Sabtu, 30 November 2013

Me: A Student

Jadi, setelah masa-masa Pre Academic berlalu, it’s time to face the truth: jadi mahasiswa lagiii… Sekarang saya resmi sudah berstatus mahasiswa, di Purdue University, pada Ecological Sciences and Engineering Interdisciplinary Program.
the entrance gate

Iya, saya tau, banyak kok yang bakal mengerutkan kening sambil nanya: Purdue University itu dimana?
Di West Lafayette. *yang nanya tambah bingung* Sumpah ya demi apa saya juga sebenernya sampe kelar PDO masih belum tau lho West Lafayette itu dimana dan pegimane. Saya cuma tau bahwa jurusan yang menarik hati dan batin saya adalah si ESE ini, di Purdue. Anyway. Waktu saya bilang kalo saya bakal ngelanjutin ke Purdue, people who knows it rata-rata merespon gini: “Oh, so you will live in the middle of cornfield”. I thought they were joking. They were not. Ini kampusnya di ladang jaguuunggg… Huhuhuhu…
sunset in a cornfield
Yes, this is in a corn field. No, I am not one of the Cildren of the Cornfield
Still, Purdue University ini adalah salah satu kampus di negara bagian Indiana, dan terkenal dengan program-program Engineering-nya. Tau Neil Armstrong? Nah, dia lulusan Purdue tuh :D. *dan saya baru tau pas nyampe sini*
with Uncle Armstrong :D
Statistically speaking, Purdue adalah universitas dengan jumlah mahasiswa internasional terbanyak keempat di USA.Located in West Lafayette, kota kecil yang sekitar 1 jam dari Indianapolis (ibukotanya Indiana) dan sekitar 2 jam dari Chicago (nah, kalo Chicago baru pada tau kan yaaa?). Official color of this campus is black and gold. Dan kita punya maskot lhooo…Official mascot: Boiler Maker Special. Unofficial mascot: Purdue Pete.
me and Purdue Pete
 Nah, yelnya kita: “Boiler Up!”.Kenapa jadi Boiler Up? Kenapa yaaa? Ahahahaha… Kalo gak salah sih, hubungannya dengan sejarah bahwa di daerah ini dulu banyak buruh kereta api. Dan kereta api zaman dulu kan masih pake uap. Jadi kerjaan mereka adalah membakar batu bara hingga ada uap air mendidih atau apa gitu. Yah, intinya mah: “Boiler Up!”Dan karena yel kita adalah boiler up, maka para mahasiswa disini disebut sebagai Boiler Maker :D.One of the thing I really find interesting about universities here, is the rivalry. Nah, rival kami adalaaaahhh… Indiana University! Secara nih ya, kami sama-sama Universitas di negara bagian Indiana. Jadi waktu orientation week, kan ada tuh convocation for graduate student. Dan salah satu hal yang diajarkan secara resmi kepada kami, para new graduate student, is our chant:“Boiler up! Hammers down! IU sucks!”
NYAHAHAHAHAHA… Asli ketawa ngakak.Rivalry ini terutama kalo sudah menyangkut olahraga. Yep. Here in the USA, college football is something, BIG.

The first time I got here, I was amazed by how HUGE this campus is. Sekarang mah udah biasa aja….
University Hall seen from Loeb Fountain
the other side of University Hall
Hahahahaha… Anyway, secara saya kuliah di program yang interdisciplinary, jadilah ruang kuliah saya gak menentu. Saya bisa ngambil berbagai mata kuliah dari beberapa departemen yang berbeda-beda. Jadi untuk semester ini, saya ngambil mata kuliahnya jurusan Agronomi, mata kuliahnya EAPS (Earth, Atmospheric and Planetary Sciences), dan tentu saja, mata kuliahnya jurusan Statistik -_-. Jadi saya kuliah di gedung yang beda-beda setiap harinyaaaa…
a view from one of my class rooms, ARMS 1021
 One of the thing about being a student here: sleep doesn’t happen.Tempat nongkrong saya di Hicks Library, yang study area di ground floornya buka 24 jam.
salah satu sudut favorit saya untuk belajar di Hicks
gini nih meja saya kalo lagi belajar di Hicks
Jam 1 malem, Hicks ini masih rame aja. Kecuali Jum'at. Mehehehehehe…. Kalo hari lain (bahkan hari Minggu), it can be so difficult to find a seat here.
Hicks Library at 12.35AM. Yep, after midnight
the basement area of Hicks Library. kalo study area di underground sudah penuh, tergusurlah kami kesini
Dulu sebelum kesini, saya sih ngebayanginnya gak bakal jauh beda la ya sama waktu saya sekolah di Melbourne dulu. It turns out that I was wrong. It’s much more demanding. Saya sempet chat sama temen yang dulu S2nya di Belanda, dan dia juga bilang that here, it’s harder. There are times when I feel so low, when I walk back to my apartment from the library (usually at 1 AM), I look up to the midnight sky and ask, “God, tell me again, why? What am I doing here?” Tapi toh, saya yakin, all the hardworks will be paid off. Dosen-dosennya keren. Atnospheric Chemistry, walopun materinya hard-core physical chemistry, dosennya bener-bener bagus. Cara dia ngajar itu lho, saya selalu terkagum-kagum. Dan dosen saya untuk Environmental Soil Chemistry juga baiiikkk banget. Waktu kita ngereview materi untuk persiapan ujian, we had a board game, and she cooked for us! Not just the lecturer, saya juga ketemu temen-temen yang baik disini :D. Mulai dari temen satu cohort (alias satu angkatan) di ESE. Temen-temen sesama Fulbrighter (we have Purdue Fulbrighter Association here). Temen-temen sesama orang Indonesia yang graduate students.
me and the other Fulbrighter in a trip to Lake Michigan
Purdue Fulbrighter in the pumpkin carving for Halloween

with the other Indonesian students, having a great dinner
fall season with Indonesian friends
 So yeah, even though the life of being a grad student here can be so harsh, it’s worth it. It really worth it.It is difficult. But constant prayer and faith that God always be with me makes it easier to bear with. And of course, having nice people around you as your friends, always makes the day brighter :).
me now: a boiler maker

Sabtu, 30 November 2013

Me: A Student

Jadi, setelah masa-masa Pre Academic berlalu, it’s time to face the truth: jadi mahasiswa lagiii… Sekarang saya resmi sudah berstatus mahasiswa, di Purdue University, pada Ecological Sciences and Engineering Interdisciplinary Program.
the entrance gate

Iya, saya tau, banyak kok yang bakal mengerutkan kening sambil nanya: Purdue University itu dimana?
Di West Lafayette. *yang nanya tambah bingung* Sumpah ya demi apa saya juga sebenernya sampe kelar PDO masih belum tau lho West Lafayette itu dimana dan pegimane. Saya cuma tau bahwa jurusan yang menarik hati dan batin saya adalah si ESE ini, di Purdue. Anyway. Waktu saya bilang kalo saya bakal ngelanjutin ke Purdue, people who knows it rata-rata merespon gini: “Oh, so you will live in the middle of cornfield”. I thought they were joking. They were not. Ini kampusnya di ladang jaguuunggg… Huhuhuhu…
sunset in a cornfield
Yes, this is in a corn field. No, I am not one of the Cildren of the Cornfield
Still, Purdue University ini adalah salah satu kampus di negara bagian Indiana, dan terkenal dengan program-program Engineering-nya. Tau Neil Armstrong? Nah, dia lulusan Purdue tuh :D. *dan saya baru tau pas nyampe sini*
with Uncle Armstrong :D
Statistically speaking, Purdue adalah universitas dengan jumlah mahasiswa internasional terbanyak keempat di USA.Located in West Lafayette, kota kecil yang sekitar 1 jam dari Indianapolis (ibukotanya Indiana) dan sekitar 2 jam dari Chicago (nah, kalo Chicago baru pada tau kan yaaa?). Official color of this campus is black and gold. Dan kita punya maskot lhooo…Official mascot: Boiler Maker Special. Unofficial mascot: Purdue Pete.
me and Purdue Pete
 Nah, yelnya kita: “Boiler Up!”.Kenapa jadi Boiler Up? Kenapa yaaa? Ahahahaha… Kalo gak salah sih, hubungannya dengan sejarah bahwa di daerah ini dulu banyak buruh kereta api. Dan kereta api zaman dulu kan masih pake uap. Jadi kerjaan mereka adalah membakar batu bara hingga ada uap air mendidih atau apa gitu. Yah, intinya mah: “Boiler Up!”Dan karena yel kita adalah boiler up, maka para mahasiswa disini disebut sebagai Boiler Maker :D.One of the thing I really find interesting about universities here, is the rivalry. Nah, rival kami adalaaaahhh… Indiana University! Secara nih ya, kami sama-sama Universitas di negara bagian Indiana. Jadi waktu orientation week, kan ada tuh convocation for graduate student. Dan salah satu hal yang diajarkan secara resmi kepada kami, para new graduate student, is our chant:“Boiler up! Hammers down! IU sucks!”
NYAHAHAHAHAHA… Asli ketawa ngakak.Rivalry ini terutama kalo sudah menyangkut olahraga. Yep. Here in the USA, college football is something, BIG.

The first time I got here, I was amazed by how HUGE this campus is. Sekarang mah udah biasa aja….
University Hall seen from Loeb Fountain
the other side of University Hall
Hahahahaha… Anyway, secara saya kuliah di program yang interdisciplinary, jadilah ruang kuliah saya gak menentu. Saya bisa ngambil berbagai mata kuliah dari beberapa departemen yang berbeda-beda. Jadi untuk semester ini, saya ngambil mata kuliahnya jurusan Agronomi, mata kuliahnya EAPS (Earth, Atmospheric and Planetary Sciences), dan tentu saja, mata kuliahnya jurusan Statistik -_-. Jadi saya kuliah di gedung yang beda-beda setiap harinyaaaa…
a view from one of my class rooms, ARMS 1021
 One of the thing about being a student here: sleep doesn’t happen.Tempat nongkrong saya di Hicks Library, yang study area di ground floornya buka 24 jam.
salah satu sudut favorit saya untuk belajar di Hicks
gini nih meja saya kalo lagi belajar di Hicks
Jam 1 malem, Hicks ini masih rame aja. Kecuali Jum'at. Mehehehehehe…. Kalo hari lain (bahkan hari Minggu), it can be so difficult to find a seat here.
Hicks Library at 12.35AM. Yep, after midnight
the basement area of Hicks Library. kalo study area di underground sudah penuh, tergusurlah kami kesini
Dulu sebelum kesini, saya sih ngebayanginnya gak bakal jauh beda la ya sama waktu saya sekolah di Melbourne dulu. It turns out that I was wrong. It’s much more demanding. Saya sempet chat sama temen yang dulu S2nya di Belanda, dan dia juga bilang that here, it’s harder. There are times when I feel so low, when I walk back to my apartment from the library (usually at 1 AM), I look up to the midnight sky and ask, “God, tell me again, why? What am I doing here?” Tapi toh, saya yakin, all the hardworks will be paid off. Dosen-dosennya keren. Atnospheric Chemistry, walopun materinya hard-core physical chemistry, dosennya bener-bener bagus. Cara dia ngajar itu lho, saya selalu terkagum-kagum. Dan dosen saya untuk Environmental Soil Chemistry juga baiiikkk banget. Waktu kita ngereview materi untuk persiapan ujian, we had a board game, and she cooked for us! Not just the lecturer, saya juga ketemu temen-temen yang baik disini :D. Mulai dari temen satu cohort (alias satu angkatan) di ESE. Temen-temen sesama Fulbrighter (we have Purdue Fulbrighter Association here). Temen-temen sesama orang Indonesia yang graduate students.
me and the other Fulbrighter in a trip to Lake Michigan
Purdue Fulbrighter in the pumpkin carving for Halloween

with the other Indonesian students, having a great dinner
fall season with Indonesian friends
 So yeah, even though the life of being a grad student here can be so harsh, it’s worth it. It really worth it.It is difficult. But constant prayer and faith that God always be with me makes it easier to bear with. And of course, having nice people around you as your friends, always makes the day brighter :).
me now: a boiler maker