Selasa, 19 Juni 2012

You Will See Me the Way I Am

Saya punya beberapa akun jejaring social. Tentu saja, akun soc-network saya yang pertama adalah… Friendster dong! Nyiahahaha… *saya lupa passwordnya -_-*. Trus, ada akun juga di Multiply, and of course, sebagai generasi yang sok-sokan ber virtual world, saya punya akun di Facebook dan Twitter. Goodreads bisa dianggap social network juga ga sih, baidewei? Saya juga punya akun disana.

Eeeeniweeeiii… I do like those virtual social network. Facebook membuat saya bisa menemukan teman-teman lama, bisa tau kabar teman-teman saya, dan bisa dijadikan ajang bernarsis ria. Lewat twitter, saya bisa dapet temen-temen baru. Awalnya memang karena minat yang sama, tapi beberapa dari teman tersebut juga akhirnya menjadi lebih dari sekedar teman hanya karena minat yang sama. Oh, dan tentu saja twitter merupakan sarana bagi saya untuk berhisteris jaya raya kalo lagi nonton atau lagi ber fangirling.Dan tentu sajaaaa… lewat Twitter saya ‘disapa’ oleh pria paling ganteng sejagad raya pujaan saya sepanjang masa.

Yep! Mention saya dibales Duta, vokalis Sheila On 7, idola saya sejak 1998. Gimana saya gak histeria jaya raya?

Still, a thing about making friends through these virtual words is, you don’t have to really meet those people in person to make friends with them. Jadi, ya….seperti yang sudah sering disarankan orang, jangan terlalu percaya dengan orang yang dikenal cuma lewat social network.

Saya pernah selintas membaca, bahwa orang yang aktifitasnya di virtual social network ini agak terlalu tinggi, seringkali adalah orang-orang yang dalam kehidupan nyata malah tidak puas dengan dirinya sendiri. Make sense. If you have a real life, then why you get drowned in a virtual world, ya kan? Saya juga suka mikir gitu. Yep, I do use Facebook and twitter to procrastinate. Tapi saya tidak mau virtual world takes over the control of my life. My real life.

Another thing, saya pernah baca status seseorang di Facebook, bahwa salah satu guna social network adalah untuk pencitraan. Nyiahahahaha… Yeah dude. You can say so. But for me, it’s a way to express.

Saya tidak pernah tahu, apa sebetulnya pendapat orang tentang saya. But if you know me from the wirtual world, and you happen to have the chance to really meet me in person, you won’t be surprised.

Sebenernya malah kadang-kadang menurut saya kalo di twitter saya gak perlu pake acar pencitraan dan berjaim-jaim segala lagi. Kalo di kampus, tengsin aja rasanya histeris jaya kalo liat ada Sheila On 7 di tivi, atau ada Vidi lagi nyanyi, atau ada liputan tentang Febri. Nah, kalo di twitter saya bisa lebay selebay-lebaynya. Mhuahahahaha…

So, do you happen to know me on virtual world? Why don’t we catch up sometimes? And you’ll see that I am the way I am, in the virtual world, in the real world :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 19 Juni 2012

You Will See Me the Way I Am

Saya punya beberapa akun jejaring social. Tentu saja, akun soc-network saya yang pertama adalah… Friendster dong! Nyiahahaha… *saya lupa passwordnya -_-*. Trus, ada akun juga di Multiply, and of course, sebagai generasi yang sok-sokan ber virtual world, saya punya akun di Facebook dan Twitter. Goodreads bisa dianggap social network juga ga sih, baidewei? Saya juga punya akun disana.

Eeeeniweeeiii… I do like those virtual social network. Facebook membuat saya bisa menemukan teman-teman lama, bisa tau kabar teman-teman saya, dan bisa dijadikan ajang bernarsis ria. Lewat twitter, saya bisa dapet temen-temen baru. Awalnya memang karena minat yang sama, tapi beberapa dari teman tersebut juga akhirnya menjadi lebih dari sekedar teman hanya karena minat yang sama. Oh, dan tentu saja twitter merupakan sarana bagi saya untuk berhisteris jaya raya kalo lagi nonton atau lagi ber fangirling.Dan tentu sajaaaa… lewat Twitter saya ‘disapa’ oleh pria paling ganteng sejagad raya pujaan saya sepanjang masa.

Yep! Mention saya dibales Duta, vokalis Sheila On 7, idola saya sejak 1998. Gimana saya gak histeria jaya raya?

Still, a thing about making friends through these virtual words is, you don’t have to really meet those people in person to make friends with them. Jadi, ya….seperti yang sudah sering disarankan orang, jangan terlalu percaya dengan orang yang dikenal cuma lewat social network.

Saya pernah selintas membaca, bahwa orang yang aktifitasnya di virtual social network ini agak terlalu tinggi, seringkali adalah orang-orang yang dalam kehidupan nyata malah tidak puas dengan dirinya sendiri. Make sense. If you have a real life, then why you get drowned in a virtual world, ya kan? Saya juga suka mikir gitu. Yep, I do use Facebook and twitter to procrastinate. Tapi saya tidak mau virtual world takes over the control of my life. My real life.

Another thing, saya pernah baca status seseorang di Facebook, bahwa salah satu guna social network adalah untuk pencitraan. Nyiahahahaha… Yeah dude. You can say so. But for me, it’s a way to express.

Saya tidak pernah tahu, apa sebetulnya pendapat orang tentang saya. But if you know me from the wirtual world, and you happen to have the chance to really meet me in person, you won’t be surprised.

Sebenernya malah kadang-kadang menurut saya kalo di twitter saya gak perlu pake acar pencitraan dan berjaim-jaim segala lagi. Kalo di kampus, tengsin aja rasanya histeris jaya kalo liat ada Sheila On 7 di tivi, atau ada Vidi lagi nyanyi, atau ada liputan tentang Febri. Nah, kalo di twitter saya bisa lebay selebay-lebaynya. Mhuahahahaha…

So, do you happen to know me on virtual world? Why don’t we catch up sometimes? And you’ll see that I am the way I am, in the virtual world, in the real world :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar