Senin, 06 Agustus 2007

Sebuah Pengakuan…dan Deskripsi Naratif Tentangnya..

(Originally written on August 4)


Ya udah deh.... Aku mengaku. Aku menghabiskan Rp. 35.000,00 untuk melewatkan malam Minggu ini dengan ngapain coba? Nonton shownya Ihsan. Ya. Ihsan Tarore. Yang menang Indonesian Idol 2006 kemaren. Oke, jadi....bengongnya udah selesai? Atau mungkin masih pengen ketawa lebih lama lagi? Tolong ya, sampai kavling kami bersebelahan di surga nanti pun, Ita bakal tetap mencela dan menistakan diriku tentang ini, jadi...jangan menambah deretan orang yang tengah mengantri untuk mengungkapkan keterkejutan, keheranan, ataupun hanya ingin mencela diriku... Aku memang ngefans banget sama Ihsan, dari dulu, so what? Well, instead of the fact that he is soooooo much more younger than me, sehingga layak dikategorikan sebagai berondong, he really has the look that I like.
Jadi, acara sebenernya adalah Lomba Penyanyi Remaja, diselenggarakan di Shinta International Restaurant, Banjarmasin. Jadi, mungkin sebagai salah satu bentuk latihan kesabaran, sebelum bisa melihat Ihsan, aku harus melihat 6 orang ‘remaja’ yang berjuang jadi juara. Untungnya, sebagian besar peserta memang bagus-bagus. Kecuali salah satu peserta yang bikin aku tambah banyak dosa, karena waktu liat dia nyanyi aku terus-menerus mencela penampilannya dalam hati. Hmm…. Kemeja ketat warna merah lampu lalu lintas, celana kulit hitam yang ketat banget, sepatu bot dengan hiasan paku-paku yang berkilauan, sementara si peserta adalah cowok gempal berambut keriting yang dicat kemerahan sehingga sekilas membuatnya terlihat seperti ayam bekisar. Mana dia nyanyi lagu Samson yang Akhir Rasa Ini dengan gaya boyband, dan full senyum pula… Haduh. Belum lagi para penontonnya tuh ya…paling tua anak SMA kelas 3 deh kayaknya. Sekali ada yang udah tua, orang tua yang nganterin anaknya. Walah. Dan karena ini pada dasarnya adalah lomba nyanyi, jadi aja terjadi pertempuran yel-yel antar suporter. Aku sempet rada panik, karena salah satu peserta dari SMP 6, dan anaknya Bu Ninis, Dekan kami, juga siswa SMP 6, gimana coba kalo dia ikut nonton dengan diantar orang tuanya? Halah. Gua minta mutasi aja ke Universitas Haluoleo, atau Universitas manapun yang nyebutnya pake mikir. Pas peserta keempat, ada teriakan histeris dari atas...eh, bener, Ihsan udah dateng. Gilaaaa.....itu kedengeran kayak air bah lho waktu para anak-anak itu pada grubuk-grubuk mengejar Ihsan yang diselamatkan oleh security ke backstage. Hmm... walaupun konsentrasi peserta mulai terbelah, antara ngasih dukungan ke 2 orang peserta lagi yang masih bersusah payah menghimpun segenap perhatian penonton, dengan usaha meminta belas kasihan panitia supaya bisa masuk ke ruang ganti, the show must go on. Apalagi karena pada dasarnya ini acara yang sangat disupport oleh Pemprov, sebelum Ihsan nongol, kami masih harus bersabar mendengarkan Asisten Gubernur (Iya. Gua juga heran.) nyanyi satu lagu dulu di atas panggung. Eh, belum cukup kami mendengarkan orang ga penting itu menampilkan diri di atas panggung, kami masih harus menikmati satu persembahan lagi dari si ketua panitia (yang rupanya adalah penyanyi lokal jaman dulu yang masih belum rela melupakan euforia tampil di atas pentas), Ibu ketua panitia ini dengan penuh percaya diri menyanyikan 2 buah lagu, lengkap dengan penyanyi latar. Aku jadi curiga, jangan-jangan dia rela jadi ketua panitia cuma demi mengharapkan kesempatan mentas lagi.
Yah, sesudah selingan-selingan membetekan tersebut, akhirnya....Ihsan muncul!!! Huaaaa....aku langsung lupa umur, lupa status, lupa profesi, dan bergabung dengan segerombolan anak-anak di bawah umur menyerbu panggung... Well, dari lima lagu yang dinyanyiin Ihsan, kayaknya aku menyimpulkan beberapa fakta berikut :



  1. Siapapun yang bilang Ihsan itu cakep, dia salah. Ihsan itu...CAKEP BANGET!!! He is just soooooo gorgeous and cute and adorable. Dan kalo bilang Ihsan keliatan cakep di TV, bakal narik ucapannya kalo ngeliat Ihsan secara langsung..dia jauh lebih cakep aslinya.

  2. Penampilan Ihsan di TV menipu. Dia lebih cakep aslinya. Eh, sudah aku sebutkan barusan ya…sorriii….
    He is humble..

  3. Para ABG itu bisa sangat mengerikan kalo udah neriakin nama idolanya, dan sumpah deh, jejeritannya mereka lebih parah kalo si idola tersenyum

  4. Kalo mau motret dalam acara kayak gitu, ga usah pake night-mode. Terus di-set untuk obyek yang bergerak. Yakinkan juga bahwa batere dan kartu memori cukup untuk memuaskan nafsu dan dahaga untuk memperoleh dokumentasi atas setiap gerakan obyek sasaran.

  5. Ga usah peduli etika kalo udah nonton yang model beginian… Aku aja, begitu ada kesempatan langsung duduk di tepi panggung… Bodo amat, lha wong posisinya malah jadi strategis banget kok!

    Hehehe….aku jadi senyum-senyum sendiri, akhirnya kesampaian juga… suatu akhir yang cukup menyenangkan untuk minggu ini, mengingat dalam minggu ini, begitu banyak kejadian yang, jujur saja, bikin capek.
    Ihsaaaannnn…..haduh…kok bisa ya dia punya aura yang sangat mempesona seperti itu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 06 Agustus 2007

Sebuah Pengakuan…dan Deskripsi Naratif Tentangnya..

(Originally written on August 4)


Ya udah deh.... Aku mengaku. Aku menghabiskan Rp. 35.000,00 untuk melewatkan malam Minggu ini dengan ngapain coba? Nonton shownya Ihsan. Ya. Ihsan Tarore. Yang menang Indonesian Idol 2006 kemaren. Oke, jadi....bengongnya udah selesai? Atau mungkin masih pengen ketawa lebih lama lagi? Tolong ya, sampai kavling kami bersebelahan di surga nanti pun, Ita bakal tetap mencela dan menistakan diriku tentang ini, jadi...jangan menambah deretan orang yang tengah mengantri untuk mengungkapkan keterkejutan, keheranan, ataupun hanya ingin mencela diriku... Aku memang ngefans banget sama Ihsan, dari dulu, so what? Well, instead of the fact that he is soooooo much more younger than me, sehingga layak dikategorikan sebagai berondong, he really has the look that I like.
Jadi, acara sebenernya adalah Lomba Penyanyi Remaja, diselenggarakan di Shinta International Restaurant, Banjarmasin. Jadi, mungkin sebagai salah satu bentuk latihan kesabaran, sebelum bisa melihat Ihsan, aku harus melihat 6 orang ‘remaja’ yang berjuang jadi juara. Untungnya, sebagian besar peserta memang bagus-bagus. Kecuali salah satu peserta yang bikin aku tambah banyak dosa, karena waktu liat dia nyanyi aku terus-menerus mencela penampilannya dalam hati. Hmm…. Kemeja ketat warna merah lampu lalu lintas, celana kulit hitam yang ketat banget, sepatu bot dengan hiasan paku-paku yang berkilauan, sementara si peserta adalah cowok gempal berambut keriting yang dicat kemerahan sehingga sekilas membuatnya terlihat seperti ayam bekisar. Mana dia nyanyi lagu Samson yang Akhir Rasa Ini dengan gaya boyband, dan full senyum pula… Haduh. Belum lagi para penontonnya tuh ya…paling tua anak SMA kelas 3 deh kayaknya. Sekali ada yang udah tua, orang tua yang nganterin anaknya. Walah. Dan karena ini pada dasarnya adalah lomba nyanyi, jadi aja terjadi pertempuran yel-yel antar suporter. Aku sempet rada panik, karena salah satu peserta dari SMP 6, dan anaknya Bu Ninis, Dekan kami, juga siswa SMP 6, gimana coba kalo dia ikut nonton dengan diantar orang tuanya? Halah. Gua minta mutasi aja ke Universitas Haluoleo, atau Universitas manapun yang nyebutnya pake mikir. Pas peserta keempat, ada teriakan histeris dari atas...eh, bener, Ihsan udah dateng. Gilaaaa.....itu kedengeran kayak air bah lho waktu para anak-anak itu pada grubuk-grubuk mengejar Ihsan yang diselamatkan oleh security ke backstage. Hmm... walaupun konsentrasi peserta mulai terbelah, antara ngasih dukungan ke 2 orang peserta lagi yang masih bersusah payah menghimpun segenap perhatian penonton, dengan usaha meminta belas kasihan panitia supaya bisa masuk ke ruang ganti, the show must go on. Apalagi karena pada dasarnya ini acara yang sangat disupport oleh Pemprov, sebelum Ihsan nongol, kami masih harus bersabar mendengarkan Asisten Gubernur (Iya. Gua juga heran.) nyanyi satu lagu dulu di atas panggung. Eh, belum cukup kami mendengarkan orang ga penting itu menampilkan diri di atas panggung, kami masih harus menikmati satu persembahan lagi dari si ketua panitia (yang rupanya adalah penyanyi lokal jaman dulu yang masih belum rela melupakan euforia tampil di atas pentas), Ibu ketua panitia ini dengan penuh percaya diri menyanyikan 2 buah lagu, lengkap dengan penyanyi latar. Aku jadi curiga, jangan-jangan dia rela jadi ketua panitia cuma demi mengharapkan kesempatan mentas lagi.
Yah, sesudah selingan-selingan membetekan tersebut, akhirnya....Ihsan muncul!!! Huaaaa....aku langsung lupa umur, lupa status, lupa profesi, dan bergabung dengan segerombolan anak-anak di bawah umur menyerbu panggung... Well, dari lima lagu yang dinyanyiin Ihsan, kayaknya aku menyimpulkan beberapa fakta berikut :



  1. Siapapun yang bilang Ihsan itu cakep, dia salah. Ihsan itu...CAKEP BANGET!!! He is just soooooo gorgeous and cute and adorable. Dan kalo bilang Ihsan keliatan cakep di TV, bakal narik ucapannya kalo ngeliat Ihsan secara langsung..dia jauh lebih cakep aslinya.

  2. Penampilan Ihsan di TV menipu. Dia lebih cakep aslinya. Eh, sudah aku sebutkan barusan ya…sorriii….
    He is humble..

  3. Para ABG itu bisa sangat mengerikan kalo udah neriakin nama idolanya, dan sumpah deh, jejeritannya mereka lebih parah kalo si idola tersenyum

  4. Kalo mau motret dalam acara kayak gitu, ga usah pake night-mode. Terus di-set untuk obyek yang bergerak. Yakinkan juga bahwa batere dan kartu memori cukup untuk memuaskan nafsu dan dahaga untuk memperoleh dokumentasi atas setiap gerakan obyek sasaran.

  5. Ga usah peduli etika kalo udah nonton yang model beginian… Aku aja, begitu ada kesempatan langsung duduk di tepi panggung… Bodo amat, lha wong posisinya malah jadi strategis banget kok!

    Hehehe….aku jadi senyum-senyum sendiri, akhirnya kesampaian juga… suatu akhir yang cukup menyenangkan untuk minggu ini, mengingat dalam minggu ini, begitu banyak kejadian yang, jujur saja, bikin capek.
    Ihsaaaannnn…..haduh…kok bisa ya dia punya aura yang sangat mempesona seperti itu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar