Senin, 12 Mei 2014

Football? I am Still Watching It

Salah satu epic question dari Mama sebelum saya berangkat sekolah kemaren adalah: “Trus, nanti kamu di Amerika masih nonton bola Mi?”
Sumpah saya ngakak dulu sebelum jawab pertanyaan itu.
Ya iya lah yaaaa…. Mehehehehe…\

Iya sih, disini saya gak punya TV. Selain karena sayang duitnya untuk beli TV, setdah, dengan koneksi internet yang lancar jaya disini, kekna TV cuma jadi tambahan distraksi saja bagi saya.

Anyway, yeah. Saya masih nonton bola. Kalo dulu di Banjar nontonnya kadang-kadang harus begadang, disini karena selisih waktu, biasanya pertandingannya antara pagi atau siang. Ya masih enak sih kalo nonton EPL, karena jadinya ya, Sabtu atau Minggu siang gitu. La Liga juga masih lumayan kekejar sih. Tapi yang nyebelin kalo EPL pas tanding weekday gitu. Secara ya pas jam saya kuliah. Termasuk pertandingan perdana Manchester City dimana suami saya David Silva menyumbangkan first goal of the season, saya lagi kuliah perdana statistik tuh.

Dan UCL. Damn it. UCL ini biasanya pertandingannya Selasa dan Rabu. Dan Rabu adalah hari dimana jadwal kuliah saya ngeselin abis. Biasanya kick-off jam 15.45 waktu sini, dimana saya sedang kuliah kolokium. Jadi ya mohon maaf wahai Dr. Lee, Dr. Niels dan para pembicara tamu di kolokium, kalo anda memergoki saya lebih sering staring at my phone screen, it’s because I am anxiously following the game on Twitter. Iya, saya mahasiswa khilaf memang. *sungkem sama dosen*.

Pas kolokium ini juga pernah nih, waktu Fall Semester kemaren, kebetulan masih rame-ramenya World Cup Qualification. Dan hari itu yang maen, Portugal versus Swedia. Which means: Cristiano Ronaldo vs Zlatan Ibrahimovich. Saya sih bukan pendukung keduanya, but I really want Sweden to win the game, as they seem to be the underdog team. Nah, kalo kuliah colloquium kan suka ada break di tengah-tengah, sekitar 10-15 menit gitu. Pas break itu, salah satu temen se-cohort saya nyalain laptop buat nonton match itu. Dan saya tentu saja dong dengan ke-ratudramaannya saya nonton dengan penuh semangat. Entah saya udah gimana banget, tau-tau Dr. Lee, yang adalah Ketua Jurusan dan juga Academic Advisor alias dosen pembimbing akademik saya tau-tau dengan wajah takjub berseru (dari ujung ruangan lho!), “Oh my God! Ami, I didn’t know you can make that kind of sound when watching soccer!”
Iya. Derajat saya turun lagi kayaknya tidak hanya di depan dosen wali saya sendiri, tapi di depan satu cohort alias satu angkatan.

Nah, kalo di Indonesia, cewek suka nonton bola sepertinya bukan hal yang asing deh ya. Tapi disini, kekna itu…jarang… Halah, sepak bola aja gak begitu populer disini kok. And the way they call it “soccer” instead of “football” actually irritates me.

Dan di antara temen-temen saya yang suka ngumpul bareng, saya satu-satunya cewek. Yang suka nonton bola. Dan suporter City. Yang lain kalo gak dukung United, dukungnya Liverpool. Dan di La Liga, sebagian besar pendukung Barcelona. Yang dukung Real Madrid kek saya cuma satu, dan itupun dia gak seheboh saya kalo nonton. Maka jadilah saya semacam obyek pembullyan mereka. Luckily, City has been doing great job. Tapi Real Madrid niiiihhh… Entah udah berapa kali saya bete abis gegara dengan ajaibnya mereka gak menang. For so many times I whined to my friend, “That’s it! I give up! I’m so done with football. I am SO NOT gonna watch football anymore!”.

Tapi tetep aja ujung-ujungnya saya nonton lagi. Heart attack lagi.

Pertengahan Maret kemaren, tiba-tiba saja…laptop saya rusak. Dan saya panik bukan cuma karena histeria terus-gua-ngerjain-tugas-pegimane-caranya, tapi juga panik gimana caranya saya nonton bolaaaaa….
Untunglah di sini, di perpus yang namanya komputer ada dimana-mana. Asal kebagian komputer aja sih. Maka jadilah saya tambah rajin ke perpus, tidak hanya untuk nugas semata, tapi untuk numpang nonton bola.
Termasuk nonton Derby Manchester. AAAAAA…. Saya masih pengen histeris. Waktu Derby Manchester ini, sebenernya saya gak ada kuliah. Tapi ada rapat organisasi PFA yang saya ikuti. Entah kenapa, rapatnya ini yang saya perkirakan Cuma sekitar 1-1.5 jam, lah kok ya jadi dua jam lebiiihhh… Saya dengan gelisahnya bolak-balik liat jam. Saya sampe dengan desperatenya SMS temen saya, “Do you think it would be polite to leave this PFA meeting and have the Manchester Derby as an excuse?”.
Jawaban temen saya menohok sih. “No. It’s not polite. But I guess youre going to explode soon anyway.
He’s kind of right, actually. Apalagi waktu saya liat di Twitter, kalo Edin ngegolin dalam waktu kurang dari satu menit. Untunglah, sekitar setengah jam setelah kick off, Baiba, si ketua PFA akhirnya mengakhiri rapat. Dan saya langsung lari ke perpus, nyari spare computer, dan langsung nontoooonnn :D. Ah, gak sia-sia anxiety-nya saya. City kembali memenangkan Derby di Old Trafford dengan skor 3-0. Sebelumnya di Etihad, City udah menang 4-1!!!

Satu lagi yang saya inget banget dari BPL Season 13/14 ini: transfernya Juan Mata.
Sampe sekarang saya masih pengen menggundah gulana, menghitung barisan semut merah di dinding sekolah, kalo inget soal ini. Juan Mata adalah salah satu pemain favorit saya di Chelsea. Dan sebenernya, saya kecewa juga kenapa dia jarang banget jadi starter. Salah satu temen saya (yang entah kenapa minta ditabok banget as he dislikes Chelsea so much) bilang that it’s Mourinho’s fault. Saya sebenernya setuju sih. Tapi gengsi untuk mengakui itu di depan dia. Sampai…akhirnya… beneran kejadian. Mata no longer wearing a blue jersey. Pait. Lebih pait daripada ngunyah beton. Apalagi pindahnya ke tim yang satu itu. Dan lihatlah betapa teman-teman saya tertawa di atas derita saya :"(

Daaaannn….akhirnya season 13/14 BPL pun berakhir :”). Tiga minggu terakhir BPL rasanya penuh drama banget. Saya nyaris udah mau mengikhlaskan City finish di urutan kedua, just like last year. Tapi waktu Chelsea berhasil mengalahkan Liverpool, AAAAAAAAHHHHHH BAHAGIANYAAAAA!!! Dan untungnya walaupun sempet kepeleset-peleset (kalah dari Liverpool dan cuma seri sama Arsenal), di pertandingan-pertandingan terakhir City tetap konsisten. Duh, para pacar saya pemain City itu memang ya :”).

Pas banget pula, pertandingan terakhir BPL itu pas setelah saya selesai dengan Spring Semester. Jadi nontonnya pun dengan perasaan legaaaa… Kali ini, karena laptop saya akhirnya selesai dibenerin, saya bisa dengan puas nonton di apartemen.
kayak yang saya mesti diingetin aja -_-

CHAMPION OF ENGLAND! AGAIN!

AND CITY WIN THE LEAGUE, PEOPLE! MANCHESTER CITY IS THE CHAMPION OF ENGLAND!!!
Antara sedih dan seneng sih sebenernya. Seneng banget karena CITY MENANG!!! Tapi juga sedih karena…gak ada lagi yang ditunggu kalo wiken.
Tapi… World Cup is comiiiingggg!! I am soooo excited to watch this. Even though, sepertinya kembali saya akan sendirian lagi, karena pada gak dukung Spanyol… huhuhu…
So yeah, World Cup, I am soooo gonna watch you :D!
Can't wait to see you playing in World Cup, El Mago :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 12 Mei 2014

Football? I am Still Watching It

Salah satu epic question dari Mama sebelum saya berangkat sekolah kemaren adalah: “Trus, nanti kamu di Amerika masih nonton bola Mi?”
Sumpah saya ngakak dulu sebelum jawab pertanyaan itu.
Ya iya lah yaaaa…. Mehehehehe…\

Iya sih, disini saya gak punya TV. Selain karena sayang duitnya untuk beli TV, setdah, dengan koneksi internet yang lancar jaya disini, kekna TV cuma jadi tambahan distraksi saja bagi saya.

Anyway, yeah. Saya masih nonton bola. Kalo dulu di Banjar nontonnya kadang-kadang harus begadang, disini karena selisih waktu, biasanya pertandingannya antara pagi atau siang. Ya masih enak sih kalo nonton EPL, karena jadinya ya, Sabtu atau Minggu siang gitu. La Liga juga masih lumayan kekejar sih. Tapi yang nyebelin kalo EPL pas tanding weekday gitu. Secara ya pas jam saya kuliah. Termasuk pertandingan perdana Manchester City dimana suami saya David Silva menyumbangkan first goal of the season, saya lagi kuliah perdana statistik tuh.

Dan UCL. Damn it. UCL ini biasanya pertandingannya Selasa dan Rabu. Dan Rabu adalah hari dimana jadwal kuliah saya ngeselin abis. Biasanya kick-off jam 15.45 waktu sini, dimana saya sedang kuliah kolokium. Jadi ya mohon maaf wahai Dr. Lee, Dr. Niels dan para pembicara tamu di kolokium, kalo anda memergoki saya lebih sering staring at my phone screen, it’s because I am anxiously following the game on Twitter. Iya, saya mahasiswa khilaf memang. *sungkem sama dosen*.

Pas kolokium ini juga pernah nih, waktu Fall Semester kemaren, kebetulan masih rame-ramenya World Cup Qualification. Dan hari itu yang maen, Portugal versus Swedia. Which means: Cristiano Ronaldo vs Zlatan Ibrahimovich. Saya sih bukan pendukung keduanya, but I really want Sweden to win the game, as they seem to be the underdog team. Nah, kalo kuliah colloquium kan suka ada break di tengah-tengah, sekitar 10-15 menit gitu. Pas break itu, salah satu temen se-cohort saya nyalain laptop buat nonton match itu. Dan saya tentu saja dong dengan ke-ratudramaannya saya nonton dengan penuh semangat. Entah saya udah gimana banget, tau-tau Dr. Lee, yang adalah Ketua Jurusan dan juga Academic Advisor alias dosen pembimbing akademik saya tau-tau dengan wajah takjub berseru (dari ujung ruangan lho!), “Oh my God! Ami, I didn’t know you can make that kind of sound when watching soccer!”
Iya. Derajat saya turun lagi kayaknya tidak hanya di depan dosen wali saya sendiri, tapi di depan satu cohort alias satu angkatan.

Nah, kalo di Indonesia, cewek suka nonton bola sepertinya bukan hal yang asing deh ya. Tapi disini, kekna itu…jarang… Halah, sepak bola aja gak begitu populer disini kok. And the way they call it “soccer” instead of “football” actually irritates me.

Dan di antara temen-temen saya yang suka ngumpul bareng, saya satu-satunya cewek. Yang suka nonton bola. Dan suporter City. Yang lain kalo gak dukung United, dukungnya Liverpool. Dan di La Liga, sebagian besar pendukung Barcelona. Yang dukung Real Madrid kek saya cuma satu, dan itupun dia gak seheboh saya kalo nonton. Maka jadilah saya semacam obyek pembullyan mereka. Luckily, City has been doing great job. Tapi Real Madrid niiiihhh… Entah udah berapa kali saya bete abis gegara dengan ajaibnya mereka gak menang. For so many times I whined to my friend, “That’s it! I give up! I’m so done with football. I am SO NOT gonna watch football anymore!”.

Tapi tetep aja ujung-ujungnya saya nonton lagi. Heart attack lagi.

Pertengahan Maret kemaren, tiba-tiba saja…laptop saya rusak. Dan saya panik bukan cuma karena histeria terus-gua-ngerjain-tugas-pegimane-caranya, tapi juga panik gimana caranya saya nonton bolaaaaa….
Untunglah di sini, di perpus yang namanya komputer ada dimana-mana. Asal kebagian komputer aja sih. Maka jadilah saya tambah rajin ke perpus, tidak hanya untuk nugas semata, tapi untuk numpang nonton bola.
Termasuk nonton Derby Manchester. AAAAAA…. Saya masih pengen histeris. Waktu Derby Manchester ini, sebenernya saya gak ada kuliah. Tapi ada rapat organisasi PFA yang saya ikuti. Entah kenapa, rapatnya ini yang saya perkirakan Cuma sekitar 1-1.5 jam, lah kok ya jadi dua jam lebiiihhh… Saya dengan gelisahnya bolak-balik liat jam. Saya sampe dengan desperatenya SMS temen saya, “Do you think it would be polite to leave this PFA meeting and have the Manchester Derby as an excuse?”.
Jawaban temen saya menohok sih. “No. It’s not polite. But I guess youre going to explode soon anyway.
He’s kind of right, actually. Apalagi waktu saya liat di Twitter, kalo Edin ngegolin dalam waktu kurang dari satu menit. Untunglah, sekitar setengah jam setelah kick off, Baiba, si ketua PFA akhirnya mengakhiri rapat. Dan saya langsung lari ke perpus, nyari spare computer, dan langsung nontoooonnn :D. Ah, gak sia-sia anxiety-nya saya. City kembali memenangkan Derby di Old Trafford dengan skor 3-0. Sebelumnya di Etihad, City udah menang 4-1!!!

Satu lagi yang saya inget banget dari BPL Season 13/14 ini: transfernya Juan Mata.
Sampe sekarang saya masih pengen menggundah gulana, menghitung barisan semut merah di dinding sekolah, kalo inget soal ini. Juan Mata adalah salah satu pemain favorit saya di Chelsea. Dan sebenernya, saya kecewa juga kenapa dia jarang banget jadi starter. Salah satu temen saya (yang entah kenapa minta ditabok banget as he dislikes Chelsea so much) bilang that it’s Mourinho’s fault. Saya sebenernya setuju sih. Tapi gengsi untuk mengakui itu di depan dia. Sampai…akhirnya… beneran kejadian. Mata no longer wearing a blue jersey. Pait. Lebih pait daripada ngunyah beton. Apalagi pindahnya ke tim yang satu itu. Dan lihatlah betapa teman-teman saya tertawa di atas derita saya :"(

Daaaannn….akhirnya season 13/14 BPL pun berakhir :”). Tiga minggu terakhir BPL rasanya penuh drama banget. Saya nyaris udah mau mengikhlaskan City finish di urutan kedua, just like last year. Tapi waktu Chelsea berhasil mengalahkan Liverpool, AAAAAAAAHHHHHH BAHAGIANYAAAAA!!! Dan untungnya walaupun sempet kepeleset-peleset (kalah dari Liverpool dan cuma seri sama Arsenal), di pertandingan-pertandingan terakhir City tetap konsisten. Duh, para pacar saya pemain City itu memang ya :”).

Pas banget pula, pertandingan terakhir BPL itu pas setelah saya selesai dengan Spring Semester. Jadi nontonnya pun dengan perasaan legaaaa… Kali ini, karena laptop saya akhirnya selesai dibenerin, saya bisa dengan puas nonton di apartemen.
kayak yang saya mesti diingetin aja -_-

CHAMPION OF ENGLAND! AGAIN!

AND CITY WIN THE LEAGUE, PEOPLE! MANCHESTER CITY IS THE CHAMPION OF ENGLAND!!!
Antara sedih dan seneng sih sebenernya. Seneng banget karena CITY MENANG!!! Tapi juga sedih karena…gak ada lagi yang ditunggu kalo wiken.
Tapi… World Cup is comiiiingggg!! I am soooo excited to watch this. Even though, sepertinya kembali saya akan sendirian lagi, karena pada gak dukung Spanyol… huhuhu…
So yeah, World Cup, I am soooo gonna watch you :D!
Can't wait to see you playing in World Cup, El Mago :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar