Maunya sih ngeprint jurnal untuk dibaca sebagai bahan referensi final essay governance. Taaaappppiii.....Tintanya habis. Lagi. Arrrggghhh.... Jadi aja saya membuka-buka blog saya jaman dulu. Heeeuuuu... Dan setelah membacanya lagi, ternyata saya itu norak ya?
Beberapa teman pernah bilang bahwa tulisan-tulisan saya lucu. Oh yaaa? Heuuu Terima kasih... Saya sih tidak pernah menganggap diri saya lucu. Lucu yang cute sih iya (ow, come on...saya kan narsis, jadi saya tetap harus memuji diri sendiri). Tapi saya lebih merasa bahwa saya itu...konyol... Ga ada bedanya ya? Dan saya juga tidak berniat membuat blog saya isinya lucu. Lha wong isinya kebanyakan cuma cerita saya sehari-hari kok. Kalau meminjam istilah Raditya Dika, isi blog saya malah cenderung self-depreciating (disini sepertinya ada suatu paradoks deh, bukannya saya ini paling narsis se MIPA Unlam?). Kalau ada yang lalu menganggap tulisan saya lucu ya Alhamdulillah...walaupun saya ingin menitipkan satu pesan: JANGAN mengulangi kesalahan-kesalahan bodoh yang sering saya lakukan dan dengan hiperbolisnya saya ceritakan di blog. Demi kredibilitas anda sendiri. Percayalah. Saya sudah membuktikan bahwa kebodohan-kebodohan itu membuat saya berada dalam posisi semakin terpuruk di hadapan Dekan saya. Silakan tanya pada yang bersangkutan.
Pertama kali saya dapat komen tentang tulisan saya di blog (jaman masih ngeblog di FS)oleh seorang teman saya. Dia bilang tulisan saya menghibur. Dan saya terpana. Karena saya tidak pernah merasa bisa menulis (biasanya bisanya mengoceh dan mengomel...). Sampai saat ini. Buktinya essay Governance saya yang baru dibagikan tadi cuma dapet 68 (At least it's worth a Credit, dan presentasinya dapet Distinction kok...). Dan tahukah Anda apa yang selanjutnya terjadi? Untuk beberapa waktu, saya jadi tidak bisa menulis lagi. Kenapa? Karena saya lalu justru merasa bahwa tulisan saya HARUS lucu, HARUS menghibur. Dan hasilnya, saya malah mandeg. Ga bisa ngalir. Speechless. Baru kemudian saya sadar. Tujuan utama saya menulis bukan untuk menjadi lucu dan menghibur orang kok. Saya ingin menulis karena ingin berkata-kata dalam bahasa saya. Menggambarkan dunia lewat pandangan saya. Menyenandungkan hidup saya dalam bahasa saya sendiri. Itu saja. Saya hanya ingin jujur lewat tulisan saya.
Tapi memang, menulis sesuatu yang diniatkan untuk lucu, it's such a hard thing to do. Sangat sulit untuk membuat sesuatu terdengar lucu dan membuat orang bisa tertawa tanpa harus merasa terpaksa. Tapi ada beberapa penulis humor yang paling saya suka, diantaranya adalah Isman, Adhitya Mulya, dan Raditya Dika (mudah-mudahan mereka berumur panjang supaya bisa tetap berkarya dan menghibur saya. They're just hilarious). Isman dengan humornya yang (SANGAT) cerdas. Adhitya yang plotnya menakjubkan. Raditya Dika yang udah ga punya urat malu.
Aaaaanyhooo... Kenapa saya bisa tiba-tiba membicarakan ini? Karena saya beberapa hari ini sedang berpikir, bahwa semakin kita menegaskan betapa lucunya diri kita, justru kita jadi semakin garing (nggak, nggak lagi ngomongin kerupuk kok, walaupun di sisi kanan saya sekarang ada 2 buah kerupuk). Semakin kita berkata: oh-look-at-me-i-am-just-so-funny, we turn out to be ridiculous. Waktu kita berkata "saya gokil abis kan!", seringkali kenyataannya adalah we're not funny at all ( Seperti salah satu audible di YM: That's not even in the same zip code as funny). Ada beberapa buku yang pernah saya beli (salah beli, I have to say). They're kind like shouting that they are funny, but as I turn out the pages, they're just become disasters.
Satu hal tentang para penulis di atas, mereka tidak pernah memproklamirkan diri betapa lucunya mereka. Dan hasilnya adalah, saya selalu merasa nyaris tidak waras lagi karena tertawa saat membaca tulisan mereka (entah mereka bangga atau terpukul dengan hal ini, saking ekstrimnya reaksi saya). Waktu beli Bertanya atau Mati nya Isman, saya langsung membaca buku itu di mobil dalam perjalanan pulang. Dan hasilnya, adik saya betul-betul mengkhawatirkan kestabilan emosi saya, karena dia tidak tahan mendengar saya yang cekikikan sepanjang jalan (untung saja waktu itu saya tidak pakai longdress putih dengan rambut melambai-lambai, kalo iya, mungkin saya sudah disembur menyan).
How about me myself? Hohoho...saya jelas tidak punya bakat seperti penulis-penulis itu. Yang saya lakukan di blog cuma sekedar bercerita dengan kata-kata pilihan saya. Saya tidak pernah bercita-cita jadi penulis humor. Cita-cita saya sejak kecil cuma pengen jadi guru kok...(Alhamdulillah kesampaian...). Saya hanya ingin jujur dalam tulisan saya. Itu saja. You find it funny, Alhamdulillah. you find it enjoyable, keep on reading it. You find it useless, then read something else. For me, I just want to be honest with my writing. That's it.
Gambar pinjem dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar