Rabu, 26 Agustus 2009

Demi Selembar SK Penyetaraan

Adakah yang ijazahnya bukan produksi dalam negri? In simpler words, ijazah anda dari Universitas luar negri? Well, kalo iya mah, kayaknya nasib anda mirip-mirip dengan saya, yang baru saja bela-belain ke kantor Depdiknas di Jakarta hanya demi selembar kertas. Untungnya bukan kertas kosong, melainkan selembar SK yang menyatakan bahwa gelar saya memang beneran setara dengan S2 yang diakui di Indonesia.

Jangan tanya kenapa kita perlu proses penyetaraan ini. Saya mah dengan itikad baik meyakini bahwa pasti ada manfaatnya. Yah, at least biar urusan berkas-memberkas yang merupakan bagian integral dari birokrasi kita bisa berlangsung dengan lancar. Tadi sih sebenernya saya pengen nyelesain urusan ini nanti-nanti aja, habis Lebaran gitu. Tapi demi melihat perkembangan bunyi imel di milis yang saya ikuti, bahwasanya DIKTI mulai September tidak mau memproses penyetaraan ini lagi, barulah saya panik dot kom. Well, sebenernya bukan tidak mau menyetarakan sih, tapi menurut peraturan terbarunya DIKTI, kalo jurusan kita suda tercantum di daftar jurusan yang diakui oleh DIKTI, ya ga usah diurus lagi. Taaaapiiii…ternyata kayaknya WNI yang ngambil jurusan Master of Environment and Sustainability di Monash itu baru saya deh. Soalnya saya scroll bolak-balik, tetep aja judul jurusan saya itu ga muncul di list nya DIKTI itu. Jadi ya udahlah, daripada daripada, mendingan mendingan…

Di Jakarta, untungnya saya nginep di kost-nya Ita *my one and only sister* di Benhil. Jadi ke kantor DIKNASnya gampang. Tinggal naik busway dari halte Benhil, terus turun di halte Bundaran Senayan. Jeng jeeeng… Sampailah kita di kantor DIKNAS. Kantornya DIKTI yang *salah satu* kerjaannya ngurusin penyetaraan ijazah kayak ginian ada di Gedung D lantai 7 *yah, siapa tau ada yang pengen ngurus jugaaaa…*. Saya nyampe disana jam 07.30, padahal layanan baru mulai jam 9. Qeqeqeqeqe… Entah saya terlihat seperti orang yang kerajinan, atau bahkan orang yang sungguh kurang kerjaan sampai-sampai jam segitu udah nongol.

Prosesnya sebenernya ga rumit sih. Cuma naik lift ke lantai 7 *kalo bisa terbang sih monggo*, daftar ke resepsionis, tunggu giliran. Terus tinggal menyerahkan berkasnya: fotokopi ijazah terakhir di dalam negri, fotokopi ijazah yang diperoleh di luar negri berikut transkrip nilai, fotokopi tesis, buku panduan/handbook nya jurusan kita. Terus secara status saya adalah pegawai negri, pake fotokopi SK tugas belajar, fotokopi surat SETNEG, fotokopi kontrak beasiswa dengan AusAid *secara kan saya beasiswa dari APS*. Udah. Eh, sama 3 lembar pas foto item-putih 4x6 ding. Sama ngisi formulir juga. Terus semua berkas tadi juga diserahkan sambil nunjukin dokumen aslinya. Sama petugas data kita bakal dientri, terus nanti dikasih tanda terima. Kemaren yang melayani saya namanya Bu Wiwiek. Baiiiik deh. Sempet ngobrol-ngobrol juga bentar.

SK nya ga langsung jadi, soalnya mesti melewati proses sidang penilaian dulu. Jadi untuk membahas penyetaraan ini, ada semacam sidang penilaian yang dilangsungkan sebulan sekali. Sidangnya tiap minggu ketiga di tiap bulannya. Kalo kita masukin berkasnya di minggu keempat, bisa aja sih, tapi ya…baru diproses dalam sidang di bulan berikutnya. Kalo udah lolos sidang sih, prosesnya sekitar 2 mingguan gitu deh. Bisa dicek online kok, di www.evaluasi.or.id.

Eeeniweeei… Jadilah saya sekarang dalam proses menunggu dan menanti… Demi selembar SK, ke Jakarta aku pergi, busway kunaiki, kantor DIKNAS kudatangi…

1 komentar:

  1. lagi di jakarta ya?
    sama dunk...:)
    (maksut e?)
    moga sukses penyetaraannya..
    n happy ramadhan!

    BalasHapus

Rabu, 26 Agustus 2009

Demi Selembar SK Penyetaraan

Adakah yang ijazahnya bukan produksi dalam negri? In simpler words, ijazah anda dari Universitas luar negri? Well, kalo iya mah, kayaknya nasib anda mirip-mirip dengan saya, yang baru saja bela-belain ke kantor Depdiknas di Jakarta hanya demi selembar kertas. Untungnya bukan kertas kosong, melainkan selembar SK yang menyatakan bahwa gelar saya memang beneran setara dengan S2 yang diakui di Indonesia.

Jangan tanya kenapa kita perlu proses penyetaraan ini. Saya mah dengan itikad baik meyakini bahwa pasti ada manfaatnya. Yah, at least biar urusan berkas-memberkas yang merupakan bagian integral dari birokrasi kita bisa berlangsung dengan lancar. Tadi sih sebenernya saya pengen nyelesain urusan ini nanti-nanti aja, habis Lebaran gitu. Tapi demi melihat perkembangan bunyi imel di milis yang saya ikuti, bahwasanya DIKTI mulai September tidak mau memproses penyetaraan ini lagi, barulah saya panik dot kom. Well, sebenernya bukan tidak mau menyetarakan sih, tapi menurut peraturan terbarunya DIKTI, kalo jurusan kita suda tercantum di daftar jurusan yang diakui oleh DIKTI, ya ga usah diurus lagi. Taaaapiiii…ternyata kayaknya WNI yang ngambil jurusan Master of Environment and Sustainability di Monash itu baru saya deh. Soalnya saya scroll bolak-balik, tetep aja judul jurusan saya itu ga muncul di list nya DIKTI itu. Jadi ya udahlah, daripada daripada, mendingan mendingan…

Di Jakarta, untungnya saya nginep di kost-nya Ita *my one and only sister* di Benhil. Jadi ke kantor DIKNASnya gampang. Tinggal naik busway dari halte Benhil, terus turun di halte Bundaran Senayan. Jeng jeeeng… Sampailah kita di kantor DIKNAS. Kantornya DIKTI yang *salah satu* kerjaannya ngurusin penyetaraan ijazah kayak ginian ada di Gedung D lantai 7 *yah, siapa tau ada yang pengen ngurus jugaaaa…*. Saya nyampe disana jam 07.30, padahal layanan baru mulai jam 9. Qeqeqeqeqe… Entah saya terlihat seperti orang yang kerajinan, atau bahkan orang yang sungguh kurang kerjaan sampai-sampai jam segitu udah nongol.

Prosesnya sebenernya ga rumit sih. Cuma naik lift ke lantai 7 *kalo bisa terbang sih monggo*, daftar ke resepsionis, tunggu giliran. Terus tinggal menyerahkan berkasnya: fotokopi ijazah terakhir di dalam negri, fotokopi ijazah yang diperoleh di luar negri berikut transkrip nilai, fotokopi tesis, buku panduan/handbook nya jurusan kita. Terus secara status saya adalah pegawai negri, pake fotokopi SK tugas belajar, fotokopi surat SETNEG, fotokopi kontrak beasiswa dengan AusAid *secara kan saya beasiswa dari APS*. Udah. Eh, sama 3 lembar pas foto item-putih 4x6 ding. Sama ngisi formulir juga. Terus semua berkas tadi juga diserahkan sambil nunjukin dokumen aslinya. Sama petugas data kita bakal dientri, terus nanti dikasih tanda terima. Kemaren yang melayani saya namanya Bu Wiwiek. Baiiiik deh. Sempet ngobrol-ngobrol juga bentar.

SK nya ga langsung jadi, soalnya mesti melewati proses sidang penilaian dulu. Jadi untuk membahas penyetaraan ini, ada semacam sidang penilaian yang dilangsungkan sebulan sekali. Sidangnya tiap minggu ketiga di tiap bulannya. Kalo kita masukin berkasnya di minggu keempat, bisa aja sih, tapi ya…baru diproses dalam sidang di bulan berikutnya. Kalo udah lolos sidang sih, prosesnya sekitar 2 mingguan gitu deh. Bisa dicek online kok, di www.evaluasi.or.id.

Eeeniweeei… Jadilah saya sekarang dalam proses menunggu dan menanti… Demi selembar SK, ke Jakarta aku pergi, busway kunaiki, kantor DIKNAS kudatangi…

1 komentar:

  1. lagi di jakarta ya?
    sama dunk...:)
    (maksut e?)
    moga sukses penyetaraannya..
    n happy ramadhan!

    BalasHapus