Selasa, 12 Februari 2008

Things are Different Here

Mari mengingat-ingat, tanggal berapa kah aku sampe di kota kecil ini? Tanggal 4 Januari. Berarti udah sebulan lebih aku disini... Still trying to adapt. Terutama dengan cuacanya yang saat aku mengetik posting ini pun, dengan suksesnya membuatku menggeletar kedinginan (kalo ga salah 14 derajat deh...). Yah, at least, aku udah brenti mengomel kenapa summer tetep sedingin ini. Omelanku berganti dengan doa supaya aku bisa bertahan di winter nanti...
Bener juga kata Abah, kadang-kadang kita melihat suatu gunung dari kejauhan yang seakan-akan tinggi banget, tapi begitu kita udah sampai puncaknya, ternyata ... Hehehe... Bukannya aku udah terbiasa banget dengan kehidupan di luar negeri. lha, ke luar negeri ya baru sekali ini. Tapi ternyata, ga sebegitu 'men-shock-kan' (red: mengejutkan) nya kok... Well, ya...mungkin juga karena toh aku tetep aja lebih banyak bergaul dengan sesama Indonesian students.
Eniwei, things are different here. Dan aku mulai belajar menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang serba otomatis...tadi sore aja waktu nyuci quilt di Laundry, aku dengan excitednya memotret slot koin di mesin cuci..untung di laundry ga ada orang, yang bakal menatapku dengan wajah prihatin atau mencela melihat kenorakan gadis manis yang satu ini. Mulai terbiasa men'jeglek'kan metcard di bus, dan udah mengerti serta mempraktekkan betapa 'Sunday Saver' adalah solusi penghematan yang tepat untuk tujuan wisata. Salah satu yang aku seneng banget adalah betapa sistematisnya sistem transportasi disini, dan ONLINE! Kalo mau pergi-pergi, aku tinggal buka www.metlinkmelbourne.com.au atau www.whereis.com.au, masukin tujuan dan starting pointnya... Keluarlah instruksi gimana cara sampai di tujuan... Bagus dan sangat membantu banget buat daku yang selalu disorientasi arah ini. Tapi sistem yang sistematis ini (hmm...repetisi yang aneh) kadang-kadang nyebelin banget... Sistem lampu merah untuk nyebrang jalan itu lhoooo..... Kalo di minggu-minggu awal aku dengan patuhnya berdiri seperti anak kelici yang menunggu induknya di samping lampu merah untuk menyeberang jalan (walopun dalam radius pandangan mata tidak ada kendaraan bermotor yang berpotensi mencelakakan penyeberang jalan), sekarang... gua bakal lirik kiri, noleh ke kanan, daaaan...LARIIIIII.....(sambil berdoa, semoga ga ada polisi yang lewat).
Jadwal keseharianku juga jauuuuuhhhh banget dibanding di Banjar dulu. Waktu IAP dulu, kelas baru mulai jam 11 siang, and it means I have almost no reason to wake up early. Kalo di Banjar kan aku bakal bangun jam 05.15 - 05.30, dan berangkat dari rumah jam 06.30 - 06.45. Disini?? Ga mau jawab ah, maluuu....
Kalo di Indonesia gua nyampe kampus jam 08.00 - 08.30, disini jam segitu aku bakal menarik selimutku kembali.
But still, I am a nocturnal species, tertidur dimana-mana di siang hari, tapi insomnia alias bangun dengan manisnya di tengah malam hingga menjelang dini hari....(FYI, sekarang udah jam 2.03 AM, dan aku masih teguh di depan lappy tanpa rasa kantuk).
Oh iya...satu lagi yang menurutku adalah perubahan yang sangat signifikan: AKU MEMASAK!!! IYaaaaaaa..... Memasak yang serius, bukan cuma sekedar bikin Indomie doaaanggg!! Bangga deh aku. Sebelumnya aku dan 'masak-memasak' kan bagaikan dua garis lurus yang sejajar satu sama lain, alias ga nyambung aja...dengan kata lain, selama aku masih bisa menciptakan alasan supaya tidak usah memasak, ya aku ga bakalan memasak. Tapi disiniiii....Ya, masih dengan bumbu-bumbu instan andalan sih... Tapi dengan bangga aku umumkan bahwa sekarang aku udah bisa belanja, prepare buat masak, dan memasak makananku sendiri... Wah, sebelumnya mana pernah kebayang sih aku bakalan dengan rajinnya nongkrong di dapur untuk memotong-motong ayam, merebus daging, mengupas bawang dan mengiris wortel? "Apa kata duniaaaa...." komentar Emil waktu dengan herannya dia mendengar berita dariku bahwa aku memasak sendiri disini...
Still, masih banyak hal yang harus aku lalui disini...Fiuuhhh... hopefully I can go through it...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 12 Februari 2008

Things are Different Here

Mari mengingat-ingat, tanggal berapa kah aku sampe di kota kecil ini? Tanggal 4 Januari. Berarti udah sebulan lebih aku disini... Still trying to adapt. Terutama dengan cuacanya yang saat aku mengetik posting ini pun, dengan suksesnya membuatku menggeletar kedinginan (kalo ga salah 14 derajat deh...). Yah, at least, aku udah brenti mengomel kenapa summer tetep sedingin ini. Omelanku berganti dengan doa supaya aku bisa bertahan di winter nanti...
Bener juga kata Abah, kadang-kadang kita melihat suatu gunung dari kejauhan yang seakan-akan tinggi banget, tapi begitu kita udah sampai puncaknya, ternyata ... Hehehe... Bukannya aku udah terbiasa banget dengan kehidupan di luar negeri. lha, ke luar negeri ya baru sekali ini. Tapi ternyata, ga sebegitu 'men-shock-kan' (red: mengejutkan) nya kok... Well, ya...mungkin juga karena toh aku tetep aja lebih banyak bergaul dengan sesama Indonesian students.
Eniwei, things are different here. Dan aku mulai belajar menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang serba otomatis...tadi sore aja waktu nyuci quilt di Laundry, aku dengan excitednya memotret slot koin di mesin cuci..untung di laundry ga ada orang, yang bakal menatapku dengan wajah prihatin atau mencela melihat kenorakan gadis manis yang satu ini. Mulai terbiasa men'jeglek'kan metcard di bus, dan udah mengerti serta mempraktekkan betapa 'Sunday Saver' adalah solusi penghematan yang tepat untuk tujuan wisata. Salah satu yang aku seneng banget adalah betapa sistematisnya sistem transportasi disini, dan ONLINE! Kalo mau pergi-pergi, aku tinggal buka www.metlinkmelbourne.com.au atau www.whereis.com.au, masukin tujuan dan starting pointnya... Keluarlah instruksi gimana cara sampai di tujuan... Bagus dan sangat membantu banget buat daku yang selalu disorientasi arah ini. Tapi sistem yang sistematis ini (hmm...repetisi yang aneh) kadang-kadang nyebelin banget... Sistem lampu merah untuk nyebrang jalan itu lhoooo..... Kalo di minggu-minggu awal aku dengan patuhnya berdiri seperti anak kelici yang menunggu induknya di samping lampu merah untuk menyeberang jalan (walopun dalam radius pandangan mata tidak ada kendaraan bermotor yang berpotensi mencelakakan penyeberang jalan), sekarang... gua bakal lirik kiri, noleh ke kanan, daaaan...LARIIIIII.....(sambil berdoa, semoga ga ada polisi yang lewat).
Jadwal keseharianku juga jauuuuuhhhh banget dibanding di Banjar dulu. Waktu IAP dulu, kelas baru mulai jam 11 siang, and it means I have almost no reason to wake up early. Kalo di Banjar kan aku bakal bangun jam 05.15 - 05.30, dan berangkat dari rumah jam 06.30 - 06.45. Disini?? Ga mau jawab ah, maluuu....
Kalo di Indonesia gua nyampe kampus jam 08.00 - 08.30, disini jam segitu aku bakal menarik selimutku kembali.
But still, I am a nocturnal species, tertidur dimana-mana di siang hari, tapi insomnia alias bangun dengan manisnya di tengah malam hingga menjelang dini hari....(FYI, sekarang udah jam 2.03 AM, dan aku masih teguh di depan lappy tanpa rasa kantuk).
Oh iya...satu lagi yang menurutku adalah perubahan yang sangat signifikan: AKU MEMASAK!!! IYaaaaaaa..... Memasak yang serius, bukan cuma sekedar bikin Indomie doaaanggg!! Bangga deh aku. Sebelumnya aku dan 'masak-memasak' kan bagaikan dua garis lurus yang sejajar satu sama lain, alias ga nyambung aja...dengan kata lain, selama aku masih bisa menciptakan alasan supaya tidak usah memasak, ya aku ga bakalan memasak. Tapi disiniiii....Ya, masih dengan bumbu-bumbu instan andalan sih... Tapi dengan bangga aku umumkan bahwa sekarang aku udah bisa belanja, prepare buat masak, dan memasak makananku sendiri... Wah, sebelumnya mana pernah kebayang sih aku bakalan dengan rajinnya nongkrong di dapur untuk memotong-motong ayam, merebus daging, mengupas bawang dan mengiris wortel? "Apa kata duniaaaa...." komentar Emil waktu dengan herannya dia mendengar berita dariku bahwa aku memasak sendiri disini...
Still, masih banyak hal yang harus aku lalui disini...Fiuuhhh... hopefully I can go through it...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar