Rabu, 14 April 2010

My Personal Projects

Saya lagi punya proyek pribadi. JADOJC, yang sudah rampung, dan ILYILYN.
Singkatan di atas aneh ya? JADOJC, ILYLIYN. Apa sih dua kata aneh itu? They’re titles of my stories…

Sekitar sebulan yang lalu saya memulai proyek kecil-kecilan ini, membuat cerita bersambung, waktu itu saya udah posting soal itu disini. Nah, saking ga ada inspirasinya soal judul, saya buatlah judul seadanya: “Jika Acha dan Ozy Jatuh Cinta”, yang pada akhirnya disingkat jadi JADOJC.

Waktu itu, yang saya tahu adalah saya betul-betul menikmati menulis cerita itu. Apalagi saya bisa sambil cengengesan sendiri membayangkan adek-adek IC itu berperan dalam cerita saya.

Well, what I didn’t know was… the story went further that I’ve ever expected. In terms of people’s response, I mean.

Sebenarnya komentar-komentar di fansite saja sudah betul-betul menyemangati saya dengan pujian-pujian mereka. Tapi saya sangat tergelitik dengan komentar dari Nanda, yang meng-kopas cerita ini di Notes dia di Facebook. Dia bilang Notes dia udah full-tag, dan masih banyak yang (memaksa) minta di-tag.
Dengan penasaran, malam itu saya add dia di Facebook. Besoknya, dia approve. Dan saya lalu iseng ngecek akun dia, di kantor. Kesalahan besar. Karena saya jadi pengen nangis.

Komentar-komentar di Notes itu semua menyatakan betapa teman-teman Nanda sangat menyukai cerita ini. Dan Nanda ternyata tidak bohong waktu dia bilang banyak yang minta di-tag. Wall Nanda sampai penuh bukan dengan post yang isinya tentang Nanda sendiri, tapi dengan pertanyaan orang-orang mengenai JADOJC ini. Saya terharu melihat antusiasme mereka, apalagi waktu membaca komentar seseorang yang sampai mau mencari alamat imel RCTI untuk menyarankan agar Notes saya ini dijadiin sinetron. Halah. Tapi saya seneeeeng banget.


Sebelumnya saya hanya menggunakan nama pena saya: justami sebagai identitas penulis. Lama kelamaan, akhirnya saya me-reveal nama asli dan akun Facebook saya pada temen-temen fesbuknya Nanda. Dan tiba-tiba aja, banyaaaak sekali adek-adek yang meng-add saya. Gampang sekali bagi saya untuk mengenali bahwa mereka adalah pembaca JADOJC. Karena nama-nama mereka ditulis dengan gaya ABG, dan mereka tidak malu-malu untukmencantumkan identitas mereka sebagai Freenzy (fansnya Ozy), RISE (fansnya Rio) atau GFC (Gabriel fans Club).
Ketika akhirnya saya menamatkan cerita ini di Part 28, rasanya campur aduk. Seneng, lega, tapi juga sedih karena harus berpisah dengan cerita ini. Beberapa komentar di Facebook malah menyuruh saya untuk melanjutkan cerita ini. DOH. Emangnya sinetron striping??? Di fansite sendiri, jumlah komentar yang masuk memecahkan rekor…Huahahaha… Oh iya, saya udah pernah bilang kan bahwa sebenernya inspirasi utama dari cerita JADOJC ini adalah adek kecil yang senyumnya bagaikan malaikat ini?
OZY!

Jadi waktu Ozy tinggal kelas di Lima Besar, saya nangis darah sambil garuk-garuk tanah sampai sedalam 5 kilometer. Ga mood sampe berhari-hari. Posting cerita ogah-ogahan. Tapi justru karena rasa kehilangan yang amat sangat itu, saya jadi terinspirasi u
ntuk menulis satu cerita pendek. Jadilah cerita “Acha dan Sang Burung Kenari Kuning”. Saya posting deh cerpen itu di fansite. Ternyata, komentar yang masuk juga cukup mengagetkan saya. Rata-rata mengatakan cerpen saya itu sangat menyentuh. Mungkin karena terbawa perasaan kecewa juga kali ya karena Ozy tinggal kelas..hehehe… seperti biasa, humasnya saya di FB, si Nanda, memposting cerita ini di Notes-nya dia. Dan jumlah komentar yang masuk menyentuh angka 50an lebih.

Yang pasti, saya merasa menemukan banyak hal baru selama saya mengerjakan proyek ini.

After so long, I finally find that I really have the passion for writing.
Rasanya seneng banget pas tau bahwa yang saya tulis bisa menghibur mereka. It’s just so nice setiap kali ada post baru di wall saya
yang mengatakan that they love my story, dan menyemangati saya untuk menulis lagi.


PADAHAL lho yaa… saya bukan tipe pembaca TeenLit. SERIUS. Dunia remaja yang warna-warni seperti permen lolipop itu sepertinya sudah terlalu jauh dari dunia saya. Makanya, kalau saya baca sendiri JADOJC itu, saya suka garuk-garuk kepala sendiri. Kok bisaaaa saya nulis hal-hal kayak gini… Saya sampai geleng-geleng kepala sendiri. Karena menurut saya, JADOJC itu betul-betul, well, bukan tipe cerita yang saya suka. Penokohan karakternya kurang kuat. Pemilihan kata yang suka rada lebay. Adegan romantis ala drama Korea. Saya sampai suka heran sendiri, apa sih yang mereka suka dari cerita saya itu?
Enihooooowww… Tetep aja saya seneng kalau adek-adek saya itu pada suka.
Makanya salah satu alasan saya punya Twitter kemaren adalah karena saya menemukan bahwa JADOJC beberapa kali dibahas di Twit. HAHAHAHA… Ada yang ngetwit gini: “Mungkin Mbak Ami punya Twit? Mau minta lanjutin JADOJC”.


Memang sih, penulisan cerita ini membuat beberapa perubahan yang cukup signifikan dalam hidup saya. Saya jadi kurang konsen ke kerjaan saya. Sebagai contoh, berkas usulan kenaikan pangkat saya sampai tertunda 4 mingguan. Belum lagi koreksian mid itu. Masih untung tugas artikel mahasiswa itu berhasil saya koreksi dalam waktu hanya 2 hari. Rata-rata, saya baru tidur di atas jam satu malem, karena inspirasi saya ngalirnya ya setelah lewat jam 11 malem…
Ada yang jadi temennya saya di Facebook? Well, now you have a clearer idea kenapa wall saya jadi agak berhiaskan nama-nama ABG dan tulisan-tulisannya mereka. Si Ita aja, adek saya yang asli dan sebener-benernya, sampai ngakak jaya waktu nelfon saya dan menyatakan keheranannya atas isi wall saya akhir-akhir ini.
Saya sampai sempat merasa bahwa mungkin saya sudah memilih profesi yang salah. Pada waktu rekan-rekan kerja saya sibuk membahas proposal Hibah Strategis (or something sounds like that), yang saya pikirkan setengah mati adalah, gimana cara tokoh saya nembak cewek incerannya secara romantis, tapi ga terkesan cheesy, dan masih ada unsur lucunya? Makanya, saya sangat iri sekali pada teman SMA saya ini yang bisa menjadi penulis, udah bikin 3 novel lagi (atau 4 sih?) Hiks… *Duduk di pojokan sambil nangis*


Tapi, tetap saja, banyak sekali kesenangan yang saya peroleh lewat proyek kecil ini. Perasaan bahwa saya bisa menghasilkan sesuatu yang disukai orang lain, my GOD, it’s jus AWESOME! Dan saya jadi bertemu dengan banyaaaak teman-teman baru. Yang juga sama-sama lagi belajar menulis. Beneran deh, sebagian besar dari mereka memang berbakat. JeHA, seriously, saya SUKA banget sama tulisan kamu. Dan Ann, tentu saja, yang pilihan kata-katanya bener-bener bikin perasaan saya terbawa sesuai cerita *walopun saya masih ga terima Gabriel dibikin botak… TIDAAAKKK!!!*. Seneeeeng banget bisa share sama mereka-mereka.


Sekali lagi, saya jadi sering kali mendongak ke atas sambil berbisik, Terima kasih Ya Alloh.

Karena lewat semua ini, saya jadi semakin yakin dan menyadari, bahwa Dia memang selalu punya cara untuk membuat saya merasa bahagia. Saya sering mikir, waktu IC2 dulu juga saya suka nonton. Tapi entah kenapa, waktu IC3 ini baru saya punya feel untuk menulis cerita tentang mereka. Ya bagus sih, secara waktu IC2 tayang, kan saya lagi nulis tesis…huahahaha…
See, once again, Tuhan memang punya cara-Nya sendiri untuk membahagiakan umatNya. Termasuk saya…
PS: To Farah: You’re ABSOLUTELY right. Menulis itu memang SANGAT menyenangkan ^^

PS (lagi): Nanda bela-belain ngedit gambar ini untuk dipajang di Notes-nya, and I LOVE it! Thanks ya Nanda… *peyuk-p
eyuk*

4 komentar:

  1. ga ada yg salah ko mba dgn nulis cerita ABG, bahkan penulis sekaliber Meg Cabot pun juga berjaya lewat teenlit2 nya :D (i talked about Princess Diary Series)

    maju terus mba, i believe someday there will be a book with your name as the author...amiiin :)

    BalasHapus
  2. @ Deacy:
    Huaaa...makasih Des.. makasih... Amiiinn..
    Bukannya aku merasa ada yang salah sih, hanya saja aku berasa kualat sama diriku sendiri yang hanya mengangkat sebelah alis kalau melihat novel Teenlit di toko buku ^_^
    aku ga suka baca yang begitu, malah sekarang nulis cerita yang Teenlit banget...

    BalasHapus
  3. aku jg nangis banget pas ozy tk..
    pertama kalinya aku nngis saat anak icil tk.

    dan yang pasti aku suka banget cerita kakak. kakak nyeritanya rapi banget. beda kaya aku yang acak-acakan hehe

    terus, bisa bikin sebuah cerita itu puanjang lebar dan dalem tapi ga jadi garing. mantap banget deh!

    villia.sativa

    BalasHapus
  4. ya...gak tau kenapa dari ic 1 mpe ic 3 cuma pas ozy TK yang bisa bikin aku nangis sesegukan...tepatnya sih pas aku ngelihat matanya...sumpah saat itu aku nyadar banget dan makin yakin kalau setiap ozy nyanyi itu tulus dan dari hati banget...

    BalasHapus

Rabu, 14 April 2010

My Personal Projects

Saya lagi punya proyek pribadi. JADOJC, yang sudah rampung, dan ILYILYN.
Singkatan di atas aneh ya? JADOJC, ILYLIYN. Apa sih dua kata aneh itu? They’re titles of my stories…

Sekitar sebulan yang lalu saya memulai proyek kecil-kecilan ini, membuat cerita bersambung, waktu itu saya udah posting soal itu disini. Nah, saking ga ada inspirasinya soal judul, saya buatlah judul seadanya: “Jika Acha dan Ozy Jatuh Cinta”, yang pada akhirnya disingkat jadi JADOJC.

Waktu itu, yang saya tahu adalah saya betul-betul menikmati menulis cerita itu. Apalagi saya bisa sambil cengengesan sendiri membayangkan adek-adek IC itu berperan dalam cerita saya.

Well, what I didn’t know was… the story went further that I’ve ever expected. In terms of people’s response, I mean.

Sebenarnya komentar-komentar di fansite saja sudah betul-betul menyemangati saya dengan pujian-pujian mereka. Tapi saya sangat tergelitik dengan komentar dari Nanda, yang meng-kopas cerita ini di Notes dia di Facebook. Dia bilang Notes dia udah full-tag, dan masih banyak yang (memaksa) minta di-tag.
Dengan penasaran, malam itu saya add dia di Facebook. Besoknya, dia approve. Dan saya lalu iseng ngecek akun dia, di kantor. Kesalahan besar. Karena saya jadi pengen nangis.

Komentar-komentar di Notes itu semua menyatakan betapa teman-teman Nanda sangat menyukai cerita ini. Dan Nanda ternyata tidak bohong waktu dia bilang banyak yang minta di-tag. Wall Nanda sampai penuh bukan dengan post yang isinya tentang Nanda sendiri, tapi dengan pertanyaan orang-orang mengenai JADOJC ini. Saya terharu melihat antusiasme mereka, apalagi waktu membaca komentar seseorang yang sampai mau mencari alamat imel RCTI untuk menyarankan agar Notes saya ini dijadiin sinetron. Halah. Tapi saya seneeeeng banget.


Sebelumnya saya hanya menggunakan nama pena saya: justami sebagai identitas penulis. Lama kelamaan, akhirnya saya me-reveal nama asli dan akun Facebook saya pada temen-temen fesbuknya Nanda. Dan tiba-tiba aja, banyaaaak sekali adek-adek yang meng-add saya. Gampang sekali bagi saya untuk mengenali bahwa mereka adalah pembaca JADOJC. Karena nama-nama mereka ditulis dengan gaya ABG, dan mereka tidak malu-malu untukmencantumkan identitas mereka sebagai Freenzy (fansnya Ozy), RISE (fansnya Rio) atau GFC (Gabriel fans Club).
Ketika akhirnya saya menamatkan cerita ini di Part 28, rasanya campur aduk. Seneng, lega, tapi juga sedih karena harus berpisah dengan cerita ini. Beberapa komentar di Facebook malah menyuruh saya untuk melanjutkan cerita ini. DOH. Emangnya sinetron striping??? Di fansite sendiri, jumlah komentar yang masuk memecahkan rekor…Huahahaha… Oh iya, saya udah pernah bilang kan bahwa sebenernya inspirasi utama dari cerita JADOJC ini adalah adek kecil yang senyumnya bagaikan malaikat ini?
OZY!

Jadi waktu Ozy tinggal kelas di Lima Besar, saya nangis darah sambil garuk-garuk tanah sampai sedalam 5 kilometer. Ga mood sampe berhari-hari. Posting cerita ogah-ogahan. Tapi justru karena rasa kehilangan yang amat sangat itu, saya jadi terinspirasi u
ntuk menulis satu cerita pendek. Jadilah cerita “Acha dan Sang Burung Kenari Kuning”. Saya posting deh cerpen itu di fansite. Ternyata, komentar yang masuk juga cukup mengagetkan saya. Rata-rata mengatakan cerpen saya itu sangat menyentuh. Mungkin karena terbawa perasaan kecewa juga kali ya karena Ozy tinggal kelas..hehehe… seperti biasa, humasnya saya di FB, si Nanda, memposting cerita ini di Notes-nya dia. Dan jumlah komentar yang masuk menyentuh angka 50an lebih.

Yang pasti, saya merasa menemukan banyak hal baru selama saya mengerjakan proyek ini.

After so long, I finally find that I really have the passion for writing.
Rasanya seneng banget pas tau bahwa yang saya tulis bisa menghibur mereka. It’s just so nice setiap kali ada post baru di wall saya
yang mengatakan that they love my story, dan menyemangati saya untuk menulis lagi.


PADAHAL lho yaa… saya bukan tipe pembaca TeenLit. SERIUS. Dunia remaja yang warna-warni seperti permen lolipop itu sepertinya sudah terlalu jauh dari dunia saya. Makanya, kalau saya baca sendiri JADOJC itu, saya suka garuk-garuk kepala sendiri. Kok bisaaaa saya nulis hal-hal kayak gini… Saya sampai geleng-geleng kepala sendiri. Karena menurut saya, JADOJC itu betul-betul, well, bukan tipe cerita yang saya suka. Penokohan karakternya kurang kuat. Pemilihan kata yang suka rada lebay. Adegan romantis ala drama Korea. Saya sampai suka heran sendiri, apa sih yang mereka suka dari cerita saya itu?
Enihooooowww… Tetep aja saya seneng kalau adek-adek saya itu pada suka.
Makanya salah satu alasan saya punya Twitter kemaren adalah karena saya menemukan bahwa JADOJC beberapa kali dibahas di Twit. HAHAHAHA… Ada yang ngetwit gini: “Mungkin Mbak Ami punya Twit? Mau minta lanjutin JADOJC”.


Memang sih, penulisan cerita ini membuat beberapa perubahan yang cukup signifikan dalam hidup saya. Saya jadi kurang konsen ke kerjaan saya. Sebagai contoh, berkas usulan kenaikan pangkat saya sampai tertunda 4 mingguan. Belum lagi koreksian mid itu. Masih untung tugas artikel mahasiswa itu berhasil saya koreksi dalam waktu hanya 2 hari. Rata-rata, saya baru tidur di atas jam satu malem, karena inspirasi saya ngalirnya ya setelah lewat jam 11 malem…
Ada yang jadi temennya saya di Facebook? Well, now you have a clearer idea kenapa wall saya jadi agak berhiaskan nama-nama ABG dan tulisan-tulisannya mereka. Si Ita aja, adek saya yang asli dan sebener-benernya, sampai ngakak jaya waktu nelfon saya dan menyatakan keheranannya atas isi wall saya akhir-akhir ini.
Saya sampai sempat merasa bahwa mungkin saya sudah memilih profesi yang salah. Pada waktu rekan-rekan kerja saya sibuk membahas proposal Hibah Strategis (or something sounds like that), yang saya pikirkan setengah mati adalah, gimana cara tokoh saya nembak cewek incerannya secara romantis, tapi ga terkesan cheesy, dan masih ada unsur lucunya? Makanya, saya sangat iri sekali pada teman SMA saya ini yang bisa menjadi penulis, udah bikin 3 novel lagi (atau 4 sih?) Hiks… *Duduk di pojokan sambil nangis*


Tapi, tetap saja, banyak sekali kesenangan yang saya peroleh lewat proyek kecil ini. Perasaan bahwa saya bisa menghasilkan sesuatu yang disukai orang lain, my GOD, it’s jus AWESOME! Dan saya jadi bertemu dengan banyaaaak teman-teman baru. Yang juga sama-sama lagi belajar menulis. Beneran deh, sebagian besar dari mereka memang berbakat. JeHA, seriously, saya SUKA banget sama tulisan kamu. Dan Ann, tentu saja, yang pilihan kata-katanya bener-bener bikin perasaan saya terbawa sesuai cerita *walopun saya masih ga terima Gabriel dibikin botak… TIDAAAKKK!!!*. Seneeeeng banget bisa share sama mereka-mereka.


Sekali lagi, saya jadi sering kali mendongak ke atas sambil berbisik, Terima kasih Ya Alloh.

Karena lewat semua ini, saya jadi semakin yakin dan menyadari, bahwa Dia memang selalu punya cara untuk membuat saya merasa bahagia. Saya sering mikir, waktu IC2 dulu juga saya suka nonton. Tapi entah kenapa, waktu IC3 ini baru saya punya feel untuk menulis cerita tentang mereka. Ya bagus sih, secara waktu IC2 tayang, kan saya lagi nulis tesis…huahahaha…
See, once again, Tuhan memang punya cara-Nya sendiri untuk membahagiakan umatNya. Termasuk saya…
PS: To Farah: You’re ABSOLUTELY right. Menulis itu memang SANGAT menyenangkan ^^

PS (lagi): Nanda bela-belain ngedit gambar ini untuk dipajang di Notes-nya, and I LOVE it! Thanks ya Nanda… *peyuk-p
eyuk*

4 komentar:

  1. ga ada yg salah ko mba dgn nulis cerita ABG, bahkan penulis sekaliber Meg Cabot pun juga berjaya lewat teenlit2 nya :D (i talked about Princess Diary Series)

    maju terus mba, i believe someday there will be a book with your name as the author...amiiin :)

    BalasHapus
  2. @ Deacy:
    Huaaa...makasih Des.. makasih... Amiiinn..
    Bukannya aku merasa ada yang salah sih, hanya saja aku berasa kualat sama diriku sendiri yang hanya mengangkat sebelah alis kalau melihat novel Teenlit di toko buku ^_^
    aku ga suka baca yang begitu, malah sekarang nulis cerita yang Teenlit banget...

    BalasHapus
  3. aku jg nangis banget pas ozy tk..
    pertama kalinya aku nngis saat anak icil tk.

    dan yang pasti aku suka banget cerita kakak. kakak nyeritanya rapi banget. beda kaya aku yang acak-acakan hehe

    terus, bisa bikin sebuah cerita itu puanjang lebar dan dalem tapi ga jadi garing. mantap banget deh!

    villia.sativa

    BalasHapus
  4. ya...gak tau kenapa dari ic 1 mpe ic 3 cuma pas ozy TK yang bisa bikin aku nangis sesegukan...tepatnya sih pas aku ngelihat matanya...sumpah saat itu aku nyadar banget dan makin yakin kalau setiap ozy nyanyi itu tulus dan dari hati banget...

    BalasHapus