(Tanggal penulisan : 6 Oktober)
Dulu, aku pernah mengalami satu minggu yang penuh kesialan, gara-garan hari Seninnya bangun telat. Dan sejarah berulang. Padahaln kan Senin minggu ini tuh seharusnya cukup menyenangkan, karena…tanggal 1 sodara-sodara! Yah, sebagai PNS yang mengabdikan diri pada negara, tentu saja tanggal 1 adalah tanggal yang punya nuansa dan romantika tersendiri… Tapi tetep aja, manusia yang satu ini ga kuat untuk tidak tertidur kembali habis Subuh. Hmm… jadi aja bangun dengan panik, karena jam 10.30 harus ngajar Biokimia. Well, sebenernya semua keliatan baik-baik saja…sampai begitu aku nyampe kampus, P’Taufiq minta revisi (LAGI???) kegiatan pengembangan ilmu, dibikin rincian biayanya. Hiks. Udah gitu, Opek lagi pake acara nelfon, bilang kalo K’Riza ngerasa ga ikhlas bantuin kami bikin bahan untuk praktikum, karena seingat dia praktikum hari Jum’at. Eh, iya juga yaaahhhh….aku lupa kalo aku belum ngomong ke dia bahwa jadwal praktikum dimajukan. Dan oh, satu lagi, aku masih harus ngajar Kimia Tanah. Akhirnya…sambil menyender pasrah di pintu, aku mengumumkan pengunduran jadwal kuliah ke hari Kamis (siang pula, ouch!), dan minta dijemput Opek untuk ke LabDas. Di LabDas…udah takut aja ngeliat wajah tidak bersahabatnya K’Riza…Huhuhu…maafkan daku Ka…. Setelah bernegosiasi agar praktikum bisa jalan besok, akhirnya kami boleh bikin bahan. Yang bikin si Sugi sama Arya sih sebenernya, aku dengan wajah keriting cuma nungguin mereka sambil ngerjain si Pengembangan Ilmu (yang entah kenapa ga beres-beres itu) di lappy ku tersayang. Hari Rabu, aku telat bangun. Mestinya ngajar di Biologi jam 08.15, aku bare nyampe ruangan kelas jam…08.29. Haduh, mepet banget ya? Hari Kamis tuh yang udah mulai riweh… Kan Praktikum Kimia Dasar untuk PS Kimia tuh, karena Arya ga bisa masuk, jadi dengan penuh rasa tanggung jawab aku menggantikan dirinya jadi asisten. Mulai ada tanda-tanda kekacauan waktu aku menumpahkan setengah botol isopropil alkohol (aduhh…untung emang udah selesai dipake). P’Taufiq tiba-tiba nelfon, nyuruh aku ke Rektorat. Padahal aku jam 13.00 masih harus ngajar (kuliah pengganti Kimia Tanah itu lhooo….). Baru nutup telfon, Resna laporan ke aku kalo keran akuades di ruangan K’Riza bocor, padahal pintunya terkunci dan si K’Riza masih di jalan (entah jalan A.Yani, atau jalan yang benar, atau jalan cahaya mungkin?). Masih berasa panik, aku dengan bodohnya menyuruh praktikanku untuk mengisi buret dengan HCl 0,1 N untuk…mentitrasi HCl 0,1 N yang mereka buat… Dan mereka dengan patuhnya mengikuti instruksi dari ibu dosen ajaib yang satu ini. Tapi begitu mereka mengeluhkan betapa banyaknya titran yang udah kepake, baru aku sadar, bahwa kayaknya ada yang salah deh... Begitu nyadar bahwa aku telah menginstruksikan mereka untuk melakukan salah satu aib tak termaafkan di dunia Kimia, histeria massalah aku. “SALAAAAAHHHHH!!! Waks! 3 tahun juga ga bakalan berubah!!!”. Sebel. Jadi aja seluruh mahasiswa 2007 dengan NIM Ganjil menyaksikan betapa kredibilitasku sebagai dosen cukup meragukan. Dan praktikum Kimia Dasar untuk kelompokku ditutup dengan satu hal menyakitkan…labu takar 50 mL pecah! Oh, satu lagi, salah satu praktikan lupa menutup keran…Yah…setelah praktikum yang penuh kerusuhan itu, untungnya kuliah Kimia Tanah berlangsung dengan cukup menenangkan hati…apalagi kan materinya cuma fraksinasi senyawa humat, yang entah udah berapa kali aku ulang-ulang. Dengan sedikit rasa berdosa karena meninggalkan Praktikum Anorganik, aku langsung berangkat ke Banjarmasin, dengan niat mulia menyelamatkan P’Taufiq yang harus ngerjain revisi itu sendirian. Eh, baru nyampe depan Pom Bensin, aku udah ditelfon si Bos :”Kayaknya kamu ga usah kesini deh Mi. Saya juga udah pusing, mau pulang aja. Besok aja lagi kita kerjain”. Well, what else I can say? “Ya udah Pak…”. Jadilah aku turun, dan berbalik arah kembali ke LabDasar. Yah, walaupun keberadaanku di Lab juga tidak terlalu signifikan sih, secara aku malah cuma bercurhat ria sama Alfi dan Rosy, tentang betapa hari ini udah bikin aku mau gantung diri aja…
Tapi tooohhh…kesialanku masih terus berlanjut…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 14 Oktober 2007
Karena Bangun Telat…
(Tanggal penulisan : 6 Oktober)
Dulu, aku pernah mengalami satu minggu yang penuh kesialan, gara-garan hari Seninnya bangun telat. Dan sejarah berulang. Padahaln kan Senin minggu ini tuh seharusnya cukup menyenangkan, karena…tanggal 1 sodara-sodara! Yah, sebagai PNS yang mengabdikan diri pada negara, tentu saja tanggal 1 adalah tanggal yang punya nuansa dan romantika tersendiri… Tapi tetep aja, manusia yang satu ini ga kuat untuk tidak tertidur kembali habis Subuh. Hmm… jadi aja bangun dengan panik, karena jam 10.30 harus ngajar Biokimia. Well, sebenernya semua keliatan baik-baik saja…sampai begitu aku nyampe kampus, P’Taufiq minta revisi (LAGI???) kegiatan pengembangan ilmu, dibikin rincian biayanya. Hiks. Udah gitu, Opek lagi pake acara nelfon, bilang kalo K’Riza ngerasa ga ikhlas bantuin kami bikin bahan untuk praktikum, karena seingat dia praktikum hari Jum’at. Eh, iya juga yaaahhhh….aku lupa kalo aku belum ngomong ke dia bahwa jadwal praktikum dimajukan. Dan oh, satu lagi, aku masih harus ngajar Kimia Tanah. Akhirnya…sambil menyender pasrah di pintu, aku mengumumkan pengunduran jadwal kuliah ke hari Kamis (siang pula, ouch!), dan minta dijemput Opek untuk ke LabDas. Di LabDas…udah takut aja ngeliat wajah tidak bersahabatnya K’Riza…Huhuhu…maafkan daku Ka…. Setelah bernegosiasi agar praktikum bisa jalan besok, akhirnya kami boleh bikin bahan. Yang bikin si Sugi sama Arya sih sebenernya, aku dengan wajah keriting cuma nungguin mereka sambil ngerjain si Pengembangan Ilmu (yang entah kenapa ga beres-beres itu) di lappy ku tersayang. Hari Rabu, aku telat bangun. Mestinya ngajar di Biologi jam 08.15, aku bare nyampe ruangan kelas jam…08.29. Haduh, mepet banget ya? Hari Kamis tuh yang udah mulai riweh… Kan Praktikum Kimia Dasar untuk PS Kimia tuh, karena Arya ga bisa masuk, jadi dengan penuh rasa tanggung jawab aku menggantikan dirinya jadi asisten. Mulai ada tanda-tanda kekacauan waktu aku menumpahkan setengah botol isopropil alkohol (aduhh…untung emang udah selesai dipake). P’Taufiq tiba-tiba nelfon, nyuruh aku ke Rektorat. Padahal aku jam 13.00 masih harus ngajar (kuliah pengganti Kimia Tanah itu lhooo….). Baru nutup telfon, Resna laporan ke aku kalo keran akuades di ruangan K’Riza bocor, padahal pintunya terkunci dan si K’Riza masih di jalan (entah jalan A.Yani, atau jalan yang benar, atau jalan cahaya mungkin?). Masih berasa panik, aku dengan bodohnya menyuruh praktikanku untuk mengisi buret dengan HCl 0,1 N untuk…mentitrasi HCl 0,1 N yang mereka buat… Dan mereka dengan patuhnya mengikuti instruksi dari ibu dosen ajaib yang satu ini. Tapi begitu mereka mengeluhkan betapa banyaknya titran yang udah kepake, baru aku sadar, bahwa kayaknya ada yang salah deh... Begitu nyadar bahwa aku telah menginstruksikan mereka untuk melakukan salah satu aib tak termaafkan di dunia Kimia, histeria massalah aku. “SALAAAAAHHHHH!!! Waks! 3 tahun juga ga bakalan berubah!!!”. Sebel. Jadi aja seluruh mahasiswa 2007 dengan NIM Ganjil menyaksikan betapa kredibilitasku sebagai dosen cukup meragukan. Dan praktikum Kimia Dasar untuk kelompokku ditutup dengan satu hal menyakitkan…labu takar 50 mL pecah! Oh, satu lagi, salah satu praktikan lupa menutup keran…Yah…setelah praktikum yang penuh kerusuhan itu, untungnya kuliah Kimia Tanah berlangsung dengan cukup menenangkan hati…apalagi kan materinya cuma fraksinasi senyawa humat, yang entah udah berapa kali aku ulang-ulang. Dengan sedikit rasa berdosa karena meninggalkan Praktikum Anorganik, aku langsung berangkat ke Banjarmasin, dengan niat mulia menyelamatkan P’Taufiq yang harus ngerjain revisi itu sendirian. Eh, baru nyampe depan Pom Bensin, aku udah ditelfon si Bos :”Kayaknya kamu ga usah kesini deh Mi. Saya juga udah pusing, mau pulang aja. Besok aja lagi kita kerjain”. Well, what else I can say? “Ya udah Pak…”. Jadilah aku turun, dan berbalik arah kembali ke LabDasar. Yah, walaupun keberadaanku di Lab juga tidak terlalu signifikan sih, secara aku malah cuma bercurhat ria sama Alfi dan Rosy, tentang betapa hari ini udah bikin aku mau gantung diri aja…
Tapi tooohhh…kesialanku masih terus berlanjut…
Dulu, aku pernah mengalami satu minggu yang penuh kesialan, gara-garan hari Seninnya bangun telat. Dan sejarah berulang. Padahaln kan Senin minggu ini tuh seharusnya cukup menyenangkan, karena…tanggal 1 sodara-sodara! Yah, sebagai PNS yang mengabdikan diri pada negara, tentu saja tanggal 1 adalah tanggal yang punya nuansa dan romantika tersendiri… Tapi tetep aja, manusia yang satu ini ga kuat untuk tidak tertidur kembali habis Subuh. Hmm… jadi aja bangun dengan panik, karena jam 10.30 harus ngajar Biokimia. Well, sebenernya semua keliatan baik-baik saja…sampai begitu aku nyampe kampus, P’Taufiq minta revisi (LAGI???) kegiatan pengembangan ilmu, dibikin rincian biayanya. Hiks. Udah gitu, Opek lagi pake acara nelfon, bilang kalo K’Riza ngerasa ga ikhlas bantuin kami bikin bahan untuk praktikum, karena seingat dia praktikum hari Jum’at. Eh, iya juga yaaahhhh….aku lupa kalo aku belum ngomong ke dia bahwa jadwal praktikum dimajukan. Dan oh, satu lagi, aku masih harus ngajar Kimia Tanah. Akhirnya…sambil menyender pasrah di pintu, aku mengumumkan pengunduran jadwal kuliah ke hari Kamis (siang pula, ouch!), dan minta dijemput Opek untuk ke LabDas. Di LabDas…udah takut aja ngeliat wajah tidak bersahabatnya K’Riza…Huhuhu…maafkan daku Ka…. Setelah bernegosiasi agar praktikum bisa jalan besok, akhirnya kami boleh bikin bahan. Yang bikin si Sugi sama Arya sih sebenernya, aku dengan wajah keriting cuma nungguin mereka sambil ngerjain si Pengembangan Ilmu (yang entah kenapa ga beres-beres itu) di lappy ku tersayang. Hari Rabu, aku telat bangun. Mestinya ngajar di Biologi jam 08.15, aku bare nyampe ruangan kelas jam…08.29. Haduh, mepet banget ya? Hari Kamis tuh yang udah mulai riweh… Kan Praktikum Kimia Dasar untuk PS Kimia tuh, karena Arya ga bisa masuk, jadi dengan penuh rasa tanggung jawab aku menggantikan dirinya jadi asisten. Mulai ada tanda-tanda kekacauan waktu aku menumpahkan setengah botol isopropil alkohol (aduhh…untung emang udah selesai dipake). P’Taufiq tiba-tiba nelfon, nyuruh aku ke Rektorat. Padahal aku jam 13.00 masih harus ngajar (kuliah pengganti Kimia Tanah itu lhooo….). Baru nutup telfon, Resna laporan ke aku kalo keran akuades di ruangan K’Riza bocor, padahal pintunya terkunci dan si K’Riza masih di jalan (entah jalan A.Yani, atau jalan yang benar, atau jalan cahaya mungkin?). Masih berasa panik, aku dengan bodohnya menyuruh praktikanku untuk mengisi buret dengan HCl 0,1 N untuk…mentitrasi HCl 0,1 N yang mereka buat… Dan mereka dengan patuhnya mengikuti instruksi dari ibu dosen ajaib yang satu ini. Tapi begitu mereka mengeluhkan betapa banyaknya titran yang udah kepake, baru aku sadar, bahwa kayaknya ada yang salah deh... Begitu nyadar bahwa aku telah menginstruksikan mereka untuk melakukan salah satu aib tak termaafkan di dunia Kimia, histeria massalah aku. “SALAAAAAHHHHH!!! Waks! 3 tahun juga ga bakalan berubah!!!”. Sebel. Jadi aja seluruh mahasiswa 2007 dengan NIM Ganjil menyaksikan betapa kredibilitasku sebagai dosen cukup meragukan. Dan praktikum Kimia Dasar untuk kelompokku ditutup dengan satu hal menyakitkan…labu takar 50 mL pecah! Oh, satu lagi, salah satu praktikan lupa menutup keran…Yah…setelah praktikum yang penuh kerusuhan itu, untungnya kuliah Kimia Tanah berlangsung dengan cukup menenangkan hati…apalagi kan materinya cuma fraksinasi senyawa humat, yang entah udah berapa kali aku ulang-ulang. Dengan sedikit rasa berdosa karena meninggalkan Praktikum Anorganik, aku langsung berangkat ke Banjarmasin, dengan niat mulia menyelamatkan P’Taufiq yang harus ngerjain revisi itu sendirian. Eh, baru nyampe depan Pom Bensin, aku udah ditelfon si Bos :”Kayaknya kamu ga usah kesini deh Mi. Saya juga udah pusing, mau pulang aja. Besok aja lagi kita kerjain”. Well, what else I can say? “Ya udah Pak…”. Jadilah aku turun, dan berbalik arah kembali ke LabDasar. Yah, walaupun keberadaanku di Lab juga tidak terlalu signifikan sih, secara aku malah cuma bercurhat ria sama Alfi dan Rosy, tentang betapa hari ini udah bikin aku mau gantung diri aja…
Tapi tooohhh…kesialanku masih terus berlanjut…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar