Kamis, 24 Januari 2008

Choose 10 out of 15

Hmm...selain masalah time management yang ironic it, hari ini cukup menyenangkan, diliat dari segi cuaca yang cukup bersahabat. Berada dalam kisaran 25-29 sudah cukup membuatku bersyukur. Jadi, karena mood nya lagi mendingan dibandingkan kalo lagi kedinginan, aku dengan penuh rasa ikhlas akan menepati janji untuk memposting mengenai tugas di IAP tentang memilih siapa saja yang layak diselamatkan dari kehancurleburan dunia.
Jadi gini, kita ceritanya adalah anggota tim yang harus memilih 10 out of 15 people to be rescued dari radiasi nuklir yang menimpa dunia yang malang ini. Kenapa cuma 10? Karena di bunker perlindungan makanan dan tempat yang tersedia hanyalah untuk 10 orang. Kenapa disediakan 15 orang? Kagak tau. Pokoknya tugasnya ya itu...
Inilah orang-orang yang akan jadi terpilih. (Oh iya...tetep kutulis dalam bahasa Inggris ya, siapa tau interpretasi aku beda sama kalian-kalian).
"You are a member of a team who has to select 10 people out of 15 applicants to go into shelter that will protect them from radiation, so that when the worst of danger has past, they can begin to repopulate the earth and start civilization all over again"
The applicants are...
1. A pregnant, unmarried woman, 23, who is blind
2. A male student, 19, who is studying to be a Buddhist monk
3. A 75 year old artist, who is a skilled builder
4. A 12 year old girl and her twin who is very sick (they can't be separated, so taking her counts as taking 2 people)
5. A homo sexual male with qualifications in agricultural engineering
A mother of 3 (but her children are not with her), 60 years old
7. A violent man, 24, who has just graduated as a doctor
8. A female pop artis, 30, who hates being in confined spaces
9. A female doctor of philosophy, 54, with knowledge of traditional medicine
10. A black male athlete
11. A female computer expert who is a member of Greenpeace, but she is infertile
12. A politician who is very wealthy and powerful in international business
13. A male primary school teacher who is racist
14. A baby girl, 6 months old
15. A paraplegic, who was a nurse before he had a car accident

Jadi...siap dengan keputusan Anda?
Mari bandingkan dengan siapa saja yang udah kupilih:
1. Hmm...Let's take her with us. Lumayan, hitungannya yang terselamatkan 2 orang...dan...untuk tujuan repopulate!
2. Cowok, masih muda, jadi dia kayaknya cocok untuk tenaga buruh. I'll take him.
3. Udah tua sih... but it's the skill that he had! Dia jadi mandornya, yang lain jadi buruhnya.
4. Aduuuhh... maaf ya Dik, tapi... ga usah aja kali ya... Temanilah sodaramu hingga tepian waktunya
5. Yap! Mari bercocok tanam dengan orang ini sebagai ahlinya begitu keluar dari bunker nanti
6. Ibu-ibu... Tapi motherhood nature, itu penting!!!
7. KAGAK!!! Iya...iya... tauuu... Dia dokter, dan semua orang perlu dokter. Tapi he is VIOLENT! Kalo violet sih masih mending... Kalo perlu, si dokter teh vokalis Ungu sekalian!!! (Halah, tambah kagak nyambung...tapi, mau deh kalo Pasya yang jadi dokter)
8. Uuummmm.....Iya deeeeeeeeeh. Walopun rada berat. Mau ngapain juga? Yang ada dia ngomel melulu. Bikin pusing. Menghadapi kehancuran dunia sudah cukup bikin desperate. Tapiii... ya dia pas tuh untuk tujuan repopulation.
9. Iya dwooongg..... Go back to nature aja buat keperluan pengobatan... Mending ini daripada dokter-kejam-kandidat-nomer-delapan di atas
10. Betuuuul sodara-sodara... Definetely gua bawa untuk dijadikan tenaga buruh
11. Iya. Infertile sih, tidak menguntungkan untuk tujuan populasi. Tapi keahlian komputernya itu, somehow, bakal bawa untung (halah, emang dagang?)
12. Nope. Never in favor for politic anyway.Lagian duit segitu banyak juga mau dipake buat apa coba? Mau dagang? Mau bisnis? Hellooooo.....???
13. Terima kasih...sudah kenyang dengan segala macam isu rasisme... Kagak jaman banget sih masih rasis di ari kayak gini? (Baidewei, seneng banget ga sih dengan Barack Obama? Gua suka lho...)
14. Aduuh... adek bayi... Kok ya aku ga tega membiarkan dia di dunia yang tidak jelas... Jadi..kayaknya mendingan enggak deh.
15. Iya. Lumpuh nya mungkin bikin rada susah kali ya...tapi kan dia bisa ngasih instruksi kalo diperlukan...

Jadi, gimana...gimana... Kalo kalian, pilihnya siapa aja nih???
Sekedar info ya...dari 5 kelompok di kelas, jawabannya beda-beda semua. Dan yang dipilih oleh semua kelompok cuma dua orang. Si agricultural engineer itu (no.5), sama black male athlete (no.10).

Time Management

Topik IAP hari ini, dengan instructor David Jennings : Time Management. Cukup membuatku terpukul. Karenaaa.... aku baru saja, entah untuk yang keberapa kalinya kembali gagal memenuhi target pengaturan waktu. Tadi malem, jam 22.00 waktu sini, aku udah menyusun jadwal untuk besok pagi.

JADWAL RENCANA
23.00 - 05.00 : have a nice and relaxing sleep
05.00 - 05.30 : bangun, sikat gigi, sholat subuh
05.30 - 07.00 : tidur lagi (iya...gua tetep realistik kok)
07.00 - 07.15 : bangun, sikat gigi dan cuci muka, manasin air
07.15 - 07.30 : bikin kopi, bengong sambil minum kopi
07.30 - 08.30 : nyuci, mem-vacuum kamar, jemur-jemur
08.30 - 09.30 : mandi, siap-siap berangkat, menuju ke kampus
09.30 - 11.00 : belajar di perpus buat bikin academic paper
11.00 sampe selesai... : kelas IAP

Hmm... such a wonderful schedule...
Tapi, yang terjadi adalah...
JADWAL DALAM DUNIA NYATA
22.50 : ngecek fs ah...
22.55 : liat komen di blog, eh, ternyata mina itu dr. alfi toooh...
23.00 - 01.00 : baca blog-nya dr. alfi, sampe abis looo... Ternyata, gokil juga ni dokter satu... Kekekek...
01.00 - 01.30 : dengerin Linkin Park
01.30 - 01.45 : nyari teks lagu LP yang Leave Out All The Rest (keren banget....)
01.45 - 02.00 : muter lagu LP di atas sampe 6 kali
02.00 - 02.45 : browsing ga jelas di FS, baca-baca blog orang
02.46 : ngeliatin jam,
02.46 - 03.00 : berusaha untuk tidur
03.00 - 07.15 : TIDUUURRR!!!
07.15 - 07.30 : kebangun, wudhu, sholat Subuh (Ya Allah....maafkan aku....)
07.30 - 07.45 : tidur lagi
07.45 - 07.46 : bangun, matiin alarm hape, tidur lagi
08.15 : kebangun karena Linda nelfon, mau nitip barang
08.16 - 08.20 : bengong aja di tempat tidur
08.21 - 08.30 : cuci muka, gosok gigi
08.30 - 08.45 : Linda dateng, naruh-naruh barang
08.45 - 09.45 : ngecek-ngecek imel, liat ramalan cuaca, minum kopi sambil makan roti
09.45 - 10.00 : mikir, enaknya mandi sekarang apa nanti ya...
10.00 - 10.45 : mandi, dandan, berangkat bareng Linda yang dengan sarkastiknya mengingatkan bahwa tadi malem aku bilang mau ke perpus...
10.45 - 11.00 : di jalan
11.00 : kelas IAP, belajar bahwa manajemen waktu dan bikin skedul sangat penting demi kesuksesan studi...

Ya...ya..ya... Life is ironic....

Senin, 21 Januari 2008

Debat yang Jadi Bikin Mikir

Aduh, para petinggi di Monash University, maafkan komentarku yang satu ini yaa.... Tapiii... IAP semester ini kok gini banget siiih.... Ga tau saking bosennya, ato memang aku aja yang tukang tidur (ya...ya...ya... Sleeping beauty, that's just soooo me), selama dua minggu, hampir tiap jam di kelas aku ketiduran...Kecuali hari Kamis barusan.
Hari Kamis pagi, si David (kalo ga salah ya) ngasih materi tentang Critical Thinking. Nah, workshopnya tuh ya.. kita dibagi jadi beberapa kelompok 4-5 orang, dan disuruh menentukan pilihan. Pilihan apa? Jadi ceritanya gini, kita diminta ber-daydreaming ria, bahwa dunia akan musnah akibat radiasi nuklir. Ada 15 kandidat yang berpotensi untuk diselamatkan, tapi hanya 10 orang yang bisa diselamatkan dengan memasukkannya ke bunker khusus. Siapa saja calon tersebut, kayaknya kalo ga males dan ada mood, akan aku posting kapan-kapan deh. Nah, kelompoknya aku tu ber-5. Aku, M'Retno, M'Ola, terus Cathy dari Cina, dan... siapa lagi kalo bukan, the one and only... Pham dari Vietnam. Gua langsung berprasangka dan berfirasat jelek, bahwa gua bakal bete abis. Tumben-tumbenan, firasat gua bener. Adddduuuuuuhhhhh.... Sumpah deh, aku tuh sempet pengen nyopot sepatu untuk ditimpukin ke idung anak itu (sori, emosi nih, emosi....). Habisnya, dia tuh kekeuh banget sama maunya dia. Intinya buat dia, alasan dia sangat logis, dan kalo pilihan kita ga sesuai sama keinginan dia, alasan kita irasional. Gimana aku ga manyuuunnn.....
And so sorry to say, patience is not my middle name. Ih, aku mah kalo udah emosi kan yang pengen nyolot aja. Saking serunya tuh berantem sama dia (Ilustrasi, bayangkan aku dengan wajah bete lagi ngomel gini:"Hold on...you always ask us to listen to you, but you never want to listen to us and our opinion...Now that's what you call logic?"), aku sampe ga sadar bahwa tiba-tiba saja nyaris seluruh kelas udah pada bengong ngeliatin kelompok kami dan kerusuhan internal yang terjadi. Jadi aja, waktu seluruh kelas sudah siap dengan ke10 calon mereka, kami masih mentok di angka 8 orang dari 10 yang harusnya kami putuskan bersama-sama.
Well, the class must continue. Ada tugas lain, yang kita harus menentukan sikap kita, apakah suatu statement itu Definetely True, Probably True, Propably Untrue, sama Definetely Untrue. Aku nyesel banget ga pindah duduk, karena ya...betuuulll..... aku sekelompok lagi sama diaaa....! Aku, dia dan M'Ola. Aku sama M'Ola udah pada males ngadepin dia, jadi ya udah deh, walopun dari tampang dia yang sok dibikin pinter (personal opinion lho yaa....kalo ada yang naksir sama orang ini, mohon maaf deeeehhhhh) dia masih kepengen membuat tugas ini semakin 'seru' melalui perdebatan ajaib dengan alasan-alasan dia (yang nggak penting banget).
Hmmm... tapi tetep ada satu statement menarik : "God exist". Aku sama M'Ola, ga pake mikir, langsung bilang Definetely True, dan dia dengan wajah takjub berbumbu tidak percaya langsung ngomong:"It's Definetely Untrue!!!". What???
Aduh, coba bukan forum di kelas aja, aku langsung pengen mendebat habis-habisan. Tapi ya...bukan ajang yang tepat kali yaaa.... Jadi aku cuma bisa ngomong :"Well, it's okay if you don't believe that God exist. Because I think that our opinion on that really depends on our personal faith and experience".
Jujur, aku bukan tipe yang fanatik banget ato gimana... Aku tipe yang percaya bahwa pada dasarnya semua agama itu mengajarkan kebaikan, cuma interpretasi orang aja yang kadang-kadang keseleo kali yaa.... No matter how we call Him, no matter how we pray and talk to Him, God DO exist. Aku percaya banget itu, apalagi banyak banget kok hal-hal yang ada dan yang terjadi yang menunjukkan bahwa Tuhan itu ada, dan Maha Segalanya.
Tapi yang bikin aku mikir banget adalah....betapa sepinya jika tidak punya Tuhan....
I mean, selama ini aku selalu merasa, bahwa aku selalu bisa berpaling dan berbicara kepada Nya kalau aku sudah merasa sangat down banget. I always know and feel that He's watching. Aku tahu bahwa setiap saat aku mau, aku bisa lari kepadanya, berbicara, menangis, memohon, dan mungkin bahkan tersenyum kepada Nya.
Kalau kita tidak punya Tuhan, and the whole world turns against us... kemana kita harus lari?
Hmm... Alhamdulillah... Aku yakin, Allah selalu bersamaku dan menjagaku... Aku bisa ada disini, aku menjadi seperti sekarang ini, segala sesuatu yang aku punya...semua karena perkenan Dia.
Hhhh.... I just can' imagine...how lonely it would be when God is not with us....

(Hehehe...tumben gua ngomong yang dalem gini......)

Sabtu, 19 Januari 2008

Lupa Jalan

Waktu jaman kuliah S1 duu (Halah, mentang-mentang sekarang sekolah lagi...), kampus aku tuh sebelahan sama Fakultas Geografi. Tapi ternyata kedekatan itu tidak lantas mempengaruhi keahlianku dalam hal orientasi arah. Tetep aja aku lebih parah daripada payah dalam soal menentukan arah dan jarak. Yah, intinya jangan langsung bersorak kegirangan deh kalo tiba-tiba aku menawarkan diri jadi guide, karena biasanya akan berakhir dengan lintas alam yang tidak jelas karena jadinya malah berputar-putar secara ajaib gara-gara aku lupa harus belok, atau lempeng aja... Sekarang pun, setelah dua minggu IAP, gua tetep aja kesulitan untuk mencari kantor pos, dan terpaksa memutarai bagian luar dan dalamnya Campus Centre, padahal ternyata jaraknya cuma dua setengah kedipan mata dari tempatku berdiri semula.
Tapi, yang namanya orang baik hati kayak aku memang selalu dilindungi Tuhan kok... Kemaren tuh, Kamis pagi M'Retno sms, ngajakin beli quilt habis kelas IAP. Yah, secara disini ini hawanya membuatku sangat merindukan kehangatan tropis Indonesia, hayu wae.... Padahal mah, sebenernya deg-degan. Takut kemalemaaan... Kan mesti berangkat jam 5 lewat, habis kelas. Eeeniweiii...demi tidur yang berkualitas dalam artian lelap dan nyenyak tanpa harus menggigil kedinginan, berangkatlah aku, M'Retno, K'Veni dan M'Iin ke Target di Dandenong Plaza (sampai sekarang, entah kenapa, aku selalu keingetan grup lenong kalo menyebutkan nama Dandenong). Berburu quiltnya sih, jelas membuahkan hasil. Kami masing-masing keluar dari plaza dengan penuh harapan akan malam yang lebih hangat daripada biasanya, berbekalkan quilt obralan. Tapii.....kok ya aku bener-bener lupa jalan mana yang harus ditempuh untuk pulang... Pokoknya, seingatku tuh harus naik bus dulu ke stasiun, lalu naik kereta ke Clayton, dari Clayton, baru deh pulang ke kost... Tapi stasiunnya di sebelah mana ya??? Anna sudah berbaik hati memberikan panduan via telfon, tapi tetep aja aku cuma bisa berputar-putar tanpa arah. Mana lagi kan disini tuh bus umum tuh dengan pasrahnya selalu mengikuti jadwal, dan bentar lagi jam operasi bus udah lewat, alias ga ada lagi bus yang dengan isengnya muterin kota!! Mau jalan kaki? Gila aja, gua kesini kan mau sekolah, bukan jadi atlit jalan cepaaat...
Udah sempet nanya ke kakek-kakek berwajah ramah, tapi setelah mempertimbangkan bahwa kalopun kami bisa ngejar kereta ke Clayton, toh di Clayton juga bus-bus udah pada ber see-you-again-tomorrow, alias udah kagak adaaa... Jadilah kami berniat baik membagi rezeki kepada sopir taksi yangberuntung bertemu dengan kami. Tapi ternyata para sopir taksi juga lagi pada sial, alis tidak kebagian rezeki dari kami yang malang ini. Sampe kami muterin 2 blok, tetep aja ga ada taksi. Gua udah mulai panik memikirkan kemungkinan ga bisa pulang dan jadi anak hilang di jalanan... Jadi aku sama K'Veni dengan wajah sangat memelas (dan ga usah pake akting segala, kita udah bener2 memelas kok) nanya ke ibu-ibu (wajahnya tak kalah ramah dengan kakek-kakek yang tadi) yang lagi masukin belanjaan ke mobil van dia. Tau ga siiiih.... si ibu ga nunjukin jalan ataupunngasih tau gimana caranya bisa bersua dengan taksi, dia malah nawarin kami untuk nebeng di mobilnya diaaaa!!!! Alhamdulillah... Tuh kan, Tuhan itu Maha Baik, Dia selalu bisa nolong kita dengan caraNya. Aduh, tinggal nunggu Dude Harlino turun dari langit dan ngelamar gua aja, lengkap deh momen kebahagiaan gua saat itu.
Tapi tetep aja, karena kami ber4, dan secara hukum si Ibu cuma boleh membawa 3 tambahan penumpang lagi, duduk lesehan lah daku di bagasi mobil van itu. Hahahaha... untung mobil van yah, kebayang ga kalo mobilnya sedan?
Duhai Ibu yang baik hati..... Terima kasih banyak yaaa....
Akhirnya, dengan cara nebeng itulah kami pun bisa muncul kembali di bus loop kampus...
Gua jadi mikir, how wonderful to be helped by strangers... Kayaknya aku pun harus sering-sering berbuat baik yah, even to strangers....

Jumat, 11 Januari 2008

Mizz these...

Tanah Airku tidak kulupakan....kan terkenang, selama hidupku...
Biarpun saya pergi jauh...tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai...engkau kuhargai...
Walaupun banyak negeri kujalani, yang masyhur permai dikata orang...
Tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan... Engkau kubanggakan....
(Tanah Airku, dinyanyikan kembali oleh Coklat)

Yang aku rindukan:
the food! (Soto Banjar, nasi kuning, siomay, baso tahu, masak habang, pentol,masih banyaaak lagi...) - acara tujuhbelasan, bahkan upacara di halaman Gedung Koordinator Banjarbaru - lagu Indonesia (Ungu, Sheila On 7, Ihsan :D, Jikustik, dll) - obrolan ga penting di angkot - akad jual beli di pasar tradisional ("Jual lah", "Tukar lah") - mejaku yang narsis abis - ruang 4.2.2 yang penuh kalo kuliah Kimia Dasar - Lab Kimia I kalo lagi Praktikum Kimia Dasar - para asisten praktikumku - angkot oranye norak - Duta Mall (Halah!) - Tulip Swalayan dan kasirnya yang udah hafal sam aaku - Dian yang nyanyi lagu baby Doll dengan gaya centilnya - azan dari Musholla di belakang rumah - jatah kue untuk asisten dan dosen kalo praktikum - ngoreksi hasil ujian mahasiswa - ngeledekin mahasiwa yang baru jadian - ngantri di depan ruang bendaharawan tiap tanggal 1 - mahasiswa yang pada ketawa - foto bareng kalo ada acara - ngelembur bareng mahasiswa buat nyiapin acara - nyanyi2 ga jelas di ruang dosen kalo ga ada orang - ribut nyari kunci kamar mandi - abah yang ngaji di meja tiap habis Mabghrib - Mama yang selalu punya jahitan (walopun yang dijahit cuma kain lap panci) - matiin lampu kamar mandi pas Ita lagi mandi - YOGYA and all its memories (termasuk...dia yang pernah bersamaku selama disana...hiks...) - sms-sms ga penting - NSP ato RBT - bikin kopi (atau ribut nyari kopi) tiap jam 11.00 ke atas - panik mau ngajar - nonton sinetron Indonesia sambil mencela segala sesuatunya - Ihsan Idol (:D) - dibukain pintu sama Dian - Bapak tukang sapu jalanan yang tiap pagi ketemu di depan Tulip - sopir angkot Martapura yang jadi langganan - logat Pehuluan (sounds so strange, yet so familiar) - bantuin K'Hsanah dan Fahriza ngukur AAS - ngomel sama P'Taufiq (lho? Bukannya kebalik) - ngangkut-ngangkut printer - ngegodain Kamil dan Dahlena - ngisi absen di ruang PS sambil ngobrol sama K'Nur - ....
Daftarnya masih panjaaaaaang..... Tapi daripada gua nangis Bollywood style di depan lappy, udah ah...

Mahal...Cuaca...Menyeberang

Udah seminggu disini. Dan tau ga siih, ga jelas aku lagi ada dimana. Ga berasa kayak diluar negeriiii!!! Frankly speaking, malah rada berasa kayak kuliah di Hongkong deeehhh... Soalnya malah banyak keturunan Tionghoa gitu. Mahasiswa Indonesia? Buanyaaaak!!! Aku sempet terharu waktu diajakin Anna ke Clayton danmelihat ada Es Teler 77... Sok atuh, Indomie jelas bertebaran di toko-toko disini, Minyak Tawon, Kecap Bango, Bumbu Nasi Goreng Sajiku, emping manis, kerupuk udang, sebutin aja deh...sebutiiiinnnn.... Tapi ya, jangan bandingkan harganya dengan di negeri kita tercinta. Ambil aja kurs bahwa 1 AUD tuh 8000 perak. Gimana gua ga merengut waktu liat harga satu bungkus Indomie harganya 0.95C, alias nyaris 8000 peraaak??? Ih, hidup disini berasa mau bangkrut terus,masa' air mineral aja 2 dolar??? Kalo di Indonesia tuh udah dapat sedus air mineral gelas tuh! Aku langsung memutuskan ga mau lagi belagak sok kaya dengan beli air mineral, dan lebih memanfaatkan water tap alias keran air yang ada di Campus Centre. Aku senang karena bisa ngirit, kampus senang karena fasilitasnya bisa bermanfaat bagi mahasiswa, dan seharusnya si produsen air mineral juga senang karena dosanya berkurang, kan korban pemerasan mereka berkurang satuuu....
Ga cuma harga yang bikin kaget, tapi juga cuaca.
Sekarang lagi summer, dan waktu aku datang, suhunya sekitar 35 derajat. Aku masih manggut-manggut. Besoknya, suhunya 30, aku masih kalem. Besoknya lagiiii...Ndilalah, kok ya 19!!!! Aku mulai merengut, dan lebih frustasi lagi waktu besoknya jadi...15!!! Aku langsung ngomel-ngomel di milis... Tapi ya itu, kemaren, setelah sehari sebelumnya rada 'anget' dengan suhu 17-18, kok ya jadi 41 derajat(iya, serius)!!! Gosong deh. Iklim yang aneh dan tidak jelas.
Terus apa lagi ya? Oh iya, disini ga bisa sembarangan nyebrang...mesti nyari tempat penyeberangan, terus mencet tombol, dan baru nyebrang kalo lampu buat nyebrang itu udah jadi ijo. Bagus sih, tertib, jadi seharusnya ga ada lagi alasan terjadi tabrakan saat pejalan kaki menyeberang jalan. Masalahnyaaaa....si lampu untuk meneyebarang diset bukan berdasarkan sensor apakah bakal ada mobil yang lewat ato yang semacam itu. Disetnya pake waktu. Jadi kadang-kadang, walopun jelas-jelas dalam radius sejauh mata memandang ga ada mobil yang melesat, ya si lampu dengan keukeuhnya tetep memberi sinyal supay akita ga usah nekat nyebrang dulu. Jadi aja kita seperti orang bodoh yang tidak jelas mau ngapain, berdiri di samping tiang tempat tombol pencetan itu, menunggu si lampu berubah warna jadi ijo untuk bisa melintasi jalan, padahal jalan yang mau diseberangi tuh kosooooooong banget.
Hmm.... Anyway, mumpung punya kesempatan berada disini, I'll enjoy it!!! :D
(Yah, despite of this mellow feeling of I-miss-my-familiy-friends-and-students-and-INDONESIA-soooooo-very-much, hope I can cope with that...)

Akhirnya Sampai Juga!!!

Setelah tertunda selama 7 bulan gituuu...akhirnya aku jadi juga berangkat sekolah... Alhamdulillah...bisa sekolah lagi, dan ga lagi disuruh-suruh untuk mengerjakan misi-misi imposibelnya Dekan... Dan, yang pasti, lepas dari pertanyaan paling menyebalkan selama tujuh bulan terakhir : 'kapan berangkat?'. Iya sih, sebagian dari yang bertanya memang beneran peduli, sebagian lagi cuma sekedar basa-basi karena ga punya topik obrolan lagi, sebagian lagi mungkin cuma karena udah refleks terbiasa nanya seperti itu. Tiap kali bertanya, jawabanku cukup bervariasi, tergantung mood dan siapa yang aku hadapi. Kalo mood lagi baik, biasanya aku bakal menjawab disertai penjelasan kenapa berangkatnya mestitertunda. Kalo moodnya masih lumayan tapi ga baik banget, jawabannya ya standar, 'Desember atau Januari kali yaa... doakan aja'. Kalo moodnya lagi rusuh, jawabannya : 'emang penting ya?'. Kalo moodnya lagi ga jelas, jawabannya : 'Berangkat ke mana? Banjarmasin? Sore ini. Mau oleh-oleh apa?'. Pernah saking betenya, jawabanku malah gini : 'Hm...gini aja deh, saya minta nomor telfon sama e-mailnya kamu aja, jadi begitu saya mau berangkat, nanti kamu langsung saya undang untuk menghadiri press conference mengenai keberangkatan saya. Kalo ga sempet dateng di press conference, ya minimal press releasenya bisa saya kirimkan. Oke?'.
Kerusuhan mengenai exit permit dan sedikit drama menjelang keberangkatan udah pernah dibahas (hmm..emang kuliah ya dibahas?) di posting sebelumnya. Keberangkatan dari Jakarta sih ga terlalu macam-macam. Lolos dengan manis di Imigrasi tanpa harus membayar fiskal (salah satu keuntungan jadi PNS...Haha. Lumayan...satu jeti bo'...satu jeti!!!), dan...apakah aku menitikkan airmata saat Qantas Airlines itu membawaku meninggalkan tanah airku yang tidak akan kulihat selama 1,5 tahun ke depan? Jelas tidaaaak.... Karena aku langsung ketiduran. Ya iya laaah... Berangkatnya jam 23.55 gituuu.... Dan aku terbangun sesaat setalah take off, dan menolak tawaran pramugari untuk makan malam (sesuatu yang sangaaat aku sesali pada akhirnya). Transitnya di Perth. Ih, waktu matahari terbit aku kan pas di pesawat...it was beautiful... Nyampe Perth, turun dari pesawat...pemeriksaan lagi...dan untungnya, ga ada masalah... yang jadi masalah adalah, aku dengan berat badanku yang 35 kilo (harusnya 36 kg, thank's untuk DIPA PBI yang sukses bikin aku kurus kering lagi) mesti menggeret koper seberat 29 kg, menenteng tas seberat 2 kg, dan ransel seberat 6 kg... Nelangsa oh nelangsa....Ternyata mesti pindah bandara, harus ke terminal penerbangan domestik lagi, untung pake shuttle bus. Aku padahal udah niat, kalo perlu aku datang ke kantor satpamnya dan dengan wajah memelas minta dianterin... Nyampe di terminal domestik, aku menghabiskan waktu 30 detik di depan mesin ajaib untuk terkagum-kagum dengan fakta bahwa, aku mesti mencetak boarding pass ku sendiri!! Yah, setelah celingukan kiri-kanan depan-belakang nyari contekan, dengan penuh rasa tidak percaya diri aku menyentuh-nyentuh layar (sambil berdoa semoga aku tidak melakukan kebodohan-kebodohan konyol, say...membuat aku balik terbang ke Jakarta, mungkin?). Eh, sukses...lumayan...ga sia-sia IPku 3, aku berhasil dengan manisnya memperoleh Boarding Pass yang imut ituuu...!!! Habis masukin bagasi (si Mbak..eh, salah, Miss ya? yang jaga counter ramaaaah banget), masuk ke ruang tunggu, tapiii...pemeriksaan lagiii... Sampai sepatu dan kacamata juga disuruh untuk dilepas, ditaruh di keranjang, terus dilewatin mesin Xray itu. Untung sepatu baru. Nunggu di Gate 1, ketebak dong apa yang aku lakukan? Tidur lagiii!!! Eh, tapi sempet berkirim-kirim SMS ria... walopun tarifnya ngajak miskin banget. EMPAT RIBU RUPIAH!!! Waktu udah dalam pesawat yang ke Melbourne, aku tidak sudi lagi mengulangi kesalahan yang sama, begitu pramugarinya nawarin makanan, aku langsung manggut-manggut dengan penuh semangat. Tapi ya terpaksa milih sereal aja, supaya aman.
Daaann.... Jam 14.35...aku tiba juga di Melbourne.... Alhamdulillah....
Hmm...
Kayaknya....ada yang masih bermasalah deh...
...
...
Mana penjemputku?????
Dengan desperatenya aku berputar-putar mencari siapapun yang membawa papan nama bertuliskan namaku...kok ya sampe bandara itu aku puterin (dan percaya deh, bandaranya jauuuuuh lebih gede daripada Syamsuddin Noor) si penjemput masih belum ada yaa...
Setelah aku mulai memikirkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah darurat ini (Halah!) muncullah si bule yang dengan terengah-engah mendatangiku, lengkap dengan papan nama bertuliskan namaku (keren kaaan...). "You walk very quick!!!" kata dia.... Gua nyengir. Dalam kondisi normal aja aku jalannya udah gaya mobil balap, apalagi kalo lagi panik kayak gitu!!! Yah, akhirnya... sampai juga....
Semuanyaaa.... Doakan aku yaaaa!!!!

Rabu, 09 Januari 2008

So Sweet, yet So Confusing

Aku ga ngerti mesti tersanjung, sebel apa gimana....
Last day in Banjarmasin, aku dan mantanku telfon-telfonan, and we were having fun in our conversation, just like we're good old friends each other...
Terus, last day in Indonesia, kok ya aku malah nangis saking sakit hatinya sama ucapan dia... And I feel like, Thank God I'm leaving....
Dan.... dia tau-tau kirim sms, mau ketemu sebelum aku berangkat. Oke, dia ada di Yogya, aku berangkat dari Jakarta. I thought he was just joking... Tapi ternyata.... lima belas menit sebelum aku nyampe Cengkareng, he sent me a message, bilang kalo dia udah ada di Terminal Keberangkatan Internasional.
And there he was...
He told me that even though he was hurt, he still loves me...
Hm...
Aduh...
Mesti merasa gimana cobaaa.....???? So sweet, actually, maksudku, he was so impulsive, just decided to go to Jakarta straight from Jogja, just to see me for the last time....
Tapi yaaa....aduh, I was feeling sooooo guilty, actually....
I never meant to hurt him, but what I really want is just the feeling to be loved..the feeling to be appreciated...
Sometimes I feel that both of us speak in different kind of language...
Aduh, jadi sedih euuuyyyyy.....
Karena jujur saja, kalo ditanya aku masih sayang nggak sama dia, ya bingung juga mau jawab apa...
Hiks.
Let it flow aja kali yaaa...

Minggu, 06 Januari 2008

Injury Time

Pernah ga sih ngerasa, betapa setiap detik sangat berharga, dalam artian, kayaknya kok waktu tuh mepet banget yaaa..... Itulah dia yang terjadi padaku minggu lalu. Jadi ceritanya begini, aku kan dijadwalkan berangkat tanggal 2 Januari 2008. Dan aku baru berangkat ke Jakarta tuh, tanggal 29 Desember, secara tanggal 28 juga aku masih ngasih ujian MRA (Eh, para mahasiswaku yang ngambil, nilainya bagus-bagus kok...). Liat deh tanggalannya Indonesia pas tanggal segitu itu...liburnya gila-gilaan kan? Tanggal 29 tuh Sabtu, 30 Minggu, 31 Senin, tapi cuti bersama, dan tanggal 1 yang adalah hari Selasa, otomatis dong jadi libur nasional, eh, salah, internasional malah...Tahun Baru!! Tanggal 28 Desember, waktu baru pulang dari kampus..(untuk terakhir kalinya..hiks...), si Mbak Avie dari APS nelfon. Dia bilang Visaku udah keluar (Alhamdulillah...), tapi exit permit ku udah expired, jadi harus diperbaharui. Hah? Sumpah, aku tuh belum pernah bepergian lebih jauh dari Pulau Jawa, yang jelas saja tidak memerlukan exit permit, kecuali surat izin Dekan bisa dianggap sebagai exit permit. Jadi dengan polosnya aku nanya gini, ”Wah Mbak, an waktunya mepet nih, kalo saya ga sempet ngurus exit permit, gimana dong Mbak?”. Percaya deh, ada sedikit nada histeris di jawaban Mbak Avie : ”Ya nggak bisa berangkat!!!”. Hmm... kan waktu mau berangkat dulu, aku tuh minta uruskan paspor sama orang Diknas, Pak H (hehe...mohon pengertian jikalau aku tidak berkenan menulis nama lengkap beliau). Kutelfonlah orang itu, yang dengan santainya bilang kalo bisa aja langsung ke Deplu, karena toh, Surat Setkab masih berlaku. Lha, jawabannya santai gitu, gimana gua ga ikutan santai juuga??? Reaksi yang salah sih sebenernya.... Well, M’Avie memang profesional deh, she always prepared for the worst possibility, jadi dia mengundur tanggal keberangkatanku jadi tanggal 3, sesuatu yang akhirnya cukup kusyukuri.... Jadiii...mulailah petualanganku di tanggal 2 Januari. Mulai dari mencari kantor Setneg. Kantor Setnegnya sih gampang ditemukan, tapi nyari biro tempatku berurusan itu yang susah... Sempet pake acara dimarahin Polisi Militer segala, karena aku dan acil Uyung dengan polosnya mau masuk lewat gerbang pintu masuknya Mensesneg. Ih, si Polisi Militernya aja yang sensitif, aku ma Acil Uyung kan lebih mirip pencari kerja daripada teroris, secara yang aku bawa-bawa kan map dengan sejumlah berkas, bukan bawa bungkusan dalam plastik hitam yang mencurigakan. Untunglah setelah melewati beberapa kesalahan (yang melibatkan kesalahan mengenali lampu merah), kami berhasil menemukan kantor biro tujuan. Halah, disana mah jauh lebih sebentar dibandingkan proses pencariannya, karena para staf disana dengan ramahnya (serius, enak banget disana berurusan, orangnya baik-baik dan ramah tamah serta suka tersenyum) ngasih tau aku kalo surat Setkab yang aku punya masih berlaku, jadi ga usah diperbaharui, langsung dibawa aja ke Deplu. Nah, next step adalah...mencari Kantor Deplu. Waduh, selama pencarian itu, kami menyadari, betapa besarnya Kantor Depatemen Dalam Negeri itu... Habis, perasaan kami udah muter-muter berkali-kali, balik-balik ya mentok ke kantor DDN lagi... Tapi toh, setelah naik Bajaj, ketemu juga, ternyata di deket Gambir, sodara-sodara! Halah, tau gitu mah, mendingan aku naik bus aja..
Nyampe kantor Deplu kan jam 10an gitu..., dan kayaknya aku adalah satusatunya orang yang mebgurus paspor sendiri...isinya mah calo semua!! Hmm...yah, berusaha pede, aku masukin berkas... dan...menunggu...dan menunggu...dan menunggu... tau-tau jam 14.30, aku dipanggil sama si Ibu di Loket 4. ”Mbak, dokumennya kurang, kan harusnya masih ada surat pengantar dari Diknas, soalnya keberangkatan Mbak yang ditundak kan udah jauh banget dari tanggal sekarang...”. hah? Sumpah, gua shock banget!! Aduh, aku berusaha sekuat tenaga menjelaskan kasusku, plus penjelasan dari Pak H (yang mendadak Hpnya tidak bisa dihubungi), dengan, tentu saja, jurus andalanku : ”waduh Bu, saya tuh udah jauh-jauh dari Kalimantan...”. It works! Si Ibu yang ga tega menelfon ke Kantor Diknas...dan disana ada pak P yang bersedia membantu, asalkan aku bisa sesegeranya nongol di kantor beliau! Aku ngeliatin jam sebentar, 14.30an lewat dikit, posisiku di Jl. Pejambon, dan Kantor Diknas di Jl. Sudirman.. Bismillah... Yang kuyakini cuma satu, Allah itu Maha Baik, dan kalo tujuanku emang untuk hal yang baik, Insya Allah dimudahkan... Jadi aja aku loncat ke dalam taksi, minta diantar ke Kantor Diknas. Sampe disana, pake acara salah masuk lift dulu. Kebayang nggak sih betapa melongonya kami waktu pintu lift tertutup, dan kami gagal naik ke Lantai 6 karena...lift itu baru mulai berhenti di Lantai 10.. Untunglah, sekitar jam 15.05, aku berhasil bersua dengan Pak P yang sangaaaaaaat membantu. Sedikit penjelasan, siBapak manggut-manggut, langsung menuju kompuetr, negtik-ngetik bentar, ngeprint, nyari tanda tangan dan stempel... lalu menghampiriku sambil ngomong : ”Silakan Mbak lari ke Kantor Deplu...” sambil menyerahkan surat yang aku perlukan... Aduuuuhhhh.... coba si bapak tampangnya mirip Dude Harlino aja, udah aku peluk-peluk tuh saking leganya..... Eh, tapi saking senengnya aku udah nyaris menitikkan air mata lho di depan si Bapak... Udah aja, aku balik lagi ke Deplu, yang tutup jam 16.00... Nyampe sana...jam 15.45... Gimana gua ga lari waktu masuk dan menyerahkan berkasnya ke loket????
Huhuhu.... akhirnya...exit permit nya mucul jugaaaa..... alhamdulillah....Terima kasih ya Allah....
Percaya deh, pada saat-saat semacam ini, kerasa banget betapa Tuhan itu Maha Baik, dan punya beribu macam cara untuk membantu kita....
Terima kasih buat Pak P di Diknas, Ibu Eny (kalo ga salah) di Loket 4 Deplu, Mbak Avie (Mbak, bukan cuma makasih, maaf udah jadi salah satu student paling bermasalah...), acil Uyung, sopir Taksi yang mau aja nungguin di Diknas, semuaaaaa......
I’m leaving!

Kamis, 24 Januari 2008

Choose 10 out of 15

Hmm...selain masalah time management yang ironic it, hari ini cukup menyenangkan, diliat dari segi cuaca yang cukup bersahabat. Berada dalam kisaran 25-29 sudah cukup membuatku bersyukur. Jadi, karena mood nya lagi mendingan dibandingkan kalo lagi kedinginan, aku dengan penuh rasa ikhlas akan menepati janji untuk memposting mengenai tugas di IAP tentang memilih siapa saja yang layak diselamatkan dari kehancurleburan dunia.
Jadi gini, kita ceritanya adalah anggota tim yang harus memilih 10 out of 15 people to be rescued dari radiasi nuklir yang menimpa dunia yang malang ini. Kenapa cuma 10? Karena di bunker perlindungan makanan dan tempat yang tersedia hanyalah untuk 10 orang. Kenapa disediakan 15 orang? Kagak tau. Pokoknya tugasnya ya itu...
Inilah orang-orang yang akan jadi terpilih. (Oh iya...tetep kutulis dalam bahasa Inggris ya, siapa tau interpretasi aku beda sama kalian-kalian).
"You are a member of a team who has to select 10 people out of 15 applicants to go into shelter that will protect them from radiation, so that when the worst of danger has past, they can begin to repopulate the earth and start civilization all over again"
The applicants are...
1. A pregnant, unmarried woman, 23, who is blind
2. A male student, 19, who is studying to be a Buddhist monk
3. A 75 year old artist, who is a skilled builder
4. A 12 year old girl and her twin who is very sick (they can't be separated, so taking her counts as taking 2 people)
5. A homo sexual male with qualifications in agricultural engineering
A mother of 3 (but her children are not with her), 60 years old
7. A violent man, 24, who has just graduated as a doctor
8. A female pop artis, 30, who hates being in confined spaces
9. A female doctor of philosophy, 54, with knowledge of traditional medicine
10. A black male athlete
11. A female computer expert who is a member of Greenpeace, but she is infertile
12. A politician who is very wealthy and powerful in international business
13. A male primary school teacher who is racist
14. A baby girl, 6 months old
15. A paraplegic, who was a nurse before he had a car accident

Jadi...siap dengan keputusan Anda?
Mari bandingkan dengan siapa saja yang udah kupilih:
1. Hmm...Let's take her with us. Lumayan, hitungannya yang terselamatkan 2 orang...dan...untuk tujuan repopulate!
2. Cowok, masih muda, jadi dia kayaknya cocok untuk tenaga buruh. I'll take him.
3. Udah tua sih... but it's the skill that he had! Dia jadi mandornya, yang lain jadi buruhnya.
4. Aduuuhh... maaf ya Dik, tapi... ga usah aja kali ya... Temanilah sodaramu hingga tepian waktunya
5. Yap! Mari bercocok tanam dengan orang ini sebagai ahlinya begitu keluar dari bunker nanti
6. Ibu-ibu... Tapi motherhood nature, itu penting!!!
7. KAGAK!!! Iya...iya... tauuu... Dia dokter, dan semua orang perlu dokter. Tapi he is VIOLENT! Kalo violet sih masih mending... Kalo perlu, si dokter teh vokalis Ungu sekalian!!! (Halah, tambah kagak nyambung...tapi, mau deh kalo Pasya yang jadi dokter)
8. Uuummmm.....Iya deeeeeeeeeh. Walopun rada berat. Mau ngapain juga? Yang ada dia ngomel melulu. Bikin pusing. Menghadapi kehancuran dunia sudah cukup bikin desperate. Tapiii... ya dia pas tuh untuk tujuan repopulation.
9. Iya dwooongg..... Go back to nature aja buat keperluan pengobatan... Mending ini daripada dokter-kejam-kandidat-nomer-delapan di atas
10. Betuuuul sodara-sodara... Definetely gua bawa untuk dijadikan tenaga buruh
11. Iya. Infertile sih, tidak menguntungkan untuk tujuan populasi. Tapi keahlian komputernya itu, somehow, bakal bawa untung (halah, emang dagang?)
12. Nope. Never in favor for politic anyway.Lagian duit segitu banyak juga mau dipake buat apa coba? Mau dagang? Mau bisnis? Hellooooo.....???
13. Terima kasih...sudah kenyang dengan segala macam isu rasisme... Kagak jaman banget sih masih rasis di ari kayak gini? (Baidewei, seneng banget ga sih dengan Barack Obama? Gua suka lho...)
14. Aduuh... adek bayi... Kok ya aku ga tega membiarkan dia di dunia yang tidak jelas... Jadi..kayaknya mendingan enggak deh.
15. Iya. Lumpuh nya mungkin bikin rada susah kali ya...tapi kan dia bisa ngasih instruksi kalo diperlukan...

Jadi, gimana...gimana... Kalo kalian, pilihnya siapa aja nih???
Sekedar info ya...dari 5 kelompok di kelas, jawabannya beda-beda semua. Dan yang dipilih oleh semua kelompok cuma dua orang. Si agricultural engineer itu (no.5), sama black male athlete (no.10).

Time Management

Topik IAP hari ini, dengan instructor David Jennings : Time Management. Cukup membuatku terpukul. Karenaaa.... aku baru saja, entah untuk yang keberapa kalinya kembali gagal memenuhi target pengaturan waktu. Tadi malem, jam 22.00 waktu sini, aku udah menyusun jadwal untuk besok pagi.

JADWAL RENCANA
23.00 - 05.00 : have a nice and relaxing sleep
05.00 - 05.30 : bangun, sikat gigi, sholat subuh
05.30 - 07.00 : tidur lagi (iya...gua tetep realistik kok)
07.00 - 07.15 : bangun, sikat gigi dan cuci muka, manasin air
07.15 - 07.30 : bikin kopi, bengong sambil minum kopi
07.30 - 08.30 : nyuci, mem-vacuum kamar, jemur-jemur
08.30 - 09.30 : mandi, siap-siap berangkat, menuju ke kampus
09.30 - 11.00 : belajar di perpus buat bikin academic paper
11.00 sampe selesai... : kelas IAP

Hmm... such a wonderful schedule...
Tapi, yang terjadi adalah...
JADWAL DALAM DUNIA NYATA
22.50 : ngecek fs ah...
22.55 : liat komen di blog, eh, ternyata mina itu dr. alfi toooh...
23.00 - 01.00 : baca blog-nya dr. alfi, sampe abis looo... Ternyata, gokil juga ni dokter satu... Kekekek...
01.00 - 01.30 : dengerin Linkin Park
01.30 - 01.45 : nyari teks lagu LP yang Leave Out All The Rest (keren banget....)
01.45 - 02.00 : muter lagu LP di atas sampe 6 kali
02.00 - 02.45 : browsing ga jelas di FS, baca-baca blog orang
02.46 : ngeliatin jam,
02.46 - 03.00 : berusaha untuk tidur
03.00 - 07.15 : TIDUUURRR!!!
07.15 - 07.30 : kebangun, wudhu, sholat Subuh (Ya Allah....maafkan aku....)
07.30 - 07.45 : tidur lagi
07.45 - 07.46 : bangun, matiin alarm hape, tidur lagi
08.15 : kebangun karena Linda nelfon, mau nitip barang
08.16 - 08.20 : bengong aja di tempat tidur
08.21 - 08.30 : cuci muka, gosok gigi
08.30 - 08.45 : Linda dateng, naruh-naruh barang
08.45 - 09.45 : ngecek-ngecek imel, liat ramalan cuaca, minum kopi sambil makan roti
09.45 - 10.00 : mikir, enaknya mandi sekarang apa nanti ya...
10.00 - 10.45 : mandi, dandan, berangkat bareng Linda yang dengan sarkastiknya mengingatkan bahwa tadi malem aku bilang mau ke perpus...
10.45 - 11.00 : di jalan
11.00 : kelas IAP, belajar bahwa manajemen waktu dan bikin skedul sangat penting demi kesuksesan studi...

Ya...ya..ya... Life is ironic....

Senin, 21 Januari 2008

Debat yang Jadi Bikin Mikir

Aduh, para petinggi di Monash University, maafkan komentarku yang satu ini yaa.... Tapiii... IAP semester ini kok gini banget siiih.... Ga tau saking bosennya, ato memang aku aja yang tukang tidur (ya...ya...ya... Sleeping beauty, that's just soooo me), selama dua minggu, hampir tiap jam di kelas aku ketiduran...Kecuali hari Kamis barusan.
Hari Kamis pagi, si David (kalo ga salah ya) ngasih materi tentang Critical Thinking. Nah, workshopnya tuh ya.. kita dibagi jadi beberapa kelompok 4-5 orang, dan disuruh menentukan pilihan. Pilihan apa? Jadi ceritanya gini, kita diminta ber-daydreaming ria, bahwa dunia akan musnah akibat radiasi nuklir. Ada 15 kandidat yang berpotensi untuk diselamatkan, tapi hanya 10 orang yang bisa diselamatkan dengan memasukkannya ke bunker khusus. Siapa saja calon tersebut, kayaknya kalo ga males dan ada mood, akan aku posting kapan-kapan deh. Nah, kelompoknya aku tu ber-5. Aku, M'Retno, M'Ola, terus Cathy dari Cina, dan... siapa lagi kalo bukan, the one and only... Pham dari Vietnam. Gua langsung berprasangka dan berfirasat jelek, bahwa gua bakal bete abis. Tumben-tumbenan, firasat gua bener. Adddduuuuuuhhhhh.... Sumpah deh, aku tuh sempet pengen nyopot sepatu untuk ditimpukin ke idung anak itu (sori, emosi nih, emosi....). Habisnya, dia tuh kekeuh banget sama maunya dia. Intinya buat dia, alasan dia sangat logis, dan kalo pilihan kita ga sesuai sama keinginan dia, alasan kita irasional. Gimana aku ga manyuuunnn.....
And so sorry to say, patience is not my middle name. Ih, aku mah kalo udah emosi kan yang pengen nyolot aja. Saking serunya tuh berantem sama dia (Ilustrasi, bayangkan aku dengan wajah bete lagi ngomel gini:"Hold on...you always ask us to listen to you, but you never want to listen to us and our opinion...Now that's what you call logic?"), aku sampe ga sadar bahwa tiba-tiba saja nyaris seluruh kelas udah pada bengong ngeliatin kelompok kami dan kerusuhan internal yang terjadi. Jadi aja, waktu seluruh kelas sudah siap dengan ke10 calon mereka, kami masih mentok di angka 8 orang dari 10 yang harusnya kami putuskan bersama-sama.
Well, the class must continue. Ada tugas lain, yang kita harus menentukan sikap kita, apakah suatu statement itu Definetely True, Probably True, Propably Untrue, sama Definetely Untrue. Aku nyesel banget ga pindah duduk, karena ya...betuuulll..... aku sekelompok lagi sama diaaa....! Aku, dia dan M'Ola. Aku sama M'Ola udah pada males ngadepin dia, jadi ya udah deh, walopun dari tampang dia yang sok dibikin pinter (personal opinion lho yaa....kalo ada yang naksir sama orang ini, mohon maaf deeeehhhhh) dia masih kepengen membuat tugas ini semakin 'seru' melalui perdebatan ajaib dengan alasan-alasan dia (yang nggak penting banget).
Hmmm... tapi tetep ada satu statement menarik : "God exist". Aku sama M'Ola, ga pake mikir, langsung bilang Definetely True, dan dia dengan wajah takjub berbumbu tidak percaya langsung ngomong:"It's Definetely Untrue!!!". What???
Aduh, coba bukan forum di kelas aja, aku langsung pengen mendebat habis-habisan. Tapi ya...bukan ajang yang tepat kali yaaa.... Jadi aku cuma bisa ngomong :"Well, it's okay if you don't believe that God exist. Because I think that our opinion on that really depends on our personal faith and experience".
Jujur, aku bukan tipe yang fanatik banget ato gimana... Aku tipe yang percaya bahwa pada dasarnya semua agama itu mengajarkan kebaikan, cuma interpretasi orang aja yang kadang-kadang keseleo kali yaa.... No matter how we call Him, no matter how we pray and talk to Him, God DO exist. Aku percaya banget itu, apalagi banyak banget kok hal-hal yang ada dan yang terjadi yang menunjukkan bahwa Tuhan itu ada, dan Maha Segalanya.
Tapi yang bikin aku mikir banget adalah....betapa sepinya jika tidak punya Tuhan....
I mean, selama ini aku selalu merasa, bahwa aku selalu bisa berpaling dan berbicara kepada Nya kalau aku sudah merasa sangat down banget. I always know and feel that He's watching. Aku tahu bahwa setiap saat aku mau, aku bisa lari kepadanya, berbicara, menangis, memohon, dan mungkin bahkan tersenyum kepada Nya.
Kalau kita tidak punya Tuhan, and the whole world turns against us... kemana kita harus lari?
Hmm... Alhamdulillah... Aku yakin, Allah selalu bersamaku dan menjagaku... Aku bisa ada disini, aku menjadi seperti sekarang ini, segala sesuatu yang aku punya...semua karena perkenan Dia.
Hhhh.... I just can' imagine...how lonely it would be when God is not with us....

(Hehehe...tumben gua ngomong yang dalem gini......)

Sabtu, 19 Januari 2008

Lupa Jalan

Waktu jaman kuliah S1 duu (Halah, mentang-mentang sekarang sekolah lagi...), kampus aku tuh sebelahan sama Fakultas Geografi. Tapi ternyata kedekatan itu tidak lantas mempengaruhi keahlianku dalam hal orientasi arah. Tetep aja aku lebih parah daripada payah dalam soal menentukan arah dan jarak. Yah, intinya jangan langsung bersorak kegirangan deh kalo tiba-tiba aku menawarkan diri jadi guide, karena biasanya akan berakhir dengan lintas alam yang tidak jelas karena jadinya malah berputar-putar secara ajaib gara-gara aku lupa harus belok, atau lempeng aja... Sekarang pun, setelah dua minggu IAP, gua tetep aja kesulitan untuk mencari kantor pos, dan terpaksa memutarai bagian luar dan dalamnya Campus Centre, padahal ternyata jaraknya cuma dua setengah kedipan mata dari tempatku berdiri semula.
Tapi, yang namanya orang baik hati kayak aku memang selalu dilindungi Tuhan kok... Kemaren tuh, Kamis pagi M'Retno sms, ngajakin beli quilt habis kelas IAP. Yah, secara disini ini hawanya membuatku sangat merindukan kehangatan tropis Indonesia, hayu wae.... Padahal mah, sebenernya deg-degan. Takut kemalemaaan... Kan mesti berangkat jam 5 lewat, habis kelas. Eeeniweiii...demi tidur yang berkualitas dalam artian lelap dan nyenyak tanpa harus menggigil kedinginan, berangkatlah aku, M'Retno, K'Veni dan M'Iin ke Target di Dandenong Plaza (sampai sekarang, entah kenapa, aku selalu keingetan grup lenong kalo menyebutkan nama Dandenong). Berburu quiltnya sih, jelas membuahkan hasil. Kami masing-masing keluar dari plaza dengan penuh harapan akan malam yang lebih hangat daripada biasanya, berbekalkan quilt obralan. Tapii.....kok ya aku bener-bener lupa jalan mana yang harus ditempuh untuk pulang... Pokoknya, seingatku tuh harus naik bus dulu ke stasiun, lalu naik kereta ke Clayton, dari Clayton, baru deh pulang ke kost... Tapi stasiunnya di sebelah mana ya??? Anna sudah berbaik hati memberikan panduan via telfon, tapi tetep aja aku cuma bisa berputar-putar tanpa arah. Mana lagi kan disini tuh bus umum tuh dengan pasrahnya selalu mengikuti jadwal, dan bentar lagi jam operasi bus udah lewat, alias ga ada lagi bus yang dengan isengnya muterin kota!! Mau jalan kaki? Gila aja, gua kesini kan mau sekolah, bukan jadi atlit jalan cepaaat...
Udah sempet nanya ke kakek-kakek berwajah ramah, tapi setelah mempertimbangkan bahwa kalopun kami bisa ngejar kereta ke Clayton, toh di Clayton juga bus-bus udah pada ber see-you-again-tomorrow, alias udah kagak adaaa... Jadilah kami berniat baik membagi rezeki kepada sopir taksi yangberuntung bertemu dengan kami. Tapi ternyata para sopir taksi juga lagi pada sial, alis tidak kebagian rezeki dari kami yang malang ini. Sampe kami muterin 2 blok, tetep aja ga ada taksi. Gua udah mulai panik memikirkan kemungkinan ga bisa pulang dan jadi anak hilang di jalanan... Jadi aku sama K'Veni dengan wajah sangat memelas (dan ga usah pake akting segala, kita udah bener2 memelas kok) nanya ke ibu-ibu (wajahnya tak kalah ramah dengan kakek-kakek yang tadi) yang lagi masukin belanjaan ke mobil van dia. Tau ga siiiih.... si ibu ga nunjukin jalan ataupunngasih tau gimana caranya bisa bersua dengan taksi, dia malah nawarin kami untuk nebeng di mobilnya diaaaa!!!! Alhamdulillah... Tuh kan, Tuhan itu Maha Baik, Dia selalu bisa nolong kita dengan caraNya. Aduh, tinggal nunggu Dude Harlino turun dari langit dan ngelamar gua aja, lengkap deh momen kebahagiaan gua saat itu.
Tapi tetep aja, karena kami ber4, dan secara hukum si Ibu cuma boleh membawa 3 tambahan penumpang lagi, duduk lesehan lah daku di bagasi mobil van itu. Hahahaha... untung mobil van yah, kebayang ga kalo mobilnya sedan?
Duhai Ibu yang baik hati..... Terima kasih banyak yaaa....
Akhirnya, dengan cara nebeng itulah kami pun bisa muncul kembali di bus loop kampus...
Gua jadi mikir, how wonderful to be helped by strangers... Kayaknya aku pun harus sering-sering berbuat baik yah, even to strangers....

Jumat, 11 Januari 2008

Mizz these...

Tanah Airku tidak kulupakan....kan terkenang, selama hidupku...
Biarpun saya pergi jauh...tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai...engkau kuhargai...
Walaupun banyak negeri kujalani, yang masyhur permai dikata orang...
Tetapi kampung dan rumahku, disanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan... Engkau kubanggakan....
(Tanah Airku, dinyanyikan kembali oleh Coklat)

Yang aku rindukan:
the food! (Soto Banjar, nasi kuning, siomay, baso tahu, masak habang, pentol,masih banyaaak lagi...) - acara tujuhbelasan, bahkan upacara di halaman Gedung Koordinator Banjarbaru - lagu Indonesia (Ungu, Sheila On 7, Ihsan :D, Jikustik, dll) - obrolan ga penting di angkot - akad jual beli di pasar tradisional ("Jual lah", "Tukar lah") - mejaku yang narsis abis - ruang 4.2.2 yang penuh kalo kuliah Kimia Dasar - Lab Kimia I kalo lagi Praktikum Kimia Dasar - para asisten praktikumku - angkot oranye norak - Duta Mall (Halah!) - Tulip Swalayan dan kasirnya yang udah hafal sam aaku - Dian yang nyanyi lagu baby Doll dengan gaya centilnya - azan dari Musholla di belakang rumah - jatah kue untuk asisten dan dosen kalo praktikum - ngoreksi hasil ujian mahasiswa - ngeledekin mahasiwa yang baru jadian - ngantri di depan ruang bendaharawan tiap tanggal 1 - mahasiswa yang pada ketawa - foto bareng kalo ada acara - ngelembur bareng mahasiswa buat nyiapin acara - nyanyi2 ga jelas di ruang dosen kalo ga ada orang - ribut nyari kunci kamar mandi - abah yang ngaji di meja tiap habis Mabghrib - Mama yang selalu punya jahitan (walopun yang dijahit cuma kain lap panci) - matiin lampu kamar mandi pas Ita lagi mandi - YOGYA and all its memories (termasuk...dia yang pernah bersamaku selama disana...hiks...) - sms-sms ga penting - NSP ato RBT - bikin kopi (atau ribut nyari kopi) tiap jam 11.00 ke atas - panik mau ngajar - nonton sinetron Indonesia sambil mencela segala sesuatunya - Ihsan Idol (:D) - dibukain pintu sama Dian - Bapak tukang sapu jalanan yang tiap pagi ketemu di depan Tulip - sopir angkot Martapura yang jadi langganan - logat Pehuluan (sounds so strange, yet so familiar) - bantuin K'Hsanah dan Fahriza ngukur AAS - ngomel sama P'Taufiq (lho? Bukannya kebalik) - ngangkut-ngangkut printer - ngegodain Kamil dan Dahlena - ngisi absen di ruang PS sambil ngobrol sama K'Nur - ....
Daftarnya masih panjaaaaaang..... Tapi daripada gua nangis Bollywood style di depan lappy, udah ah...

Mahal...Cuaca...Menyeberang

Udah seminggu disini. Dan tau ga siih, ga jelas aku lagi ada dimana. Ga berasa kayak diluar negeriiii!!! Frankly speaking, malah rada berasa kayak kuliah di Hongkong deeehhh... Soalnya malah banyak keturunan Tionghoa gitu. Mahasiswa Indonesia? Buanyaaaak!!! Aku sempet terharu waktu diajakin Anna ke Clayton danmelihat ada Es Teler 77... Sok atuh, Indomie jelas bertebaran di toko-toko disini, Minyak Tawon, Kecap Bango, Bumbu Nasi Goreng Sajiku, emping manis, kerupuk udang, sebutin aja deh...sebutiiiinnnn.... Tapi ya, jangan bandingkan harganya dengan di negeri kita tercinta. Ambil aja kurs bahwa 1 AUD tuh 8000 perak. Gimana gua ga merengut waktu liat harga satu bungkus Indomie harganya 0.95C, alias nyaris 8000 peraaak??? Ih, hidup disini berasa mau bangkrut terus,masa' air mineral aja 2 dolar??? Kalo di Indonesia tuh udah dapat sedus air mineral gelas tuh! Aku langsung memutuskan ga mau lagi belagak sok kaya dengan beli air mineral, dan lebih memanfaatkan water tap alias keran air yang ada di Campus Centre. Aku senang karena bisa ngirit, kampus senang karena fasilitasnya bisa bermanfaat bagi mahasiswa, dan seharusnya si produsen air mineral juga senang karena dosanya berkurang, kan korban pemerasan mereka berkurang satuuu....
Ga cuma harga yang bikin kaget, tapi juga cuaca.
Sekarang lagi summer, dan waktu aku datang, suhunya sekitar 35 derajat. Aku masih manggut-manggut. Besoknya, suhunya 30, aku masih kalem. Besoknya lagiiii...Ndilalah, kok ya 19!!!! Aku mulai merengut, dan lebih frustasi lagi waktu besoknya jadi...15!!! Aku langsung ngomel-ngomel di milis... Tapi ya itu, kemaren, setelah sehari sebelumnya rada 'anget' dengan suhu 17-18, kok ya jadi 41 derajat(iya, serius)!!! Gosong deh. Iklim yang aneh dan tidak jelas.
Terus apa lagi ya? Oh iya, disini ga bisa sembarangan nyebrang...mesti nyari tempat penyeberangan, terus mencet tombol, dan baru nyebrang kalo lampu buat nyebrang itu udah jadi ijo. Bagus sih, tertib, jadi seharusnya ga ada lagi alasan terjadi tabrakan saat pejalan kaki menyeberang jalan. Masalahnyaaaa....si lampu untuk meneyebarang diset bukan berdasarkan sensor apakah bakal ada mobil yang lewat ato yang semacam itu. Disetnya pake waktu. Jadi kadang-kadang, walopun jelas-jelas dalam radius sejauh mata memandang ga ada mobil yang melesat, ya si lampu dengan keukeuhnya tetep memberi sinyal supay akita ga usah nekat nyebrang dulu. Jadi aja kita seperti orang bodoh yang tidak jelas mau ngapain, berdiri di samping tiang tempat tombol pencetan itu, menunggu si lampu berubah warna jadi ijo untuk bisa melintasi jalan, padahal jalan yang mau diseberangi tuh kosooooooong banget.
Hmm.... Anyway, mumpung punya kesempatan berada disini, I'll enjoy it!!! :D
(Yah, despite of this mellow feeling of I-miss-my-familiy-friends-and-students-and-INDONESIA-soooooo-very-much, hope I can cope with that...)

Akhirnya Sampai Juga!!!

Setelah tertunda selama 7 bulan gituuu...akhirnya aku jadi juga berangkat sekolah... Alhamdulillah...bisa sekolah lagi, dan ga lagi disuruh-suruh untuk mengerjakan misi-misi imposibelnya Dekan... Dan, yang pasti, lepas dari pertanyaan paling menyebalkan selama tujuh bulan terakhir : 'kapan berangkat?'. Iya sih, sebagian dari yang bertanya memang beneran peduli, sebagian lagi cuma sekedar basa-basi karena ga punya topik obrolan lagi, sebagian lagi mungkin cuma karena udah refleks terbiasa nanya seperti itu. Tiap kali bertanya, jawabanku cukup bervariasi, tergantung mood dan siapa yang aku hadapi. Kalo mood lagi baik, biasanya aku bakal menjawab disertai penjelasan kenapa berangkatnya mestitertunda. Kalo moodnya masih lumayan tapi ga baik banget, jawabannya ya standar, 'Desember atau Januari kali yaa... doakan aja'. Kalo moodnya lagi rusuh, jawabannya : 'emang penting ya?'. Kalo moodnya lagi ga jelas, jawabannya : 'Berangkat ke mana? Banjarmasin? Sore ini. Mau oleh-oleh apa?'. Pernah saking betenya, jawabanku malah gini : 'Hm...gini aja deh, saya minta nomor telfon sama e-mailnya kamu aja, jadi begitu saya mau berangkat, nanti kamu langsung saya undang untuk menghadiri press conference mengenai keberangkatan saya. Kalo ga sempet dateng di press conference, ya minimal press releasenya bisa saya kirimkan. Oke?'.
Kerusuhan mengenai exit permit dan sedikit drama menjelang keberangkatan udah pernah dibahas (hmm..emang kuliah ya dibahas?) di posting sebelumnya. Keberangkatan dari Jakarta sih ga terlalu macam-macam. Lolos dengan manis di Imigrasi tanpa harus membayar fiskal (salah satu keuntungan jadi PNS...Haha. Lumayan...satu jeti bo'...satu jeti!!!), dan...apakah aku menitikkan airmata saat Qantas Airlines itu membawaku meninggalkan tanah airku yang tidak akan kulihat selama 1,5 tahun ke depan? Jelas tidaaaak.... Karena aku langsung ketiduran. Ya iya laaah... Berangkatnya jam 23.55 gituuu.... Dan aku terbangun sesaat setalah take off, dan menolak tawaran pramugari untuk makan malam (sesuatu yang sangaaat aku sesali pada akhirnya). Transitnya di Perth. Ih, waktu matahari terbit aku kan pas di pesawat...it was beautiful... Nyampe Perth, turun dari pesawat...pemeriksaan lagi...dan untungnya, ga ada masalah... yang jadi masalah adalah, aku dengan berat badanku yang 35 kilo (harusnya 36 kg, thank's untuk DIPA PBI yang sukses bikin aku kurus kering lagi) mesti menggeret koper seberat 29 kg, menenteng tas seberat 2 kg, dan ransel seberat 6 kg... Nelangsa oh nelangsa....Ternyata mesti pindah bandara, harus ke terminal penerbangan domestik lagi, untung pake shuttle bus. Aku padahal udah niat, kalo perlu aku datang ke kantor satpamnya dan dengan wajah memelas minta dianterin... Nyampe di terminal domestik, aku menghabiskan waktu 30 detik di depan mesin ajaib untuk terkagum-kagum dengan fakta bahwa, aku mesti mencetak boarding pass ku sendiri!! Yah, setelah celingukan kiri-kanan depan-belakang nyari contekan, dengan penuh rasa tidak percaya diri aku menyentuh-nyentuh layar (sambil berdoa semoga aku tidak melakukan kebodohan-kebodohan konyol, say...membuat aku balik terbang ke Jakarta, mungkin?). Eh, sukses...lumayan...ga sia-sia IPku 3, aku berhasil dengan manisnya memperoleh Boarding Pass yang imut ituuu...!!! Habis masukin bagasi (si Mbak..eh, salah, Miss ya? yang jaga counter ramaaaah banget), masuk ke ruang tunggu, tapiii...pemeriksaan lagiii... Sampai sepatu dan kacamata juga disuruh untuk dilepas, ditaruh di keranjang, terus dilewatin mesin Xray itu. Untung sepatu baru. Nunggu di Gate 1, ketebak dong apa yang aku lakukan? Tidur lagiii!!! Eh, tapi sempet berkirim-kirim SMS ria... walopun tarifnya ngajak miskin banget. EMPAT RIBU RUPIAH!!! Waktu udah dalam pesawat yang ke Melbourne, aku tidak sudi lagi mengulangi kesalahan yang sama, begitu pramugarinya nawarin makanan, aku langsung manggut-manggut dengan penuh semangat. Tapi ya terpaksa milih sereal aja, supaya aman.
Daaann.... Jam 14.35...aku tiba juga di Melbourne.... Alhamdulillah....
Hmm...
Kayaknya....ada yang masih bermasalah deh...
...
...
Mana penjemputku?????
Dengan desperatenya aku berputar-putar mencari siapapun yang membawa papan nama bertuliskan namaku...kok ya sampe bandara itu aku puterin (dan percaya deh, bandaranya jauuuuuh lebih gede daripada Syamsuddin Noor) si penjemput masih belum ada yaa...
Setelah aku mulai memikirkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah darurat ini (Halah!) muncullah si bule yang dengan terengah-engah mendatangiku, lengkap dengan papan nama bertuliskan namaku (keren kaaan...). "You walk very quick!!!" kata dia.... Gua nyengir. Dalam kondisi normal aja aku jalannya udah gaya mobil balap, apalagi kalo lagi panik kayak gitu!!! Yah, akhirnya... sampai juga....
Semuanyaaa.... Doakan aku yaaaa!!!!

Rabu, 09 Januari 2008

So Sweet, yet So Confusing

Aku ga ngerti mesti tersanjung, sebel apa gimana....
Last day in Banjarmasin, aku dan mantanku telfon-telfonan, and we were having fun in our conversation, just like we're good old friends each other...
Terus, last day in Indonesia, kok ya aku malah nangis saking sakit hatinya sama ucapan dia... And I feel like, Thank God I'm leaving....
Dan.... dia tau-tau kirim sms, mau ketemu sebelum aku berangkat. Oke, dia ada di Yogya, aku berangkat dari Jakarta. I thought he was just joking... Tapi ternyata.... lima belas menit sebelum aku nyampe Cengkareng, he sent me a message, bilang kalo dia udah ada di Terminal Keberangkatan Internasional.
And there he was...
He told me that even though he was hurt, he still loves me...
Hm...
Aduh...
Mesti merasa gimana cobaaa.....???? So sweet, actually, maksudku, he was so impulsive, just decided to go to Jakarta straight from Jogja, just to see me for the last time....
Tapi yaaa....aduh, I was feeling sooooo guilty, actually....
I never meant to hurt him, but what I really want is just the feeling to be loved..the feeling to be appreciated...
Sometimes I feel that both of us speak in different kind of language...
Aduh, jadi sedih euuuyyyyy.....
Karena jujur saja, kalo ditanya aku masih sayang nggak sama dia, ya bingung juga mau jawab apa...
Hiks.
Let it flow aja kali yaaa...

Minggu, 06 Januari 2008

Injury Time

Pernah ga sih ngerasa, betapa setiap detik sangat berharga, dalam artian, kayaknya kok waktu tuh mepet banget yaaa..... Itulah dia yang terjadi padaku minggu lalu. Jadi ceritanya begini, aku kan dijadwalkan berangkat tanggal 2 Januari 2008. Dan aku baru berangkat ke Jakarta tuh, tanggal 29 Desember, secara tanggal 28 juga aku masih ngasih ujian MRA (Eh, para mahasiswaku yang ngambil, nilainya bagus-bagus kok...). Liat deh tanggalannya Indonesia pas tanggal segitu itu...liburnya gila-gilaan kan? Tanggal 29 tuh Sabtu, 30 Minggu, 31 Senin, tapi cuti bersama, dan tanggal 1 yang adalah hari Selasa, otomatis dong jadi libur nasional, eh, salah, internasional malah...Tahun Baru!! Tanggal 28 Desember, waktu baru pulang dari kampus..(untuk terakhir kalinya..hiks...), si Mbak Avie dari APS nelfon. Dia bilang Visaku udah keluar (Alhamdulillah...), tapi exit permit ku udah expired, jadi harus diperbaharui. Hah? Sumpah, aku tuh belum pernah bepergian lebih jauh dari Pulau Jawa, yang jelas saja tidak memerlukan exit permit, kecuali surat izin Dekan bisa dianggap sebagai exit permit. Jadi dengan polosnya aku nanya gini, ”Wah Mbak, an waktunya mepet nih, kalo saya ga sempet ngurus exit permit, gimana dong Mbak?”. Percaya deh, ada sedikit nada histeris di jawaban Mbak Avie : ”Ya nggak bisa berangkat!!!”. Hmm... kan waktu mau berangkat dulu, aku tuh minta uruskan paspor sama orang Diknas, Pak H (hehe...mohon pengertian jikalau aku tidak berkenan menulis nama lengkap beliau). Kutelfonlah orang itu, yang dengan santainya bilang kalo bisa aja langsung ke Deplu, karena toh, Surat Setkab masih berlaku. Lha, jawabannya santai gitu, gimana gua ga ikutan santai juuga??? Reaksi yang salah sih sebenernya.... Well, M’Avie memang profesional deh, she always prepared for the worst possibility, jadi dia mengundur tanggal keberangkatanku jadi tanggal 3, sesuatu yang akhirnya cukup kusyukuri.... Jadiii...mulailah petualanganku di tanggal 2 Januari. Mulai dari mencari kantor Setneg. Kantor Setnegnya sih gampang ditemukan, tapi nyari biro tempatku berurusan itu yang susah... Sempet pake acara dimarahin Polisi Militer segala, karena aku dan acil Uyung dengan polosnya mau masuk lewat gerbang pintu masuknya Mensesneg. Ih, si Polisi Militernya aja yang sensitif, aku ma Acil Uyung kan lebih mirip pencari kerja daripada teroris, secara yang aku bawa-bawa kan map dengan sejumlah berkas, bukan bawa bungkusan dalam plastik hitam yang mencurigakan. Untunglah setelah melewati beberapa kesalahan (yang melibatkan kesalahan mengenali lampu merah), kami berhasil menemukan kantor biro tujuan. Halah, disana mah jauh lebih sebentar dibandingkan proses pencariannya, karena para staf disana dengan ramahnya (serius, enak banget disana berurusan, orangnya baik-baik dan ramah tamah serta suka tersenyum) ngasih tau aku kalo surat Setkab yang aku punya masih berlaku, jadi ga usah diperbaharui, langsung dibawa aja ke Deplu. Nah, next step adalah...mencari Kantor Deplu. Waduh, selama pencarian itu, kami menyadari, betapa besarnya Kantor Depatemen Dalam Negeri itu... Habis, perasaan kami udah muter-muter berkali-kali, balik-balik ya mentok ke kantor DDN lagi... Tapi toh, setelah naik Bajaj, ketemu juga, ternyata di deket Gambir, sodara-sodara! Halah, tau gitu mah, mendingan aku naik bus aja..
Nyampe kantor Deplu kan jam 10an gitu..., dan kayaknya aku adalah satusatunya orang yang mebgurus paspor sendiri...isinya mah calo semua!! Hmm...yah, berusaha pede, aku masukin berkas... dan...menunggu...dan menunggu...dan menunggu... tau-tau jam 14.30, aku dipanggil sama si Ibu di Loket 4. ”Mbak, dokumennya kurang, kan harusnya masih ada surat pengantar dari Diknas, soalnya keberangkatan Mbak yang ditundak kan udah jauh banget dari tanggal sekarang...”. hah? Sumpah, gua shock banget!! Aduh, aku berusaha sekuat tenaga menjelaskan kasusku, plus penjelasan dari Pak H (yang mendadak Hpnya tidak bisa dihubungi), dengan, tentu saja, jurus andalanku : ”waduh Bu, saya tuh udah jauh-jauh dari Kalimantan...”. It works! Si Ibu yang ga tega menelfon ke Kantor Diknas...dan disana ada pak P yang bersedia membantu, asalkan aku bisa sesegeranya nongol di kantor beliau! Aku ngeliatin jam sebentar, 14.30an lewat dikit, posisiku di Jl. Pejambon, dan Kantor Diknas di Jl. Sudirman.. Bismillah... Yang kuyakini cuma satu, Allah itu Maha Baik, dan kalo tujuanku emang untuk hal yang baik, Insya Allah dimudahkan... Jadi aja aku loncat ke dalam taksi, minta diantar ke Kantor Diknas. Sampe disana, pake acara salah masuk lift dulu. Kebayang nggak sih betapa melongonya kami waktu pintu lift tertutup, dan kami gagal naik ke Lantai 6 karena...lift itu baru mulai berhenti di Lantai 10.. Untunglah, sekitar jam 15.05, aku berhasil bersua dengan Pak P yang sangaaaaaaat membantu. Sedikit penjelasan, siBapak manggut-manggut, langsung menuju kompuetr, negtik-ngetik bentar, ngeprint, nyari tanda tangan dan stempel... lalu menghampiriku sambil ngomong : ”Silakan Mbak lari ke Kantor Deplu...” sambil menyerahkan surat yang aku perlukan... Aduuuuhhhh.... coba si bapak tampangnya mirip Dude Harlino aja, udah aku peluk-peluk tuh saking leganya..... Eh, tapi saking senengnya aku udah nyaris menitikkan air mata lho di depan si Bapak... Udah aja, aku balik lagi ke Deplu, yang tutup jam 16.00... Nyampe sana...jam 15.45... Gimana gua ga lari waktu masuk dan menyerahkan berkasnya ke loket????
Huhuhu.... akhirnya...exit permit nya mucul jugaaaa..... alhamdulillah....Terima kasih ya Allah....
Percaya deh, pada saat-saat semacam ini, kerasa banget betapa Tuhan itu Maha Baik, dan punya beribu macam cara untuk membantu kita....
Terima kasih buat Pak P di Diknas, Ibu Eny (kalo ga salah) di Loket 4 Deplu, Mbak Avie (Mbak, bukan cuma makasih, maaf udah jadi salah satu student paling bermasalah...), acil Uyung, sopir Taksi yang mau aja nungguin di Diknas, semuaaaaa......
I’m leaving!