Minggu, 08 November 2009

Random Things (2)

Another unproductive month for me, in terms of updating this blog. Jadi, marrreeee… Kita rapel apa saja yang sebenarnya pengen saya cuap-cuapkan selama ini.

(1) Pak Hatta Jadi Menteri

Bulan kemaren, perhatian sebagian besar rakyat Indonesia tertuju pada berita siapa saja yang dipanggil ke Cikeas. Mengutip istilah salah satu reporter TV (kalo ga salah dari TV One deh), salah satu nama yang kurang familiar bagi orang adalah Prof. Dr. Ir. H. Gt. Muh. Hatta. Iya, kalo orang lain mungkin ga familiar. Tapi bagi kami orang banua *duh, istilahnya :D*, apalagi yang merasa sebagai civitas akademika Unlam, justru merasa paling kenal sama Pak Pembantu Rektor I Unlam ini. Saya sih tidak begitu kenal secara pribadi dengan Pak Hatta. Yang lebih kenal malah Abah nya saya. Secara waktu kuliah dulu, kamar mereka sebelahan di asrama mahasiswa. Kata Abah sih, Pak Hatta itu dulu salah satu qori terkenal di kalangan mahasiswa. Dan dia yang dengan baik hatinya mengurus proses wisuda Abah. Jadilah kami di rumah memandangi layar TV yang menampilkan wajah ramahnya Pak Hatta. Dan saya jadi ingat kejadian 3-4 tahun yang lalu, waktu saya ditelfon beliau. Bukannya apa-apa. Waktu itu, beliau menelfon saya lewat HP saya untuk mengabari bahwa saya bertugas mengawasi tes PMDK Unlam di Kandangan. Masalahnya, waktu menerima telfon itu, saya sedang… gosok gigi… Jadilah saya menjawab telfon itu dengan mulut yang penuh busa sambil agak keselek odol dikit.

Anyway, selamat buat Pak Hatta. Salut! Mudah-mudahan bisa mengemban amanah untuk ngurus lingkungan hidup di Indonesia, sekaligus ikut berpartisipasi in global environmental movement and protection! Not an easy job, huh? But we wish you all the best of luck…

(2) Kopi Darat

Sebelumnya sih memang udah pernah ketemu dengan ibu dokter yang satu ini. Tapi dalam kondisi saya yang setres tralala gara-gara proyek PBI itu. Kemudian interaksi berlanjut melalui celaan-celaan komentar-komentar virtual. Akhirnya, setelah beberapa kali penundaan, saya berhasil nongol di kantornya yang cuma berjarak sepadang rumput ilalang dari kantor saya. Dan dengan penuh integritas sebagai tamu penting, saya minta cemilan dan teh kotak. Sayangnya mahluk sok seksi yang satunya lagi ga ada di tempat, karena mesti kembali ke kampusnya untuk menyambut masa-masa menulis tesis. Kapan-kapan maen kesana lagi aaaahhhh… :D

(3) Pildek

Yang adalah singkatan dari Pemilihan Dekan. Periode lalu, secara calon yang memenuhi syarat untuk jadi dekan ya cuma satu orang *yang saat itu tengah menjabat sebagai dekan*, ya berlalu begitu saja. Tapi untuk tahun ini, ada 4 calon yang maju. Dan mantepnya nih, dari keempat calon tersebut, TIGA orang calon berasal dari program studinya saya. Canggih ga tuh??? Dan proses pildek kali ini lengkap dengan acara kampanye segala. Not bad, sebagai langkah awal menciptakan suasana yang lebih demokratis di kampus. Apalagi proses penjaringan aspirasinya sekarang lebih terbuka. Pake acara nyontreng surat suara segala. Anak-anak BEM dan Himpunan Mahasiswa adalah golongan yang hitungannya paling vocal. Mereka malah dengan mantapnya bikin kontrak politik segala untuk ditandatangani oleh para calon dekan tersebut. Di satu sisi, baguslah, para mahasiswa mulai sadar dan berani mengeluakan aspirasi mereka. Tapi di sisi lain, pas baca kontrak politiknya, yaaa… setengah berasa gemes juga sihhhhh… I mean, COME ON! Be a little more realistic deeeehhh… Minta pengadaan 40 unit komputer dalam jangka waktu 3 tahun? Komentar dosen-dosen yang baca rata-rata senada: “Mau ditaruh dimanaaaaa???”. Anyway, pemilihannya udah berlalu. Pemenangnya udah ketahuan siapa. Sekarang tinggal menunggu, bagaimana sikap sang pemenang dan para yang belum menang menghadapi hasil pemilihan dekan ini? Biarlah waktu yang menjawabnya *berasa geli sendiri ga sih membaca kalimat barusan? So not me deh gaya bahasanya*

(4) Seputar Saya dan TV

Lagi berpikir gimana caranya membujuk Mama dan Abah untuk berhenti langganan layanan TV kabel yang kami pake sekarang, dan menggantinya dengan layanan dari penyedia lain. Pertama, mereka menghilangkan AXN dan HBO. Sungguh menyebalkan. Beberapa minggu kemudian, giliran National Geographic dan Discovery Channel yang raib. DDDOOOOOOHHHHH!!! Dan Mama-Abah masih setia mempertahankan layanan ini dengan satu alasan yang membuat saya setengah miris sepertiga ga ngerti: “kasian sama orang yang tukang tagihnya…”. Oh Mama, betapa baik hatinya dirimu… Tapi tetep aja: KAN GA ADA LAGI YANG BISA DITONTON!!! Mau nonton TV Indonesia? Isinya sinetron mulu. Apalagi S*T*. Sampai saya matiin TV jam 2 dini hari *I am a night person*, tetep aja yang muncul bolak-balik artis-artis sinetron dengan ekspresi yang lebay tralala. Akibatnya saya sekarang kalo liat Shireen Sungkar bawaannya pengen ngelempar dia pake batu bata. Padahal saya tahu kok, kan dia ga salah apa-apa, selain iseng jadi penyanyi padahal ga bisa nyanyi. *dengan ngeri membayangkan Shireen menyanyi: “Kamu kamu kamu lagi… Apa sih, maumu, kerjaanmu mengganggu…"*.

That’s it for now… I’ll be back *soon, I hope :D* !!

2 komentar:

  1. sinetron sekarang bener-bener ga ada logikanya deh mba... musiman lagi... makanya juaraang banget nonton TV (selain di kost ga punya tipi :D ). perasaan dulu waktu zaman SD, sinetronnya oke-oke aja deh (apa karna dulu ga ngerti ya? ahahaha...).

    BalasHapus
  2. ami sayang, aku juga pasti buanggaaaa buanget deh kalau sempat orang yang meneleponku saat aku sedang sikat gigi sampe keselek iler tambah odol jadi mentri. sumpah! bisa membayangkan betapa bangganya dirimu...

    eh, bocoran dong, tv kabel apa sih yang bikin kamu bete? soalnya aku tuh paling doyan AXN dan sedang merencanakan pasang tv berbayar kembali. kan gak keren kalau ternyata provider-nya bikin bete juga. manusia nggak akan terperosok ke dalam lobang yang sama yang telah memerosokkan keledai, kan? *dududuuu..*

    BalasHapus

Minggu, 08 November 2009

Random Things (2)

Another unproductive month for me, in terms of updating this blog. Jadi, marrreeee… Kita rapel apa saja yang sebenarnya pengen saya cuap-cuapkan selama ini.

(1) Pak Hatta Jadi Menteri

Bulan kemaren, perhatian sebagian besar rakyat Indonesia tertuju pada berita siapa saja yang dipanggil ke Cikeas. Mengutip istilah salah satu reporter TV (kalo ga salah dari TV One deh), salah satu nama yang kurang familiar bagi orang adalah Prof. Dr. Ir. H. Gt. Muh. Hatta. Iya, kalo orang lain mungkin ga familiar. Tapi bagi kami orang banua *duh, istilahnya :D*, apalagi yang merasa sebagai civitas akademika Unlam, justru merasa paling kenal sama Pak Pembantu Rektor I Unlam ini. Saya sih tidak begitu kenal secara pribadi dengan Pak Hatta. Yang lebih kenal malah Abah nya saya. Secara waktu kuliah dulu, kamar mereka sebelahan di asrama mahasiswa. Kata Abah sih, Pak Hatta itu dulu salah satu qori terkenal di kalangan mahasiswa. Dan dia yang dengan baik hatinya mengurus proses wisuda Abah. Jadilah kami di rumah memandangi layar TV yang menampilkan wajah ramahnya Pak Hatta. Dan saya jadi ingat kejadian 3-4 tahun yang lalu, waktu saya ditelfon beliau. Bukannya apa-apa. Waktu itu, beliau menelfon saya lewat HP saya untuk mengabari bahwa saya bertugas mengawasi tes PMDK Unlam di Kandangan. Masalahnya, waktu menerima telfon itu, saya sedang… gosok gigi… Jadilah saya menjawab telfon itu dengan mulut yang penuh busa sambil agak keselek odol dikit.

Anyway, selamat buat Pak Hatta. Salut! Mudah-mudahan bisa mengemban amanah untuk ngurus lingkungan hidup di Indonesia, sekaligus ikut berpartisipasi in global environmental movement and protection! Not an easy job, huh? But we wish you all the best of luck…

(2) Kopi Darat

Sebelumnya sih memang udah pernah ketemu dengan ibu dokter yang satu ini. Tapi dalam kondisi saya yang setres tralala gara-gara proyek PBI itu. Kemudian interaksi berlanjut melalui celaan-celaan komentar-komentar virtual. Akhirnya, setelah beberapa kali penundaan, saya berhasil nongol di kantornya yang cuma berjarak sepadang rumput ilalang dari kantor saya. Dan dengan penuh integritas sebagai tamu penting, saya minta cemilan dan teh kotak. Sayangnya mahluk sok seksi yang satunya lagi ga ada di tempat, karena mesti kembali ke kampusnya untuk menyambut masa-masa menulis tesis. Kapan-kapan maen kesana lagi aaaahhhh… :D

(3) Pildek

Yang adalah singkatan dari Pemilihan Dekan. Periode lalu, secara calon yang memenuhi syarat untuk jadi dekan ya cuma satu orang *yang saat itu tengah menjabat sebagai dekan*, ya berlalu begitu saja. Tapi untuk tahun ini, ada 4 calon yang maju. Dan mantepnya nih, dari keempat calon tersebut, TIGA orang calon berasal dari program studinya saya. Canggih ga tuh??? Dan proses pildek kali ini lengkap dengan acara kampanye segala. Not bad, sebagai langkah awal menciptakan suasana yang lebih demokratis di kampus. Apalagi proses penjaringan aspirasinya sekarang lebih terbuka. Pake acara nyontreng surat suara segala. Anak-anak BEM dan Himpunan Mahasiswa adalah golongan yang hitungannya paling vocal. Mereka malah dengan mantapnya bikin kontrak politik segala untuk ditandatangani oleh para calon dekan tersebut. Di satu sisi, baguslah, para mahasiswa mulai sadar dan berani mengeluakan aspirasi mereka. Tapi di sisi lain, pas baca kontrak politiknya, yaaa… setengah berasa gemes juga sihhhhh… I mean, COME ON! Be a little more realistic deeeehhh… Minta pengadaan 40 unit komputer dalam jangka waktu 3 tahun? Komentar dosen-dosen yang baca rata-rata senada: “Mau ditaruh dimanaaaaa???”. Anyway, pemilihannya udah berlalu. Pemenangnya udah ketahuan siapa. Sekarang tinggal menunggu, bagaimana sikap sang pemenang dan para yang belum menang menghadapi hasil pemilihan dekan ini? Biarlah waktu yang menjawabnya *berasa geli sendiri ga sih membaca kalimat barusan? So not me deh gaya bahasanya*

(4) Seputar Saya dan TV

Lagi berpikir gimana caranya membujuk Mama dan Abah untuk berhenti langganan layanan TV kabel yang kami pake sekarang, dan menggantinya dengan layanan dari penyedia lain. Pertama, mereka menghilangkan AXN dan HBO. Sungguh menyebalkan. Beberapa minggu kemudian, giliran National Geographic dan Discovery Channel yang raib. DDDOOOOOOHHHHH!!! Dan Mama-Abah masih setia mempertahankan layanan ini dengan satu alasan yang membuat saya setengah miris sepertiga ga ngerti: “kasian sama orang yang tukang tagihnya…”. Oh Mama, betapa baik hatinya dirimu… Tapi tetep aja: KAN GA ADA LAGI YANG BISA DITONTON!!! Mau nonton TV Indonesia? Isinya sinetron mulu. Apalagi S*T*. Sampai saya matiin TV jam 2 dini hari *I am a night person*, tetep aja yang muncul bolak-balik artis-artis sinetron dengan ekspresi yang lebay tralala. Akibatnya saya sekarang kalo liat Shireen Sungkar bawaannya pengen ngelempar dia pake batu bata. Padahal saya tahu kok, kan dia ga salah apa-apa, selain iseng jadi penyanyi padahal ga bisa nyanyi. *dengan ngeri membayangkan Shireen menyanyi: “Kamu kamu kamu lagi… Apa sih, maumu, kerjaanmu mengganggu…"*.

That’s it for now… I’ll be back *soon, I hope :D* !!

2 komentar:

  1. sinetron sekarang bener-bener ga ada logikanya deh mba... musiman lagi... makanya juaraang banget nonton TV (selain di kost ga punya tipi :D ). perasaan dulu waktu zaman SD, sinetronnya oke-oke aja deh (apa karna dulu ga ngerti ya? ahahaha...).

    BalasHapus
  2. ami sayang, aku juga pasti buanggaaaa buanget deh kalau sempat orang yang meneleponku saat aku sedang sikat gigi sampe keselek iler tambah odol jadi mentri. sumpah! bisa membayangkan betapa bangganya dirimu...

    eh, bocoran dong, tv kabel apa sih yang bikin kamu bete? soalnya aku tuh paling doyan AXN dan sedang merencanakan pasang tv berbayar kembali. kan gak keren kalau ternyata provider-nya bikin bete juga. manusia nggak akan terperosok ke dalam lobang yang sama yang telah memerosokkan keledai, kan? *dududuuu..*

    BalasHapus