Rabu, 08 Januari 2014

Me and Snow

Mehehehehe…. Maap ya, wahai orang-orang, kalo tetiba saja saya jadi rajin banget apdet blog. Pertama, saya masih punya sisa waktu barang beberapa hari sebelum kembali ombak assignments dan homeworks yang tiada habisnya itu kembali menerpa kehidupan saya.

Kedua, semenjak hari Sabtu sore kemaren (which was tanggal 4 Januari kemaren) sampai dengan malem ini (yang adalah Selasa malem tanggal 7 Januari) saya stuck gak bisa kemana-mana dari apartemen.

Kenapa? Karena males? Well, enggak.

Karena cuaca buruk. And what I mean with bad weather, it’s really really REALLY bad weather.
Intinya adalah, USA sepanjang minggu ini diterpa gelombang udara dingin, satu paket lengkap dengan badai salju.

Snow storm. Sesuatu yang dulu cuma pernah saya bayangin waktu saya baca buku-bukunya Laura Ingalls.

Jadi ya, sebagai orang yang lahir dan besar di negara tropis, tentu saja saya dengan excitednya membayangkan betapa saya akan tinggal di negara empat musim. Bisa liat salju. Udah kebayang aja pengen main ski, pengen bikin boneka salju, pengen macem-macem lah.

Waktu sekolah di Melbourne dulu, emang sempet liat salju, tapi itu juga mesti naik gunung dulu ke Mt. Buller. Dan seingat saya, waktu itu excitednya cuma bertahan 2 jam, karena berasa dingin banget. Padahal saya inget waktu itu cuma -4°C doang.
Pertama kali liat salju di Mt. Buller, Australia, tahun 2008 dulu
Di West Lafayette sini, di masa-masa Fall dan Winter mah suhu segitu itu biasaaa. Dan mungkin karena disini dinginnya saya rasakan secara bertahap, gak langsung jeglek banget kek waktu di Melbie dulu, saya merasa lumayan bisa beradaptasi dengan cuaca dingin. Berasa kek bule KW 7 deh waktu suhunya 0°C and I felt that the weather is pleasant.

Anyway, hujan salju pertama saya disini pas bulan November. Sebelas November. 11/11. Wetsah, tanggal cantik nian. Waktu itu udah malem, dan saya bersama 3 orang temen lagi pada nugas di salah satu private study roomnya Hicks Library. Tau-tau ada notif dari salah satu grup di WA, bilang kalo di luar mulai hujan salju. Dengan noraknya saya langsung lari ke atas, keluar, dan dengan bengong dan mata berbinar-binar, menatap salju yang turun. OMG! It was beautiful! Selama hampir 10 menit, saya cuma bengong motion aja, takjub. Dan akhirnya saya turun, ngomong ke temen-temen saya dengan penuh semangat: “Guys, you have to go outside! It’s snowing and it’s so beautiful and it’s just so niiiice! It’s snowing!”

Respon mereka?
Miguel : “Really? It’s already snowing?
Edgardo    : “Where’s my hot chocolate? You said you’ll buy me hot chocolate tonight”
Roman      : “Why do you have to be so excited? It’s just snow.”

NGEEEEEKKKKK…

Iya, cuma Miguel yang begitu baik hati bisa mengerti perasaan saya. Dan saya dengan juteknya langsung ngomong, “I never said that I’d buy you hot chocolate, Ed. And Roman, you are from Ukraine. It’s snowing everyday there. The only place where I can see snow in my country is in the fridge.

First snow shower and I was so happy. Look at my excited face
Dulu sih saya mikir bahwa kalo udah salju gitu, bakal salju terus-terusan. Ternyata enggak. Hujan saljunya cuma kadang-kadang aja. Yang sering sih dinginnya doang. Tapi beneran deh, justru kalo hujan salju, justru gak dingin-dingin banget.

Heavy snow pertama saya ya waktu mau ke Chicago itu. Tumpukan saljunya lumayan tinggi, hampir sekitar 25 cm gitu. And by that time, I was still excited.
Winter wonderland!
Tapi waktu holiday trip kemaren, the cold weather became worse and worse. Bahkan waktu di hari terakhir kami di NYC, sorenya badai salju sampe membuat sebagian besar flight terpaksa dicancel. Not only planes, even buses didn’t run at that day.
Setres abis waktu liat forecast kek gini

Sampai di West Lafayette Jum'at malem, dan begitu ngecekin imel, dapet imel dari floor manager dan resident manager nya apartemen saya, soal weather alert. Disarankan untuk gak keluar rumah dari Sabtu sore.

Sabtu siang, saya belanja ke Walmart. Dan baru sekali itu rasanya saya sampe harus nunggu 15 menit cuma untuk dapet troli. There were soooo many people did some shopping. Semuanya pada belanja stok untuk menghadapi badai salju.
Dan bener aja, mulai dari Sabtu malem, the temperature started to drop lower and lower. Tiap kali saya liat ke jendela, tumpukan salju tambah tinggi aja. Dan tiap dua jam sekali ngecekin forecast. Rasanya baru sekali ini saya dengan rajinnya nongkrongin weather.com, dan berita-beritanya bkin tambah depresih, sodara-sodara. They said that this is the worst ever for the last 20 years. Bahkan kampus saya ngeluarin statement bahwa kampus ditutup sepanjang hari Senin dan Selasa due to the bad weather. Bus juga gak jalan. Resmilah saya di apartemen tidak hanya sepanjang hari, tapi sepanjang 3 hari penuh.
pile of snow. This is the view from my apartment window to the parking lot
Selasa siang. Udah cerah sih.

-23, dan itu real feelnya sampe -43 :(

I just kept myself warm in my apartment.
Kerjaan saya selama berapa hari ya gini doang
Alhamdulillah, apartemen saya heaternya sentral gitu. So I was warm enough inside my apartment. Serem juga waktu liat hujan salju yang deres banget, apalagi waktu anginnya kence
ng, keliatan lho itu butiran saljunya muter-muter gitu. Hujan saljunya gak brenti-brenti dari Sabtu malem sampe Selasa dini hari. Still, meskipun badai saljunya udah brenti, masih ada wind chill alert, so we are advised not to go out until Tuesday evening. Ya udah la ya sekalian aja sampe Rabu pagi. Alhamdulillah, semenjak Selasa siang it’s getting warmer.

Anyway, despite the freezing cold, I still think that snow is pretty. It’s like in a land of dream, where everything is white. Saya selalu teringat Narnia setiap kali ngeliat tumpukan salju di pohon-pohon, dan nyaris berharap tau-tau ada Mr. Tumnus muncul dari balik pohon itu.
Well, ini baru minggu pertama Januari, and here it is expected that we will still have snow until February. My friend even said that I would have snow shower as my birthday present. Haha. Funny. *throwing a big snow ball at him*
For now, Ami, over and out!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 08 Januari 2014

Me and Snow

Mehehehehe…. Maap ya, wahai orang-orang, kalo tetiba saja saya jadi rajin banget apdet blog. Pertama, saya masih punya sisa waktu barang beberapa hari sebelum kembali ombak assignments dan homeworks yang tiada habisnya itu kembali menerpa kehidupan saya.

Kedua, semenjak hari Sabtu sore kemaren (which was tanggal 4 Januari kemaren) sampai dengan malem ini (yang adalah Selasa malem tanggal 7 Januari) saya stuck gak bisa kemana-mana dari apartemen.

Kenapa? Karena males? Well, enggak.

Karena cuaca buruk. And what I mean with bad weather, it’s really really REALLY bad weather.
Intinya adalah, USA sepanjang minggu ini diterpa gelombang udara dingin, satu paket lengkap dengan badai salju.

Snow storm. Sesuatu yang dulu cuma pernah saya bayangin waktu saya baca buku-bukunya Laura Ingalls.

Jadi ya, sebagai orang yang lahir dan besar di negara tropis, tentu saja saya dengan excitednya membayangkan betapa saya akan tinggal di negara empat musim. Bisa liat salju. Udah kebayang aja pengen main ski, pengen bikin boneka salju, pengen macem-macem lah.

Waktu sekolah di Melbourne dulu, emang sempet liat salju, tapi itu juga mesti naik gunung dulu ke Mt. Buller. Dan seingat saya, waktu itu excitednya cuma bertahan 2 jam, karena berasa dingin banget. Padahal saya inget waktu itu cuma -4°C doang.
Pertama kali liat salju di Mt. Buller, Australia, tahun 2008 dulu
Di West Lafayette sini, di masa-masa Fall dan Winter mah suhu segitu itu biasaaa. Dan mungkin karena disini dinginnya saya rasakan secara bertahap, gak langsung jeglek banget kek waktu di Melbie dulu, saya merasa lumayan bisa beradaptasi dengan cuaca dingin. Berasa kek bule KW 7 deh waktu suhunya 0°C and I felt that the weather is pleasant.

Anyway, hujan salju pertama saya disini pas bulan November. Sebelas November. 11/11. Wetsah, tanggal cantik nian. Waktu itu udah malem, dan saya bersama 3 orang temen lagi pada nugas di salah satu private study roomnya Hicks Library. Tau-tau ada notif dari salah satu grup di WA, bilang kalo di luar mulai hujan salju. Dengan noraknya saya langsung lari ke atas, keluar, dan dengan bengong dan mata berbinar-binar, menatap salju yang turun. OMG! It was beautiful! Selama hampir 10 menit, saya cuma bengong motion aja, takjub. Dan akhirnya saya turun, ngomong ke temen-temen saya dengan penuh semangat: “Guys, you have to go outside! It’s snowing and it’s so beautiful and it’s just so niiiice! It’s snowing!”

Respon mereka?
Miguel : “Really? It’s already snowing?
Edgardo    : “Where’s my hot chocolate? You said you’ll buy me hot chocolate tonight”
Roman      : “Why do you have to be so excited? It’s just snow.”

NGEEEEEKKKKK…

Iya, cuma Miguel yang begitu baik hati bisa mengerti perasaan saya. Dan saya dengan juteknya langsung ngomong, “I never said that I’d buy you hot chocolate, Ed. And Roman, you are from Ukraine. It’s snowing everyday there. The only place where I can see snow in my country is in the fridge.

First snow shower and I was so happy. Look at my excited face
Dulu sih saya mikir bahwa kalo udah salju gitu, bakal salju terus-terusan. Ternyata enggak. Hujan saljunya cuma kadang-kadang aja. Yang sering sih dinginnya doang. Tapi beneran deh, justru kalo hujan salju, justru gak dingin-dingin banget.

Heavy snow pertama saya ya waktu mau ke Chicago itu. Tumpukan saljunya lumayan tinggi, hampir sekitar 25 cm gitu. And by that time, I was still excited.
Winter wonderland!
Tapi waktu holiday trip kemaren, the cold weather became worse and worse. Bahkan waktu di hari terakhir kami di NYC, sorenya badai salju sampe membuat sebagian besar flight terpaksa dicancel. Not only planes, even buses didn’t run at that day.
Setres abis waktu liat forecast kek gini

Sampai di West Lafayette Jum'at malem, dan begitu ngecekin imel, dapet imel dari floor manager dan resident manager nya apartemen saya, soal weather alert. Disarankan untuk gak keluar rumah dari Sabtu sore.

Sabtu siang, saya belanja ke Walmart. Dan baru sekali itu rasanya saya sampe harus nunggu 15 menit cuma untuk dapet troli. There were soooo many people did some shopping. Semuanya pada belanja stok untuk menghadapi badai salju.
Dan bener aja, mulai dari Sabtu malem, the temperature started to drop lower and lower. Tiap kali saya liat ke jendela, tumpukan salju tambah tinggi aja. Dan tiap dua jam sekali ngecekin forecast. Rasanya baru sekali ini saya dengan rajinnya nongkrongin weather.com, dan berita-beritanya bkin tambah depresih, sodara-sodara. They said that this is the worst ever for the last 20 years. Bahkan kampus saya ngeluarin statement bahwa kampus ditutup sepanjang hari Senin dan Selasa due to the bad weather. Bus juga gak jalan. Resmilah saya di apartemen tidak hanya sepanjang hari, tapi sepanjang 3 hari penuh.
pile of snow. This is the view from my apartment window to the parking lot
Selasa siang. Udah cerah sih.

-23, dan itu real feelnya sampe -43 :(

I just kept myself warm in my apartment.
Kerjaan saya selama berapa hari ya gini doang
Alhamdulillah, apartemen saya heaternya sentral gitu. So I was warm enough inside my apartment. Serem juga waktu liat hujan salju yang deres banget, apalagi waktu anginnya kence
ng, keliatan lho itu butiran saljunya muter-muter gitu. Hujan saljunya gak brenti-brenti dari Sabtu malem sampe Selasa dini hari. Still, meskipun badai saljunya udah brenti, masih ada wind chill alert, so we are advised not to go out until Tuesday evening. Ya udah la ya sekalian aja sampe Rabu pagi. Alhamdulillah, semenjak Selasa siang it’s getting warmer.

Anyway, despite the freezing cold, I still think that snow is pretty. It’s like in a land of dream, where everything is white. Saya selalu teringat Narnia setiap kali ngeliat tumpukan salju di pohon-pohon, dan nyaris berharap tau-tau ada Mr. Tumnus muncul dari balik pohon itu.
Well, ini baru minggu pertama Januari, and here it is expected that we will still have snow until February. My friend even said that I would have snow shower as my birthday present. Haha. Funny. *throwing a big snow ball at him*
For now, Ami, over and out!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar