If you don’t find Adam
Levine attractive, you’re doing it wrong.
He’s absolutely one of the
hottest man alive on earth. Dan secara saya memang addicted to talent shows,
him being one of the mentors for The Voice bener-bener perpaduan komplit. I
squealed everytime he smiled or he laughed. And his banter with the other
mentors is not helping me at all in this helpless obsession on him.
Taking on requests.
I’ve been writing football
fics for about 4 months or so. And since about 3 weeks ago, saya memberanikan
diri to take request. It’s a simple one, actually. Jadi bukan hanya menulis fic
dengan tokoh salah seorang footballer, the footballer that I am writing about
is not on my choice, but is based on people’s request. On one side, it’s a bit
challenging. Apalagi kalo orang nge-requestnya adalah football player yang saya
gak tau. Okay, one confession: I have no interest on Bundes Liga. At all. For
one and some reasons, gak suka aja. Kekna Mesut Ozil dan Sami Kheidira doang
pemain dari Jerman yang saya suka. And they’re not even playing in Bundes Liga.
Jadi kebayang dong waktu ada yang request tentang pemain dari Liga Jerman yang
saya ngucapin namanya aja susaaaah??? I find it easier to write on player from
the club that I like. Karena chemistry-nya saya lebih dapet, dan saya seneng
membuatnya agak-agak bernuansa domestic-fic gitu. But, despite the challenge,
still, the positive feedbacks coming still give me those feelings :). The nice
feeling of knowing that some people really do appreciate what I did. Say, like
these kind of comments:
Still, I find this particular request
is challenging.
Saya sebenernya agak geli juga sih. The person insulted my club (which means, also an insult for ME). But on the other hand, she still respect my writings. Oh, and I managed to write a one-shot on Robin van Persie that the person asked me to.
Saya sebenernya agak geli juga sih. The person insulted my club (which means, also an insult for ME). But on the other hand, she still respect my writings. Oh, and I managed to write a one-shot on Robin van Persie that the person asked me to.
Derby Manchester!
Pertandingannya disiarkan
Selasa subuh. Dan dari Senin pagi, saya udah gak-karu-karuan rasanya. We were
15 points behind them. Pressures were mounting. And it’s an away game. To make
things worse, Senin pagi itu saya bangun dalam keadaan sakit tenggorokan, dan
hidung yang mulai tersumbat. And of course, as if it was not enough, sorenya,
dokter gigi memutuskan bahwa solusi terbaik bagi gigi saya adalah dengan
mencabutnya.
Selama si dokter gigi
mengutak-atik gigi saya, saya cuma mikir: “Silva, Zabaleta, Kun, please don’t
make this day be the worst day ever. Please win the game. Please please pretty
please?”
WE WIN THE GAME! WE WIN
THAT FREAKIN’ GAME OVER MANCHESTER UNITED!
Gigi oh gigi.
Saya udah pernah cerita kan
betapa bencinya saya ke dokter gigi? Well, apa daya, saya harus ke dokter gigi
lagi. Waktu kunjungan pertama, si dokter gigi mengambil kesimpulan bahwa ada
dua opsi. Saraf gigi saya ada yang dimatikan, atau gigi saya dicabut sekalian.
Pas kunjungan kedua, di awal dia bilang, “Oke. Kayaknya bisa kok cuma dirawat
aja. Jadi giginya bisa kita pertahankan, gak usah dicabut. Eh, begitu saya
duduk di kursi panas itu dan dia mulai bekerja, kok ya ujung-ujungnya dia menatap saya dengan prihatin sambil ngomong: “Bu, kayaknya sekarang pilihannya 50-50 ya.
Giginya sebagian udah hancur. Kok kayaknya mending dicabut aja ya?”.
Saya baru tau kalo dokter
gigi juga bisa PHP.
Kunjungan ketiga, si dokter
gigi menyatakan: “Oke. Dicabut aja ya?”
Saya mungkin satu-satunya
pasien yang minta supaya bisa melewati proses eksekusi pencabutan itu sambil
dengerin I-Pod. At least, suara bor yang intimidatif itu bisa sedikit teredam
dengan suara musik. Akhirnya tercabutlah gigi sialan itu. Dan si gigi kekna
belum rela untuk pergi, karena si dokter gigi harus membelah dirinya dulu untuk
bisa dicabut dengan sukses. Saya sempat menghitung, ada 4 potongan gigi yang
akhirnya tercabut.
Belum selesai di situ. Efek
anestesi bikin saya selama berjam-jam gak bisa ngomong normal. Dan semalaman,
karena perpaduan demam akibat flu, hidung tersumbat, gusi dan gigi yang berasa
gak karu-karuan, plus rasa tegang karena derby Manchester, saya gak bisa tidur.
Bolak-balik gak jelas selama 3 jam di tempat tidur itu bener-bener sangat tidak
menyenangkan. Saya lho, saya! Yang biasanya menyentuh tempat rata aja udah bisa
langsung pules.
Eyang Subur itu siapa sih?
Kayaknya sekarang gak gaul
ya kalo gak tau sama Eyang Subur. Eh tapi saya masih gak ngerti aja kenapa sih
dia sampe pengikutnya banyak gituuuu…. Haha. Penting abis.
Recent song on playlist
Secrets – One Republic
Suit and Tie – Justin
Timberlake
Just Give Me A Reason – Pink
Celebrate - Embrace
Gemilang – Andien
If I Lose Myself – One
Republic
Weakness – The Wanted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar