Rabu, 12 September 2007

Nostalgia Cinta

(Written : 11 September)

Salah satu pekerjaan yang paling menyita waktu adalah beres-beres. Enggak sih, bukan masalah beres-beresnya yang lama. Tapi seringkali, kalo kita lagi ngeberesin tumpukan kertas, dokumen dan entah kenang-kenangan jaman dulu yang mulai berubah jadi barang prasejarah, biasanya bakal ketemu hal-hal yang bisa bikin kita mikir dan cengengesan ga jelas kalo keinget jaman dulu…
Malem ini, menyambung usahaku beberes kamar (the last time I did that was, saaayyyy… a year ago??), aku ngeberesin semua bentuk laci yang ada di kamar. Laci pertama sih ga terlalu seru, karena cuma dokumen-dokumen biasa…model-model ijazah, transkrip, SK dan Surat Tugas. Tapi pas mulai ngeberesin laci meja, baru aku mulai ga fokus, antara usaha bikin laciku jadi lebih layak untuk tempat penyimpanan daripada sekedar tempat penumpukan kertas-kertas tidak jelas, dengan keinginan untuk membuka-buka lagi kenangan jaman dulu. Ada foto-foto yang tertimbun, walopun sebagian besar dari foto itu tipe yang dibuang sayang, dipajang malu-maluin. Pantesan aja aku naruhnya di laci, dan bukannya di album, karena foto-foto tersebut sebagian besar menampilkan diriku dalam angle yang menurutku sangat tidak tepat untuk menampilkan diriku dalam kondisi terbaik. Ada kumpulan surat-surat, kartu-kartu ucapan, bahkan kartu ucapan dari Kai Nini untuk ultahku yang ke-12!
Tetep aja, yang paling seru adalah diary-ku. Aku kan mulai nulis diary sejak kelas 6 SD. Gila ya, kecerewetanku yang tidak cukup hanya tersalurkan lewat omongan udah mulai nampak sejak umur segitu, coba!!! Yang ketemu ada 2 buah, diaryku jaman kelas 2-3 SMP, sama yang kelas 3 SMA. Dan setelah kubandingkan... yang SMP menunjukkan saat-saat terberatku jadi ABG, sedangkan yang SMA isinya lebih lucu, ceria, norak, and jut soooo mee.... (Ya iya laaaahhhh...). Aku jadi cengengesan sendiri membaca betapa noraknya aku yang dulu naksir abis sama guru SMAku itu...yang entah apa kabarnya sekarang...
Hmmm....
First love never die....
Dan aku sadar, Bambang bukanlah cinta pertamaku, neither my true love.
The first time I was in love was at my last year at high school (Enggaaaaakk…. Bukan sama guru SMAku itu…. Itu mah cuma sekedar crush aja… sekarang aja gua malu kalo ingetnya).. With someone whom I prefer to call : “The Incognito”. And the feeling lasted for sooooo long. Sampai sekitar 2 tahun yang lalu, aku masih merasa melayang hanya untuk mengingat dirinya. Sekarang sih udah enggak…. I love him, still, but now I love him as the best friend I’ve ever had. Wah, jadi kalo diitung-itung, I hold on to the feeling for…SIX YEARS???!!! Hahaha…. Bahkan mulai dari awal aku pacaran sama Bambang, sampai aku serius sama dia…I still had him, somewhere in my heart. Aku juga ga ngerti kenapa aku bisa merubah perasaan itu. But hey, seperti Maroon 5 bilang : ”Nothing Last Forever”. Tiba-tiba saja, I finally get over the feeling, in a very beautiful way. I am totally happy for him, and I always remember the times we’ve ever spent together as the most wonderful moments in my life, without feeling hurt anymore. Everytime the memories cross my mind, it’s a smile that comes up on my face, without any tears of hurt rolling down my face anymore.
Kenapa coba aku bilang, that my ex-boyfriend pada akhirnya hanyalah sekedar kesalahan di masa lalu? Karena begitu menemukan foto-fotonya, tanpa mendapat pertimbangan lebih lanjut, foto-foto itu langsung masuk ke tumpukan : “DIBUANG”. Nasib yang sama terulang pada kumpulan surat-surat darinya. Hanya sekedar kubaca selintas, lalu langsung ditumpuk bersama kumpulan fotokopian tidak jelas lainnya. And I don’t feel anything. Datar dan lempeng aja… Aku jadi heran sendiri. Terus, selama tujuh taon kemaren kami pacaran, dapet apa dong? Yah, let’s take the good side. I don’t feel hurt. Itu sudah cukup. Sangat cukup.
Tapiiiii….beda banget waktu aku baca diary ku yang menceritakan masa-masa akhir SMA itu. Waktu aku mulai ragu, apakah memang benar, that I had fallen for ‘him’? Apalagi waktu aku baca hari-hari terakhir kami harus pisah… tiba-tiba saja, tanpa bisa aku cegah, aku nangis! I just suddenly feel the tears…. Bukan masalah ga kesampaiannya cintaku itu, tapi lebih karena merasa kehilangannya kali ya…
Here’s the part yang sukses banget bikin aku berlinang air mata kenangan:

”…Nggak tau kenapa, pas nutup telfon, aku ngerasa sedih banget.
Rasanya dia sudah begitu jauh...terlalu jauh...
And I realize, I’m losing him
Somehow I know, things will never be the same anymore. Dy, do you think he will miss me? Aku cuma bisa duduk terdiam, membiarkan air mata yang perlahan-lahan kembali menggenang dan jatuh satu-satu. When will we meet again? Dy, aku mencoba ikhlas melepas kepergiannya. It’s the best for him. Someday, I can get over this feeling. But…not now… Now, I miss him so much…”

Gimana gua ga nangis, coba… Apalagi aku inget banget, waktu itu pas purnama, aku duduk di kolam di samping rumah, sambil nangis…
Sampai saat ini, memang aku ga pernah punya keberanian to tell him straight to the point about what I felt for him. Tapi aku tau kok, kalo dia ngerti. I know that he knows.
Hiks. Aduuuhhhhh….jadi sentimentil euy…..
Yah, memang judulnya sih Kasih Tak Sampai. I finally can get over my feelings for him, but still, I will never stop to need him as my best friend. Walopun anak jelek yang satu itu seringkali hilang tidak jelas dari peredaran bumi dan peradaban dunia, tapi suka tiba-tiba tanpa rasa berdosa muncul kembali.

To The Incognito
I know that you know. Please, just keep it for yourself. And I will keep it for myself. I could never have you, the way I once wanted to. Tapi sekedar tetap menjadi bagian darimu, as ‘a good old friend’ of you, itu sudah cukup. For I now have you as a good old friend of mine…
Apa yang dulu aku rasakan, just leave it as it was… What matter is, you will always have me as your friend. For I know, that you’re always willing to be my friend… (Yah, walopun hilang-munculnya kamu itu suka bikin bete). Remember that night, when I was at the very bottom of my curve? You’re the one I called when I could do nothing but crying, and you did something only a best friend can do. You say that you’ll be there for me, and I can run to you. And what really matter is…you were not only saying it. You DID it. Thank you…
I was so lucky that I once know you, that I was once in love with you, and now that I love you as one of the best friend I’ve ever had…
You always have me and my prayers with you…Always… Termasuk untuk ‘rencana besar’mu di tahun 2008 nanti!! You truly have all my prayers with you…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 12 September 2007

Nostalgia Cinta

(Written : 11 September)

Salah satu pekerjaan yang paling menyita waktu adalah beres-beres. Enggak sih, bukan masalah beres-beresnya yang lama. Tapi seringkali, kalo kita lagi ngeberesin tumpukan kertas, dokumen dan entah kenang-kenangan jaman dulu yang mulai berubah jadi barang prasejarah, biasanya bakal ketemu hal-hal yang bisa bikin kita mikir dan cengengesan ga jelas kalo keinget jaman dulu…
Malem ini, menyambung usahaku beberes kamar (the last time I did that was, saaayyyy… a year ago??), aku ngeberesin semua bentuk laci yang ada di kamar. Laci pertama sih ga terlalu seru, karena cuma dokumen-dokumen biasa…model-model ijazah, transkrip, SK dan Surat Tugas. Tapi pas mulai ngeberesin laci meja, baru aku mulai ga fokus, antara usaha bikin laciku jadi lebih layak untuk tempat penyimpanan daripada sekedar tempat penumpukan kertas-kertas tidak jelas, dengan keinginan untuk membuka-buka lagi kenangan jaman dulu. Ada foto-foto yang tertimbun, walopun sebagian besar dari foto itu tipe yang dibuang sayang, dipajang malu-maluin. Pantesan aja aku naruhnya di laci, dan bukannya di album, karena foto-foto tersebut sebagian besar menampilkan diriku dalam angle yang menurutku sangat tidak tepat untuk menampilkan diriku dalam kondisi terbaik. Ada kumpulan surat-surat, kartu-kartu ucapan, bahkan kartu ucapan dari Kai Nini untuk ultahku yang ke-12!
Tetep aja, yang paling seru adalah diary-ku. Aku kan mulai nulis diary sejak kelas 6 SD. Gila ya, kecerewetanku yang tidak cukup hanya tersalurkan lewat omongan udah mulai nampak sejak umur segitu, coba!!! Yang ketemu ada 2 buah, diaryku jaman kelas 2-3 SMP, sama yang kelas 3 SMA. Dan setelah kubandingkan... yang SMP menunjukkan saat-saat terberatku jadi ABG, sedangkan yang SMA isinya lebih lucu, ceria, norak, and jut soooo mee.... (Ya iya laaaahhhh...). Aku jadi cengengesan sendiri membaca betapa noraknya aku yang dulu naksir abis sama guru SMAku itu...yang entah apa kabarnya sekarang...
Hmmm....
First love never die....
Dan aku sadar, Bambang bukanlah cinta pertamaku, neither my true love.
The first time I was in love was at my last year at high school (Enggaaaaakk…. Bukan sama guru SMAku itu…. Itu mah cuma sekedar crush aja… sekarang aja gua malu kalo ingetnya).. With someone whom I prefer to call : “The Incognito”. And the feeling lasted for sooooo long. Sampai sekitar 2 tahun yang lalu, aku masih merasa melayang hanya untuk mengingat dirinya. Sekarang sih udah enggak…. I love him, still, but now I love him as the best friend I’ve ever had. Wah, jadi kalo diitung-itung, I hold on to the feeling for…SIX YEARS???!!! Hahaha…. Bahkan mulai dari awal aku pacaran sama Bambang, sampai aku serius sama dia…I still had him, somewhere in my heart. Aku juga ga ngerti kenapa aku bisa merubah perasaan itu. But hey, seperti Maroon 5 bilang : ”Nothing Last Forever”. Tiba-tiba saja, I finally get over the feeling, in a very beautiful way. I am totally happy for him, and I always remember the times we’ve ever spent together as the most wonderful moments in my life, without feeling hurt anymore. Everytime the memories cross my mind, it’s a smile that comes up on my face, without any tears of hurt rolling down my face anymore.
Kenapa coba aku bilang, that my ex-boyfriend pada akhirnya hanyalah sekedar kesalahan di masa lalu? Karena begitu menemukan foto-fotonya, tanpa mendapat pertimbangan lebih lanjut, foto-foto itu langsung masuk ke tumpukan : “DIBUANG”. Nasib yang sama terulang pada kumpulan surat-surat darinya. Hanya sekedar kubaca selintas, lalu langsung ditumpuk bersama kumpulan fotokopian tidak jelas lainnya. And I don’t feel anything. Datar dan lempeng aja… Aku jadi heran sendiri. Terus, selama tujuh taon kemaren kami pacaran, dapet apa dong? Yah, let’s take the good side. I don’t feel hurt. Itu sudah cukup. Sangat cukup.
Tapiiiii….beda banget waktu aku baca diary ku yang menceritakan masa-masa akhir SMA itu. Waktu aku mulai ragu, apakah memang benar, that I had fallen for ‘him’? Apalagi waktu aku baca hari-hari terakhir kami harus pisah… tiba-tiba saja, tanpa bisa aku cegah, aku nangis! I just suddenly feel the tears…. Bukan masalah ga kesampaiannya cintaku itu, tapi lebih karena merasa kehilangannya kali ya…
Here’s the part yang sukses banget bikin aku berlinang air mata kenangan:

”…Nggak tau kenapa, pas nutup telfon, aku ngerasa sedih banget.
Rasanya dia sudah begitu jauh...terlalu jauh...
And I realize, I’m losing him
Somehow I know, things will never be the same anymore. Dy, do you think he will miss me? Aku cuma bisa duduk terdiam, membiarkan air mata yang perlahan-lahan kembali menggenang dan jatuh satu-satu. When will we meet again? Dy, aku mencoba ikhlas melepas kepergiannya. It’s the best for him. Someday, I can get over this feeling. But…not now… Now, I miss him so much…”

Gimana gua ga nangis, coba… Apalagi aku inget banget, waktu itu pas purnama, aku duduk di kolam di samping rumah, sambil nangis…
Sampai saat ini, memang aku ga pernah punya keberanian to tell him straight to the point about what I felt for him. Tapi aku tau kok, kalo dia ngerti. I know that he knows.
Hiks. Aduuuhhhhh….jadi sentimentil euy…..
Yah, memang judulnya sih Kasih Tak Sampai. I finally can get over my feelings for him, but still, I will never stop to need him as my best friend. Walopun anak jelek yang satu itu seringkali hilang tidak jelas dari peredaran bumi dan peradaban dunia, tapi suka tiba-tiba tanpa rasa berdosa muncul kembali.

To The Incognito
I know that you know. Please, just keep it for yourself. And I will keep it for myself. I could never have you, the way I once wanted to. Tapi sekedar tetap menjadi bagian darimu, as ‘a good old friend’ of you, itu sudah cukup. For I now have you as a good old friend of mine…
Apa yang dulu aku rasakan, just leave it as it was… What matter is, you will always have me as your friend. For I know, that you’re always willing to be my friend… (Yah, walopun hilang-munculnya kamu itu suka bikin bete). Remember that night, when I was at the very bottom of my curve? You’re the one I called when I could do nothing but crying, and you did something only a best friend can do. You say that you’ll be there for me, and I can run to you. And what really matter is…you were not only saying it. You DID it. Thank you…
I was so lucky that I once know you, that I was once in love with you, and now that I love you as one of the best friend I’ve ever had…
You always have me and my prayers with you…Always… Termasuk untuk ‘rencana besar’mu di tahun 2008 nanti!! You truly have all my prayers with you…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar