Rabu, 15 Agustus 2007

And the Sky is Just So Blue...

Aku suka sekali liat langit. Lagi seneng, lagi bete, lagi bengong, dalam kondisi apapun, looking at the sky usually makes me feel better. Aku kok ngerasa, seberat apapun beban dunia, langit yang luas akan tetap selalu siap menanggungnya… Aku suka melihat langit yang berwarna ungu pucat di saat fajar, langit yang biru pucat di pagi hari, langit biru cerah dengan awan putih di siang hari, atau langit keemasan di sore hari. Bahkan di malam hari, saat semua sudah lelah, langit semakin cantik dengan taburan bintang sebagai penghiasnya. Kalo ga salah, terkait dengan masalah psikologi dan sejenisnya, warna biru tuh memang menimbulkan rasa tentram dan damai. Wah, kalo gitu, pas banget kan kenapa Tuhan menciptakan langit itu warnanya biru, supaya manusia jadi merasa damai tiap kali menatap ke langit. Kebayang nggak sih seandainya warna langit tuh kuning ngejreng…Yang ada semua orang bakal menjadikan kacamata hitam sebagai salah satu perlengkapan pribadi. Bukan dengan alasan fashionable, tapi karena silau! Atau gimana coba kalo langit warnanya merah? Secara warna merah katanya memang bikin emosi dan naik darah, kayaknya buku sejarah dunia isinya adalah tentang perang melulu. Hmm…gimana kalau langit warnanya ga cuma hitam di malam hari, tapi juga hitam di siang hari? Aduh, enggak deh, walaupun dengan begitu perpaduan warnanya dengan warna awan yang putih jadi terlihat fashionable, kayaknya malah bikin depresi deh.
Wah, kalo liat perenungan aku yang seperti ini, kayaknya sangat tidak mungkin aku bisa mengampu mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Kalo ga salah, jawaban atas pertanyaan “Kenapa langit warnanya biru?” ada penjelasan ilmiahnya deh. Menyangkut lapisan atmosfer dan semacamnya. Tapi kalo buat aku, jawabannya sederhana: “Langit berwarna biru, karena Tuhan ingin manusia akan kembali merasa sejuk tiap kali menatap langit, seberat apapun hari yang dilaluinya saat itu…”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 15 Agustus 2007

And the Sky is Just So Blue...

Aku suka sekali liat langit. Lagi seneng, lagi bete, lagi bengong, dalam kondisi apapun, looking at the sky usually makes me feel better. Aku kok ngerasa, seberat apapun beban dunia, langit yang luas akan tetap selalu siap menanggungnya… Aku suka melihat langit yang berwarna ungu pucat di saat fajar, langit yang biru pucat di pagi hari, langit biru cerah dengan awan putih di siang hari, atau langit keemasan di sore hari. Bahkan di malam hari, saat semua sudah lelah, langit semakin cantik dengan taburan bintang sebagai penghiasnya. Kalo ga salah, terkait dengan masalah psikologi dan sejenisnya, warna biru tuh memang menimbulkan rasa tentram dan damai. Wah, kalo gitu, pas banget kan kenapa Tuhan menciptakan langit itu warnanya biru, supaya manusia jadi merasa damai tiap kali menatap ke langit. Kebayang nggak sih seandainya warna langit tuh kuning ngejreng…Yang ada semua orang bakal menjadikan kacamata hitam sebagai salah satu perlengkapan pribadi. Bukan dengan alasan fashionable, tapi karena silau! Atau gimana coba kalo langit warnanya merah? Secara warna merah katanya memang bikin emosi dan naik darah, kayaknya buku sejarah dunia isinya adalah tentang perang melulu. Hmm…gimana kalau langit warnanya ga cuma hitam di malam hari, tapi juga hitam di siang hari? Aduh, enggak deh, walaupun dengan begitu perpaduan warnanya dengan warna awan yang putih jadi terlihat fashionable, kayaknya malah bikin depresi deh.
Wah, kalo liat perenungan aku yang seperti ini, kayaknya sangat tidak mungkin aku bisa mengampu mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Kalo ga salah, jawaban atas pertanyaan “Kenapa langit warnanya biru?” ada penjelasan ilmiahnya deh. Menyangkut lapisan atmosfer dan semacamnya. Tapi kalo buat aku, jawabannya sederhana: “Langit berwarna biru, karena Tuhan ingin manusia akan kembali merasa sejuk tiap kali menatap langit, seberat apapun hari yang dilaluinya saat itu…”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar