Sabtu, 30 Juni 2007

Ada Apa Sih Dengan Aku dan Pintu?

(Originally Written : 20 Juni 2007)

Well, aku dan pintu memang bukan pasangan ideal yang bisa hidup dengan rukun sejahtera, hidup berdampingan dengan saling menyayangi. Ingat insiden tersangkut di gagang pintu waktu wawancara PKM di Faperta? Ternyata ga usah jauh-jauh, pintu Lab Analitik di Lab Dasar Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam juga telah ikut dalam barisan pintu yang memusuhi diriku.
Pagi ini, secara aku merasa begitu banyak kerjaan (You know, keluhan biasa para kaum pekerja : So little time, so much to do...), datanglah aku ke Lab Dasar di pagi buta. Oke, aku bo’ong. Ga pagi buta banget. Udah jam 8. Tapi secara jam segitu yang namanya lab dasar belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang berarti, boleh dong aku menyanjung diriku sendiri?
I should have known from the start, bahwa kejadian emosionil sebelumnya yang disebabkan ketegaan sopir DAMRI untuk menelantarkan para pengguna jasa bus penghubung Banjarmasin-Banjarbaru, mungkin sudah merupakan tanda-tanda dari Tuhan bahwa, once again, as usual, bakal ada kejadian memalukan lagi yang menimpa gadis manis yang bodoh ini.
Sampai di lab, ternyata kunci Lab Analitik ga ada. Tertuduh utama? Ervan dong.... Secara dia yang kerja sampai sore banget....
Demi niat muliaku untuk menuntaskan kerjaan, aku menggeledah segala kemungkinan untuk mencapai Lab Analitik. The brightest idea was, lewat ruangan Dewi dan Sunardi, yang persis di sebelah Lab Analitik dan saling terhubung lewat pintu tembus. Setelah mengkonfirmasi ulang ke-valid-an kunci yang ada, aku berusaha membuka gembok. Sukses! Haha. Senang. Kunci pintu diputar sekali. Jeglek! Sukses lagi. Tambah senang. Dengan semangat menggebu-gebu, masuk, membuka pintu tembusan, dan masuk kedalam Lab Analitik. Naruh tas, kembali ke ruangan Dewi lewat pintu tembus yang sama. Demi alasan keamanan, kulepaslah kunci dan gembok dari gagang pintu sebelah luar. Supaya ga kemana-mana (What? Bukannya kunci memang ga bisa kemana-mana sendiri?), kunci dan gembok kutaruh di atas meja. Supaya kerja di dalam lab lebih tenang, sambil agak bergaya salsa, kudorong pintu ruangan Dewi hingga rapat. Jeglekkk.... Dan aku menatap pintu itu selama sepersekian detik, untuk mendapati kenyataan bahwa gagang pintu sebelah dalam udah ga ada. What? Lalu gimana cara membuka pintu ini? Sedikit besi yang terselip aku coba dorong-dorong. It didn’t work. Pintunya kudorong lagi. It didn’t move. Pintunya aku gedor dengan penuh emosi, it just kept in silence. So, I am officially trapped in the room! Halaaah…. Jam setengah sembilan, jelas belum ada yang mau nongol di lab. Dan Lab Analitik ini posisinya agak isolated gitu, jauh dari mana-mana. Jadi mencoba berteriak-teriak minta pertolongan? Percuma. Buang tenaga.
Sepuluh menit selanjutnya aku cuma berkeliaran tidak jelas dalam lab, thinking of a single way to let me out of this (SILLY and EMBARASSING) situation.
Nyobain nelfon ke kantor Lab, siapa tau ada yang udah datang? Ga bisa. Ga tau nomernya (Ingatkan aku untuk memasukkan no telp. Lab Dasar dalam phonebook, kalo perlu dikasih speed dial sekalian!). Kalaupun punya nomernya, pulsaku Cuma cukup untuk mengirim 2-3 sms. Ke sesama Telkomsel. Oke, coret Lab Dasar dan ruangan PS dari nominasi.
Dosen lainnya? Ga mungkin. Jam segitu adalah jam sibuk dimana semua sedang mempersiapkan keperluan anak/istri/suami. Tergantung yang mana yang mereka punya.
SMS ke mahasiswa? Ga bisa. Mereka lagi ujian. Dan itu artinya aku akan semakin mengokohkan posisiku di mata mereka sebagai dosen paling konyol.
P’Taufiq? Oh, pleaseee..... dan semakin menghancurkan reputasiku yang sudah penuh kenestapaan?
AAAnywaaaaay........ Mungkin Tuhan sadar bahwa aku udah cukup menderita. Di kejauhan, muncullah dewa penyelamatku hari ini: Marjuni, teknisi Lab Fisika. Inget bahwa dulu aku bilang teknisi semacam K’Riza (the Hero of the trapped glass) diciptakan Tuhan to fix all the things that we stupid people have screwed up? Nah, Marjuni ini termasuk golongan itu juga. Secara dia yang datang menyelamatkan diriku, aku betul-betul berterima kasih padanya. Dan memaafkannya. Karena dia perlu waktu 5 menit untuk menempuh jarak 5 meter hingga sampai ke pintu (pintu sialan itu, in case you forget) karena tiap 3 langkah dia berenti untuk tertawa. Aku juga memaafkannya karena setelah membuka pintu, he still needs 5 minutes untuk menghentikan tawanya. Gila, dia ketawa sampai mau nangis gitu!
Aku langsung mengucapkan jutaan (enggak, ga sampe berjuta-juta. Tapi ga enak aja kalo ga hiperbolis) terima kasih. Setelah memastikan bahwa tragedi pintu ini tidak akan menjadi bahan pembicaraan para teknisi dan staf lab dasar di saat makan siang.
Hfff..... Ada apa sih antara aku dan pintu? Kenapa kami tidak bisa saling menerima kekurangan masing-masing dengan penuh keikhlasan????

1 komentar:

  1. Sangat Serius dan Sangat Mendesak:

    Dicari 10-15 Programmer Java dengan berbagai Level Keahlian untuk bekerja di PT Imocha (www.imocha.com.my). Suatu perusahaan Teknologi Informasi Malaysia. Kandidat yang diterima akan bekerja di BOGOR, JAWA BARAT (Tepatnya di Jalan Pajajaran Bogor). Perusahaan Imocha Malaysia membuka cabang unit produknya di BOGOR.

    Tanggung Jawab Umum:

    Koding dalam Java menjadi tugas sehari-hari. Area Pengembangan mencakup Teknologi Cutting-Edge seperti: JEE5, GlassFish, Struts2, Teknologi JAX, Apache Service MIx (ESB) dll.
    Berpartisipasi dalam pendesainan kebutuhan fungsi dan kebutuhan teknis.
    Memberikan ide-ide cemerlang pada tim.
    Dapat bekerja dalam deadline yang ketat namun tetap memelihara kualitas software.

    Tanggung Jawab Programmer Senior (Gaji Rp 6jt+Medical+Jamsostek):
    Memimpin satu atau lebih proyek atau produk pengembangan software.
    Bekerja dengan Manajer Produk untuk memastikan semua keperluan dan persyaratan pengembangan terpenuhi.
    Secara terus menerus melakukan penelitian dan evaluasi terhadap teknologi yang akan membawa perubahan di masa depan pada bidang software.
    Membuat keputusan terbaik dengan pendekatan teknik untuk kebutuhan pelanggan/bisnis dengan mempertimbangkan sisi performa, realibilitas dan skalabilitas.

    Tanggung Jawab Programmer Intermediate (Gaji Rp 4,5jt+Jamsostek+Medical):

    Mengembangkan produk perangkat lunak dengan 1 atau lebih programmer di dalam tim.
    Bisa membuat aplikasi dari scratch atau dari aplikasi yang sudah ada.
    Melakukan diagnosa pada koding dan memberikan bantuan teknis dibidang pemrograman pada tim pendukung pada saat aplikasi harus LIVE.

    Tanggung Jawab Programmer FreshGraduate (Gaji Rp 3jt+Jamsostek+Medical):

    Dengan modal penguasaan OOP, dapat belajar secara cepat dan mandiri mengenai teknologi yang dipakai oleh perusahaan.
    Terus menerus melakukan pembelajaran diri.
    Mengembangkan produk perangkat lunak dengan 1 atau lebih programmer di dalam tim.
    Bisa membuat aplikasi dari scratch atau dari aplikasi yang sudah ada.

    Persyaratan(HARUS):
    Berbakat dan Memiliki hasrat pada dunia pengembangan perangkat lunak
    Fast Learner & Self Starter
    Berpengalamn 3-4 tahun dalam pengkodean Java berskala enterprises (posisi senior programmer).
    Memahami framework J2EE (khususnya Struts 2), layar persistence (JPA/Hibernate), teknologi SOAP, webservice, GlassFish dan MAVEN.
    Bisa berbahasa Inggris minimal pasif.

    Nilai Tambah:

    Memahami teknologi cutting-edge seperti : JEE5, EJB3, Apache CXF, Service Mix dan Spring.
    Paham Oracle.

    Peserta yang berminat harap mengirimkan CV via email ke: andriyana.the.mefax@gmail.com sebelum tanggal 13 Maret. Peserta bersedia bekerja di Bogor!!!! atau kontak HP: Andriyana 0859 2052 1972

    BalasHapus

Sabtu, 30 Juni 2007

Ada Apa Sih Dengan Aku dan Pintu?

(Originally Written : 20 Juni 2007)

Well, aku dan pintu memang bukan pasangan ideal yang bisa hidup dengan rukun sejahtera, hidup berdampingan dengan saling menyayangi. Ingat insiden tersangkut di gagang pintu waktu wawancara PKM di Faperta? Ternyata ga usah jauh-jauh, pintu Lab Analitik di Lab Dasar Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam juga telah ikut dalam barisan pintu yang memusuhi diriku.
Pagi ini, secara aku merasa begitu banyak kerjaan (You know, keluhan biasa para kaum pekerja : So little time, so much to do...), datanglah aku ke Lab Dasar di pagi buta. Oke, aku bo’ong. Ga pagi buta banget. Udah jam 8. Tapi secara jam segitu yang namanya lab dasar belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang berarti, boleh dong aku menyanjung diriku sendiri?
I should have known from the start, bahwa kejadian emosionil sebelumnya yang disebabkan ketegaan sopir DAMRI untuk menelantarkan para pengguna jasa bus penghubung Banjarmasin-Banjarbaru, mungkin sudah merupakan tanda-tanda dari Tuhan bahwa, once again, as usual, bakal ada kejadian memalukan lagi yang menimpa gadis manis yang bodoh ini.
Sampai di lab, ternyata kunci Lab Analitik ga ada. Tertuduh utama? Ervan dong.... Secara dia yang kerja sampai sore banget....
Demi niat muliaku untuk menuntaskan kerjaan, aku menggeledah segala kemungkinan untuk mencapai Lab Analitik. The brightest idea was, lewat ruangan Dewi dan Sunardi, yang persis di sebelah Lab Analitik dan saling terhubung lewat pintu tembus. Setelah mengkonfirmasi ulang ke-valid-an kunci yang ada, aku berusaha membuka gembok. Sukses! Haha. Senang. Kunci pintu diputar sekali. Jeglek! Sukses lagi. Tambah senang. Dengan semangat menggebu-gebu, masuk, membuka pintu tembusan, dan masuk kedalam Lab Analitik. Naruh tas, kembali ke ruangan Dewi lewat pintu tembus yang sama. Demi alasan keamanan, kulepaslah kunci dan gembok dari gagang pintu sebelah luar. Supaya ga kemana-mana (What? Bukannya kunci memang ga bisa kemana-mana sendiri?), kunci dan gembok kutaruh di atas meja. Supaya kerja di dalam lab lebih tenang, sambil agak bergaya salsa, kudorong pintu ruangan Dewi hingga rapat. Jeglekkk.... Dan aku menatap pintu itu selama sepersekian detik, untuk mendapati kenyataan bahwa gagang pintu sebelah dalam udah ga ada. What? Lalu gimana cara membuka pintu ini? Sedikit besi yang terselip aku coba dorong-dorong. It didn’t work. Pintunya kudorong lagi. It didn’t move. Pintunya aku gedor dengan penuh emosi, it just kept in silence. So, I am officially trapped in the room! Halaaah…. Jam setengah sembilan, jelas belum ada yang mau nongol di lab. Dan Lab Analitik ini posisinya agak isolated gitu, jauh dari mana-mana. Jadi mencoba berteriak-teriak minta pertolongan? Percuma. Buang tenaga.
Sepuluh menit selanjutnya aku cuma berkeliaran tidak jelas dalam lab, thinking of a single way to let me out of this (SILLY and EMBARASSING) situation.
Nyobain nelfon ke kantor Lab, siapa tau ada yang udah datang? Ga bisa. Ga tau nomernya (Ingatkan aku untuk memasukkan no telp. Lab Dasar dalam phonebook, kalo perlu dikasih speed dial sekalian!). Kalaupun punya nomernya, pulsaku Cuma cukup untuk mengirim 2-3 sms. Ke sesama Telkomsel. Oke, coret Lab Dasar dan ruangan PS dari nominasi.
Dosen lainnya? Ga mungkin. Jam segitu adalah jam sibuk dimana semua sedang mempersiapkan keperluan anak/istri/suami. Tergantung yang mana yang mereka punya.
SMS ke mahasiswa? Ga bisa. Mereka lagi ujian. Dan itu artinya aku akan semakin mengokohkan posisiku di mata mereka sebagai dosen paling konyol.
P’Taufiq? Oh, pleaseee..... dan semakin menghancurkan reputasiku yang sudah penuh kenestapaan?
AAAnywaaaaay........ Mungkin Tuhan sadar bahwa aku udah cukup menderita. Di kejauhan, muncullah dewa penyelamatku hari ini: Marjuni, teknisi Lab Fisika. Inget bahwa dulu aku bilang teknisi semacam K’Riza (the Hero of the trapped glass) diciptakan Tuhan to fix all the things that we stupid people have screwed up? Nah, Marjuni ini termasuk golongan itu juga. Secara dia yang datang menyelamatkan diriku, aku betul-betul berterima kasih padanya. Dan memaafkannya. Karena dia perlu waktu 5 menit untuk menempuh jarak 5 meter hingga sampai ke pintu (pintu sialan itu, in case you forget) karena tiap 3 langkah dia berenti untuk tertawa. Aku juga memaafkannya karena setelah membuka pintu, he still needs 5 minutes untuk menghentikan tawanya. Gila, dia ketawa sampai mau nangis gitu!
Aku langsung mengucapkan jutaan (enggak, ga sampe berjuta-juta. Tapi ga enak aja kalo ga hiperbolis) terima kasih. Setelah memastikan bahwa tragedi pintu ini tidak akan menjadi bahan pembicaraan para teknisi dan staf lab dasar di saat makan siang.
Hfff..... Ada apa sih antara aku dan pintu? Kenapa kami tidak bisa saling menerima kekurangan masing-masing dengan penuh keikhlasan????

1 komentar:

  1. Sangat Serius dan Sangat Mendesak:

    Dicari 10-15 Programmer Java dengan berbagai Level Keahlian untuk bekerja di PT Imocha (www.imocha.com.my). Suatu perusahaan Teknologi Informasi Malaysia. Kandidat yang diterima akan bekerja di BOGOR, JAWA BARAT (Tepatnya di Jalan Pajajaran Bogor). Perusahaan Imocha Malaysia membuka cabang unit produknya di BOGOR.

    Tanggung Jawab Umum:

    Koding dalam Java menjadi tugas sehari-hari. Area Pengembangan mencakup Teknologi Cutting-Edge seperti: JEE5, GlassFish, Struts2, Teknologi JAX, Apache Service MIx (ESB) dll.
    Berpartisipasi dalam pendesainan kebutuhan fungsi dan kebutuhan teknis.
    Memberikan ide-ide cemerlang pada tim.
    Dapat bekerja dalam deadline yang ketat namun tetap memelihara kualitas software.

    Tanggung Jawab Programmer Senior (Gaji Rp 6jt+Medical+Jamsostek):
    Memimpin satu atau lebih proyek atau produk pengembangan software.
    Bekerja dengan Manajer Produk untuk memastikan semua keperluan dan persyaratan pengembangan terpenuhi.
    Secara terus menerus melakukan penelitian dan evaluasi terhadap teknologi yang akan membawa perubahan di masa depan pada bidang software.
    Membuat keputusan terbaik dengan pendekatan teknik untuk kebutuhan pelanggan/bisnis dengan mempertimbangkan sisi performa, realibilitas dan skalabilitas.

    Tanggung Jawab Programmer Intermediate (Gaji Rp 4,5jt+Jamsostek+Medical):

    Mengembangkan produk perangkat lunak dengan 1 atau lebih programmer di dalam tim.
    Bisa membuat aplikasi dari scratch atau dari aplikasi yang sudah ada.
    Melakukan diagnosa pada koding dan memberikan bantuan teknis dibidang pemrograman pada tim pendukung pada saat aplikasi harus LIVE.

    Tanggung Jawab Programmer FreshGraduate (Gaji Rp 3jt+Jamsostek+Medical):

    Dengan modal penguasaan OOP, dapat belajar secara cepat dan mandiri mengenai teknologi yang dipakai oleh perusahaan.
    Terus menerus melakukan pembelajaran diri.
    Mengembangkan produk perangkat lunak dengan 1 atau lebih programmer di dalam tim.
    Bisa membuat aplikasi dari scratch atau dari aplikasi yang sudah ada.

    Persyaratan(HARUS):
    Berbakat dan Memiliki hasrat pada dunia pengembangan perangkat lunak
    Fast Learner & Self Starter
    Berpengalamn 3-4 tahun dalam pengkodean Java berskala enterprises (posisi senior programmer).
    Memahami framework J2EE (khususnya Struts 2), layar persistence (JPA/Hibernate), teknologi SOAP, webservice, GlassFish dan MAVEN.
    Bisa berbahasa Inggris minimal pasif.

    Nilai Tambah:

    Memahami teknologi cutting-edge seperti : JEE5, EJB3, Apache CXF, Service Mix dan Spring.
    Paham Oracle.

    Peserta yang berminat harap mengirimkan CV via email ke: andriyana.the.mefax@gmail.com sebelum tanggal 13 Maret. Peserta bersedia bekerja di Bogor!!!! atau kontak HP: Andriyana 0859 2052 1972

    BalasHapus