Selasa, 29 September 2009

Lebarannya Saya dan Pasca Lebarannya

Gimana, gimana Lebarannya sodara-sodara?? Doh, udah lewat seminggu sih.. Tapi, mohon maaf lahir dan batin yak! Secara aku nyadar diri, dengan kelakuan yang begini adanya, itu dosa yang nyadar aja numpuk, apalagi yang kagak nyadar… Jadi, seriously, I do apologize for everything. Seperti kata Mas-mas di pom bensin, “dimulai dari nol ya…”.

Tahun lalu Lebaran di negaranya Kevin Rudd, tahun ini udah kembali ke Banjarmasin tercinta.

Nyaris sama dengan kejadian rutin yang dialami ribuan rakyat Indonesia yang menyandarkan kehidupan sehari-harinya pada asisten rumah tangga, menjelang Lebaran saya selain kerja sebagai dosen *a fact that a lil’ bit unbelieveable for people who knows me*, juga nyambi jadi kuli rumah tangga, secara si Mbak memutuskan untuk menghilang dari kehidupan seharai-hari rumah tangga kami. Tidak sekedar mudik sodara-sodara, si mbak ini memutuskan untuk pensiun dini dari profesinya di rumah kami. Demi suatu pilihan yang menurut dia lebih baik: bantuin bibinya yang dagang ayam di pasar untuk nyabutin bulu ayam. What a choice.

Hari terakhir puasa, penghuni rumah bertambah *sementara* dengan kehadiran adik tercinta saya *dan tolong, kata-kata ‘tercinta’ itu bisa berarti macam-macam*. Secara dia adalah contoh perantau di kota Jakarta yang gampang banget nyari makanan enak, dia memproklamirkan diri menjadi seksi konsumsi di rumah kami dalam rangka Lebaran. Tuduhan sinisnya pada saya bahwa saya bersemangat menyambut kedatangannya hanya demi kue Lebaran, tentu saja diakui kebenarannya dengan penuh kesadaran oleh diriku yang jujur ini. Dan mungkin, di balik sikap keibuannya, Mama pun sepertinya diam-diam lebih memilih kue-kue yang dibawa oleh Ita dibanding kue yang dengan bangganya daku bawa pulang dari Martapura. Ya iyalah, aku bawa pulang kue lapis legit kukus cap Haji Enong, si Ita bawanya Opera Cake dalam kotak berlabelkan “Harvest”. Gimana ga njomplang? Heuheueheue… Masih menyangkut urusan dapur, dengan bangga saya umumkan bahwa Lebaran kali ini saya bener-bener MEMASAK. Suatu hal yang menjadi terobosan besar bagi saya, secara biasanya hubungan paling mesra antara saya dan dapur cuma berkutat di sekitar urusan cuci piring di dapur. Tahun lalu memang saya bela-belain bikin wadai Ipau, tapi itu kan dalam kondisi dan situasi yang cukup memaksa saya untuk melakukannyaaaaa… Jadi di hari terakhir Lebaran itu saya menghabiskan berjam-jam penuh perjuangan di dapur untuk bikin macaroni panggang dan pudding. Keren. Canggih ya saya? Mama yang sempat terpana dengan kejeniusan mendadak saya lalu menambahkan tugas untuk membuat agar-agar coklat. Cuma pake bubuk instan doang sih, yang tinggal tambah air, dimasak sampe mendidih, udah. Dan saya pun sukses. Untuk menggosongkan agar-agar coklat itu. Iya sodara-sodara, agar-agar, “kue” paling gampang segalaksi Bima Sakti ini, dan saya masih aja gosong bikinnya. Betapa terpukulnya diri saya. Mama lebih terpukul lagi, memandangi pancinya yang gosong berkerak hitam. Eh, tapi pudding yang bikinan saya lumayan sukses kooooookkk… seriusan. Makaroni panggangnya juga lumayan. Lumayan bener bentuknya. Rasanya lumayan kurang asin, jadi mesti dimakan pake saos tomat biar ada rasanya.

Lebarannya sendiri, pas hari-H tuh ya… Sempet diwarnai dengan insiden Mama yang nyaris ketinggalan mukena pas udah jalan 50 meter dari rumah. Dan seperti biasa, hari H lebaran ini adalah saatnya dimana keluarga dari pihak Abah bermunculan. Sama sepupu-sepupu dan kerabatnya Mama. The bottom line is, di hari itu kami harus mencuci gelas dengan jumlah yang setara dengan jumlah kumulatif gelas yang kami pake selama 2 minggu pada hari-hari biasa. Menurut estimasi Yana, total tamu yang datang dalam 5 gelombang itu sekitar 60an orang kali ya…

Setelah Lebaran, kan masih ada tuh cuti bersama, dan setengah sengaja setengah tidak sengaja, saya menambah jatah cuti bersama itu dengan bolos mandiri. Hari Kamis memang saya males dateng ke kampus, sementara di hari Jum’at, saya baru nyadar bahwa saya ada jadwal ngajar jam 8 pagi pada saat saya lagi ngejemur cucian pada jam 07.55. Apa mau dikate… Besoknya, saya dengan manisnya nyengir waktu ngelewatin Gedung Serba Gunanya Unlam, dimana para Civitas Akademika Unlam lagi pada bersama-sama merayakan Dies Natalis Unlam ke-61, sementara saya jalan-jalan sekeluarga.

Apa saja yang saya lakukan dalam rangka berkegiatan di libur cuti bersama *plus bolos mandiri* tersebut? Salah satunya: nonton infotainment dwwooooongggg… Termasuk mencermati *dan tentu saja, mengomentari* kegiatan adik kita Chinchah Lowrah yang diliput saat membuat kue Lebaran khas keluarganya dia. Kue Lebaran dengan nama yang sungguh keren: “Banana and Carrot Cake”, yang begitu jadi tampilannya ga ada bedanya sama kue bolu biasa. Salah satu statement yang agak menohok perasaan saya yang halus ini, waktu Dek Chinchah ngomong: “Aku biasanya ga begitu suka ya, cake dan cookies yang suka ada waktu Lebaran itu, karena too much sugar, nyaris ga natural sama sekali, itu kan sangat tidak healthy”. FYI, saya menonton dia ngomong begitu setelah baru saja menghabiskan 2 potong Opera Cake, 3 potong black forest cake, secangkir Nescafe 3in1 Original, dan sedang memeluk mesra setoples Kaastengels.

Anyway, sekali lagi, Selamat Lebaran semuanyaaaa…

Semoga Lebaran kali ini ga cuma berarti Ramadhan sudah berakhir, tapi juga awal bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik… AMIIIIINNNN!!!

2 komentar:

  1. amiiiii!!! dasar! gembul amat siiiyyy... pake acara tersinggung lagi sama adinda chinca lawrah yang sekseh semlohay. hihi...

    selamat lebaran juga, amiii... jadilah anak mami yang baik, yaaa...

    BalasHapus
  2. Slamat Idul Fitri juga mba amiii... berelaan mba laaah.... ^^

    BalasHapus

Selasa, 29 September 2009

Lebarannya Saya dan Pasca Lebarannya

Gimana, gimana Lebarannya sodara-sodara?? Doh, udah lewat seminggu sih.. Tapi, mohon maaf lahir dan batin yak! Secara aku nyadar diri, dengan kelakuan yang begini adanya, itu dosa yang nyadar aja numpuk, apalagi yang kagak nyadar… Jadi, seriously, I do apologize for everything. Seperti kata Mas-mas di pom bensin, “dimulai dari nol ya…”.

Tahun lalu Lebaran di negaranya Kevin Rudd, tahun ini udah kembali ke Banjarmasin tercinta.

Nyaris sama dengan kejadian rutin yang dialami ribuan rakyat Indonesia yang menyandarkan kehidupan sehari-harinya pada asisten rumah tangga, menjelang Lebaran saya selain kerja sebagai dosen *a fact that a lil’ bit unbelieveable for people who knows me*, juga nyambi jadi kuli rumah tangga, secara si Mbak memutuskan untuk menghilang dari kehidupan seharai-hari rumah tangga kami. Tidak sekedar mudik sodara-sodara, si mbak ini memutuskan untuk pensiun dini dari profesinya di rumah kami. Demi suatu pilihan yang menurut dia lebih baik: bantuin bibinya yang dagang ayam di pasar untuk nyabutin bulu ayam. What a choice.

Hari terakhir puasa, penghuni rumah bertambah *sementara* dengan kehadiran adik tercinta saya *dan tolong, kata-kata ‘tercinta’ itu bisa berarti macam-macam*. Secara dia adalah contoh perantau di kota Jakarta yang gampang banget nyari makanan enak, dia memproklamirkan diri menjadi seksi konsumsi di rumah kami dalam rangka Lebaran. Tuduhan sinisnya pada saya bahwa saya bersemangat menyambut kedatangannya hanya demi kue Lebaran, tentu saja diakui kebenarannya dengan penuh kesadaran oleh diriku yang jujur ini. Dan mungkin, di balik sikap keibuannya, Mama pun sepertinya diam-diam lebih memilih kue-kue yang dibawa oleh Ita dibanding kue yang dengan bangganya daku bawa pulang dari Martapura. Ya iyalah, aku bawa pulang kue lapis legit kukus cap Haji Enong, si Ita bawanya Opera Cake dalam kotak berlabelkan “Harvest”. Gimana ga njomplang? Heuheueheue… Masih menyangkut urusan dapur, dengan bangga saya umumkan bahwa Lebaran kali ini saya bener-bener MEMASAK. Suatu hal yang menjadi terobosan besar bagi saya, secara biasanya hubungan paling mesra antara saya dan dapur cuma berkutat di sekitar urusan cuci piring di dapur. Tahun lalu memang saya bela-belain bikin wadai Ipau, tapi itu kan dalam kondisi dan situasi yang cukup memaksa saya untuk melakukannyaaaaa… Jadi di hari terakhir Lebaran itu saya menghabiskan berjam-jam penuh perjuangan di dapur untuk bikin macaroni panggang dan pudding. Keren. Canggih ya saya? Mama yang sempat terpana dengan kejeniusan mendadak saya lalu menambahkan tugas untuk membuat agar-agar coklat. Cuma pake bubuk instan doang sih, yang tinggal tambah air, dimasak sampe mendidih, udah. Dan saya pun sukses. Untuk menggosongkan agar-agar coklat itu. Iya sodara-sodara, agar-agar, “kue” paling gampang segalaksi Bima Sakti ini, dan saya masih aja gosong bikinnya. Betapa terpukulnya diri saya. Mama lebih terpukul lagi, memandangi pancinya yang gosong berkerak hitam. Eh, tapi pudding yang bikinan saya lumayan sukses kooooookkk… seriusan. Makaroni panggangnya juga lumayan. Lumayan bener bentuknya. Rasanya lumayan kurang asin, jadi mesti dimakan pake saos tomat biar ada rasanya.

Lebarannya sendiri, pas hari-H tuh ya… Sempet diwarnai dengan insiden Mama yang nyaris ketinggalan mukena pas udah jalan 50 meter dari rumah. Dan seperti biasa, hari H lebaran ini adalah saatnya dimana keluarga dari pihak Abah bermunculan. Sama sepupu-sepupu dan kerabatnya Mama. The bottom line is, di hari itu kami harus mencuci gelas dengan jumlah yang setara dengan jumlah kumulatif gelas yang kami pake selama 2 minggu pada hari-hari biasa. Menurut estimasi Yana, total tamu yang datang dalam 5 gelombang itu sekitar 60an orang kali ya…

Setelah Lebaran, kan masih ada tuh cuti bersama, dan setengah sengaja setengah tidak sengaja, saya menambah jatah cuti bersama itu dengan bolos mandiri. Hari Kamis memang saya males dateng ke kampus, sementara di hari Jum’at, saya baru nyadar bahwa saya ada jadwal ngajar jam 8 pagi pada saat saya lagi ngejemur cucian pada jam 07.55. Apa mau dikate… Besoknya, saya dengan manisnya nyengir waktu ngelewatin Gedung Serba Gunanya Unlam, dimana para Civitas Akademika Unlam lagi pada bersama-sama merayakan Dies Natalis Unlam ke-61, sementara saya jalan-jalan sekeluarga.

Apa saja yang saya lakukan dalam rangka berkegiatan di libur cuti bersama *plus bolos mandiri* tersebut? Salah satunya: nonton infotainment dwwooooongggg… Termasuk mencermati *dan tentu saja, mengomentari* kegiatan adik kita Chinchah Lowrah yang diliput saat membuat kue Lebaran khas keluarganya dia. Kue Lebaran dengan nama yang sungguh keren: “Banana and Carrot Cake”, yang begitu jadi tampilannya ga ada bedanya sama kue bolu biasa. Salah satu statement yang agak menohok perasaan saya yang halus ini, waktu Dek Chinchah ngomong: “Aku biasanya ga begitu suka ya, cake dan cookies yang suka ada waktu Lebaran itu, karena too much sugar, nyaris ga natural sama sekali, itu kan sangat tidak healthy”. FYI, saya menonton dia ngomong begitu setelah baru saja menghabiskan 2 potong Opera Cake, 3 potong black forest cake, secangkir Nescafe 3in1 Original, dan sedang memeluk mesra setoples Kaastengels.

Anyway, sekali lagi, Selamat Lebaran semuanyaaaa…

Semoga Lebaran kali ini ga cuma berarti Ramadhan sudah berakhir, tapi juga awal bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik… AMIIIIINNNN!!!

2 komentar:

  1. amiiiii!!! dasar! gembul amat siiiyyy... pake acara tersinggung lagi sama adinda chinca lawrah yang sekseh semlohay. hihi...

    selamat lebaran juga, amiii... jadilah anak mami yang baik, yaaa...

    BalasHapus
  2. Slamat Idul Fitri juga mba amiii... berelaan mba laaah.... ^^

    BalasHapus