Rabu, 29 Agustus 2007

Unwritten

Hm. Judulnya salah kali ya. Buktinya sekarang written kan...? Untold kali ya... atau unsaid? Ah, whatever lah... yang aku maksud adalah, hal-hal inilah yang aku sebenernya pengeeeeen banget ngomong ke kamu, tapi ga nyampe. Ga nyampe hati sama diriku sendiri. Padahal aku pengen banget mengguncang-guncang bahu kamu sambil nanya...”Terus maksudmu apa sih?”. Iya, tau nggak sih, sikap kamu yang sekarang ini bikin bingung. Kamu yang suka sok cuek di depanku dan di depan dia, tapi berubah menjadi orang yang beda banget di setiap pesan yang kamu kirim. Gimana aku ga bingung, coba??? Bayangkan, aku sampe sempet konsultasi masalah hati gitu sama Eko, yang dengan serius ngomong gini : ”Kayaknya dia ga serius deh Mbak...”. Hah? Iya ya? Soalnya kalo aku ceritanya ke temen-temenku yang cewek...jawabannya beda. Mungkin itu masalahnya ya. Masalah gender. Ketika kau sebagai kaum lelaki menganggap bahwa apa yang kamu lakukan itu meaningless, kami ga bisa menganggap itu ga serius. Tapi, kalo memang ga serius...kamu sadar ga sih, bahwa ini sudah berlangsung selama satu tahun lebih???? Aku udah nyoba lagi, buat menganggap bahwa itu cuma sekedar intermezzo bagi aku, bagi kamu. Tapi setiap kali aku pengen seperti itu, kamu tiba-tiba tersenyum lagi padaku...dengan tatapan matamu itu. Iya. Tatapan mata yang sejuk. Yang begitu damai. Yang sempat aku inginkan, hanya untuk aku. Aku ga bakalan boong kalo bilang, aku suka deg-degan ga jelas sendiri setiap kali ada alasan dan kesempatan buat ketemu kamu. Buat ngeliat kamu. Dan tiap kali kamu senyum ke aku, ada sesuatu yang menari di dalam diriku. Rasanya aneh, tapi menyenangkan. Tiap kali aku bisa menatap wajahmu dan menemukan tatapan damaimu itu, jantungku membuat nafasku sesak. Tapi ada saat-saat dimana kau justru hanya menatapku sesaat, dan memalingkan wajah. Terutama saat ada dia. Maka rasa aneh yang menyenangkan itu tidak akan ada, hanya rasa nyeri, di dada sebelah kiri. Apa memang benar di sebelah situ hati kita berada? Karena jika iya, berarti hatikulah yang terasa sesak itu. Aku ga tau, kamu sadar atau enggak, bahwa seringkali, kamu bikin aku hampir nangis. Karena begitu putus asa untuk bisa mengerti, apa sebenernya maksud kamu. Apakah karena aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dia yang dulu pernah bersamamu? Sekarang aku ngerti, gimana Radiohead bisa terdengar sangat desperate waktu nyanyi : ”I want you to notice when I’m not around... I wish I was special, so fucking special…”. Itu yang aku pengen sebenernya, bahwa kamu menyadari keberadaanku, dan peduli atas ketidakberadaanku. Apakah memang I don’t belong there, by your side? Kamu membuat aku seperti tokoh sinetron, yang tiba-tiba saja melamun mendengarkan lagu-lagu melankolis, yang langsung mikir : “Ih, ni lagu gue banget deh…” setiap kali mendengar lirik lagu yang mellow-mellow gitu… Aku dulu pernah bilang, bahwa aku cukup senang memilikimu sebagai “A Mysterious Friend of Mine”, dan kamu pun bilang bahwa :”lebih asyik begini..”. Aku pengen mencabut pernyataanku itu, karena misterius sudah terasa terlalu melelahkan… Rahasia yang ada bersamamu terlalu rumit untuk aku mengerti.
Seandainya bisa, aku pengen duduk berdua dengan kamu, hanya untuk bertanya, dan mendengar jawaban dari kamu. Tentang kenapa kamu memulai semua ini. Iya, akumasih dengan penuh percaya diri menganggap, bahwa semua ini kamu yang mengawali.Aku juga ingin bertanya tentang kenapa kamu pernah menghilang, dan muncul kembali. Aku ingin bertanya, tentang sikapmu yang tak tebaca. Aku ingin tahu, kamu pengen aku seperti apa...
I just wish that I could read you... Aku tidak sanggup membayangkan, apa yang akan terjadi selanjutnya, jika memang cerita antara kita itu tidak akan pernah tercipta….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 29 Agustus 2007

Unwritten

Hm. Judulnya salah kali ya. Buktinya sekarang written kan...? Untold kali ya... atau unsaid? Ah, whatever lah... yang aku maksud adalah, hal-hal inilah yang aku sebenernya pengeeeeen banget ngomong ke kamu, tapi ga nyampe. Ga nyampe hati sama diriku sendiri. Padahal aku pengen banget mengguncang-guncang bahu kamu sambil nanya...”Terus maksudmu apa sih?”. Iya, tau nggak sih, sikap kamu yang sekarang ini bikin bingung. Kamu yang suka sok cuek di depanku dan di depan dia, tapi berubah menjadi orang yang beda banget di setiap pesan yang kamu kirim. Gimana aku ga bingung, coba??? Bayangkan, aku sampe sempet konsultasi masalah hati gitu sama Eko, yang dengan serius ngomong gini : ”Kayaknya dia ga serius deh Mbak...”. Hah? Iya ya? Soalnya kalo aku ceritanya ke temen-temenku yang cewek...jawabannya beda. Mungkin itu masalahnya ya. Masalah gender. Ketika kau sebagai kaum lelaki menganggap bahwa apa yang kamu lakukan itu meaningless, kami ga bisa menganggap itu ga serius. Tapi, kalo memang ga serius...kamu sadar ga sih, bahwa ini sudah berlangsung selama satu tahun lebih???? Aku udah nyoba lagi, buat menganggap bahwa itu cuma sekedar intermezzo bagi aku, bagi kamu. Tapi setiap kali aku pengen seperti itu, kamu tiba-tiba tersenyum lagi padaku...dengan tatapan matamu itu. Iya. Tatapan mata yang sejuk. Yang begitu damai. Yang sempat aku inginkan, hanya untuk aku. Aku ga bakalan boong kalo bilang, aku suka deg-degan ga jelas sendiri setiap kali ada alasan dan kesempatan buat ketemu kamu. Buat ngeliat kamu. Dan tiap kali kamu senyum ke aku, ada sesuatu yang menari di dalam diriku. Rasanya aneh, tapi menyenangkan. Tiap kali aku bisa menatap wajahmu dan menemukan tatapan damaimu itu, jantungku membuat nafasku sesak. Tapi ada saat-saat dimana kau justru hanya menatapku sesaat, dan memalingkan wajah. Terutama saat ada dia. Maka rasa aneh yang menyenangkan itu tidak akan ada, hanya rasa nyeri, di dada sebelah kiri. Apa memang benar di sebelah situ hati kita berada? Karena jika iya, berarti hatikulah yang terasa sesak itu. Aku ga tau, kamu sadar atau enggak, bahwa seringkali, kamu bikin aku hampir nangis. Karena begitu putus asa untuk bisa mengerti, apa sebenernya maksud kamu. Apakah karena aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dia yang dulu pernah bersamamu? Sekarang aku ngerti, gimana Radiohead bisa terdengar sangat desperate waktu nyanyi : ”I want you to notice when I’m not around... I wish I was special, so fucking special…”. Itu yang aku pengen sebenernya, bahwa kamu menyadari keberadaanku, dan peduli atas ketidakberadaanku. Apakah memang I don’t belong there, by your side? Kamu membuat aku seperti tokoh sinetron, yang tiba-tiba saja melamun mendengarkan lagu-lagu melankolis, yang langsung mikir : “Ih, ni lagu gue banget deh…” setiap kali mendengar lirik lagu yang mellow-mellow gitu… Aku dulu pernah bilang, bahwa aku cukup senang memilikimu sebagai “A Mysterious Friend of Mine”, dan kamu pun bilang bahwa :”lebih asyik begini..”. Aku pengen mencabut pernyataanku itu, karena misterius sudah terasa terlalu melelahkan… Rahasia yang ada bersamamu terlalu rumit untuk aku mengerti.
Seandainya bisa, aku pengen duduk berdua dengan kamu, hanya untuk bertanya, dan mendengar jawaban dari kamu. Tentang kenapa kamu memulai semua ini. Iya, akumasih dengan penuh percaya diri menganggap, bahwa semua ini kamu yang mengawali.Aku juga ingin bertanya tentang kenapa kamu pernah menghilang, dan muncul kembali. Aku ingin bertanya, tentang sikapmu yang tak tebaca. Aku ingin tahu, kamu pengen aku seperti apa...
I just wish that I could read you... Aku tidak sanggup membayangkan, apa yang akan terjadi selanjutnya, jika memang cerita antara kita itu tidak akan pernah tercipta….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar