Minggu, 15 Agustus 2010

Ramadhan Kali Ini

Ini sudah hari keberapa puasa sih? Lima ya? Hmmm… Belum sampe seminggu puasa artinya. Ga telat kan kalo saya bilang, “Selamat Menjalankan Ibadah Puasa”.

Iya euy… Ga kerasa sudah masuk bulan puasa lagi.

Jadi malu.
Secara kayaknya semenjak bulan puasa tahun lalu kok ya saya belum berkembang jauh dari segi keimanan dan ketakwaan (kenapa bahasa saya jadi resmi begini yak?). Anyway, it’s just a simple proof that times won’t wait for you.

Ah, Ramadhan…


Selalu ada nuansa berbeda yang dibawa bulan suci ini. Aktivitas-aktivitas tambahan, mulai dari buka puasa, tarawih, sahur…


Dan bukan cuma dari segi yang sifatnya agamis semacam itu sih. Salah stau hal yang saya seneng dari bulan puasa adalah, iklan di TV jadi bagus-bagus. Hehehe… Perhatiin deh, jadi banyak iklan di TV yang lebih mengingatkan kita pada hal-hal semacam menahan diri, saling menolong, and all those sort of things. Dan saya yang lebe ini dengan gampangnya mulai etrisak-isak melihat iklan PT. Djarum soal kesabaran itu. Itu lhooo.. Yang pasangan suami-istri terburu-buru mau berangkat, terus ternyata Ibunya si suami tertatih-tatih mempersiapkan diri. Duh… Simpel, tapi nohok banget.


Satu lagi kebiasaan yang muncul menjelang bulan puasa: saling bermaaf-maafan. Iya juga sih, logikanya adalah, biar kita memasuki bulan suci ini dengan sesedikit mungkin beban. Cara yang paling umum sih, ya via SMS. Saya? Beuh, sebagai anak ghaul getto lhooo (apa banget deh -_-) saya lebih memilih memanfaatkan situs jejaring sosial. Pasang status aja deh di FB :D, sama via Twitter. Nah, soal SMS ini, bukannya gak menghargai sih, tapi akan sangaaaat lebih baik kalo SMS semacam ini dikirim dengan pertimbangan atas beberapa hal tertentu. Like what happened with me.


Jadi gini. Besok dini hari sahur untuk pertama kalinya, dan saya sebagai tipe orang yang hobinya insomnia, agak sulit bagi saya untuk memaksa diri tidur lebih awal. Nah, di saat saya mulai berhasil untuk tidur *buat saya tidur sebelum jam 12 itu perjuangan lho -_-*, sekitar jam 12 lewat dikit, ada SMS masuk.

Saya bangun dengan kaget dong… Dengan kepala rada pusing karena kaget itu, saya bacalah SMS itu. You know, tipe-tipe SMS masal yang dikirim ke banyak orang sekaligus. Menjelang Ramadhan..bla bla bla… Maka maafkan..bla bla bla… Semoga bla bla bla…. Yang ngirim mantan mahasiswa saya.


Gini deh, bukannya saya gak menghargai yaaaa… Tapi bisa kali ya ngirim SMS kayak gitu pada jam normal? Bukannya pada jam tidur?


Maka dengan kepala yang terasa berputar saya balaslah SMS itu


“Sama-sama. But do you know what? It would be much more nicer if you send this message in a more appropriate time, instead of this late at night that it woke me up.”


Ya gitu deh.. I mean, don’t blame me to be so sarcastic, tapi sunnguh berbahaya membangunkan naga yang sedang tidur.

Eh, ga nyampe lima menit kemudian, si mantan mahasiswa saya itu malah mengirimkan balasannya.
Isinya singkat: ‘You’re welcome ^_^”

Saya tambah migren.


Oh well…


Anyway, sekali lagi… Selamat berpuasa ya semuanyaaa…


Semoga puasa kali ini membawa berkah bagi kita semua. Menjadi salah satu langkah awal bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Saling memaafkan, peduli kepada sesama, dan terutama selalu ingat sama Alloh SWT, itu memang seharusnya setiap saat. Tapi paling tidak, Ramadhan selalu menjadi momentum yang paling tepat bagi kita semua untuk kembali memantapkan langkah ke arah situ.

Amin… =)

1 komentar:

  1. mungkin dia mengirim siang, tapi karena kepayahan jaringan, sampainya midnight?

    untuk menghadapi sms produk massal begini, aku selalu sudah menyiapkan sms produk-massal-tanpa-setitik-pun-kepribadian juga : "Makasih. Sama-sama ya."

    BalasHapus

Minggu, 15 Agustus 2010

Ramadhan Kali Ini

Ini sudah hari keberapa puasa sih? Lima ya? Hmmm… Belum sampe seminggu puasa artinya. Ga telat kan kalo saya bilang, “Selamat Menjalankan Ibadah Puasa”.

Iya euy… Ga kerasa sudah masuk bulan puasa lagi.

Jadi malu.
Secara kayaknya semenjak bulan puasa tahun lalu kok ya saya belum berkembang jauh dari segi keimanan dan ketakwaan (kenapa bahasa saya jadi resmi begini yak?). Anyway, it’s just a simple proof that times won’t wait for you.

Ah, Ramadhan…


Selalu ada nuansa berbeda yang dibawa bulan suci ini. Aktivitas-aktivitas tambahan, mulai dari buka puasa, tarawih, sahur…


Dan bukan cuma dari segi yang sifatnya agamis semacam itu sih. Salah stau hal yang saya seneng dari bulan puasa adalah, iklan di TV jadi bagus-bagus. Hehehe… Perhatiin deh, jadi banyak iklan di TV yang lebih mengingatkan kita pada hal-hal semacam menahan diri, saling menolong, and all those sort of things. Dan saya yang lebe ini dengan gampangnya mulai etrisak-isak melihat iklan PT. Djarum soal kesabaran itu. Itu lhooo.. Yang pasangan suami-istri terburu-buru mau berangkat, terus ternyata Ibunya si suami tertatih-tatih mempersiapkan diri. Duh… Simpel, tapi nohok banget.


Satu lagi kebiasaan yang muncul menjelang bulan puasa: saling bermaaf-maafan. Iya juga sih, logikanya adalah, biar kita memasuki bulan suci ini dengan sesedikit mungkin beban. Cara yang paling umum sih, ya via SMS. Saya? Beuh, sebagai anak ghaul getto lhooo (apa banget deh -_-) saya lebih memilih memanfaatkan situs jejaring sosial. Pasang status aja deh di FB :D, sama via Twitter. Nah, soal SMS ini, bukannya gak menghargai sih, tapi akan sangaaaat lebih baik kalo SMS semacam ini dikirim dengan pertimbangan atas beberapa hal tertentu. Like what happened with me.


Jadi gini. Besok dini hari sahur untuk pertama kalinya, dan saya sebagai tipe orang yang hobinya insomnia, agak sulit bagi saya untuk memaksa diri tidur lebih awal. Nah, di saat saya mulai berhasil untuk tidur *buat saya tidur sebelum jam 12 itu perjuangan lho -_-*, sekitar jam 12 lewat dikit, ada SMS masuk.

Saya bangun dengan kaget dong… Dengan kepala rada pusing karena kaget itu, saya bacalah SMS itu. You know, tipe-tipe SMS masal yang dikirim ke banyak orang sekaligus. Menjelang Ramadhan..bla bla bla… Maka maafkan..bla bla bla… Semoga bla bla bla…. Yang ngirim mantan mahasiswa saya.


Gini deh, bukannya saya gak menghargai yaaaa… Tapi bisa kali ya ngirim SMS kayak gitu pada jam normal? Bukannya pada jam tidur?


Maka dengan kepala yang terasa berputar saya balaslah SMS itu


“Sama-sama. But do you know what? It would be much more nicer if you send this message in a more appropriate time, instead of this late at night that it woke me up.”


Ya gitu deh.. I mean, don’t blame me to be so sarcastic, tapi sunnguh berbahaya membangunkan naga yang sedang tidur.

Eh, ga nyampe lima menit kemudian, si mantan mahasiswa saya itu malah mengirimkan balasannya.
Isinya singkat: ‘You’re welcome ^_^”

Saya tambah migren.


Oh well…


Anyway, sekali lagi… Selamat berpuasa ya semuanyaaa…


Semoga puasa kali ini membawa berkah bagi kita semua. Menjadi salah satu langkah awal bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Saling memaafkan, peduli kepada sesama, dan terutama selalu ingat sama Alloh SWT, itu memang seharusnya setiap saat. Tapi paling tidak, Ramadhan selalu menjadi momentum yang paling tepat bagi kita semua untuk kembali memantapkan langkah ke arah situ.

Amin… =)

1 komentar:

  1. mungkin dia mengirim siang, tapi karena kepayahan jaringan, sampainya midnight?

    untuk menghadapi sms produk massal begini, aku selalu sudah menyiapkan sms produk-massal-tanpa-setitik-pun-kepribadian juga : "Makasih. Sama-sama ya."

    BalasHapus