Kamis, 18 September 2008

Saat Niat Baik Ditentang...

Kadang-kadang, niat untuk berbuat baik, atau beribadah, adaaaa…aja tantangannya. Hari ini saya seperti ditampar dengan kenyataan itu.

Hmm… where should I begin? Mari mulai dengan niatan yang saya maksud. Jujur saja, sampai saat ini saya sebenernya maluuuuu banget karena masih belum pake kerudung. Apalagi kalo denger tausiyah di pengajian gitu, aduuhh… Alasan-alasan yang sering saya kemukakan pun sebenernya, saya tahu, terlalu dibuat-buat. Mulai dari tidak siap lah, takut kelakuannya ga bisa ngimbanginlah, macem-maceeem aja alasan saya. Padahal, saya sendiri juga tahu, bahwa semua alasan saya itu tidak cukup kuat dibandingkan perintah agama. Well, anyway, saya berusaha perlahan-lahan meniti jalan ke arah itu. Doakan yaaa…

Kembali ke inti cerita saya. Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu, saya mengganti profile picture saya dengan foto saya dalam kerudung pink di Friendster (ya…ya… terserah deh dibilang apa, saya masih setia dengan FS). Dua hari kemudian, saya agak heran, karena ternyata profil saya dihapus dari Friendsternya mantan saya. Hmm…. Maka, begitu melihat dia online siang tadi, saya tanyakan langsung ke dirinya.

Daaannnn….

Inilah petikan percakapan antara saya (A) dan mantan saya itu (B)

A: kok dihapus?

B: jilbaber,,,, ga suka

A: kenapa?

B: ya ga suka aja

A: not fair

B: ya terserah

A: di list temen kamu juga ada yang pake kerudung

A: dan aku satu-satunya yang dihapus cuma karena fotoku pake kerudung?

B: ya ga suka aja

A: kamu ga sukanya orang yang pake kerudung

A: atau aku yang pake kerudung?

B: ga tau

B: ga mikir

B: kamu tu ga cocok pake kerudung

A: kenapa?

B: ato mungkin masih belum cocok aja

A: kenapa?

B: NORAK

A: oh, oke

B: tapi kalo cuma sekedar kerudung ya terserah aja

A: sebenarnya, kamu ga sukanya terbatas karena alasan fisik

A: atau kamu menganggap aku munafik dengan pake kerudung?

B: engga,,,,

B: lha tingkah lakumu dan gayamu tu lho,,,,, ga jilbaber banget

A: kenapa sih kamu ga berpikir

A: bahwa dengan mulai memakainya

A: aku ingin mulai menata diri

A: berusaha menyesuaikan pakaian dan perilaku

B: heran dech

B: ada kebarat2an ada ketimur2an,,,,,,

B: style kamu dulu kebarat2an,,,, sekarang mau ketimur2an,,,,,

A: anyway, thank's for 'the support'

A: walaupun aku tetap merasa, itu tidaklah tulus

B: kamu itu emang dari dulu gitu,,, selalu negatif think ma aku

B:

B: payah

A: kalau kamu memang tulus dalam memberikan dukungan, ada cara yang lebih baik dan tidak menyakiti daripada yang telah kamu lakukan

B: lha yang menyakiti siapa,,,,,

B: kamu aja yang sensitif

Jujur, saya langsung menangis dalam percakapan itu. Sehina itukah saya di mata dia? Seburuk apakah kelakuan saya sampai saya tidak pantas berusaha memenuhi kewajiban saya sebagai seorang muslimah? Beberapa saat kemudian, saya lari ke Religious Centre, dan sholat Dzuhur, masih sambil terisak-isak. Berbagai perasaan campur aduk, dan saya berulang kali beristigfar… Tapi kemudian saya pikir, buat apa saya harus sebegitu terpukulnya dengan ucapan dia? Toh, niat saya hanyalah berusaha menjalankan perintah agama, perintah Allah SWT. Apakah dia punya kekuasaan yang lebih tinggi hingga merasa berhak untuk mengklaim bahwa saya tidak pantas menjalankan perintah Allah SWT? Astagfirullah… Ya Allah… kuatkan dan mantapkanlah niat hamba Ya Allah…

Okelah, mungkin kelakuan saya saat ini belum layak menjadi kelakuan seorang muslimah yang baik. Tapi apakah lalu itu menjadi alasan yang kuat untuk menunda niat untuk mengenakan kerudung, menutup aurat saya sebagai muslimah? Saya dulu pernah mengajukan hal yang sama sebagai alasan kenapa saya masih belum berniat untuk berkerudung. Tapi jawaban yang muncul sangat masuk akal. Justru dengan menggunakan kerudung, kita akan jauh lebih termotivasi untuk menjaga perilaku kita, kerudung itulah yang akan membentengi dan menjaga sikap kita. Dan jujur, itulah yang saya harapkan kalau saya mengenakan kerudung. Kerudung itu tidak hanya menutup aurat saya, tetapi juga menjadi benteng dan pengingat atas sikap dan perilaku saya sebagai muslimah.

Ya Allah… saya kembali menitikkan air mata saat bersujud.. Memohon petunjuk dan kekuatan, untuk tetap terus memantapkan niat dan langkah ini…

3 komentar:

  1. kak amieee...
    sabar ya...insyaAllah niatan baik selalu dimuluskan jalannya oleh Allah:)

    BalasHapus
  2. Sy bangga bgt punya 2 adik cewek yg pake jilbab saat mulai kuliah smp skrng dan pake jilbab itu sama sekali tidak norak (astagfirullah yg bilang jilbaber norak...).
    Mbak Ami...'anjing menggonggong kafilah berlalu'...smg diberikan kekuatan oleh Allah SWT, amien.

    BalasHapus
  3. sabar adalah jalan yg terbaik ...

    btw photo di blog kok lom di ganti !?!?

    BalasHapus

Kamis, 18 September 2008

Saat Niat Baik Ditentang...

Kadang-kadang, niat untuk berbuat baik, atau beribadah, adaaaa…aja tantangannya. Hari ini saya seperti ditampar dengan kenyataan itu.

Hmm… where should I begin? Mari mulai dengan niatan yang saya maksud. Jujur saja, sampai saat ini saya sebenernya maluuuuu banget karena masih belum pake kerudung. Apalagi kalo denger tausiyah di pengajian gitu, aduuhh… Alasan-alasan yang sering saya kemukakan pun sebenernya, saya tahu, terlalu dibuat-buat. Mulai dari tidak siap lah, takut kelakuannya ga bisa ngimbanginlah, macem-maceeem aja alasan saya. Padahal, saya sendiri juga tahu, bahwa semua alasan saya itu tidak cukup kuat dibandingkan perintah agama. Well, anyway, saya berusaha perlahan-lahan meniti jalan ke arah itu. Doakan yaaa…

Kembali ke inti cerita saya. Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu, saya mengganti profile picture saya dengan foto saya dalam kerudung pink di Friendster (ya…ya… terserah deh dibilang apa, saya masih setia dengan FS). Dua hari kemudian, saya agak heran, karena ternyata profil saya dihapus dari Friendsternya mantan saya. Hmm…. Maka, begitu melihat dia online siang tadi, saya tanyakan langsung ke dirinya.

Daaannnn….

Inilah petikan percakapan antara saya (A) dan mantan saya itu (B)

A: kok dihapus?

B: jilbaber,,,, ga suka

A: kenapa?

B: ya ga suka aja

A: not fair

B: ya terserah

A: di list temen kamu juga ada yang pake kerudung

A: dan aku satu-satunya yang dihapus cuma karena fotoku pake kerudung?

B: ya ga suka aja

A: kamu ga sukanya orang yang pake kerudung

A: atau aku yang pake kerudung?

B: ga tau

B: ga mikir

B: kamu tu ga cocok pake kerudung

A: kenapa?

B: ato mungkin masih belum cocok aja

A: kenapa?

B: NORAK

A: oh, oke

B: tapi kalo cuma sekedar kerudung ya terserah aja

A: sebenarnya, kamu ga sukanya terbatas karena alasan fisik

A: atau kamu menganggap aku munafik dengan pake kerudung?

B: engga,,,,

B: lha tingkah lakumu dan gayamu tu lho,,,,, ga jilbaber banget

A: kenapa sih kamu ga berpikir

A: bahwa dengan mulai memakainya

A: aku ingin mulai menata diri

A: berusaha menyesuaikan pakaian dan perilaku

B: heran dech

B: ada kebarat2an ada ketimur2an,,,,,,

B: style kamu dulu kebarat2an,,,, sekarang mau ketimur2an,,,,,

A: anyway, thank's for 'the support'

A: walaupun aku tetap merasa, itu tidaklah tulus

B: kamu itu emang dari dulu gitu,,, selalu negatif think ma aku

B:

B: payah

A: kalau kamu memang tulus dalam memberikan dukungan, ada cara yang lebih baik dan tidak menyakiti daripada yang telah kamu lakukan

B: lha yang menyakiti siapa,,,,,

B: kamu aja yang sensitif

Jujur, saya langsung menangis dalam percakapan itu. Sehina itukah saya di mata dia? Seburuk apakah kelakuan saya sampai saya tidak pantas berusaha memenuhi kewajiban saya sebagai seorang muslimah? Beberapa saat kemudian, saya lari ke Religious Centre, dan sholat Dzuhur, masih sambil terisak-isak. Berbagai perasaan campur aduk, dan saya berulang kali beristigfar… Tapi kemudian saya pikir, buat apa saya harus sebegitu terpukulnya dengan ucapan dia? Toh, niat saya hanyalah berusaha menjalankan perintah agama, perintah Allah SWT. Apakah dia punya kekuasaan yang lebih tinggi hingga merasa berhak untuk mengklaim bahwa saya tidak pantas menjalankan perintah Allah SWT? Astagfirullah… Ya Allah… kuatkan dan mantapkanlah niat hamba Ya Allah…

Okelah, mungkin kelakuan saya saat ini belum layak menjadi kelakuan seorang muslimah yang baik. Tapi apakah lalu itu menjadi alasan yang kuat untuk menunda niat untuk mengenakan kerudung, menutup aurat saya sebagai muslimah? Saya dulu pernah mengajukan hal yang sama sebagai alasan kenapa saya masih belum berniat untuk berkerudung. Tapi jawaban yang muncul sangat masuk akal. Justru dengan menggunakan kerudung, kita akan jauh lebih termotivasi untuk menjaga perilaku kita, kerudung itulah yang akan membentengi dan menjaga sikap kita. Dan jujur, itulah yang saya harapkan kalau saya mengenakan kerudung. Kerudung itu tidak hanya menutup aurat saya, tetapi juga menjadi benteng dan pengingat atas sikap dan perilaku saya sebagai muslimah.

Ya Allah… saya kembali menitikkan air mata saat bersujud.. Memohon petunjuk dan kekuatan, untuk tetap terus memantapkan niat dan langkah ini…

3 komentar:

  1. kak amieee...
    sabar ya...insyaAllah niatan baik selalu dimuluskan jalannya oleh Allah:)

    BalasHapus
  2. Sy bangga bgt punya 2 adik cewek yg pake jilbab saat mulai kuliah smp skrng dan pake jilbab itu sama sekali tidak norak (astagfirullah yg bilang jilbaber norak...).
    Mbak Ami...'anjing menggonggong kafilah berlalu'...smg diberikan kekuatan oleh Allah SWT, amien.

    BalasHapus
  3. sabar adalah jalan yg terbaik ...

    btw photo di blog kok lom di ganti !?!?

    BalasHapus