(Originally written : 13 Juni 2007)
A fact which is surprising but true, aku berprofesi sebagai dosen. What makes it surprising adalah, there are so many things that I do and say, which can be considered as silly and stupid things… Oke, kadang-kadang I do LOOK like a smart one, apalagi kalo aku lagi ngomong things like this… “ Jadi dalam proses replikasi dan transkripsi, walaupun keduanya diawali dengan tahapan inisiasi, terdapat sedikit perbedaan. Jika pada tahapan replikasi inisiatornya adalah fragmen DNA primer, maka dalam proses transkripsi komponen yang berperan untuk menentukan tahapan inisiasi adalah sub-unit σ dari enzim polimeras RNA yang dikendalikan DNA…”. Seddaappp… it really makes me look smart, doesn’t it? Toh, deretan kebodohan yang aku lakukan mungkin bisa menyaingi panjangnya deret binom manapun…
Kejadian kemaren hanyalah salah satu hal yang menambah daftar panjang kejadian memalukan yang entah kenapa selalu mengiringi aku… Orang-orang DIKTI memutuskan bahwa mereka punya cukup waktu luang tidak hanya untuk mendengarkan presentasi dari para mahasiswa penerima PKM, tetapi juga untuk meninjau langsung, apakah dana yang mereka berikan betul-betul digunakan untuk hal yang sebelumnya dalam proposal telah dengan sangat meyakinkannya kami sebutkan akan kami lakukan. Sayangnya, dengan melakukan peninjauan langsung ke kampus tempat aku mengajar sekarang, sama artinya dengan melakukan lintas alam. Well, sebagai salah satu PTN tertua di Kalimantan, please don’t be surprised bahwa disini melewati jalan tersingkat berarti melewati jalan setapak dengan rumput-rumput ilalang yang lebih tinggi dariku. FYI, the last time aku melakukan pengukuran, tinggiku 146 cm (Yeah, I’m not telling you any lie, so will you please stop giving comment on how tiny I am? I’ve had just enough of it…). Wawancara berlangsung di Fakultas Pertanian, lantai III. Di auditorium itu, dengan maksud mengeluarkan diri dari ruangan tanpa menarik banyak perhatian, aku berusaha menyelinap lewat pintu tanpa mengeluarkan suara gaduh, dan berhasil tersandung pintu dengan suara menggelegar. Seakan dia tidak cukup puas mempermalukan diriku, kancing bajuku tersangkut di pegangan pintu, sehingga daku terjebak di tengah pintu, satu kaki di sebelah luar, satu kaki di sebelah dalam ruangan, wajah putus asa… Ada apa sih dengan aku dan pintu? Sepertinya tidak pernah ada satu pintupun yang bisa aku lewati tanpa membuat diriku sendiri tersandung, terjepit dan hal-hal semacamnya…
Itu cerita kemaren. Hari ini, just like any other day…aku masih melakukan hal-hal bodoh yang entah kenapa, selalu terjadi. Setelah menghabiskan sesiangan bersama kulit udangku tercinta di laboratorium, tibalah saatnya mengerjakan hal yang semestinya bukan hal yang pelik untuk dilakukan : clearing all the mess, termasuk mencuci peralatan-peralatan gelas yang kini juga sudah ikut beraroma udang. Yup, I’m doing chemistry, I hope that can be a good explanation on how come I have to deal with those disgusting things… Those (absolutely smelly) shrimp shells sometimes can be a better option than the other things….
Entah gimana caranya, aku berhasil membuat salah satu gelas arloji terjebak dengan manisnya di dasarr gelas piala, tanpa bisa bergerak ke arah manapun. Don’t ask me how I did it, karena bahkan I don’t know the answer for a more important thing, which is : how to fix it… Thank God, I was not the only one person working at the lab. Jadilah aku mendapatkan bantuan dari Ervan, yang masih ditambah bonus tatapan heran penuh keprihatinan (Ervan, if you have ever read this… I have to admit… I really hate that smile on your face at that time!!!). Adddduuhhh…. Ya ampun…. Senyumnya ga usah sebegitu mencelanya dong!!! Everybody makes silly mistakes every once in a while, rite? Tapi mungkin pada aku frekuensinya jauh lebih sering….
Kalo sudah begini, I often think, bahwa aku bisa lulus tes CPNS itu adalah keajaiban, and only God knows…kok bisa aku jadi dosen….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 30 Juni 2007
Me, The Silly One…
(Originally written : 13 Juni 2007)
A fact which is surprising but true, aku berprofesi sebagai dosen. What makes it surprising adalah, there are so many things that I do and say, which can be considered as silly and stupid things… Oke, kadang-kadang I do LOOK like a smart one, apalagi kalo aku lagi ngomong things like this… “ Jadi dalam proses replikasi dan transkripsi, walaupun keduanya diawali dengan tahapan inisiasi, terdapat sedikit perbedaan. Jika pada tahapan replikasi inisiatornya adalah fragmen DNA primer, maka dalam proses transkripsi komponen yang berperan untuk menentukan tahapan inisiasi adalah sub-unit σ dari enzim polimeras RNA yang dikendalikan DNA…”. Seddaappp… it really makes me look smart, doesn’t it? Toh, deretan kebodohan yang aku lakukan mungkin bisa menyaingi panjangnya deret binom manapun…
Kejadian kemaren hanyalah salah satu hal yang menambah daftar panjang kejadian memalukan yang entah kenapa selalu mengiringi aku… Orang-orang DIKTI memutuskan bahwa mereka punya cukup waktu luang tidak hanya untuk mendengarkan presentasi dari para mahasiswa penerima PKM, tetapi juga untuk meninjau langsung, apakah dana yang mereka berikan betul-betul digunakan untuk hal yang sebelumnya dalam proposal telah dengan sangat meyakinkannya kami sebutkan akan kami lakukan. Sayangnya, dengan melakukan peninjauan langsung ke kampus tempat aku mengajar sekarang, sama artinya dengan melakukan lintas alam. Well, sebagai salah satu PTN tertua di Kalimantan, please don’t be surprised bahwa disini melewati jalan tersingkat berarti melewati jalan setapak dengan rumput-rumput ilalang yang lebih tinggi dariku. FYI, the last time aku melakukan pengukuran, tinggiku 146 cm (Yeah, I’m not telling you any lie, so will you please stop giving comment on how tiny I am? I’ve had just enough of it…). Wawancara berlangsung di Fakultas Pertanian, lantai III. Di auditorium itu, dengan maksud mengeluarkan diri dari ruangan tanpa menarik banyak perhatian, aku berusaha menyelinap lewat pintu tanpa mengeluarkan suara gaduh, dan berhasil tersandung pintu dengan suara menggelegar. Seakan dia tidak cukup puas mempermalukan diriku, kancing bajuku tersangkut di pegangan pintu, sehingga daku terjebak di tengah pintu, satu kaki di sebelah luar, satu kaki di sebelah dalam ruangan, wajah putus asa… Ada apa sih dengan aku dan pintu? Sepertinya tidak pernah ada satu pintupun yang bisa aku lewati tanpa membuat diriku sendiri tersandung, terjepit dan hal-hal semacamnya…
Itu cerita kemaren. Hari ini, just like any other day…aku masih melakukan hal-hal bodoh yang entah kenapa, selalu terjadi. Setelah menghabiskan sesiangan bersama kulit udangku tercinta di laboratorium, tibalah saatnya mengerjakan hal yang semestinya bukan hal yang pelik untuk dilakukan : clearing all the mess, termasuk mencuci peralatan-peralatan gelas yang kini juga sudah ikut beraroma udang. Yup, I’m doing chemistry, I hope that can be a good explanation on how come I have to deal with those disgusting things… Those (absolutely smelly) shrimp shells sometimes can be a better option than the other things….
Entah gimana caranya, aku berhasil membuat salah satu gelas arloji terjebak dengan manisnya di dasarr gelas piala, tanpa bisa bergerak ke arah manapun. Don’t ask me how I did it, karena bahkan I don’t know the answer for a more important thing, which is : how to fix it… Thank God, I was not the only one person working at the lab. Jadilah aku mendapatkan bantuan dari Ervan, yang masih ditambah bonus tatapan heran penuh keprihatinan (Ervan, if you have ever read this… I have to admit… I really hate that smile on your face at that time!!!). Adddduuhhh…. Ya ampun…. Senyumnya ga usah sebegitu mencelanya dong!!! Everybody makes silly mistakes every once in a while, rite? Tapi mungkin pada aku frekuensinya jauh lebih sering….
Kalo sudah begini, I often think, bahwa aku bisa lulus tes CPNS itu adalah keajaiban, and only God knows…kok bisa aku jadi dosen….
A fact which is surprising but true, aku berprofesi sebagai dosen. What makes it surprising adalah, there are so many things that I do and say, which can be considered as silly and stupid things… Oke, kadang-kadang I do LOOK like a smart one, apalagi kalo aku lagi ngomong things like this… “ Jadi dalam proses replikasi dan transkripsi, walaupun keduanya diawali dengan tahapan inisiasi, terdapat sedikit perbedaan. Jika pada tahapan replikasi inisiatornya adalah fragmen DNA primer, maka dalam proses transkripsi komponen yang berperan untuk menentukan tahapan inisiasi adalah sub-unit σ dari enzim polimeras RNA yang dikendalikan DNA…”. Seddaappp… it really makes me look smart, doesn’t it? Toh, deretan kebodohan yang aku lakukan mungkin bisa menyaingi panjangnya deret binom manapun…
Kejadian kemaren hanyalah salah satu hal yang menambah daftar panjang kejadian memalukan yang entah kenapa selalu mengiringi aku… Orang-orang DIKTI memutuskan bahwa mereka punya cukup waktu luang tidak hanya untuk mendengarkan presentasi dari para mahasiswa penerima PKM, tetapi juga untuk meninjau langsung, apakah dana yang mereka berikan betul-betul digunakan untuk hal yang sebelumnya dalam proposal telah dengan sangat meyakinkannya kami sebutkan akan kami lakukan. Sayangnya, dengan melakukan peninjauan langsung ke kampus tempat aku mengajar sekarang, sama artinya dengan melakukan lintas alam. Well, sebagai salah satu PTN tertua di Kalimantan, please don’t be surprised bahwa disini melewati jalan tersingkat berarti melewati jalan setapak dengan rumput-rumput ilalang yang lebih tinggi dariku. FYI, the last time aku melakukan pengukuran, tinggiku 146 cm (Yeah, I’m not telling you any lie, so will you please stop giving comment on how tiny I am? I’ve had just enough of it…). Wawancara berlangsung di Fakultas Pertanian, lantai III. Di auditorium itu, dengan maksud mengeluarkan diri dari ruangan tanpa menarik banyak perhatian, aku berusaha menyelinap lewat pintu tanpa mengeluarkan suara gaduh, dan berhasil tersandung pintu dengan suara menggelegar. Seakan dia tidak cukup puas mempermalukan diriku, kancing bajuku tersangkut di pegangan pintu, sehingga daku terjebak di tengah pintu, satu kaki di sebelah luar, satu kaki di sebelah dalam ruangan, wajah putus asa… Ada apa sih dengan aku dan pintu? Sepertinya tidak pernah ada satu pintupun yang bisa aku lewati tanpa membuat diriku sendiri tersandung, terjepit dan hal-hal semacamnya…
Itu cerita kemaren. Hari ini, just like any other day…aku masih melakukan hal-hal bodoh yang entah kenapa, selalu terjadi. Setelah menghabiskan sesiangan bersama kulit udangku tercinta di laboratorium, tibalah saatnya mengerjakan hal yang semestinya bukan hal yang pelik untuk dilakukan : clearing all the mess, termasuk mencuci peralatan-peralatan gelas yang kini juga sudah ikut beraroma udang. Yup, I’m doing chemistry, I hope that can be a good explanation on how come I have to deal with those disgusting things… Those (absolutely smelly) shrimp shells sometimes can be a better option than the other things….
Entah gimana caranya, aku berhasil membuat salah satu gelas arloji terjebak dengan manisnya di dasarr gelas piala, tanpa bisa bergerak ke arah manapun. Don’t ask me how I did it, karena bahkan I don’t know the answer for a more important thing, which is : how to fix it… Thank God, I was not the only one person working at the lab. Jadilah aku mendapatkan bantuan dari Ervan, yang masih ditambah bonus tatapan heran penuh keprihatinan (Ervan, if you have ever read this… I have to admit… I really hate that smile on your face at that time!!!). Adddduuhhh…. Ya ampun…. Senyumnya ga usah sebegitu mencelanya dong!!! Everybody makes silly mistakes every once in a while, rite? Tapi mungkin pada aku frekuensinya jauh lebih sering….
Kalo sudah begini, I often think, bahwa aku bisa lulus tes CPNS itu adalah keajaiban, and only God knows…kok bisa aku jadi dosen….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar