Senin, 06 Januari 2014

To Chicago We Go

Tentu saja, seperti yang sudah saya bilang dalam postingan soal Dead Week dan Final Week, hal yang paling bikin excited adalah: WINTER BREAK. Liburan, sodara-sodaraaaa….
Dan tentu saja dengan penuh semangat saya gak pake mikir langsung meng-iya kan waktu Miguel dan Edgardo (iya, yang kemaren ke Pittsburgh bareng) ngomong, “We should go to Chicago on this break.”
To Chicago we go!
Dan bukan cuma kami bertiga, Susana, temen kami yang di Pittsburgh, juga dateng dari Pitts sana untuk mengunjungi kami di West Lafayette, dan bakal ikut kami ke Chicago.
Eh, sebenernya kami agak bingung waktu Susana dateng ini, secara kita bingung mau ngajakin dia kemanaaa… Hahahaha… Tapi jadilah saya mengantar dia keliling-keliling kampus.

Sama seperti waktu ke Pittsburgh, kami nyewa mobil. Dan sebenernya Miguel udah protes-protes aja ke saya, karena tentu saja saya gak bakal bisa gantian nyetir. “Ami, you really REALLY should learn how to drive!” omelnya. Sementara saya cuma bisa cengar-cengir.  But hey, to my defense, I am the one who supplying them with food on our way :p!

Sebenernya, trip kita nyaris batal. Karena sehari sebelumnya, ada weather alert, bahwa tepat di hari kita berangkat bakal ada snow storm. Malam sebelum hari H, kami nonton NBA game di Indiana. It was my first time ever to watch an NBA game, and it was FUN! Yah, walopun Edgardo sama Agustin yang duduk di sebelah saya mungkin agak bete karena saya dengan polosnya suka nanya-nanya gak penting. “Do they have yellow card in this game? No? So no red card either? Oh, they also have penalty? Is that a foul? Why? Do the players fight?”. Mehehehehe… Maap. Anyway, pas kami pulang dari Indy dan nyampe di WL, itu sudah mulai hujan salju. Paginya, pas saya bangun dan dengan deg-degan ngeliat ke jendela, tumpukan salju udah sekitar 10 cm. Sambil nonton City vs Arsenal (yang mana City menang 6-3 dan salah satu golnya dipersembahkan oleh suami saya David Silva), saya masih mikir, ini jadi apa enggak yaaa… Eh, tau-tau Edgardo nge-WA: “We’ll pick you up at 1.”

It was quite a hard trip. Untungnya anginnya gak kenceng-kenceng amat, dan hujan saljunya gak deres-deres banget. Tapi tetep saja perjalanan ke Chicago yang normalnya cuma sekitar 2 jam jadi perlu waktu 5 jam.

Meet up with Megumi!
Sampe di penginapan, kita turun ke downtown Chicago, udah janjian mau ketemuan sama Megumi, temen kita waktu Pre Academic di UC Davis dulu. Dan tantangan pertama di Chicago dimulai: nyari tempat parkir! Hampir satu jam cuma untuk peputeran nyari parkiran doang. Jadi ya, menuju Chicago itu emang enak sih kalo bawa mobil. Tapi untuk jalan-jalan di dalam kotanya, mending pake public transport deh.
Anyway, kita ketemuan sama Megumi di Giordano’s Pizza. Pizza disini katanya Chicago style. Crustnya tebel banget, jadi malah kek pie gitu.


Besoknya, kita maen ke Millenium Park. Ini salah satu places to go di Chicago, dan terkenal dengan si- Bean nya. Alias (semacam) patung berbentuk kacang yang gedeeee banget dan dari logam gitu. Jadi kita bisa semacam selfie gituuuu…

Oh. Dan saya baru sadar kenapa sebagian besar orang langsung mengangkat alis waktu saya bilang saya mau ke Chicago on winter. Because it’s FREEZING COLD. Now I know why they call Chicago as a windy city. Wind, wind, wiiinnnnd eeeeverywhere. So people, try not to do the same mistkae that we did. Don’t visit this city on winter.
Biarpun selfie, yang penting di Chicago. Ahahahaha...

Habis dari Millenium Park, rombongan kita jadi terbagi. Secara Susana pengen banget liat Chicago Aquarium dan saya lebih tertarik ke Planetarium. Coba ya, di Jakarta ada Sea World, and I’ve been to Sea World for like, 3-4 times. And fishes are just fishes. Miguel memilih ke akuarium dengan alasan, “I want to see whales.”. Dan Edgardo dengan wajah non-chalant nya cuma nanya, “Which one is cheaper?”. Karena Planetariumnya lebih murah $6 (dan pas disana malah kita dapet diskon lagi $2 karena pake student ID), jadilah dia ngintilin saya ke Planetarium.

Chicago skyline dari luar planetarium. It's freezing cold, but it's still beautiful
A quick confession, being an astronaut adalah salah satu cita-cita zaman kecil saya. Dan sampai sekarang pun saya masih suka ngeliatin bintang. So being in a planetarium, and watch a movie about stars in a dome-shaped screen really awed me. Eh, terus terus karena kita kesana menjelang Natal, di akhir film mereka bkin semacam simulasi falling snow on the screen, yang memang bentuknya kayak kubah gitu, So it’s like we’re being in a huuuge snow globe. It was amazing. And this planetarium has a small chunk of moon’s surface that we can touch, and I was so excited to touch and feel it with my finger.

Habis dari planetarium dan akuarium, kita makan siang, lalu ke Chicago Sky Deck. If you ever have the chance to go to Chicago, you HAVE to visit this. Skydeck ini adalah salah satu gedung tertinggi di Chicago that enables us to see around from it’s glass window. And believe me, seeing Chicago from way up there is just amazing. Kita kebetulan sekali kesana pas udah menjelang malem. Jadi sempet liat Chicago di waktu masih terang, dan waktu sudah malam.
menjelang malam
Terus ada semacam teras tertutup gitu, dimana bukan cuma jendelanya aja yang dari kaca, tapi juga lantainya. You may not like this kind of thing if you have a phobia of height. But if you don’t, it’s just awesome!

The next day, rombongan terpisah lagi. Saya dan Susana memilih untuk ke Museum of Science and Industry. Sementara Miguel ada yang harus diurus di Bank of America. Edgardo nemenin dia. Dan secara mereka penggemar basket, mereka pengen ke stadiumnya Chicago Bulls.

Plasma ball!
Believe me, the museum is spectacular. I don’t just like it. I LOVE IT. It’s huge and you have so many things to see and do in the museum.










As it was almost Christmas, the Museum had displays of Christmas trees with decorations from all around the world

Mr Astronaut, take me with you to the moon, please?
























One of the highlights, the submarine! So the museum has this original submarine from the World War II, and they let people have a tour inside it God, that was the first time I ever be in a submarine! Kalo biasanya saya cuma makan pempek kapal selam, ini saya masuk ke dalam kapal selam beneran!!!
me inside a submarine. a REAL submarine
some of the costume for Disney's movies
I love the details in these costumes
Susana and I spent three hours in the museum before Edgardo and Miguel picked us up, and we still haven’t seen half of what the museum has to offer. But yeah, we have to go back anyway.
Anyway, Chicago is a nice city. One of my friends even said that Chicago is a friendlier version of New York City. And when I went to NYC, I think she’s right. I’ll tell you about my trip to NYC on the next posting.
Ami, over and out!

A quote that I found in the Science Museum




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 06 Januari 2014

To Chicago We Go

Tentu saja, seperti yang sudah saya bilang dalam postingan soal Dead Week dan Final Week, hal yang paling bikin excited adalah: WINTER BREAK. Liburan, sodara-sodaraaaa….
Dan tentu saja dengan penuh semangat saya gak pake mikir langsung meng-iya kan waktu Miguel dan Edgardo (iya, yang kemaren ke Pittsburgh bareng) ngomong, “We should go to Chicago on this break.”
To Chicago we go!
Dan bukan cuma kami bertiga, Susana, temen kami yang di Pittsburgh, juga dateng dari Pitts sana untuk mengunjungi kami di West Lafayette, dan bakal ikut kami ke Chicago.
Eh, sebenernya kami agak bingung waktu Susana dateng ini, secara kita bingung mau ngajakin dia kemanaaa… Hahahaha… Tapi jadilah saya mengantar dia keliling-keliling kampus.

Sama seperti waktu ke Pittsburgh, kami nyewa mobil. Dan sebenernya Miguel udah protes-protes aja ke saya, karena tentu saja saya gak bakal bisa gantian nyetir. “Ami, you really REALLY should learn how to drive!” omelnya. Sementara saya cuma bisa cengar-cengir.  But hey, to my defense, I am the one who supplying them with food on our way :p!

Sebenernya, trip kita nyaris batal. Karena sehari sebelumnya, ada weather alert, bahwa tepat di hari kita berangkat bakal ada snow storm. Malam sebelum hari H, kami nonton NBA game di Indiana. It was my first time ever to watch an NBA game, and it was FUN! Yah, walopun Edgardo sama Agustin yang duduk di sebelah saya mungkin agak bete karena saya dengan polosnya suka nanya-nanya gak penting. “Do they have yellow card in this game? No? So no red card either? Oh, they also have penalty? Is that a foul? Why? Do the players fight?”. Mehehehehe… Maap. Anyway, pas kami pulang dari Indy dan nyampe di WL, itu sudah mulai hujan salju. Paginya, pas saya bangun dan dengan deg-degan ngeliat ke jendela, tumpukan salju udah sekitar 10 cm. Sambil nonton City vs Arsenal (yang mana City menang 6-3 dan salah satu golnya dipersembahkan oleh suami saya David Silva), saya masih mikir, ini jadi apa enggak yaaa… Eh, tau-tau Edgardo nge-WA: “We’ll pick you up at 1.”

It was quite a hard trip. Untungnya anginnya gak kenceng-kenceng amat, dan hujan saljunya gak deres-deres banget. Tapi tetep saja perjalanan ke Chicago yang normalnya cuma sekitar 2 jam jadi perlu waktu 5 jam.

Meet up with Megumi!
Sampe di penginapan, kita turun ke downtown Chicago, udah janjian mau ketemuan sama Megumi, temen kita waktu Pre Academic di UC Davis dulu. Dan tantangan pertama di Chicago dimulai: nyari tempat parkir! Hampir satu jam cuma untuk peputeran nyari parkiran doang. Jadi ya, menuju Chicago itu emang enak sih kalo bawa mobil. Tapi untuk jalan-jalan di dalam kotanya, mending pake public transport deh.
Anyway, kita ketemuan sama Megumi di Giordano’s Pizza. Pizza disini katanya Chicago style. Crustnya tebel banget, jadi malah kek pie gitu.


Besoknya, kita maen ke Millenium Park. Ini salah satu places to go di Chicago, dan terkenal dengan si- Bean nya. Alias (semacam) patung berbentuk kacang yang gedeeee banget dan dari logam gitu. Jadi kita bisa semacam selfie gituuuu…

Oh. Dan saya baru sadar kenapa sebagian besar orang langsung mengangkat alis waktu saya bilang saya mau ke Chicago on winter. Because it’s FREEZING COLD. Now I know why they call Chicago as a windy city. Wind, wind, wiiinnnnd eeeeverywhere. So people, try not to do the same mistkae that we did. Don’t visit this city on winter.
Biarpun selfie, yang penting di Chicago. Ahahahaha...

Habis dari Millenium Park, rombongan kita jadi terbagi. Secara Susana pengen banget liat Chicago Aquarium dan saya lebih tertarik ke Planetarium. Coba ya, di Jakarta ada Sea World, and I’ve been to Sea World for like, 3-4 times. And fishes are just fishes. Miguel memilih ke akuarium dengan alasan, “I want to see whales.”. Dan Edgardo dengan wajah non-chalant nya cuma nanya, “Which one is cheaper?”. Karena Planetariumnya lebih murah $6 (dan pas disana malah kita dapet diskon lagi $2 karena pake student ID), jadilah dia ngintilin saya ke Planetarium.

Chicago skyline dari luar planetarium. It's freezing cold, but it's still beautiful
A quick confession, being an astronaut adalah salah satu cita-cita zaman kecil saya. Dan sampai sekarang pun saya masih suka ngeliatin bintang. So being in a planetarium, and watch a movie about stars in a dome-shaped screen really awed me. Eh, terus terus karena kita kesana menjelang Natal, di akhir film mereka bkin semacam simulasi falling snow on the screen, yang memang bentuknya kayak kubah gitu, So it’s like we’re being in a huuuge snow globe. It was amazing. And this planetarium has a small chunk of moon’s surface that we can touch, and I was so excited to touch and feel it with my finger.

Habis dari planetarium dan akuarium, kita makan siang, lalu ke Chicago Sky Deck. If you ever have the chance to go to Chicago, you HAVE to visit this. Skydeck ini adalah salah satu gedung tertinggi di Chicago that enables us to see around from it’s glass window. And believe me, seeing Chicago from way up there is just amazing. Kita kebetulan sekali kesana pas udah menjelang malem. Jadi sempet liat Chicago di waktu masih terang, dan waktu sudah malam.
menjelang malam
Terus ada semacam teras tertutup gitu, dimana bukan cuma jendelanya aja yang dari kaca, tapi juga lantainya. You may not like this kind of thing if you have a phobia of height. But if you don’t, it’s just awesome!

The next day, rombongan terpisah lagi. Saya dan Susana memilih untuk ke Museum of Science and Industry. Sementara Miguel ada yang harus diurus di Bank of America. Edgardo nemenin dia. Dan secara mereka penggemar basket, mereka pengen ke stadiumnya Chicago Bulls.

Plasma ball!
Believe me, the museum is spectacular. I don’t just like it. I LOVE IT. It’s huge and you have so many things to see and do in the museum.










As it was almost Christmas, the Museum had displays of Christmas trees with decorations from all around the world

Mr Astronaut, take me with you to the moon, please?
























One of the highlights, the submarine! So the museum has this original submarine from the World War II, and they let people have a tour inside it God, that was the first time I ever be in a submarine! Kalo biasanya saya cuma makan pempek kapal selam, ini saya masuk ke dalam kapal selam beneran!!!
me inside a submarine. a REAL submarine
some of the costume for Disney's movies
I love the details in these costumes
Susana and I spent three hours in the museum before Edgardo and Miguel picked us up, and we still haven’t seen half of what the museum has to offer. But yeah, we have to go back anyway.
Anyway, Chicago is a nice city. One of my friends even said that Chicago is a friendlier version of New York City. And when I went to NYC, I think she’s right. I’ll tell you about my trip to NYC on the next posting.
Ami, over and out!

A quote that I found in the Science Museum




Tidak ada komentar:

Posting Komentar