(Ditulis tanggal 9 Oktober)
Ya! Inilah hasil akhirnya, di hari Senin tanggal 8 Oktober kemaren, kita (akhirnya...) jadi juga ngambil gambar buat syuting Inherent itooo.... Haduh. Lega deh. Akhirnya karena Rosy udah keburu bertolak ke Lamongan, jadilah Ratu Drama yang satu ini naik pangkat dari sekedar asisten produksi menjadi sutradara. Tanpa proses audisi, didaulatlah K’Riza dan K’Rudi untuk jadi selebritis yang me-maskoti Kimia. Sesuatu hal yang cukup mengherankan, karena biasanya aku yang narsis inilah yang memaksa orang supaya menyuruh aku untuk menjadi pemeran utama. Eh, tapi sumpah, aku ga pede lho! Beneraaannn.... Ini kan maksudnya untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa mengenai tata cara kerja di lab yang baik dan benar. Nah, senarsis ini juga aku sadar diri, karena aku mungkin satu-satunya staf yang pernah dengan ajaibnya menjebak kaca arloji di dalam gelas beker, percaya deh, memasrahkan tugas ini padaku cuma menempatkan kredibilitas PS Kimia pada posisi yang sangat beresiko. Nah, karena aku selalu terkagum-kagum pada cara kerja mereka di lab yang kayaknya udah mendarah daging banget, aku langsung memprovokasi Rosy supaya yang jadi pemeran utama para teknisi. K’Rudi sih setuju, apalagi mengingat wajahnya lah yang terpampang di kalender resminya Universitas Lambung Mangkurat, dia kayaknya udah biasa tampil deehhh... K’Riza (terpaksa) mau karena dia kira dia cuma nyiapin alat, kayaknya dia ga sadar bahwa waktu kita minta tolong ke dia, tidak hanya sekedar soal penyiapan alat dan bahan, tetapi juga pemasrahan diri sebagai pemeran. K’Hasnah yang jelas-jelas ”Just say ’No’”, walaupun gua udah begging on bended knee...
P’Taufiq sempet datang di awal, memastikan bahwa semuanya seharusnya berjalan sesuai rencana. Tapi kayaknya bukan untuk ngasih dukungan moril deh, mengingat beliau ngomong gini: ”Untuk yang kayak gini nih ya... Adegan 5 menit saja perlu pengambilan gambar selama 2 hari”. Haha. Ga cukup apa Pak ngeliat staf-mu yang satu ini udah mau pingsan aja. Wajah aku langsung rusuh begitu P’Taufiq ngomong gitu...
Jam sepuluhan, aku dengan noraknya memerintahkan K’Riza: ”Ya! Siap ya! Action!”, dan K’Riza malah dengan desperate-nya ngeliatin ke aku sambil ngomong: ”Emang sekarang aku mesti ngapain Mi?”.
Ada lima skenario nih ceritanya, K’Riza yang jadi aktor (wekekekek...) untuk skenario pertama, soal pengenalan alat, dan skenario ketiga, titrasi asam-basa. Pas pengambilan gambar yang pertama tuh, aku cekakak-cekikik ga jelas, yang bener-bener bikin K’Riza tambah bete karena dia juga masih rada demam panggung. Padahal kalo dipikir-pikir, ngapain juga nervous ya...toh kan nanti yang mucul juga cuma gambar tangannya doang yang lagi menunjuk-nunjuk alat gitu... Tapi pas skenario ketiga, karena titrasi memang udah kerjaan rutin yang mengiringi kehidupan K’Riza (oh, it’s in his blood...!), dia jadi lebih nyantai kerjanya. Walopun dia sempet ngamuk waktu pas ngencerin pake labu takar kelebihan, dengan alasan aku mengganggu konsentrasi dia. Ih, padahal kan waktu itu aku lagi ngobrolnya sama Putri yang mahasiswa Biologi ituuu...
Wah, yang berbakat jadi artis mah K’Rudi, yang dengan serius dan penuh penghayatan menghafalkan skenario dari aku. K’Rudi nih kebagian adegan tentang Laboratory Safety gitu... jadilah dia disyut untuk memeragakan penggunaan jas lab, kacamata pengaman, sarung tangan, masker, plus nyalain blower lemari asam dan memeragakan alat pemadam. Untuk adegan ke-4 pun K’Rudi bisa melakukan dengan penuh penghayatan, walopun yang dia lakukan cuma mencampurkan isi tabung reaksi dan memanaskannya.
Nah, yang jadi masalah nih...masih ada satu adegan!!! Karena masih menyangkut adegan titrasi, kan tentang analisis kafein dengan metode iodo/iodimetri tuh, aku sih pengennya K’Hasnah. Tapi permohonanku ditolak mentah-mentah. Hiks. Biar aku memindah Gunung Kelud juga, K’Hasnah tetap tidak mau merubah keputusannya untuk meniadakan dirinya dari jangkauan kamera. Cengiran K’Rudi bisa diterjemahkan sebagai suatu penolakan yang ikhlas. K’Riza juga sebelum aku sempat menyelesaikan kalimat permohonanku (yang sudah kurancang se-puitis mungkin) langsung dengan tegasnya bilang: ”Enggak. Aku nggak mau. Enak aja. Aku udah dua, K’Rudi juga dua. Masa kamu nggak ada?”. Sia-sia saja aku mengingatkan dia bahwa aku udah cukup pusing dengan jadi produser, penulis skenario dan sutradara darurat. Tetap saja jawaban dia: ”Enggak. Aku ENGGAK MAU!!!”. Dan percaya deh, kalo ekspresinya udah seperti waktu dia ngomong gitu ke aku kemaren, ga ada yang mampu melunakkan hatinya...
Jadiiii..... bisa ditebak dooong.... I did it. Sumpah aku nervous abis. Take pertama, aku langsung minta diulang, karena aku menuang isi labu ke buret langsung, ga pake corong. Mana K’Hasnah dan Kamil ngeliatin terusss…. Tapi toh, akhirnya aku bisa dengan suksesnya memperagakan, gimana caranya mengekstrak kafein dan menentukan kadarnya dengan bantuan larutan iodium sebagai larutan standar. Eh, tapi sempet tuh, kan selama pengambilan gambar lappy ku tersayang nyala, menemani kami dengan iringan musik (Halah. Jayus). Pas giliranku yang disyut, kan diutak-atik tuh lappy sama K’Riza, pas lagi serius (??) titrasi, tiba-tiba aja lagunya J-Rocks yang tadinya diputer diganti semena-mena olehnya. Aku langsung histeris: ”K’Rizaaaa!! Lagunya JANGAN DIGANTI!”. Orang-orang, termasuk juru kameranya (yang mungkin bingung untuk memutuskan, histeria-nya aku perlu direkam atau tidak) langsung pada bengong.
Akhirnya, sekitar 2 jam-an gitu, setelah melalui beberapa adegan pencela-an, pertikaian, pentertawaan dan semacamnya...selesailah...
Aduh, ga kebayang hasilnya nanti. Hiks. Rosyyyy..... maafkan daku ya kalo hasil akhirnya agak tidak sesuai dengan keinginan kamu...Yah, namanya juga darurat Ros.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, 15 Oktober 2007
Jadi Artis Lhooo...
(Ditulis tanggal 9 Oktober)
Ya! Inilah hasil akhirnya, di hari Senin tanggal 8 Oktober kemaren, kita (akhirnya...) jadi juga ngambil gambar buat syuting Inherent itooo.... Haduh. Lega deh. Akhirnya karena Rosy udah keburu bertolak ke Lamongan, jadilah Ratu Drama yang satu ini naik pangkat dari sekedar asisten produksi menjadi sutradara. Tanpa proses audisi, didaulatlah K’Riza dan K’Rudi untuk jadi selebritis yang me-maskoti Kimia. Sesuatu hal yang cukup mengherankan, karena biasanya aku yang narsis inilah yang memaksa orang supaya menyuruh aku untuk menjadi pemeran utama. Eh, tapi sumpah, aku ga pede lho! Beneraaannn.... Ini kan maksudnya untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa mengenai tata cara kerja di lab yang baik dan benar. Nah, senarsis ini juga aku sadar diri, karena aku mungkin satu-satunya staf yang pernah dengan ajaibnya menjebak kaca arloji di dalam gelas beker, percaya deh, memasrahkan tugas ini padaku cuma menempatkan kredibilitas PS Kimia pada posisi yang sangat beresiko. Nah, karena aku selalu terkagum-kagum pada cara kerja mereka di lab yang kayaknya udah mendarah daging banget, aku langsung memprovokasi Rosy supaya yang jadi pemeran utama para teknisi. K’Rudi sih setuju, apalagi mengingat wajahnya lah yang terpampang di kalender resminya Universitas Lambung Mangkurat, dia kayaknya udah biasa tampil deehhh... K’Riza (terpaksa) mau karena dia kira dia cuma nyiapin alat, kayaknya dia ga sadar bahwa waktu kita minta tolong ke dia, tidak hanya sekedar soal penyiapan alat dan bahan, tetapi juga pemasrahan diri sebagai pemeran. K’Hasnah yang jelas-jelas ”Just say ’No’”, walaupun gua udah begging on bended knee...
P’Taufiq sempet datang di awal, memastikan bahwa semuanya seharusnya berjalan sesuai rencana. Tapi kayaknya bukan untuk ngasih dukungan moril deh, mengingat beliau ngomong gini: ”Untuk yang kayak gini nih ya... Adegan 5 menit saja perlu pengambilan gambar selama 2 hari”. Haha. Ga cukup apa Pak ngeliat staf-mu yang satu ini udah mau pingsan aja. Wajah aku langsung rusuh begitu P’Taufiq ngomong gitu...
Jam sepuluhan, aku dengan noraknya memerintahkan K’Riza: ”Ya! Siap ya! Action!”, dan K’Riza malah dengan desperate-nya ngeliatin ke aku sambil ngomong: ”Emang sekarang aku mesti ngapain Mi?”.
Ada lima skenario nih ceritanya, K’Riza yang jadi aktor (wekekekek...) untuk skenario pertama, soal pengenalan alat, dan skenario ketiga, titrasi asam-basa. Pas pengambilan gambar yang pertama tuh, aku cekakak-cekikik ga jelas, yang bener-bener bikin K’Riza tambah bete karena dia juga masih rada demam panggung. Padahal kalo dipikir-pikir, ngapain juga nervous ya...toh kan nanti yang mucul juga cuma gambar tangannya doang yang lagi menunjuk-nunjuk alat gitu... Tapi pas skenario ketiga, karena titrasi memang udah kerjaan rutin yang mengiringi kehidupan K’Riza (oh, it’s in his blood...!), dia jadi lebih nyantai kerjanya. Walopun dia sempet ngamuk waktu pas ngencerin pake labu takar kelebihan, dengan alasan aku mengganggu konsentrasi dia. Ih, padahal kan waktu itu aku lagi ngobrolnya sama Putri yang mahasiswa Biologi ituuu...
Wah, yang berbakat jadi artis mah K’Rudi, yang dengan serius dan penuh penghayatan menghafalkan skenario dari aku. K’Rudi nih kebagian adegan tentang Laboratory Safety gitu... jadilah dia disyut untuk memeragakan penggunaan jas lab, kacamata pengaman, sarung tangan, masker, plus nyalain blower lemari asam dan memeragakan alat pemadam. Untuk adegan ke-4 pun K’Rudi bisa melakukan dengan penuh penghayatan, walopun yang dia lakukan cuma mencampurkan isi tabung reaksi dan memanaskannya.
Nah, yang jadi masalah nih...masih ada satu adegan!!! Karena masih menyangkut adegan titrasi, kan tentang analisis kafein dengan metode iodo/iodimetri tuh, aku sih pengennya K’Hasnah. Tapi permohonanku ditolak mentah-mentah. Hiks. Biar aku memindah Gunung Kelud juga, K’Hasnah tetap tidak mau merubah keputusannya untuk meniadakan dirinya dari jangkauan kamera. Cengiran K’Rudi bisa diterjemahkan sebagai suatu penolakan yang ikhlas. K’Riza juga sebelum aku sempat menyelesaikan kalimat permohonanku (yang sudah kurancang se-puitis mungkin) langsung dengan tegasnya bilang: ”Enggak. Aku nggak mau. Enak aja. Aku udah dua, K’Rudi juga dua. Masa kamu nggak ada?”. Sia-sia saja aku mengingatkan dia bahwa aku udah cukup pusing dengan jadi produser, penulis skenario dan sutradara darurat. Tetap saja jawaban dia: ”Enggak. Aku ENGGAK MAU!!!”. Dan percaya deh, kalo ekspresinya udah seperti waktu dia ngomong gitu ke aku kemaren, ga ada yang mampu melunakkan hatinya...
Jadiiii..... bisa ditebak dooong.... I did it. Sumpah aku nervous abis. Take pertama, aku langsung minta diulang, karena aku menuang isi labu ke buret langsung, ga pake corong. Mana K’Hasnah dan Kamil ngeliatin terusss…. Tapi toh, akhirnya aku bisa dengan suksesnya memperagakan, gimana caranya mengekstrak kafein dan menentukan kadarnya dengan bantuan larutan iodium sebagai larutan standar. Eh, tapi sempet tuh, kan selama pengambilan gambar lappy ku tersayang nyala, menemani kami dengan iringan musik (Halah. Jayus). Pas giliranku yang disyut, kan diutak-atik tuh lappy sama K’Riza, pas lagi serius (??) titrasi, tiba-tiba aja lagunya J-Rocks yang tadinya diputer diganti semena-mena olehnya. Aku langsung histeris: ”K’Rizaaaa!! Lagunya JANGAN DIGANTI!”. Orang-orang, termasuk juru kameranya (yang mungkin bingung untuk memutuskan, histeria-nya aku perlu direkam atau tidak) langsung pada bengong.
Akhirnya, sekitar 2 jam-an gitu, setelah melalui beberapa adegan pencela-an, pertikaian, pentertawaan dan semacamnya...selesailah...
Aduh, ga kebayang hasilnya nanti. Hiks. Rosyyyy..... maafkan daku ya kalo hasil akhirnya agak tidak sesuai dengan keinginan kamu...Yah, namanya juga darurat Ros.....
Ya! Inilah hasil akhirnya, di hari Senin tanggal 8 Oktober kemaren, kita (akhirnya...) jadi juga ngambil gambar buat syuting Inherent itooo.... Haduh. Lega deh. Akhirnya karena Rosy udah keburu bertolak ke Lamongan, jadilah Ratu Drama yang satu ini naik pangkat dari sekedar asisten produksi menjadi sutradara. Tanpa proses audisi, didaulatlah K’Riza dan K’Rudi untuk jadi selebritis yang me-maskoti Kimia. Sesuatu hal yang cukup mengherankan, karena biasanya aku yang narsis inilah yang memaksa orang supaya menyuruh aku untuk menjadi pemeran utama. Eh, tapi sumpah, aku ga pede lho! Beneraaannn.... Ini kan maksudnya untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa mengenai tata cara kerja di lab yang baik dan benar. Nah, senarsis ini juga aku sadar diri, karena aku mungkin satu-satunya staf yang pernah dengan ajaibnya menjebak kaca arloji di dalam gelas beker, percaya deh, memasrahkan tugas ini padaku cuma menempatkan kredibilitas PS Kimia pada posisi yang sangat beresiko. Nah, karena aku selalu terkagum-kagum pada cara kerja mereka di lab yang kayaknya udah mendarah daging banget, aku langsung memprovokasi Rosy supaya yang jadi pemeran utama para teknisi. K’Rudi sih setuju, apalagi mengingat wajahnya lah yang terpampang di kalender resminya Universitas Lambung Mangkurat, dia kayaknya udah biasa tampil deehhh... K’Riza (terpaksa) mau karena dia kira dia cuma nyiapin alat, kayaknya dia ga sadar bahwa waktu kita minta tolong ke dia, tidak hanya sekedar soal penyiapan alat dan bahan, tetapi juga pemasrahan diri sebagai pemeran. K’Hasnah yang jelas-jelas ”Just say ’No’”, walaupun gua udah begging on bended knee...
P’Taufiq sempet datang di awal, memastikan bahwa semuanya seharusnya berjalan sesuai rencana. Tapi kayaknya bukan untuk ngasih dukungan moril deh, mengingat beliau ngomong gini: ”Untuk yang kayak gini nih ya... Adegan 5 menit saja perlu pengambilan gambar selama 2 hari”. Haha. Ga cukup apa Pak ngeliat staf-mu yang satu ini udah mau pingsan aja. Wajah aku langsung rusuh begitu P’Taufiq ngomong gitu...
Jam sepuluhan, aku dengan noraknya memerintahkan K’Riza: ”Ya! Siap ya! Action!”, dan K’Riza malah dengan desperate-nya ngeliatin ke aku sambil ngomong: ”Emang sekarang aku mesti ngapain Mi?”.
Ada lima skenario nih ceritanya, K’Riza yang jadi aktor (wekekekek...) untuk skenario pertama, soal pengenalan alat, dan skenario ketiga, titrasi asam-basa. Pas pengambilan gambar yang pertama tuh, aku cekakak-cekikik ga jelas, yang bener-bener bikin K’Riza tambah bete karena dia juga masih rada demam panggung. Padahal kalo dipikir-pikir, ngapain juga nervous ya...toh kan nanti yang mucul juga cuma gambar tangannya doang yang lagi menunjuk-nunjuk alat gitu... Tapi pas skenario ketiga, karena titrasi memang udah kerjaan rutin yang mengiringi kehidupan K’Riza (oh, it’s in his blood...!), dia jadi lebih nyantai kerjanya. Walopun dia sempet ngamuk waktu pas ngencerin pake labu takar kelebihan, dengan alasan aku mengganggu konsentrasi dia. Ih, padahal kan waktu itu aku lagi ngobrolnya sama Putri yang mahasiswa Biologi ituuu...
Wah, yang berbakat jadi artis mah K’Rudi, yang dengan serius dan penuh penghayatan menghafalkan skenario dari aku. K’Rudi nih kebagian adegan tentang Laboratory Safety gitu... jadilah dia disyut untuk memeragakan penggunaan jas lab, kacamata pengaman, sarung tangan, masker, plus nyalain blower lemari asam dan memeragakan alat pemadam. Untuk adegan ke-4 pun K’Rudi bisa melakukan dengan penuh penghayatan, walopun yang dia lakukan cuma mencampurkan isi tabung reaksi dan memanaskannya.
Nah, yang jadi masalah nih...masih ada satu adegan!!! Karena masih menyangkut adegan titrasi, kan tentang analisis kafein dengan metode iodo/iodimetri tuh, aku sih pengennya K’Hasnah. Tapi permohonanku ditolak mentah-mentah. Hiks. Biar aku memindah Gunung Kelud juga, K’Hasnah tetap tidak mau merubah keputusannya untuk meniadakan dirinya dari jangkauan kamera. Cengiran K’Rudi bisa diterjemahkan sebagai suatu penolakan yang ikhlas. K’Riza juga sebelum aku sempat menyelesaikan kalimat permohonanku (yang sudah kurancang se-puitis mungkin) langsung dengan tegasnya bilang: ”Enggak. Aku nggak mau. Enak aja. Aku udah dua, K’Rudi juga dua. Masa kamu nggak ada?”. Sia-sia saja aku mengingatkan dia bahwa aku udah cukup pusing dengan jadi produser, penulis skenario dan sutradara darurat. Tetap saja jawaban dia: ”Enggak. Aku ENGGAK MAU!!!”. Dan percaya deh, kalo ekspresinya udah seperti waktu dia ngomong gitu ke aku kemaren, ga ada yang mampu melunakkan hatinya...
Jadiiii..... bisa ditebak dooong.... I did it. Sumpah aku nervous abis. Take pertama, aku langsung minta diulang, karena aku menuang isi labu ke buret langsung, ga pake corong. Mana K’Hasnah dan Kamil ngeliatin terusss…. Tapi toh, akhirnya aku bisa dengan suksesnya memperagakan, gimana caranya mengekstrak kafein dan menentukan kadarnya dengan bantuan larutan iodium sebagai larutan standar. Eh, tapi sempet tuh, kan selama pengambilan gambar lappy ku tersayang nyala, menemani kami dengan iringan musik (Halah. Jayus). Pas giliranku yang disyut, kan diutak-atik tuh lappy sama K’Riza, pas lagi serius (??) titrasi, tiba-tiba aja lagunya J-Rocks yang tadinya diputer diganti semena-mena olehnya. Aku langsung histeris: ”K’Rizaaaa!! Lagunya JANGAN DIGANTI!”. Orang-orang, termasuk juru kameranya (yang mungkin bingung untuk memutuskan, histeria-nya aku perlu direkam atau tidak) langsung pada bengong.
Akhirnya, sekitar 2 jam-an gitu, setelah melalui beberapa adegan pencela-an, pertikaian, pentertawaan dan semacamnya...selesailah...
Aduh, ga kebayang hasilnya nanti. Hiks. Rosyyyy..... maafkan daku ya kalo hasil akhirnya agak tidak sesuai dengan keinginan kamu...Yah, namanya juga darurat Ros.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar