The journey of me and my thesis began in week 0 (one week before week 1 of the semester) and ends in week 14. Seperti yang sudah saya ceritakan disini, diawali dengan e-mail dari officernya School of GES yang mengkonfirmasikan apakah saya jadi ato nggak ngambil research project. Setelah dapet approval dari ketua jurusan saya, berburu supervisor dan mendapatkan Christian sebagai supervisor. Alhamdulillah…
Week 2: first consultation with Christian. I remembered that at that time I entered the door with doubt about what I am going to do. Tapi Christian dengan wajah sangat bersungguh-sungguh mendengarkan saya tentang minat saya. He recommended some readings to me, which was very helpful.
Week 5: mensubmit draft pertama saya untuk bagian introduction and literature review. And my room was a mess in the night before the morning I submitted it. Christian waktu itu lagi ada di Thailand for a conference, so I did it by e-mail. I sent it in the morning, and I already got a reply at 3 PM! That was quick!
Week 8: draft kedua untuk bagian literature review
Week 9: konsultasi lagi, membahas revisi yang saya submit di minggu sebelumnya. BANYAK sekali coretan. Menurut supervisor saya, I wrote it more like a scientist, while I actually have to write it from the perspective of a political ecologist. Duh… Saya waktu itu bener-bener clueless about what should I write and how. Mana pada hari itu, saya juga ada group meeting dengan temen-temen sekelompok saya untuk presentasi Environmental Revolution, dan sejam setelah konsul dengan supervisor, kelompok saya mesti konsul dengan Priya, dosen kami untuk masalah presentasi kelompok itu. Put simply, it was not a very good week.
Week 10: workshop untuk mahasiswa GES yang ngambil research project. Saya duduk di sebelah ABC, mahasiswa yang-pintar-banget-dan-sadar-kalo-dirinya-pintar itu duduk di sebelah saya. KEBETULAN sekali ABC ini supervisornya sama kayak saya. Dan begitu dia dengan wajah lempeng abis mengeluarkan tesisnya YANG SUDAH JADI UNTUK SEMUA BAB SETESIS-TESISNYA dan meletakkannya di depan meja, saya langsung histeris: “You have finished?”. Dia menoleh: “Yes. I just need to do the conclusion”. Saya langsung berdiri dan ngomong: “Do you know ABC, I don’t want to sit next to you! You’re just soooo intimidating”. Dia malah menatap saya, dan dengan kejamnya berkata: “But Christian wants us to finish by mid of May, because it would take him around 10-14 days to read the draft”. Hoho… BUAT ELU TUH SAMPE MID OF MAY! Saya mah, per chapter sajah… Oh, dan sedikit soal ABC dan draft thesisnya ini pernah saya posting disini.
Week 11: Submit chapter tentang bagian data findings di hari Senin, dan konsul di hari Jum’atnya. Di konsultasi inilah tercetus masalah “Be Cool and Comfortable” itu. Anyway. Not so many revision. Lagian mungkin saya udah mulai bisa meraba gaya bahasa seperti apa yang disukai supervisor saya ini
Week 12: berjuang mengumpulkan data tambahan untuk mendukung analisis saya. Di minggu ini juga, selain berusaha menyelesaikan bab analisis tersebut, saya jungkir balik berusaha menyelesaikan essay 3,500 kata untuk mata kuliah Environmental Revolution tentang “wilderness preservation” plus ANOTHER 3,500-word essay untuk mata kuliah Political Ecology, tentang Community-based Natural Resource Management. Saya sampai boseeeeen sekali mengetik kata-kata “community”, dan rasanya refleks pengen menendang siapapun yang mengucapkan kata: “wilderness” atau “paradigm-shift”. Minggu ini saya sampai mulai bela-belain ke perpustakaan di kampus Caulfield yang buka sampai tengah malam, dan membooking PG Private Study Room. Percayalah, berusaha menulis tentang TIGA topik yang berbeda, dengan due date yang menggantung setengah meter di depan idung, it’s not something that will be on my list of favourite things. I feel like I was not a very nice person at that moment. SENSITIP ABIS.
*PS: have a look a the picture. Something is wrong. Go figure :D*
Week 13: Seminggu sebelum due thesis ini. Di hari Senin saya mensubmit chapter terakhir, bagian analisis data. Sebenernya saya juga tidak begitu yakin tentang bagian analisis ini. Secara sambil mengerjakan chapter ini saya juga berusaha finishing touch essay Environmental Revolution yang dikumpul hari Rabu di minggu ini, plus menyelesaikan essay political ecology yang due di hari Jum’at. Hari Jum’at, konsultasi lagi sambil membawa bab conclusion. Waktu kami duduk, secara bersamaan kami ngomong: “So, one more week!”. Dan betapa leganya saya waktu Christian sambil tersenyum mengembalikan draft saya untuk bab ini yang sudah dia koreksi sambil berkata: “I don’t find anything to worry about. I just did some editorial comments, and overall, it’s good!”. Saya langsung tersandar di kursi saya dan berkata: “Thank youuu… it is SUCH a relief to hear that”. Conclusion saya langsung diperiksa di tempat. Untunglah tidak banyak perbaikan. I made an appointment for “one more final last consultation” di Jum’at depannya.
Week 14: berusaha membaca artikel-artikel from some big thinkers (Agrawal, Sillitoe, Escobar, Berkes, Colfe, Banerjee..), membaca kembali coretan-coretan Christian di draft saya, until I finally got some clearer idea. So, I erased around 500 words from my lit review, and replaced it with… Another 1,200 words. Oh My God, I’m just sooooo in trouble with the word-count. So I dropped this fourth draft of my lit review in his mailbox on Tuesday, and e-mailed him about that. I still need to revise my draft on the other chapters based on the feedback, writing up the abstract, making sure that all the references are put in and written in the correct format. Tapi entah kenapa, di hari Rabu I feel exhausted. All that I did was only random things without any particular pattern nor purpose. I feel like I’ve wasted one whole day. But somehow, I managed to finish everything that I need to do on Thursday night. Anyway, jadilah hari Jum’at itu saya konsultasi TERAKHIR dengan supervisor saya itu. Anyway, rasanya beban di pundak saya langsung terangkat begitu denger sang supervisor ngomong “it’s better than the previous one” sambil tersenyum. We discussed the abstract, a few other things, and..that’s it! “So, Monday, June 15. Ready? I’m sure that you can do it.”, katanya sambil tersenyum. Rasanya gabungan antara senang, lega dan sedih waktu akhirnya harus pamitan sama dia. Waktu pamitan, saya bilang ke supervisor: “Thank you so much. It was such an amazing experience to work with you. I am forever grateful.” He smiled, and said : “My pleasure too. Wish you all the best luck!”. Duh, lega karena akhirnya selesai juga, but at the same time, saya juga agak sedih, because I really do enjoy our consultations. Anyway, saya ke PG room lagi, mengetik perbaikan dikit di bagian literature review yang barusan dibalikin itu, plus abstract, halaman judul, and THAT’S IT! I’m finished!
Waktu ngeprint di bawah, saya memandangi tiap lembar kertas yang keluar. Perasaan saya campur aduk. Lega, sedih, tidak percaya, merasa senang karena saya sudah merasa berusaha melakukan yang terbaik, tapi anehnya pada saat yang sama saya juga sedikit menyesal for I feel that I could do something better (what a paradox). Hari Sabtunya saya nyempetin ke perpus Caulfield, karena printer warna yang di perpus Matheson, kampus Clayton rusak. Padahal ada dua halaman thesis saya yang ada gambar peta.
Week 15: Senin. 15 Juni. Deadline of the thesis. Dengan deadline hour jam 12 siang, saya mengumpulkan dua rangkap thesis ke ruangannya Bianca. Saya ternyata orang kedua yang mengumpul. I supposed the first person is ABC. Waktu saya lagi mengisi form, Cameron dan supervisornya, Wendy, masuk dan mengumpulkan juga. Setelah mengumpulkan form, selesai. That’s it. It’s the end. Alhamdulillah…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, 15 Juni 2009
Me vs My Thesis: Season Finale - Episode 1 : It All Begins with and Ends With…
The journey of me and my thesis began in week 0 (one week before week 1 of the semester) and ends in week 14. Seperti yang sudah saya ceritakan disini, diawali dengan e-mail dari officernya School of GES yang mengkonfirmasikan apakah saya jadi ato nggak ngambil research project. Setelah dapet approval dari ketua jurusan saya, berburu supervisor dan mendapatkan Christian sebagai supervisor. Alhamdulillah…
Week 2: first consultation with Christian. I remembered that at that time I entered the door with doubt about what I am going to do. Tapi Christian dengan wajah sangat bersungguh-sungguh mendengarkan saya tentang minat saya. He recommended some readings to me, which was very helpful.
Week 5: mensubmit draft pertama saya untuk bagian introduction and literature review. And my room was a mess in the night before the morning I submitted it. Christian waktu itu lagi ada di Thailand for a conference, so I did it by e-mail. I sent it in the morning, and I already got a reply at 3 PM! That was quick!
Week 8: draft kedua untuk bagian literature review
Week 9: konsultasi lagi, membahas revisi yang saya submit di minggu sebelumnya. BANYAK sekali coretan. Menurut supervisor saya, I wrote it more like a scientist, while I actually have to write it from the perspective of a political ecologist. Duh… Saya waktu itu bener-bener clueless about what should I write and how. Mana pada hari itu, saya juga ada group meeting dengan temen-temen sekelompok saya untuk presentasi Environmental Revolution, dan sejam setelah konsul dengan supervisor, kelompok saya mesti konsul dengan Priya, dosen kami untuk masalah presentasi kelompok itu. Put simply, it was not a very good week.
Week 10: workshop untuk mahasiswa GES yang ngambil research project. Saya duduk di sebelah ABC, mahasiswa yang-pintar-banget-dan-sadar-kalo-dirinya-pintar itu duduk di sebelah saya. KEBETULAN sekali ABC ini supervisornya sama kayak saya. Dan begitu dia dengan wajah lempeng abis mengeluarkan tesisnya YANG SUDAH JADI UNTUK SEMUA BAB SETESIS-TESISNYA dan meletakkannya di depan meja, saya langsung histeris: “You have finished?”. Dia menoleh: “Yes. I just need to do the conclusion”. Saya langsung berdiri dan ngomong: “Do you know ABC, I don’t want to sit next to you! You’re just soooo intimidating”. Dia malah menatap saya, dan dengan kejamnya berkata: “But Christian wants us to finish by mid of May, because it would take him around 10-14 days to read the draft”. Hoho… BUAT ELU TUH SAMPE MID OF MAY! Saya mah, per chapter sajah… Oh, dan sedikit soal ABC dan draft thesisnya ini pernah saya posting disini.
Week 11: Submit chapter tentang bagian data findings di hari Senin, dan konsul di hari Jum’atnya. Di konsultasi inilah tercetus masalah “Be Cool and Comfortable” itu. Anyway. Not so many revision. Lagian mungkin saya udah mulai bisa meraba gaya bahasa seperti apa yang disukai supervisor saya ini
Week 12: berjuang mengumpulkan data tambahan untuk mendukung analisis saya. Di minggu ini juga, selain berusaha menyelesaikan bab analisis tersebut, saya jungkir balik berusaha menyelesaikan essay 3,500 kata untuk mata kuliah Environmental Revolution tentang “wilderness preservation” plus ANOTHER 3,500-word essay untuk mata kuliah Political Ecology, tentang Community-based Natural Resource Management. Saya sampai boseeeeen sekali mengetik kata-kata “community”, dan rasanya refleks pengen menendang siapapun yang mengucapkan kata: “wilderness” atau “paradigm-shift”. Minggu ini saya sampai mulai bela-belain ke perpustakaan di kampus Caulfield yang buka sampai tengah malam, dan membooking PG Private Study Room. Percayalah, berusaha menulis tentang TIGA topik yang berbeda, dengan due date yang menggantung setengah meter di depan idung, it’s not something that will be on my list of favourite things. I feel like I was not a very nice person at that moment. SENSITIP ABIS.
*PS: have a look a the picture. Something is wrong. Go figure :D*
Week 13: Seminggu sebelum due thesis ini. Di hari Senin saya mensubmit chapter terakhir, bagian analisis data. Sebenernya saya juga tidak begitu yakin tentang bagian analisis ini. Secara sambil mengerjakan chapter ini saya juga berusaha finishing touch essay Environmental Revolution yang dikumpul hari Rabu di minggu ini, plus menyelesaikan essay political ecology yang due di hari Jum’at. Hari Jum’at, konsultasi lagi sambil membawa bab conclusion. Waktu kami duduk, secara bersamaan kami ngomong: “So, one more week!”. Dan betapa leganya saya waktu Christian sambil tersenyum mengembalikan draft saya untuk bab ini yang sudah dia koreksi sambil berkata: “I don’t find anything to worry about. I just did some editorial comments, and overall, it’s good!”. Saya langsung tersandar di kursi saya dan berkata: “Thank youuu… it is SUCH a relief to hear that”. Conclusion saya langsung diperiksa di tempat. Untunglah tidak banyak perbaikan. I made an appointment for “one more final last consultation” di Jum’at depannya.
Week 14: berusaha membaca artikel-artikel from some big thinkers (Agrawal, Sillitoe, Escobar, Berkes, Colfe, Banerjee..), membaca kembali coretan-coretan Christian di draft saya, until I finally got some clearer idea. So, I erased around 500 words from my lit review, and replaced it with… Another 1,200 words. Oh My God, I’m just sooooo in trouble with the word-count. So I dropped this fourth draft of my lit review in his mailbox on Tuesday, and e-mailed him about that. I still need to revise my draft on the other chapters based on the feedback, writing up the abstract, making sure that all the references are put in and written in the correct format. Tapi entah kenapa, di hari Rabu I feel exhausted. All that I did was only random things without any particular pattern nor purpose. I feel like I’ve wasted one whole day. But somehow, I managed to finish everything that I need to do on Thursday night. Anyway, jadilah hari Jum’at itu saya konsultasi TERAKHIR dengan supervisor saya itu. Anyway, rasanya beban di pundak saya langsung terangkat begitu denger sang supervisor ngomong “it’s better than the previous one” sambil tersenyum. We discussed the abstract, a few other things, and..that’s it! “So, Monday, June 15. Ready? I’m sure that you can do it.”, katanya sambil tersenyum. Rasanya gabungan antara senang, lega dan sedih waktu akhirnya harus pamitan sama dia. Waktu pamitan, saya bilang ke supervisor: “Thank you so much. It was such an amazing experience to work with you. I am forever grateful.” He smiled, and said : “My pleasure too. Wish you all the best luck!”. Duh, lega karena akhirnya selesai juga, but at the same time, saya juga agak sedih, because I really do enjoy our consultations. Anyway, saya ke PG room lagi, mengetik perbaikan dikit di bagian literature review yang barusan dibalikin itu, plus abstract, halaman judul, and THAT’S IT! I’m finished!
Waktu ngeprint di bawah, saya memandangi tiap lembar kertas yang keluar. Perasaan saya campur aduk. Lega, sedih, tidak percaya, merasa senang karena saya sudah merasa berusaha melakukan yang terbaik, tapi anehnya pada saat yang sama saya juga sedikit menyesal for I feel that I could do something better (what a paradox). Hari Sabtunya saya nyempetin ke perpus Caulfield, karena printer warna yang di perpus Matheson, kampus Clayton rusak. Padahal ada dua halaman thesis saya yang ada gambar peta.
Week 15: Senin. 15 Juni. Deadline of the thesis. Dengan deadline hour jam 12 siang, saya mengumpulkan dua rangkap thesis ke ruangannya Bianca. Saya ternyata orang kedua yang mengumpul. I supposed the first person is ABC. Waktu saya lagi mengisi form, Cameron dan supervisornya, Wendy, masuk dan mengumpulkan juga. Setelah mengumpulkan form, selesai. That’s it. It’s the end. Alhamdulillah…
Week 2: first consultation with Christian. I remembered that at that time I entered the door with doubt about what I am going to do. Tapi Christian dengan wajah sangat bersungguh-sungguh mendengarkan saya tentang minat saya. He recommended some readings to me, which was very helpful.
Week 5: mensubmit draft pertama saya untuk bagian introduction and literature review. And my room was a mess in the night before the morning I submitted it. Christian waktu itu lagi ada di Thailand for a conference, so I did it by e-mail. I sent it in the morning, and I already got a reply at 3 PM! That was quick!
Week 8: draft kedua untuk bagian literature review
Week 9: konsultasi lagi, membahas revisi yang saya submit di minggu sebelumnya. BANYAK sekali coretan. Menurut supervisor saya, I wrote it more like a scientist, while I actually have to write it from the perspective of a political ecologist. Duh… Saya waktu itu bener-bener clueless about what should I write and how. Mana pada hari itu, saya juga ada group meeting dengan temen-temen sekelompok saya untuk presentasi Environmental Revolution, dan sejam setelah konsul dengan supervisor, kelompok saya mesti konsul dengan Priya, dosen kami untuk masalah presentasi kelompok itu. Put simply, it was not a very good week.
Week 10: workshop untuk mahasiswa GES yang ngambil research project. Saya duduk di sebelah ABC, mahasiswa yang-pintar-banget-dan-sadar-kalo-dirinya-pintar itu duduk di sebelah saya. KEBETULAN sekali ABC ini supervisornya sama kayak saya. Dan begitu dia dengan wajah lempeng abis mengeluarkan tesisnya YANG SUDAH JADI UNTUK SEMUA BAB SETESIS-TESISNYA dan meletakkannya di depan meja, saya langsung histeris: “You have finished?”. Dia menoleh: “Yes. I just need to do the conclusion”. Saya langsung berdiri dan ngomong: “Do you know ABC, I don’t want to sit next to you! You’re just soooo intimidating”. Dia malah menatap saya, dan dengan kejamnya berkata: “But Christian wants us to finish by mid of May, because it would take him around 10-14 days to read the draft”. Hoho… BUAT ELU TUH SAMPE MID OF MAY! Saya mah, per chapter sajah… Oh, dan sedikit soal ABC dan draft thesisnya ini pernah saya posting disini.
Week 11: Submit chapter tentang bagian data findings di hari Senin, dan konsul di hari Jum’atnya. Di konsultasi inilah tercetus masalah “Be Cool and Comfortable” itu. Anyway. Not so many revision. Lagian mungkin saya udah mulai bisa meraba gaya bahasa seperti apa yang disukai supervisor saya ini
Week 12: berjuang mengumpulkan data tambahan untuk mendukung analisis saya. Di minggu ini juga, selain berusaha menyelesaikan bab analisis tersebut, saya jungkir balik berusaha menyelesaikan essay 3,500 kata untuk mata kuliah Environmental Revolution tentang “wilderness preservation” plus ANOTHER 3,500-word essay untuk mata kuliah Political Ecology, tentang Community-based Natural Resource Management. Saya sampai boseeeeen sekali mengetik kata-kata “community”, dan rasanya refleks pengen menendang siapapun yang mengucapkan kata: “wilderness” atau “paradigm-shift”. Minggu ini saya sampai mulai bela-belain ke perpustakaan di kampus Caulfield yang buka sampai tengah malam, dan membooking PG Private Study Room. Percayalah, berusaha menulis tentang TIGA topik yang berbeda, dengan due date yang menggantung setengah meter di depan idung, it’s not something that will be on my list of favourite things. I feel like I was not a very nice person at that moment. SENSITIP ABIS.
*PS: have a look a the picture. Something is wrong. Go figure :D*
Week 13: Seminggu sebelum due thesis ini. Di hari Senin saya mensubmit chapter terakhir, bagian analisis data. Sebenernya saya juga tidak begitu yakin tentang bagian analisis ini. Secara sambil mengerjakan chapter ini saya juga berusaha finishing touch essay Environmental Revolution yang dikumpul hari Rabu di minggu ini, plus menyelesaikan essay political ecology yang due di hari Jum’at. Hari Jum’at, konsultasi lagi sambil membawa bab conclusion. Waktu kami duduk, secara bersamaan kami ngomong: “So, one more week!”. Dan betapa leganya saya waktu Christian sambil tersenyum mengembalikan draft saya untuk bab ini yang sudah dia koreksi sambil berkata: “I don’t find anything to worry about. I just did some editorial comments, and overall, it’s good!”. Saya langsung tersandar di kursi saya dan berkata: “Thank youuu… it is SUCH a relief to hear that”. Conclusion saya langsung diperiksa di tempat. Untunglah tidak banyak perbaikan. I made an appointment for “one more final last consultation” di Jum’at depannya.
Week 14: berusaha membaca artikel-artikel from some big thinkers (Agrawal, Sillitoe, Escobar, Berkes, Colfe, Banerjee..), membaca kembali coretan-coretan Christian di draft saya, until I finally got some clearer idea. So, I erased around 500 words from my lit review, and replaced it with… Another 1,200 words. Oh My God, I’m just sooooo in trouble with the word-count. So I dropped this fourth draft of my lit review in his mailbox on Tuesday, and e-mailed him about that. I still need to revise my draft on the other chapters based on the feedback, writing up the abstract, making sure that all the references are put in and written in the correct format. Tapi entah kenapa, di hari Rabu I feel exhausted. All that I did was only random things without any particular pattern nor purpose. I feel like I’ve wasted one whole day. But somehow, I managed to finish everything that I need to do on Thursday night. Anyway, jadilah hari Jum’at itu saya konsultasi TERAKHIR dengan supervisor saya itu. Anyway, rasanya beban di pundak saya langsung terangkat begitu denger sang supervisor ngomong “it’s better than the previous one” sambil tersenyum. We discussed the abstract, a few other things, and..that’s it! “So, Monday, June 15. Ready? I’m sure that you can do it.”, katanya sambil tersenyum. Rasanya gabungan antara senang, lega dan sedih waktu akhirnya harus pamitan sama dia. Waktu pamitan, saya bilang ke supervisor: “Thank you so much. It was such an amazing experience to work with you. I am forever grateful.” He smiled, and said : “My pleasure too. Wish you all the best luck!”. Duh, lega karena akhirnya selesai juga, but at the same time, saya juga agak sedih, because I really do enjoy our consultations. Anyway, saya ke PG room lagi, mengetik perbaikan dikit di bagian literature review yang barusan dibalikin itu, plus abstract, halaman judul, and THAT’S IT! I’m finished!
Waktu ngeprint di bawah, saya memandangi tiap lembar kertas yang keluar. Perasaan saya campur aduk. Lega, sedih, tidak percaya, merasa senang karena saya sudah merasa berusaha melakukan yang terbaik, tapi anehnya pada saat yang sama saya juga sedikit menyesal for I feel that I could do something better (what a paradox). Hari Sabtunya saya nyempetin ke perpus Caulfield, karena printer warna yang di perpus Matheson, kampus Clayton rusak. Padahal ada dua halaman thesis saya yang ada gambar peta.
Week 15: Senin. 15 Juni. Deadline of the thesis. Dengan deadline hour jam 12 siang, saya mengumpulkan dua rangkap thesis ke ruangannya Bianca. Saya ternyata orang kedua yang mengumpul. I supposed the first person is ABC. Waktu saya lagi mengisi form, Cameron dan supervisornya, Wendy, masuk dan mengumpulkan juga. Setelah mengumpulkan form, selesai. That’s it. It’s the end. Alhamdulillah…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar