Jumat, 19 Februari 2010

Menyentuh Hati Para Perokok

Banyak misteri dunia yang sulit terpecahkan, dimana bagi saya, salah satunya adalah kenapa rokok, dengan segala atribut negative yang ada padanya, masih saja dicandui banyak orang. Dan statusnya masih aja legal.
Oke, masalah legal ga legal ini, mungkin masih rada rancu ya, karena sebetulnya kalo ga salah sudah ada Perda mengenai larangan merokok di tempat umum di beberapa daerah. Tapi bagi saya pemerintah sendiri sifatnya masih mendua dalam hal larang melarang rokok ini. Mau dibilang merestui dengan sepenuh hati, ya buktinya ada Perda itu. Mau dibilang melarang juga, kalau saya bilang sih pendekatannya belum pas aja.

Kalau dilihat-lihat lagi, kenapa masih banyak orang yang merokok, mungkin salah satu alasan para perokok itu adalah karena merokok juga merupakan hak mereka. Walaupun sebetulnya adalah hak lebih banyak orang lagi untuk bisa menikmati udara segar tanpa asap rokok. Apalagi sebagian besar orang berat banget untuk dengan gagah berani menanggalkan status perokok karena sudah bermesraan dengan rokok untuk jangka waktu yang duhai sebegitu lamanya. In a simpler word, it’s a matter of habit. Susah deh kalo udah berurusan dengan masalah kebiasaan. Untuk bisa membuat orang mengubah kebiasaan, sebenernya udah masuk ke urusan hati, sampai mana seseorang sebegitu tergugahnya untuk bisa mengubah kebiasaannya. Hanya sekedar melarang orang merokok sepertinya masih tidak menjanjikan untuk mengurangi jumlah perokok secara signifikan. Himbauan dengan bahasa yang tepat sepertinya akan jauh lebih mengena. Dan itu yang belum dilakukan pemerintah kita.

Coba deh, siapa sih yang sempat membaca tulisan himbauan pemerintah mengenai bahaya merokok yang muncul selama 2/3 detik setelah iklan rokok ditayangkan di TV? Ada ga sih orang yang tertarik membaca tulisan kecil-kecil ala kadarnya di bungkus rokok? Himbauan pemerintah yang terkesan “asal ada” itu jelas banget kebanting sama iklan rokok. Iklan rokok, walaupun tidak pernah menampilkan rokok sedikit pun, menanamkan kesan yang kuat. Entah menjual imej status, mengusung tema humor yang melekat di hati, sampai tag line yang menarik hati. Pernah ga sih liat iklan himbauan pemerintah yang bisa menyentuh hati? Atau setidaknya membuat kita betul-betul menaruh perhatian pada iklan itu? Kalau pernah, tolong beri tahu saya, for I’ve never seen one.

Saya pernah berkesempatan ke luar negeri beberapa waktu yang lalu, dan ada satu iklan TV yang sampai sekarang masih sangat terekam di benak saya. Iklan itu dimulai dengan menampilkan seorang anak kecil berusia sekitar 3-4 tahun yang awalnya sedang berjalan bergandengan tangan dengan orang tuanya di tengah keramaian. Entah kenapa, anak itu terlepas dari orang tuanya, dan berdiri sendirian, di antara orang-orang yang berseliweran. Wajah sang anak ditampilkan untuk menunjukkan perubahan ekspresinya, mulai dari kaget, kebingungan karena tiba-tiba sendirian, sampai akhirnya dia mulai menangis tersedu-sedu. Sementara si anak menangis, kamera di zoom out, menunjukkan betapa anak itu sendirian di tengah orang banyak. Layar kemudian berganti warna menjadi warna hitam dengan tulisan ini *kalau tidak salah ingat ya*: “That’s how your child feels when he lost you for five minutes”, disusul tulisan “Imagine how he would feel if he lost you forever”. Baru muncul himbauan : “Smoking kills”.
Buat saya, iklan itu ngena banget. Kalau cuma diingatkan soal bahaya merokok pada diri sendiri, mungkin para perokok bisa ngeyel dengan berkata bahwa mereka siap kok menangggung sendiri resikonya. Tapi kalau dihadapkan pada fakta bahwa orang-orang yang mereka cintai juga harus menanggung resiko, I’m sure that smokers would have a second thought.

Sebenernya sih bukan hanya tanggung jawab pemerintah untuk bisa membuat iklan himbauan yang bisa menyentuh semacam ini. Sudah banyak kan LSM yang juga concern dengan masalah rokok? Dan saya yakin, banyak anak muda Indonesia yang kreatif, bisa meramu dan mengembangkan konsep iklan yang membuat para perokok kembali mempertimbangkan pilihan hidup mereka sebagai perokok. Lha, wong iklan-iklan yang bertebaran di TV Indonesia banyak yang keren-keren kok. JAdi wahai para pembuat iklan, mari menyentuh hati para perokok!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 19 Februari 2010

Menyentuh Hati Para Perokok

Banyak misteri dunia yang sulit terpecahkan, dimana bagi saya, salah satunya adalah kenapa rokok, dengan segala atribut negative yang ada padanya, masih saja dicandui banyak orang. Dan statusnya masih aja legal.
Oke, masalah legal ga legal ini, mungkin masih rada rancu ya, karena sebetulnya kalo ga salah sudah ada Perda mengenai larangan merokok di tempat umum di beberapa daerah. Tapi bagi saya pemerintah sendiri sifatnya masih mendua dalam hal larang melarang rokok ini. Mau dibilang merestui dengan sepenuh hati, ya buktinya ada Perda itu. Mau dibilang melarang juga, kalau saya bilang sih pendekatannya belum pas aja.

Kalau dilihat-lihat lagi, kenapa masih banyak orang yang merokok, mungkin salah satu alasan para perokok itu adalah karena merokok juga merupakan hak mereka. Walaupun sebetulnya adalah hak lebih banyak orang lagi untuk bisa menikmati udara segar tanpa asap rokok. Apalagi sebagian besar orang berat banget untuk dengan gagah berani menanggalkan status perokok karena sudah bermesraan dengan rokok untuk jangka waktu yang duhai sebegitu lamanya. In a simpler word, it’s a matter of habit. Susah deh kalo udah berurusan dengan masalah kebiasaan. Untuk bisa membuat orang mengubah kebiasaan, sebenernya udah masuk ke urusan hati, sampai mana seseorang sebegitu tergugahnya untuk bisa mengubah kebiasaannya. Hanya sekedar melarang orang merokok sepertinya masih tidak menjanjikan untuk mengurangi jumlah perokok secara signifikan. Himbauan dengan bahasa yang tepat sepertinya akan jauh lebih mengena. Dan itu yang belum dilakukan pemerintah kita.

Coba deh, siapa sih yang sempat membaca tulisan himbauan pemerintah mengenai bahaya merokok yang muncul selama 2/3 detik setelah iklan rokok ditayangkan di TV? Ada ga sih orang yang tertarik membaca tulisan kecil-kecil ala kadarnya di bungkus rokok? Himbauan pemerintah yang terkesan “asal ada” itu jelas banget kebanting sama iklan rokok. Iklan rokok, walaupun tidak pernah menampilkan rokok sedikit pun, menanamkan kesan yang kuat. Entah menjual imej status, mengusung tema humor yang melekat di hati, sampai tag line yang menarik hati. Pernah ga sih liat iklan himbauan pemerintah yang bisa menyentuh hati? Atau setidaknya membuat kita betul-betul menaruh perhatian pada iklan itu? Kalau pernah, tolong beri tahu saya, for I’ve never seen one.

Saya pernah berkesempatan ke luar negeri beberapa waktu yang lalu, dan ada satu iklan TV yang sampai sekarang masih sangat terekam di benak saya. Iklan itu dimulai dengan menampilkan seorang anak kecil berusia sekitar 3-4 tahun yang awalnya sedang berjalan bergandengan tangan dengan orang tuanya di tengah keramaian. Entah kenapa, anak itu terlepas dari orang tuanya, dan berdiri sendirian, di antara orang-orang yang berseliweran. Wajah sang anak ditampilkan untuk menunjukkan perubahan ekspresinya, mulai dari kaget, kebingungan karena tiba-tiba sendirian, sampai akhirnya dia mulai menangis tersedu-sedu. Sementara si anak menangis, kamera di zoom out, menunjukkan betapa anak itu sendirian di tengah orang banyak. Layar kemudian berganti warna menjadi warna hitam dengan tulisan ini *kalau tidak salah ingat ya*: “That’s how your child feels when he lost you for five minutes”, disusul tulisan “Imagine how he would feel if he lost you forever”. Baru muncul himbauan : “Smoking kills”.
Buat saya, iklan itu ngena banget. Kalau cuma diingatkan soal bahaya merokok pada diri sendiri, mungkin para perokok bisa ngeyel dengan berkata bahwa mereka siap kok menangggung sendiri resikonya. Tapi kalau dihadapkan pada fakta bahwa orang-orang yang mereka cintai juga harus menanggung resiko, I’m sure that smokers would have a second thought.

Sebenernya sih bukan hanya tanggung jawab pemerintah untuk bisa membuat iklan himbauan yang bisa menyentuh semacam ini. Sudah banyak kan LSM yang juga concern dengan masalah rokok? Dan saya yakin, banyak anak muda Indonesia yang kreatif, bisa meramu dan mengembangkan konsep iklan yang membuat para perokok kembali mempertimbangkan pilihan hidup mereka sebagai perokok. Lha, wong iklan-iklan yang bertebaran di TV Indonesia banyak yang keren-keren kok. JAdi wahai para pembuat iklan, mari menyentuh hati para perokok!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar