaa…