Mari memulai posting ini dengan satu kalimat bijaksana: Find your passion, and live with it.
Wetsaaahhh… betapa kerennya saya ya bisa berkata se-wise itu? *takjub dengan mata berbinar pada kemampuan sendiri for being poetic*
Ini mungkin salah satu alasan kenapa saya suka nonton talent show. Model-model semacam Indonesian Idol, Master Chef, The X Factor, ya pokoknya talent show deh… Karena rasanya seneng banget liat orang-orang yang tahu pasti apa passion mereka. And it’s really nice to see them working with their passion.
Saya pribadi sih ngerasanya, mestinya semua orang punya passion kok. But sometimes, they just don’t realize it. Or they don’t care enough to find out what their passion is. I like to observe people *ecieee… kan saya Aquarius ;p*. Dan seringnya, memang orang-orang yang tahu passionnya apa, itu lebih sering keliatan seneng dibandingkan yang menjalani hidup dengan gaya ya-udah-deh-jalani-aja.
No, it might not always easy to find what your passion is. Melalui percakapan pendek dengan seorang temen, yang mengeluh bahwa dia capek dengan kerjaannya sebagai dosen, saya sempet nanya: “Lah, emang kemaren jadi dosen kenapa? Bukannya karena pengen ngajar?”. Dia diem, lalu akhirnya menjawab: “Habis, mau jadi apa lagi? Jalani aja deh…”. Sedih tau dengernya…
Beberapa temen saya memilih jadi dosen karena memang punya jiwa peneliti. Jadi mereka keliatan banget sangat bersemangat dengan penelitian mereka.
Saya sendiri? Sejak kecil saya selalu fascinated waktu liat Abah mengajar di depan mahasiswanya. Mungkin sejak itulah saya mulai tertarik untuk ngajar. Waktu sekolah juga, kalo ada temen yang nanya pelajaran ke saya, saya seneeeng banget kalo akhirnya temen saya itu akhirnya ngerti. And up until now, kepuasan yang saya rasakan tiap kali liat ekspresi mahasiswa saya yang akhirnya manggut-manggut itu yang bagi saya priceless. Yep. I choose this job because I like teaching =). Selain itu, dengan pekerjaan saya yang sekarang, saya punya kesempatan untuk terus belajar. I like learning new things. Especially things related to the environment. Iyaaaa siiihh…waktu S2 dulu saya berasa pengen terjun dari lantai 11 kalo udah urusan ngerjain essay. But still, saya begitu excited dengan semua ilmu baru yang saya dapatkan selama kuliah *terutama kuliah Resource Evaluation bersama Christian, si supervisor baik hati yang super ganteng itu… Mhuahahaha*
Jujur, saya salut dengan orang-orang yang berani mengorbankan apa yang disebut so-called-normal-life oleh orang-orang, untuk mengejar passion mereka. Banyak orang yang berhenti dari pekerjaan mereka yang sudah mapan secara finansial maupun sosial, dan beralih menekuni apa yang memang mereka minati. Maybe it’s a hard choice. Tapi saya yakin, kepuasan yang didapatkan when they’re doing what they are passionate about, is priceless. It’s not something that you can easily convert into money and all those stuffs.
Passion is what keeps you going. Saya percaya itu. So, go ask yourself. What’s your passion? Find it, and live with it =).
waduhhh... aku jd berkontemplasi setelah membaca tulisan 'dalem' iniii.. passion is something that I asked more lately :')
BalasHapus