Senin, 30 Juni 2008

Coffee. Should I Give it Up?




You are a Black Coffee



At your best, you are: low maintenance, friendly, and adaptable



At your worst, you are: cheap and angsty



You drink coffee when: you can get your hands on it



Your caffeine addiction level: high






Mocha Frappuccino



Hyper and driven, you'll take your caffeine any way you can get it. Frappuccinos are good, but you'd probably chew coffee beans in a crunch!


it's just sooooo me... Walaupun udah banyak yang protes dengan kebiasaanku menggantungkan hidup pada kopi, teteup, I just can't let it go. Well, at least kan aku ga minum kopi yang serius. Maksudku, aku kan minumnya kopi instan doaaangg... Nescafe sama Indocafe Coffeemix gitu kan hitungannya bukan kopi serius kaan??

Disini pun, kalo pas kemanaaaa gitu dengan Flinders Street sebagai persinggahan sementara, sebelum keluar stasiun aku bakal belok dulu ke HQ, dan dengan manisnya selalu ngomong: "Can I have a regular cappuccino please? With three sugar".

Tapi sepertinya, Tuhan sudah mulai memberikan pertanda bahwa aku harus mulai menguranginya. Dimulai dari dua (apa tiga? apa empat?) hari yang lalu. Dengan pesanan biasa di HQ, I sat down and sip the coffee... Oh My God. They put NO sugar in the coffee! It's spoiled the taste for me!! Aku udah mulai cemberut..

Dan hari ini, waktu kita ke maze-dimana-itu-yang-pake-naik-bis-jauh-banget, begitu ngeliat ada kafe disana, jelaaaass...walopun M'Devi udah melotot, aku tetep dengan manisnya nongol di counter.

Aku: Can I have a cappuccino, please?

Mbak Waitress: Sure

Aku : I’ll have it for a take away

Mbak Waitress: Okay

…dan si Mbak pun mengeluarkan cangkir kertas, dan aku mengedarkan pandangan ke kafe yang nyaman itu…tindakan yang salah. I should have watched how she prepared my order.

Mbak Waitress: Do you want any sugar?

Aku: Make it three.

Mbak waitress: Pardon?

Aku: Um. Three spoons of sugar, please.

Mbak waitress: Okay

… Si mbak memasukkan gula, dan aku ikut menghitung dalam hati. Satu, dua, tiga. Good. Excellent. Two will not be nice, four will make the coffeee lost its taste...

Mbak waitress: Do you want to take out the bag from the cup?

Aku: Huh? Of course! *SEHARUSNYA aku sudah mulai curiga disini!! What kind of question is that??*

Mbak waitress: Here you go *sambil menyerahkan secangkir minuman panas yang udah pake tutup*

Aku: Thank you

Daaaan… Dengan penuh rasa bahagia karena akhirnya menemukan soulmate sehari-hariku, aku meneguk minuman panas itu, berharap menemukan kembali inspirasi dan semangat untuk hari ini. TAAAAPIIIII… Apa coba? I GOT A CUP OF TEA INSTEAD OF A CUP OF SWEET WARM AND NICE CAPPUCCINO!! Aku bengong. Menyesapnya sekali lagi. Iya. Rasa teh. Aku langsung duduk dan membuka lid cangkirnya. There it was. A cup of TEA. Ugh.

Huh. Males banget protes ke mbak waitress. Lagian, kita diburu-buru oleh jadwal bus yang dengan sombongnya sangat terbatas itu. Kalau menurut Masnop sih, mungkin karena tempat ini di dusun yang jauuuhhh banget, cappuccino mereka ya bentuknya teh. Penjelasan yang aneh.

I just want a warm regular cup of cappuccino with three sugar. It’s not that much that I want, is it?

Well, anyway, it’s been a great day of travelling!! I’ll upload the photos as soon as I feel I want to *Halah. Kayak yang ga niat*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 30 Juni 2008

Coffee. Should I Give it Up?




You are a Black Coffee



At your best, you are: low maintenance, friendly, and adaptable



At your worst, you are: cheap and angsty



You drink coffee when: you can get your hands on it



Your caffeine addiction level: high






Mocha Frappuccino



Hyper and driven, you'll take your caffeine any way you can get it. Frappuccinos are good, but you'd probably chew coffee beans in a crunch!


it's just sooooo me... Walaupun udah banyak yang protes dengan kebiasaanku menggantungkan hidup pada kopi, teteup, I just can't let it go. Well, at least kan aku ga minum kopi yang serius. Maksudku, aku kan minumnya kopi instan doaaangg... Nescafe sama Indocafe Coffeemix gitu kan hitungannya bukan kopi serius kaan??

Disini pun, kalo pas kemanaaaa gitu dengan Flinders Street sebagai persinggahan sementara, sebelum keluar stasiun aku bakal belok dulu ke HQ, dan dengan manisnya selalu ngomong: "Can I have a regular cappuccino please? With three sugar".

Tapi sepertinya, Tuhan sudah mulai memberikan pertanda bahwa aku harus mulai menguranginya. Dimulai dari dua (apa tiga? apa empat?) hari yang lalu. Dengan pesanan biasa di HQ, I sat down and sip the coffee... Oh My God. They put NO sugar in the coffee! It's spoiled the taste for me!! Aku udah mulai cemberut..

Dan hari ini, waktu kita ke maze-dimana-itu-yang-pake-naik-bis-jauh-banget, begitu ngeliat ada kafe disana, jelaaaass...walopun M'Devi udah melotot, aku tetep dengan manisnya nongol di counter.

Aku: Can I have a cappuccino, please?

Mbak Waitress: Sure

Aku : I’ll have it for a take away

Mbak Waitress: Okay

…dan si Mbak pun mengeluarkan cangkir kertas, dan aku mengedarkan pandangan ke kafe yang nyaman itu…tindakan yang salah. I should have watched how she prepared my order.

Mbak Waitress: Do you want any sugar?

Aku: Make it three.

Mbak waitress: Pardon?

Aku: Um. Three spoons of sugar, please.

Mbak waitress: Okay

… Si mbak memasukkan gula, dan aku ikut menghitung dalam hati. Satu, dua, tiga. Good. Excellent. Two will not be nice, four will make the coffeee lost its taste...

Mbak waitress: Do you want to take out the bag from the cup?

Aku: Huh? Of course! *SEHARUSNYA aku sudah mulai curiga disini!! What kind of question is that??*

Mbak waitress: Here you go *sambil menyerahkan secangkir minuman panas yang udah pake tutup*

Aku: Thank you

Daaaan… Dengan penuh rasa bahagia karena akhirnya menemukan soulmate sehari-hariku, aku meneguk minuman panas itu, berharap menemukan kembali inspirasi dan semangat untuk hari ini. TAAAAPIIIII… Apa coba? I GOT A CUP OF TEA INSTEAD OF A CUP OF SWEET WARM AND NICE CAPPUCCINO!! Aku bengong. Menyesapnya sekali lagi. Iya. Rasa teh. Aku langsung duduk dan membuka lid cangkirnya. There it was. A cup of TEA. Ugh.

Huh. Males banget protes ke mbak waitress. Lagian, kita diburu-buru oleh jadwal bus yang dengan sombongnya sangat terbatas itu. Kalau menurut Masnop sih, mungkin karena tempat ini di dusun yang jauuuhhh banget, cappuccino mereka ya bentuknya teh. Penjelasan yang aneh.

I just want a warm regular cup of cappuccino with three sugar. It’s not that much that I want, is it?

Well, anyway, it’s been a great day of travelling!! I’ll upload the photos as soon as I feel I want to *Halah. Kayak yang ga niat*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar