Sabtu, 30 Juni 2007

When You Take it As Your Routine…

(Originally written : 9 Juni 2007)

Pernah ga sih ngerasa, bahwa ada beberapa orang yang merasa that being such an annoying person is just part of their daily routine? Aku ga ngerti deh, how come they come to a conclusion, that being irritated to other people is okay, as long as it’s not killing anybody???? Kadang-kadang, I find that teamwork is fun..when you are doing something together with those people who breathe the air as the way you do it..(oke, ini analogi yang murni berasal dari gua, ga usah mengerutkan kening sambil berpikir siapa yang pernah menimbulkan analogi semacam ini. It’s just me and my drama…). Semenjak sekitar 1 – 1,5 tahun yang lalu, aku menemukan one tiny little fact bahwa aku dan …TIIIIITTT….!!! just cannot go along together when it comes to professional life (Yeah, rite,..who are we? Lawyers or such things?). Aku ngerasa bahwa dia selalu memberikan berbagai alasan, mulai dari yang alasan yang wajar, alasan yang standar, sampai tipe alasan yang lo-pikir-gua-percaya-sama-alasan-sebodoh-itu untuk mengurangi beban kerjanya, which means, menambah beban kerja aku.Tadinya aku cukup berbesar hati untuk menganggap bahwa aku dengan segala ke-hiperbolis-an yang ada pada diriku yang membuat aku selalu memberikan cengiran tidak ikhlas. Disisi lain, who knows, mungkin dia pun menganggap aku orang yang super rese yang selalu meributkan detail dan berbagai hal kecil yang tidak penting (Hey, it matters to ME!). Tapi setelah keluhan dan complain yang sama muncul dari orang-orang yang berbeda…Secercah cahaya munculll…I’m not the only one who finds her ‘that’ way….
And the best thing that I can do, is just to stay as far as I can dari berbagai bentuk kemungkinan dan kesempatan untuk harus bisa bergabung dalam tim yang sama dengan dia (in any kind of job!). Tapi, Tuhan memang kadang-kadang punya selera humor yang aneh. Mau tidak mau untuk tahun ini, I have to be in the same team with her...(God, please don’t give me some more of this…). So, aku mengucapkan selamat datang di dunia kerja yang menyebalkan kepada diriku sendiri. Mulai dari penundaan-penundaan ga penting, sampai dengan tragedi malnutrisi. Dan asal tahu saja, all of those things terjadi dalam jangka waktu kurang dari satu bulan!
Waktu nelfon Bambang untuk melontarkan segalam macam keluh kesah terhadap ketidakadilan dunia dan kezaliman sang rekan kerja terhadap diriku ini, a short comment from him made me realizes something. “Kamu sadar nggak sih, sudah hampir 2 tahun ini kamu hanya mengeluhkan orang yang sama, dengan keluhan yang sama…”. What? It has been happening for that long?? Suatu hal yang bikin aku sadar, bahwa selama ini aku cuma berani mengeluh, dan menolak menghadapinya secara frontal… One thing for sure, hanya mengeluhkan dirinya saja (kepada orang lain pula…) jelas tidak akan membuat kondisi jadi lebih baik…tidak akan pernah merubah dirinya, for I never told her exactly what irritates me most about her… Sama halnya seperti dia mungkin menganggap bahwa menjadi orang yang membetekan bagi orang lain adalah part of her routine, mungkin aku juga melakukan hal yang sama. Membiarkan dia berbuat seperti itu sampai aku kesel sendiri dan kemudian kembali mengeluhkan dirinya…maybe I also take it as part of my routine…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 30 Juni 2007

When You Take it As Your Routine…

(Originally written : 9 Juni 2007)

Pernah ga sih ngerasa, bahwa ada beberapa orang yang merasa that being such an annoying person is just part of their daily routine? Aku ga ngerti deh, how come they come to a conclusion, that being irritated to other people is okay, as long as it’s not killing anybody???? Kadang-kadang, I find that teamwork is fun..when you are doing something together with those people who breathe the air as the way you do it..(oke, ini analogi yang murni berasal dari gua, ga usah mengerutkan kening sambil berpikir siapa yang pernah menimbulkan analogi semacam ini. It’s just me and my drama…). Semenjak sekitar 1 – 1,5 tahun yang lalu, aku menemukan one tiny little fact bahwa aku dan …TIIIIITTT….!!! just cannot go along together when it comes to professional life (Yeah, rite,..who are we? Lawyers or such things?). Aku ngerasa bahwa dia selalu memberikan berbagai alasan, mulai dari yang alasan yang wajar, alasan yang standar, sampai tipe alasan yang lo-pikir-gua-percaya-sama-alasan-sebodoh-itu untuk mengurangi beban kerjanya, which means, menambah beban kerja aku.Tadinya aku cukup berbesar hati untuk menganggap bahwa aku dengan segala ke-hiperbolis-an yang ada pada diriku yang membuat aku selalu memberikan cengiran tidak ikhlas. Disisi lain, who knows, mungkin dia pun menganggap aku orang yang super rese yang selalu meributkan detail dan berbagai hal kecil yang tidak penting (Hey, it matters to ME!). Tapi setelah keluhan dan complain yang sama muncul dari orang-orang yang berbeda…Secercah cahaya munculll…I’m not the only one who finds her ‘that’ way….
And the best thing that I can do, is just to stay as far as I can dari berbagai bentuk kemungkinan dan kesempatan untuk harus bisa bergabung dalam tim yang sama dengan dia (in any kind of job!). Tapi, Tuhan memang kadang-kadang punya selera humor yang aneh. Mau tidak mau untuk tahun ini, I have to be in the same team with her...(God, please don’t give me some more of this…). So, aku mengucapkan selamat datang di dunia kerja yang menyebalkan kepada diriku sendiri. Mulai dari penundaan-penundaan ga penting, sampai dengan tragedi malnutrisi. Dan asal tahu saja, all of those things terjadi dalam jangka waktu kurang dari satu bulan!
Waktu nelfon Bambang untuk melontarkan segalam macam keluh kesah terhadap ketidakadilan dunia dan kezaliman sang rekan kerja terhadap diriku ini, a short comment from him made me realizes something. “Kamu sadar nggak sih, sudah hampir 2 tahun ini kamu hanya mengeluhkan orang yang sama, dengan keluhan yang sama…”. What? It has been happening for that long?? Suatu hal yang bikin aku sadar, bahwa selama ini aku cuma berani mengeluh, dan menolak menghadapinya secara frontal… One thing for sure, hanya mengeluhkan dirinya saja (kepada orang lain pula…) jelas tidak akan membuat kondisi jadi lebih baik…tidak akan pernah merubah dirinya, for I never told her exactly what irritates me most about her… Sama halnya seperti dia mungkin menganggap bahwa menjadi orang yang membetekan bagi orang lain adalah part of her routine, mungkin aku juga melakukan hal yang sama. Membiarkan dia berbuat seperti itu sampai aku kesel sendiri dan kemudian kembali mengeluhkan dirinya…maybe I also take it as part of my routine…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar