Aduh, para petinggi di Monash University, maafkan komentarku yang satu ini yaa.... Tapiii... IAP semester ini kok gini banget siiih.... Ga tau saking bosennya, ato memang aku aja yang tukang tidur (ya...ya...ya... Sleeping beauty, that's just soooo me), selama dua minggu, hampir tiap jam di kelas aku ketiduran...Kecuali hari Kamis barusan.
Hari Kamis pagi, si David (kalo ga salah ya) ngasih materi tentang Critical Thinking. Nah, workshopnya tuh ya.. kita dibagi jadi beberapa kelompok 4-5 orang, dan disuruh menentukan pilihan. Pilihan apa? Jadi ceritanya gini, kita diminta ber-daydreaming ria, bahwa dunia akan musnah akibat radiasi nuklir. Ada 15 kandidat yang berpotensi untuk diselamatkan, tapi hanya 10 orang yang bisa diselamatkan dengan memasukkannya ke bunker khusus. Siapa saja calon tersebut, kayaknya kalo ga males dan ada mood, akan aku posting kapan-kapan deh. Nah, kelompoknya aku tu ber-5. Aku, M'Retno, M'Ola, terus Cathy dari Cina, dan... siapa lagi kalo bukan, the one and only... Pham dari Vietnam. Gua langsung berprasangka dan berfirasat jelek, bahwa gua bakal bete abis. Tumben-tumbenan, firasat gua bener. Adddduuuuuuhhhhh.... Sumpah deh, aku tuh sempet pengen nyopot sepatu untuk ditimpukin ke idung anak itu (sori, emosi nih, emosi....). Habisnya, dia tuh kekeuh banget sama maunya dia. Intinya buat dia, alasan dia sangat logis, dan kalo pilihan kita ga sesuai sama keinginan dia, alasan kita irasional. Gimana aku ga manyuuunnn.....
And so sorry to say, patience is not my middle name. Ih, aku mah kalo udah emosi kan yang pengen nyolot aja. Saking serunya tuh berantem sama dia (Ilustrasi, bayangkan aku dengan wajah bete lagi ngomel gini:"Hold on...you always ask us to listen to you, but you never want to listen to us and our opinion...Now that's what you call logic?"), aku sampe ga sadar bahwa tiba-tiba saja nyaris seluruh kelas udah pada bengong ngeliatin kelompok kami dan kerusuhan internal yang terjadi. Jadi aja, waktu seluruh kelas sudah siap dengan ke10 calon mereka, kami masih mentok di angka 8 orang dari 10 yang harusnya kami putuskan bersama-sama.
Well, the class must continue. Ada tugas lain, yang kita harus menentukan sikap kita, apakah suatu statement itu Definetely True, Probably True, Propably Untrue, sama Definetely Untrue. Aku nyesel banget ga pindah duduk, karena ya...betuuulll..... aku sekelompok lagi sama diaaa....! Aku, dia dan M'Ola. Aku sama M'Ola udah pada males ngadepin dia, jadi ya udah deh, walopun dari tampang dia yang sok dibikin pinter (personal opinion lho yaa....kalo ada yang naksir sama orang ini, mohon maaf deeeehhhhh) dia masih kepengen membuat tugas ini semakin 'seru' melalui perdebatan ajaib dengan alasan-alasan dia (yang nggak penting banget).
Hmmm... tapi tetep ada satu statement menarik : "God exist". Aku sama M'Ola, ga pake mikir, langsung bilang Definetely True, dan dia dengan wajah takjub berbumbu tidak percaya langsung ngomong:"It's Definetely Untrue!!!". What???
Aduh, coba bukan forum di kelas aja, aku langsung pengen mendebat habis-habisan. Tapi ya...bukan ajang yang tepat kali yaaa.... Jadi aku cuma bisa ngomong :"Well, it's okay if you don't believe that God exist. Because I think that our opinion on that really depends on our personal faith and experience".
Jujur, aku bukan tipe yang fanatik banget ato gimana... Aku tipe yang percaya bahwa pada dasarnya semua agama itu mengajarkan kebaikan, cuma interpretasi orang aja yang kadang-kadang keseleo kali yaa.... No matter how we call Him, no matter how we pray and talk to Him, God DO exist. Aku percaya banget itu, apalagi banyak banget kok hal-hal yang ada dan yang terjadi yang menunjukkan bahwa Tuhan itu ada, dan Maha Segalanya.
Tapi yang bikin aku mikir banget adalah....betapa sepinya jika tidak punya Tuhan....
I mean, selama ini aku selalu merasa, bahwa aku selalu bisa berpaling dan berbicara kepada Nya kalau aku sudah merasa sangat down banget. I always know and feel that He's watching. Aku tahu bahwa setiap saat aku mau, aku bisa lari kepadanya, berbicara, menangis, memohon, dan mungkin bahkan tersenyum kepada Nya.
Kalau kita tidak punya Tuhan, and the whole world turns against us... kemana kita harus lari?
Hmm... Alhamdulillah... Aku yakin, Allah selalu bersamaku dan menjagaku... Aku bisa ada disini, aku menjadi seperti sekarang ini, segala sesuatu yang aku punya...semua karena perkenan Dia.
Hhhh.... I just can' imagine...how lonely it would be when God is not with us....
(Hehehe...tumben gua ngomong yang dalem gini......)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, 21 Januari 2008
Debat yang Jadi Bikin Mikir
Aduh, para petinggi di Monash University, maafkan komentarku yang satu ini yaa.... Tapiii... IAP semester ini kok gini banget siiih.... Ga tau saking bosennya, ato memang aku aja yang tukang tidur (ya...ya...ya... Sleeping beauty, that's just soooo me), selama dua minggu, hampir tiap jam di kelas aku ketiduran...Kecuali hari Kamis barusan.
Hari Kamis pagi, si David (kalo ga salah ya) ngasih materi tentang Critical Thinking. Nah, workshopnya tuh ya.. kita dibagi jadi beberapa kelompok 4-5 orang, dan disuruh menentukan pilihan. Pilihan apa? Jadi ceritanya gini, kita diminta ber-daydreaming ria, bahwa dunia akan musnah akibat radiasi nuklir. Ada 15 kandidat yang berpotensi untuk diselamatkan, tapi hanya 10 orang yang bisa diselamatkan dengan memasukkannya ke bunker khusus. Siapa saja calon tersebut, kayaknya kalo ga males dan ada mood, akan aku posting kapan-kapan deh. Nah, kelompoknya aku tu ber-5. Aku, M'Retno, M'Ola, terus Cathy dari Cina, dan... siapa lagi kalo bukan, the one and only... Pham dari Vietnam. Gua langsung berprasangka dan berfirasat jelek, bahwa gua bakal bete abis. Tumben-tumbenan, firasat gua bener. Adddduuuuuuhhhhh.... Sumpah deh, aku tuh sempet pengen nyopot sepatu untuk ditimpukin ke idung anak itu (sori, emosi nih, emosi....). Habisnya, dia tuh kekeuh banget sama maunya dia. Intinya buat dia, alasan dia sangat logis, dan kalo pilihan kita ga sesuai sama keinginan dia, alasan kita irasional. Gimana aku ga manyuuunnn.....
And so sorry to say, patience is not my middle name. Ih, aku mah kalo udah emosi kan yang pengen nyolot aja. Saking serunya tuh berantem sama dia (Ilustrasi, bayangkan aku dengan wajah bete lagi ngomel gini:"Hold on...you always ask us to listen to you, but you never want to listen to us and our opinion...Now that's what you call logic?"), aku sampe ga sadar bahwa tiba-tiba saja nyaris seluruh kelas udah pada bengong ngeliatin kelompok kami dan kerusuhan internal yang terjadi. Jadi aja, waktu seluruh kelas sudah siap dengan ke10 calon mereka, kami masih mentok di angka 8 orang dari 10 yang harusnya kami putuskan bersama-sama.
Well, the class must continue. Ada tugas lain, yang kita harus menentukan sikap kita, apakah suatu statement itu Definetely True, Probably True, Propably Untrue, sama Definetely Untrue. Aku nyesel banget ga pindah duduk, karena ya...betuuulll..... aku sekelompok lagi sama diaaa....! Aku, dia dan M'Ola. Aku sama M'Ola udah pada males ngadepin dia, jadi ya udah deh, walopun dari tampang dia yang sok dibikin pinter (personal opinion lho yaa....kalo ada yang naksir sama orang ini, mohon maaf deeeehhhhh) dia masih kepengen membuat tugas ini semakin 'seru' melalui perdebatan ajaib dengan alasan-alasan dia (yang nggak penting banget).
Hmmm... tapi tetep ada satu statement menarik : "God exist". Aku sama M'Ola, ga pake mikir, langsung bilang Definetely True, dan dia dengan wajah takjub berbumbu tidak percaya langsung ngomong:"It's Definetely Untrue!!!". What???
Aduh, coba bukan forum di kelas aja, aku langsung pengen mendebat habis-habisan. Tapi ya...bukan ajang yang tepat kali yaaa.... Jadi aku cuma bisa ngomong :"Well, it's okay if you don't believe that God exist. Because I think that our opinion on that really depends on our personal faith and experience".
Jujur, aku bukan tipe yang fanatik banget ato gimana... Aku tipe yang percaya bahwa pada dasarnya semua agama itu mengajarkan kebaikan, cuma interpretasi orang aja yang kadang-kadang keseleo kali yaa.... No matter how we call Him, no matter how we pray and talk to Him, God DO exist. Aku percaya banget itu, apalagi banyak banget kok hal-hal yang ada dan yang terjadi yang menunjukkan bahwa Tuhan itu ada, dan Maha Segalanya.
Tapi yang bikin aku mikir banget adalah....betapa sepinya jika tidak punya Tuhan....
I mean, selama ini aku selalu merasa, bahwa aku selalu bisa berpaling dan berbicara kepada Nya kalau aku sudah merasa sangat down banget. I always know and feel that He's watching. Aku tahu bahwa setiap saat aku mau, aku bisa lari kepadanya, berbicara, menangis, memohon, dan mungkin bahkan tersenyum kepada Nya.
Kalau kita tidak punya Tuhan, and the whole world turns against us... kemana kita harus lari?
Hmm... Alhamdulillah... Aku yakin, Allah selalu bersamaku dan menjagaku... Aku bisa ada disini, aku menjadi seperti sekarang ini, segala sesuatu yang aku punya...semua karena perkenan Dia.
Hhhh.... I just can' imagine...how lonely it would be when God is not with us....
(Hehehe...tumben gua ngomong yang dalem gini......)
Hari Kamis pagi, si David (kalo ga salah ya) ngasih materi tentang Critical Thinking. Nah, workshopnya tuh ya.. kita dibagi jadi beberapa kelompok 4-5 orang, dan disuruh menentukan pilihan. Pilihan apa? Jadi ceritanya gini, kita diminta ber-daydreaming ria, bahwa dunia akan musnah akibat radiasi nuklir. Ada 15 kandidat yang berpotensi untuk diselamatkan, tapi hanya 10 orang yang bisa diselamatkan dengan memasukkannya ke bunker khusus. Siapa saja calon tersebut, kayaknya kalo ga males dan ada mood, akan aku posting kapan-kapan deh. Nah, kelompoknya aku tu ber-5. Aku, M'Retno, M'Ola, terus Cathy dari Cina, dan... siapa lagi kalo bukan, the one and only... Pham dari Vietnam. Gua langsung berprasangka dan berfirasat jelek, bahwa gua bakal bete abis. Tumben-tumbenan, firasat gua bener. Adddduuuuuuhhhhh.... Sumpah deh, aku tuh sempet pengen nyopot sepatu untuk ditimpukin ke idung anak itu (sori, emosi nih, emosi....). Habisnya, dia tuh kekeuh banget sama maunya dia. Intinya buat dia, alasan dia sangat logis, dan kalo pilihan kita ga sesuai sama keinginan dia, alasan kita irasional. Gimana aku ga manyuuunnn.....
And so sorry to say, patience is not my middle name. Ih, aku mah kalo udah emosi kan yang pengen nyolot aja. Saking serunya tuh berantem sama dia (Ilustrasi, bayangkan aku dengan wajah bete lagi ngomel gini:"Hold on...you always ask us to listen to you, but you never want to listen to us and our opinion...Now that's what you call logic?"), aku sampe ga sadar bahwa tiba-tiba saja nyaris seluruh kelas udah pada bengong ngeliatin kelompok kami dan kerusuhan internal yang terjadi. Jadi aja, waktu seluruh kelas sudah siap dengan ke10 calon mereka, kami masih mentok di angka 8 orang dari 10 yang harusnya kami putuskan bersama-sama.
Well, the class must continue. Ada tugas lain, yang kita harus menentukan sikap kita, apakah suatu statement itu Definetely True, Probably True, Propably Untrue, sama Definetely Untrue. Aku nyesel banget ga pindah duduk, karena ya...betuuulll..... aku sekelompok lagi sama diaaa....! Aku, dia dan M'Ola. Aku sama M'Ola udah pada males ngadepin dia, jadi ya udah deh, walopun dari tampang dia yang sok dibikin pinter (personal opinion lho yaa....kalo ada yang naksir sama orang ini, mohon maaf deeeehhhhh) dia masih kepengen membuat tugas ini semakin 'seru' melalui perdebatan ajaib dengan alasan-alasan dia (yang nggak penting banget).
Hmmm... tapi tetep ada satu statement menarik : "God exist". Aku sama M'Ola, ga pake mikir, langsung bilang Definetely True, dan dia dengan wajah takjub berbumbu tidak percaya langsung ngomong:"It's Definetely Untrue!!!". What???
Aduh, coba bukan forum di kelas aja, aku langsung pengen mendebat habis-habisan. Tapi ya...bukan ajang yang tepat kali yaaa.... Jadi aku cuma bisa ngomong :"Well, it's okay if you don't believe that God exist. Because I think that our opinion on that really depends on our personal faith and experience".
Jujur, aku bukan tipe yang fanatik banget ato gimana... Aku tipe yang percaya bahwa pada dasarnya semua agama itu mengajarkan kebaikan, cuma interpretasi orang aja yang kadang-kadang keseleo kali yaa.... No matter how we call Him, no matter how we pray and talk to Him, God DO exist. Aku percaya banget itu, apalagi banyak banget kok hal-hal yang ada dan yang terjadi yang menunjukkan bahwa Tuhan itu ada, dan Maha Segalanya.
Tapi yang bikin aku mikir banget adalah....betapa sepinya jika tidak punya Tuhan....
I mean, selama ini aku selalu merasa, bahwa aku selalu bisa berpaling dan berbicara kepada Nya kalau aku sudah merasa sangat down banget. I always know and feel that He's watching. Aku tahu bahwa setiap saat aku mau, aku bisa lari kepadanya, berbicara, menangis, memohon, dan mungkin bahkan tersenyum kepada Nya.
Kalau kita tidak punya Tuhan, and the whole world turns against us... kemana kita harus lari?
Hmm... Alhamdulillah... Aku yakin, Allah selalu bersamaku dan menjagaku... Aku bisa ada disini, aku menjadi seperti sekarang ini, segala sesuatu yang aku punya...semua karena perkenan Dia.
Hhhh.... I just can' imagine...how lonely it would be when God is not with us....
(Hehehe...tumben gua ngomong yang dalem gini......)
2 komentar:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
timpuk aja dia, Mi, timpuk *nyodorin meja*
BalasHapusmi, komennya jangan diset hanya buat pengguna blogspot dong... bikin "everyone" gituh. aku kan gak punya blog di blogspot.
gw baru bikin blogspot, yaitu menampung semua pendapat2 yang masih dianggap tabu di http://wearefreethinks.blogspot.com/ gw pengen tau komentarnya. tks ya
BalasHapus