(Originally written : 28 Juni 2007)
Hari yang aneh. Pagi ini sendiri sebenarnya sudah dimulai dengan aneh. Sementara ke arah Utara langit pagi terlihat biru cerah, begitu aku menengok ke Selatan, langitnya biru tua keabu-abuan. Yah, apapun warnanya, warna langit pagi tadi bukan warna yang membangkitkan semangat untuk berangkat ke kampus dengan cerah ceria. Eniwei, karena pada dasarnya aku adalah PNS kebanggaan bangsa yang berdedikasi tinggi, tetaplah aku dengan gagah berani melangkah menuju medan perjuanganku di Banjarbaru. Jam 8 di pagi buta nyampe lab. Karena lab secara perlahan tapi pasti mulai penuh sesak dengan mahasiswa yang penelitian, maka salah satu kerjaan rutinku tiap pagi adalah langsung menyalakan mesin pembuat akuades. Kalo ga gitu, kayaknya bakal ada pertumpahan darah dalam rangka persaingan merebut akuades. Tapiiii…. Kok ya ada mahasiswa yang dengan isengnya membawa pulang kunci Ruang Asam!!! Bete banget. Kerjaan aku ketunda hampir 1 jam cuma gara-gara menunggu si mahasiswa Biologi itu dateng. Itupun dia muncul setelah di-sms K’Hasnah. Ha! Aku jadi merasa tidak perlu lagi mengomeli anak itu, karena yakin deh, sepatah dua patah kata dari K’Hasnah pasti udah cukup untuk membuatnya kapok membawa kunci.
Begitu tim humat-kitosan ku dateng, kita udah pada semangat mau kerja tuh. Eh, pas lewat depan Ruang Asam 1 (Atau Ruang Asam 3 sih? Aku ga pernah ngerti penomoran Lab), para rombongan mahasiswa Korea itu udah pada nongol. Tadinya aku mau lewat tanpa merasa perlu untuk peduli. Tapi K’Riza dengan wajah memelas (Ha! Bisa juga dia yang berwajah memelas...biasanya kan aku tuh...) minta tolong supaya aku ngajak ngobrol mereka. The problem is.... Aku ga ngerti Bahasa Korea SEDIKIT pun. And just to make it worse, ke-empat orang itu juga GA BISA Bahasa Inggris!!! Jadi usahaku untuk sekedar menanyai apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan lebih mirip monolog dari diriku. Kata-kata bahasa Inggris dari mereka cuma terbatas pada “No”, “Don’t understand”, “Don’t know”, “Sorry”. Huaaa.... Aku udah frustasi aja. Untunglah, tepat di saat aku udah mau ngelempar para orang itu dengan bangku saking keselnya melihat tatapan hampa dari mereka tiap kali aku nanya, rombongan lengkap mereka akhirnya datang. Ada profesornya mereka yang bisa Bahasa Inggris (Untunglah), dan ada staf Fakultas yang bisa Bahasa Korea (Thank God!!! Dari tadi kek...). Eh, ada si cowok-berkacamata-yang-cakep-tapi-menyebalkan itu juga ternyata. Tetap dengan gaya cool tapi ga ngerti apa-apanya. Huh. Menyebalkan. Eh, ternyata salah satu dari Profesor itu secara ajaib mengobrol denganku, and he gave me his name card!! Senangnya…. Yah, walaupun sebenarnya si Profesor (yang mengatakan dia tahu mana universitas-universitas yang bagus di dunia) membuatku sangat terpukul karena dia tidak tahu mengenai UGM (What???), it was very nice to talk with him. Such an honour.
Apakah pengalamanku dengan para orang Korea itu berakhir disitu? Hoho. TIDAK!! Ternyata entah habis salah makan apa, rombongan tiba-tiba saja terinspirasi untuk praktek analisis air di lab kami. Tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya. Gila aja, gimana para teknisi ga pada bete waktu mereka minta berbagai macam alat dan bahan secara mendadak. Dan masalah utama, tentu saja... BAHASA!!! Sebenernya dosen Kimia yang bisa bahasa Korea sih, P’Rodiansono. Tapi dia pas banget lagi ga ada. Jadi staf dosen Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam yang ngerti what those Korean are talking cuma dua, Idris dan Aditya. Forget Idris. Dia dari PS Matematika. Yang ada dia bengong kalo mereka minta ambilkan autoklaf. Adit masih mending, kan dia dari PS Biologi. Tapi tetep aja, secara aku berkeliaran di sana, and I can speak a little English, aku juga kelimpahan jadi translator dadakan. Dan aku sempat emosi jiwa, waktu berusaha memperjelas, mereka sebenarnya nyari labu takar, atau cuma tutupnya aja. K’Hasnah jadi ilfil waktu mereka secara tidak jelas mau make Spektrofotometer, tapi ga punya larutan standar. K’Riza jadi bete waktu aku berusaha mendorong-dorong dia untuk kenalan sama salah satu mahasiswa yang cewek (Lhoo..... siapa tau kan...). Dan aku? As usual, I have the tendency to embarass myself. Waktu berlari-lari mencarikan 36 (!!!!) erlenmeyer 250 mL (gila, mau dipake buat apa aja sih???), aku sempat terkilir 1 kali, dan terpeleset 2 kali.
It was such a chaotic situation. But when I think abut it again rite now, it was funny, actually. Waktu Adit berusaha menenangkan aku yang udah mau ngamuk karena mereka masih ga jelas mau minta sendok plastik atau sendok makan. Waktu aku menghina-dina mereka di hadapan mahasiswa, dan mereka hanya menatapku dengan hampa (Hahaha…sorry…tapi kayaknya kata “O’on” dan “Lelet” ga masuk di perbendaharaan kata Korea deh). Waktu K’Hasnah desperate, karena salah satu dari mereka tidak mengerti, apa yang harus dilakukan waktu absorbansi sampel punya dia pembacaannya over. Waktu K’Riza segitu nervous-nya, sampai salah mencet tombol dan malah menghapus data pembacaan (Ka, yakin ga mau minta nomer HP si cewek itu?). Waktu K’Rudi ngomel, karena alat-alat dia dipakai tanpa mengikuti prosedur peminjaman yang baku. K’Hasnah yang mondar-mandir dengan selembar kertas, mencatat alat-alat yang dipinjam. K’Riza yang dengan pasrahnya mengubek-ubek ruangannya demi erlenmeyer 50 mL. Adit yang berusaha menyabarkan aku. K’Rudi yang (TERPAKSA) merelakan pipet gondoknya pecah. Dan aku yang mencak-mencak karena akuades-ku mereka bawa begitu saja...
Fortunately, aku punya alasan untuk ga terus-terusan di lab. Dengan alasan rapat PS, ngaburlah daku jam 12.15 ke ruang PS (aku lama-lama kangen deh sama ruang dosen, sejak penelitian jadi jarang nongkrong disana). Di rapat PS pun ga kalah seru. Terutama adegan pertempuran penuh emosi antara aku dan Sunardi mengenai jatah pembagian jadwal ngajar PAT. Eeehhh... malah ternyata kita ngajarnya satu tim. Tapi tetep dapet jatah euy... Biokimia pula. Hhfff...
But, just like any other days...hari ini toh tetap sampai pada akhirnya.
Such an exhausting day. Hari yang aneh. Tapi tetap, it was fun… :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu, 04 Juli 2007
How Those Koreans Had Make My Day
(Originally written : 28 Juni 2007)
Hari yang aneh. Pagi ini sendiri sebenarnya sudah dimulai dengan aneh. Sementara ke arah Utara langit pagi terlihat biru cerah, begitu aku menengok ke Selatan, langitnya biru tua keabu-abuan. Yah, apapun warnanya, warna langit pagi tadi bukan warna yang membangkitkan semangat untuk berangkat ke kampus dengan cerah ceria. Eniwei, karena pada dasarnya aku adalah PNS kebanggaan bangsa yang berdedikasi tinggi, tetaplah aku dengan gagah berani melangkah menuju medan perjuanganku di Banjarbaru. Jam 8 di pagi buta nyampe lab. Karena lab secara perlahan tapi pasti mulai penuh sesak dengan mahasiswa yang penelitian, maka salah satu kerjaan rutinku tiap pagi adalah langsung menyalakan mesin pembuat akuades. Kalo ga gitu, kayaknya bakal ada pertumpahan darah dalam rangka persaingan merebut akuades. Tapiiii…. Kok ya ada mahasiswa yang dengan isengnya membawa pulang kunci Ruang Asam!!! Bete banget. Kerjaan aku ketunda hampir 1 jam cuma gara-gara menunggu si mahasiswa Biologi itu dateng. Itupun dia muncul setelah di-sms K’Hasnah. Ha! Aku jadi merasa tidak perlu lagi mengomeli anak itu, karena yakin deh, sepatah dua patah kata dari K’Hasnah pasti udah cukup untuk membuatnya kapok membawa kunci.
Begitu tim humat-kitosan ku dateng, kita udah pada semangat mau kerja tuh. Eh, pas lewat depan Ruang Asam 1 (Atau Ruang Asam 3 sih? Aku ga pernah ngerti penomoran Lab), para rombongan mahasiswa Korea itu udah pada nongol. Tadinya aku mau lewat tanpa merasa perlu untuk peduli. Tapi K’Riza dengan wajah memelas (Ha! Bisa juga dia yang berwajah memelas...biasanya kan aku tuh...) minta tolong supaya aku ngajak ngobrol mereka. The problem is.... Aku ga ngerti Bahasa Korea SEDIKIT pun. And just to make it worse, ke-empat orang itu juga GA BISA Bahasa Inggris!!! Jadi usahaku untuk sekedar menanyai apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan lebih mirip monolog dari diriku. Kata-kata bahasa Inggris dari mereka cuma terbatas pada “No”, “Don’t understand”, “Don’t know”, “Sorry”. Huaaa.... Aku udah frustasi aja. Untunglah, tepat di saat aku udah mau ngelempar para orang itu dengan bangku saking keselnya melihat tatapan hampa dari mereka tiap kali aku nanya, rombongan lengkap mereka akhirnya datang. Ada profesornya mereka yang bisa Bahasa Inggris (Untunglah), dan ada staf Fakultas yang bisa Bahasa Korea (Thank God!!! Dari tadi kek...). Eh, ada si cowok-berkacamata-yang-cakep-tapi-menyebalkan itu juga ternyata. Tetap dengan gaya cool tapi ga ngerti apa-apanya. Huh. Menyebalkan. Eh, ternyata salah satu dari Profesor itu secara ajaib mengobrol denganku, and he gave me his name card!! Senangnya…. Yah, walaupun sebenarnya si Profesor (yang mengatakan dia tahu mana universitas-universitas yang bagus di dunia) membuatku sangat terpukul karena dia tidak tahu mengenai UGM (What???), it was very nice to talk with him. Such an honour.
Apakah pengalamanku dengan para orang Korea itu berakhir disitu? Hoho. TIDAK!! Ternyata entah habis salah makan apa, rombongan tiba-tiba saja terinspirasi untuk praktek analisis air di lab kami. Tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya. Gila aja, gimana para teknisi ga pada bete waktu mereka minta berbagai macam alat dan bahan secara mendadak. Dan masalah utama, tentu saja... BAHASA!!! Sebenernya dosen Kimia yang bisa bahasa Korea sih, P’Rodiansono. Tapi dia pas banget lagi ga ada. Jadi staf dosen Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam yang ngerti what those Korean are talking cuma dua, Idris dan Aditya. Forget Idris. Dia dari PS Matematika. Yang ada dia bengong kalo mereka minta ambilkan autoklaf. Adit masih mending, kan dia dari PS Biologi. Tapi tetep aja, secara aku berkeliaran di sana, and I can speak a little English, aku juga kelimpahan jadi translator dadakan. Dan aku sempat emosi jiwa, waktu berusaha memperjelas, mereka sebenarnya nyari labu takar, atau cuma tutupnya aja. K’Hasnah jadi ilfil waktu mereka secara tidak jelas mau make Spektrofotometer, tapi ga punya larutan standar. K’Riza jadi bete waktu aku berusaha mendorong-dorong dia untuk kenalan sama salah satu mahasiswa yang cewek (Lhoo..... siapa tau kan...). Dan aku? As usual, I have the tendency to embarass myself. Waktu berlari-lari mencarikan 36 (!!!!) erlenmeyer 250 mL (gila, mau dipake buat apa aja sih???), aku sempat terkilir 1 kali, dan terpeleset 2 kali.
It was such a chaotic situation. But when I think abut it again rite now, it was funny, actually. Waktu Adit berusaha menenangkan aku yang udah mau ngamuk karena mereka masih ga jelas mau minta sendok plastik atau sendok makan. Waktu aku menghina-dina mereka di hadapan mahasiswa, dan mereka hanya menatapku dengan hampa (Hahaha…sorry…tapi kayaknya kata “O’on” dan “Lelet” ga masuk di perbendaharaan kata Korea deh). Waktu K’Hasnah desperate, karena salah satu dari mereka tidak mengerti, apa yang harus dilakukan waktu absorbansi sampel punya dia pembacaannya over. Waktu K’Riza segitu nervous-nya, sampai salah mencet tombol dan malah menghapus data pembacaan (Ka, yakin ga mau minta nomer HP si cewek itu?). Waktu K’Rudi ngomel, karena alat-alat dia dipakai tanpa mengikuti prosedur peminjaman yang baku. K’Hasnah yang mondar-mandir dengan selembar kertas, mencatat alat-alat yang dipinjam. K’Riza yang dengan pasrahnya mengubek-ubek ruangannya demi erlenmeyer 50 mL. Adit yang berusaha menyabarkan aku. K’Rudi yang (TERPAKSA) merelakan pipet gondoknya pecah. Dan aku yang mencak-mencak karena akuades-ku mereka bawa begitu saja...
Fortunately, aku punya alasan untuk ga terus-terusan di lab. Dengan alasan rapat PS, ngaburlah daku jam 12.15 ke ruang PS (aku lama-lama kangen deh sama ruang dosen, sejak penelitian jadi jarang nongkrong disana). Di rapat PS pun ga kalah seru. Terutama adegan pertempuran penuh emosi antara aku dan Sunardi mengenai jatah pembagian jadwal ngajar PAT. Eeehhh... malah ternyata kita ngajarnya satu tim. Tapi tetep dapet jatah euy... Biokimia pula. Hhfff...
But, just like any other days...hari ini toh tetap sampai pada akhirnya.
Such an exhausting day. Hari yang aneh. Tapi tetap, it was fun… :)
Hari yang aneh. Pagi ini sendiri sebenarnya sudah dimulai dengan aneh. Sementara ke arah Utara langit pagi terlihat biru cerah, begitu aku menengok ke Selatan, langitnya biru tua keabu-abuan. Yah, apapun warnanya, warna langit pagi tadi bukan warna yang membangkitkan semangat untuk berangkat ke kampus dengan cerah ceria. Eniwei, karena pada dasarnya aku adalah PNS kebanggaan bangsa yang berdedikasi tinggi, tetaplah aku dengan gagah berani melangkah menuju medan perjuanganku di Banjarbaru. Jam 8 di pagi buta nyampe lab. Karena lab secara perlahan tapi pasti mulai penuh sesak dengan mahasiswa yang penelitian, maka salah satu kerjaan rutinku tiap pagi adalah langsung menyalakan mesin pembuat akuades. Kalo ga gitu, kayaknya bakal ada pertumpahan darah dalam rangka persaingan merebut akuades. Tapiiii…. Kok ya ada mahasiswa yang dengan isengnya membawa pulang kunci Ruang Asam!!! Bete banget. Kerjaan aku ketunda hampir 1 jam cuma gara-gara menunggu si mahasiswa Biologi itu dateng. Itupun dia muncul setelah di-sms K’Hasnah. Ha! Aku jadi merasa tidak perlu lagi mengomeli anak itu, karena yakin deh, sepatah dua patah kata dari K’Hasnah pasti udah cukup untuk membuatnya kapok membawa kunci.
Begitu tim humat-kitosan ku dateng, kita udah pada semangat mau kerja tuh. Eh, pas lewat depan Ruang Asam 1 (Atau Ruang Asam 3 sih? Aku ga pernah ngerti penomoran Lab), para rombongan mahasiswa Korea itu udah pada nongol. Tadinya aku mau lewat tanpa merasa perlu untuk peduli. Tapi K’Riza dengan wajah memelas (Ha! Bisa juga dia yang berwajah memelas...biasanya kan aku tuh...) minta tolong supaya aku ngajak ngobrol mereka. The problem is.... Aku ga ngerti Bahasa Korea SEDIKIT pun. And just to make it worse, ke-empat orang itu juga GA BISA Bahasa Inggris!!! Jadi usahaku untuk sekedar menanyai apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan lebih mirip monolog dari diriku. Kata-kata bahasa Inggris dari mereka cuma terbatas pada “No”, “Don’t understand”, “Don’t know”, “Sorry”. Huaaa.... Aku udah frustasi aja. Untunglah, tepat di saat aku udah mau ngelempar para orang itu dengan bangku saking keselnya melihat tatapan hampa dari mereka tiap kali aku nanya, rombongan lengkap mereka akhirnya datang. Ada profesornya mereka yang bisa Bahasa Inggris (Untunglah), dan ada staf Fakultas yang bisa Bahasa Korea (Thank God!!! Dari tadi kek...). Eh, ada si cowok-berkacamata-yang-cakep-tapi-menyebalkan itu juga ternyata. Tetap dengan gaya cool tapi ga ngerti apa-apanya. Huh. Menyebalkan. Eh, ternyata salah satu dari Profesor itu secara ajaib mengobrol denganku, and he gave me his name card!! Senangnya…. Yah, walaupun sebenarnya si Profesor (yang mengatakan dia tahu mana universitas-universitas yang bagus di dunia) membuatku sangat terpukul karena dia tidak tahu mengenai UGM (What???), it was very nice to talk with him. Such an honour.
Apakah pengalamanku dengan para orang Korea itu berakhir disitu? Hoho. TIDAK!! Ternyata entah habis salah makan apa, rombongan tiba-tiba saja terinspirasi untuk praktek analisis air di lab kami. Tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya. Gila aja, gimana para teknisi ga pada bete waktu mereka minta berbagai macam alat dan bahan secara mendadak. Dan masalah utama, tentu saja... BAHASA!!! Sebenernya dosen Kimia yang bisa bahasa Korea sih, P’Rodiansono. Tapi dia pas banget lagi ga ada. Jadi staf dosen Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam yang ngerti what those Korean are talking cuma dua, Idris dan Aditya. Forget Idris. Dia dari PS Matematika. Yang ada dia bengong kalo mereka minta ambilkan autoklaf. Adit masih mending, kan dia dari PS Biologi. Tapi tetep aja, secara aku berkeliaran di sana, and I can speak a little English, aku juga kelimpahan jadi translator dadakan. Dan aku sempat emosi jiwa, waktu berusaha memperjelas, mereka sebenarnya nyari labu takar, atau cuma tutupnya aja. K’Hasnah jadi ilfil waktu mereka secara tidak jelas mau make Spektrofotometer, tapi ga punya larutan standar. K’Riza jadi bete waktu aku berusaha mendorong-dorong dia untuk kenalan sama salah satu mahasiswa yang cewek (Lhoo..... siapa tau kan...). Dan aku? As usual, I have the tendency to embarass myself. Waktu berlari-lari mencarikan 36 (!!!!) erlenmeyer 250 mL (gila, mau dipake buat apa aja sih???), aku sempat terkilir 1 kali, dan terpeleset 2 kali.
It was such a chaotic situation. But when I think abut it again rite now, it was funny, actually. Waktu Adit berusaha menenangkan aku yang udah mau ngamuk karena mereka masih ga jelas mau minta sendok plastik atau sendok makan. Waktu aku menghina-dina mereka di hadapan mahasiswa, dan mereka hanya menatapku dengan hampa (Hahaha…sorry…tapi kayaknya kata “O’on” dan “Lelet” ga masuk di perbendaharaan kata Korea deh). Waktu K’Hasnah desperate, karena salah satu dari mereka tidak mengerti, apa yang harus dilakukan waktu absorbansi sampel punya dia pembacaannya over. Waktu K’Riza segitu nervous-nya, sampai salah mencet tombol dan malah menghapus data pembacaan (Ka, yakin ga mau minta nomer HP si cewek itu?). Waktu K’Rudi ngomel, karena alat-alat dia dipakai tanpa mengikuti prosedur peminjaman yang baku. K’Hasnah yang mondar-mandir dengan selembar kertas, mencatat alat-alat yang dipinjam. K’Riza yang dengan pasrahnya mengubek-ubek ruangannya demi erlenmeyer 50 mL. Adit yang berusaha menyabarkan aku. K’Rudi yang (TERPAKSA) merelakan pipet gondoknya pecah. Dan aku yang mencak-mencak karena akuades-ku mereka bawa begitu saja...
Fortunately, aku punya alasan untuk ga terus-terusan di lab. Dengan alasan rapat PS, ngaburlah daku jam 12.15 ke ruang PS (aku lama-lama kangen deh sama ruang dosen, sejak penelitian jadi jarang nongkrong disana). Di rapat PS pun ga kalah seru. Terutama adegan pertempuran penuh emosi antara aku dan Sunardi mengenai jatah pembagian jadwal ngajar PAT. Eeehhh... malah ternyata kita ngajarnya satu tim. Tapi tetep dapet jatah euy... Biokimia pula. Hhfff...
But, just like any other days...hari ini toh tetap sampai pada akhirnya.
Such an exhausting day. Hari yang aneh. Tapi tetap, it was fun… :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
So...that's how Koreans make your day? Quite a long story and I think you should start taking the Korean lesson...(The one provided for free itu lo Miii)
BalasHapusAnyong Haseo....*giggle*